PENDAHULUAN
1. Latar belakang
1
fungsi sel hospes juga dihambat. Toksisitas misalnya supresi sumsum tulang telah
menghalangi obat di atas digunakan secara parental kecuali vidarabin. Hanya
idoksuridin dan vidarabin yang saat ini masih dapat digunakan secara topikal sebagai
obat pilihan kedua dan ketiga pada herpes simplex keratin konjunctifitis. Obat anti virus
generasi baru pada umumnya bekerja lebih selektif terutama asiklovir sehingga
toksisitasnya lebih rendah.
Berdasarkan pemaparan materi diatas maka penulis tertarik untuk membuat
makalah yang berjudul Anti Virus.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui jenis penyakit anti virus
b. Untuk mengetahui jenis obat anti virus
c. Untuk mengetahui hubungan penyakit dan obat anti virus
d. Untuk mengetahui proses keperawatan dari obat-obat anti virus
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Ini termasuk orang
dengan penyakit HIV, dan orang di atas usia 50 tahun.
Jangkitan herpes zoster hampir selalu terjadi hanya pada satu sisi tubuh.
Setelah beberapa hari, ruam muncul pada daerah kulit yang berhubungan dengan
saraf yang meradang. Lepuh kecil terbentuk, dan berisi cairan. Kemudian lepuh
pecah dan berkeropang. Jika lepuh digaruk, infeksi kulit dapat terjadi. Ini
membutuhkan pengobatan dengan antibiotik dan mungkin menimbulkan bekas.
Biasanya, ruam hilang dalam beberapa minggu, tetapi kadang-kadang rasa nyeri
yang berat dapat bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kondisi ini
disebut “neuralgia pascaherpes”.
c. HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang
menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia terutama Sel T CD4+ dan
makrofaga, komponen vital dari sistem sistem kekebalan tubuh "tuan rumah" dan
menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan
pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kekurangan
imun. HIV merupakan penyebab dasar AIDS. HIV berbeda dalam struktur dengan
retrovirus yang dijelaskan sebelumnya. Besarnya sekitar 120 nm dalam diameter
(seper 120 milyar meter, kira-kira 60 kali lebih kecil dari sel darah merah) dan
kasarnya "spherical".
HIV menular melalui hubungan kelamin dan hubungan seks oral, atau
melalui anus, transfusi darah, penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui
injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan, dan antara ibu dan bayinya selama
masa hamil, kelahiran dan masa menyusui. UNAIDS transmission. Penggunaan
4
pelindung fisik seperti kondom latex dianjurkan untuk mengurangi penularan HIV
melalui seks. Belakangan ini, diusulkan bahwa penyunatan dapat mengurangi
risiko penyebaran virus HIV, tetapi banyak ahli percaya bahwa hal ini masih
terlalu awal untuk merekomendasikan penyunatan lelaki dalam rangka mencegah
HIV.
Pada akhir tahun 2004 diperkirakan antara 36 hingga 44 juta orang yang
hidup dengan HIV, 25 juta di antaranya adalah penduduk sub-Sahara Afrika.
Perkiraan jumlah orang yang terinfeksi HIV di seluruh dunia pada tahun 2004
adalah antara 4,3 juta hingga 6,4 juta orang. (AIDS epidemic update December
2004).
Di Asia, wabah HIV terutama disebabkan oleh para pengguna obat bius
lewat jarum suntik, hubungan seks baik antarpria maupun dengan pekerja seks
komersial, dan pelanggannya, serta pasangan seks mereka. Pencegahannya masih
kurang memadai.
1. Antinonretrovirus
- Antivirus untuk herpes
- Antivirus untuk influenza
- Antivirus untuk HBV dan HCV
2. Antiretrovirus
- Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)
- Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI)
- Non- Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
- Protease inhibitor (PI)
- Viral entry inhibitor
5
SENYAWA MEKANISME KERJA
Asiklovir Dimetabolisme menjadi asiklovr trifosfat, yang
menghambat DNA polimerase virus
6
NRTI Menghentikan perpanjangan rantai DNA virus, dengan
cara bergabung pada ujung 3 rantai DNA virus
➢ Antinonretrovirus
• Obat antivirus untuk herpes
Obat-obat yang aktif terhadap virus herpes umumnya merupakan
antimetabolit yang mengalami bioaktivasi melalui enzim kinase sel hospes atau
virus untuk membentuk senyawa yang dapat menghambat DNA polimerase virus.
Gambaran mekanisme kerja obat-obat antimetabolit (analog purin dan pirimidin)
sebagai anti virus.
7
• ASIKLOVIR
Asiklovir [9-(2-hidroksietoksimetilguanin)] merupakan obat sintetik jenis
analog nukleosida purin. Sifat antivirus asiklovir terbatas pada kelompok virus
herpes.
1. Farmakokinetik
Asiklovir bersifat konsisten mengikuti model dua-kompartemen;
volume distribusi taraf mantap kira-kira sama dengan volume cairan tubuh.
Kadar plasma taraf mantap setelah dosis oral ialah 0,5 ug/ml setelah dosis 200
mg dan 1,3 ug/ml setelah dosis 600 mg. pada pasien dengan fungsi ginjal
normal, waktu paruh eliminasi kira-kira 2 ½ jam pada orang dewasa dan 4 jam
pada neonatus serta 20 jam pada pasien anuria. Kadar obat juga dapat diukur
di saliva, cairan lesi dan secret vagina. Kadar cairan serebrospinal mencapai
setengah kadar plasma. Di ASI kadarnya lebih tinggi. Lebih dari 80% dosis
obat dieliminasi melalui filtasi glomerulus ginjal dan sebagian kecil melalui
sekresi tubuli. Hanya sekitar 15% dosis obat yang diberikan dapat ditemukan
kembali di urine sebagai metabolit inaktif.
2. Mekanisme kerja
Asiklovir merupakan analog 2’-deoksiguanosin. Asiklovir adalah suatu
prodrug yang beru memiliki efek antivirus setelah dimetabolisme menjadi
asiklovir trifosfat.
Langkah yang penting dari proses ini adalah pembentukan asiklovir
monofosfat yang dikatalisis oleh timidin kinase pada sel hospes yang terinfeksi
oleh virus herpes atau varicella zoster atau oleh fosfotransferase yang
dihasilkan oleh sitomegalo virus, kemudian enzim seluler menambahkan gugus
fosfat untuk membentuk asiklovir difosfat dan asiklovir trifosfat. Asiklovir
trifosfat menghambat sintesis DNA virus dengan cara kompetisi dengan 2’-
deoksiguanosin trifosfat dengan substrat DNA polimerase virus. Jika asiklovir
(dan bukan 2’-deosiguanosin) yang masuk ketahap replikasi DNA virus,
sintesis berhenti. Inkorporasi asiklovir monofosfat ke DNA virus
10
bersifat ireversibel karena enzim eksonuklease tidak dapat memperbaikinya.
Pada proses ini, DNA polimerase virus menjadi inaktif.
3. Resistensi
Resistensi terhadap asiklovir disebabkan oleh mutasi pada gen timidin
kinase virus atau pada gen DNA polimerase.
4. Indikasi
Infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik lokal maupun sistemik (termasuk
keratitis herpetik, herpetik ensefalitis, herpes genitalia, herpes neonatal dan
herpes labialis) dan infeksi VZV (varisela dan herpes zoster). Karena kepekaan
asiklovir terhadap VZV kurang dibandingkan dengan HSV, dosis yang
diperlukan untuk terapi kasus varicella dan zoster jauh lebih tinggi dari pada
terapi infeksi HSV.
11
NNRTI Reverse transcriptase virus
PI Protease virus
5. Dosis
Untuk herpes genital ialah 5 kali sehari 200 mg tablet, sedangkan
untuk herpes zoster ialah 4 kali sehari 400 mg. Penggunaan topikal untuk
keratitis herpetik adalah dalam bentuk krim ophthalmic 30 % dank rim 5 %
untuk herpes labialis. Untuk herpes ensefalitis, HSV berat lainnya dan infeksi
VZV digunakan asiklovir intravena 30 mg/kg BB perhari.
6. Efek samping
Asiklovir pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Asiklovir
topikal dalam pembawa polietilen glikol dapat menyebabkan iritasi mukosa dan
rasa terbakar dan sifatnya sementara jika dipakai pada luka genitalia. Asiklovir
oral, walaupun jarang dapat menyebabkan mual, diare, ruam dan sakit kepala;
dan sangat jarang dapat menyebabkan insufiensi renal dan neurotoksitas.
• VALASIKLOVIR
Valaksiklovir merupakan ester L-valil dari asiklovir dan hanya terdapat
dalam formulasi oral. Setelah ditelan, vasiklovir dengan cepat diubah menjadi
asiklovir melalui enzim valasiklovir hidrolase di saluran cerna dan di hati.
1. Farmakokinetik
Bioavailabilitas oralnya 3 hingga 5 kali asiklovir (54%) dan waktu
paruh eliminasinya 2-3 jam, waktu paruh intraselnya 1-2 jam. Kurang dari
1% dari dosis valasiklovir ditemukan di urine selebihnya dieliminasi sebagai
asiklovir.
2. Mekanisme kerja dan resistensi
Sama dengan asiklovir
3. Indikasi
12
Valasiklovir terbukti efektif dalam terapi infeksi yang disebabkan oleh
virus herpes simpleks, virus varicella-zoster dan sebagai profilaksis terhadap
penyakit yang disebabkan sitomegalovirus.
4. Sediaan dan dosis
Untuk herpes genital per oral 2 kali sehari 500 mg tablet selama 10 hari.
Untuk herpes zoster 3 kali sehari 2 tablet 500 mg selama 7 hari.
5. Efek samping
Sama dengan asiklovir. Pernah terdapat laporan valasiklovir
menyebabkan mikroangiopati trombolik pada pasien imunosupresi yang
menerima beberapa macam obat.
• GANSIKLOVIR
Gansiklovir berbeda dari asiklovir dengan adanya penambahan gugus
hidroksimetil pada posisi 3’ rantai samping asikliknya. Metabolisme dan dan
mekanisme kerjanya sama denga asiklovir. Yang sedikit berbeda adalah pada
gansiklovir terdapat karbon 3’ dengan gugus hidroksil, sehingga masih
memungkinkan adanya perpanjangan primer dengan template, jadi gansiklovir
bukanlah DNA chain terminator yang absolute seperti asiklovir.
1. Farmakokinetik
Bioavailabilitas oral sangat rendah sehingga gansiklovir diberikan
melalui infus intravena. Obat ini tersebar luas keberbagai jaringan termasuk
otak. Kadar di plasma mencapai diatas kadar hambat minimum (KHM) untuk
isolat CMV yakni 0,02-3,0 ug/ml. Waktu paruh berkisar antara 3-4 jam tetapi
menjadi sekitar 30 jam pada penderita gagal ginjal yang hebat. Penelitian pada
hewan memperlihatkan bahwa gansiklovir dieksresi melalui ginjal dalam
bentuk utuh.
2. Mekanisme kerja
13
Gansiklovir diubah menjadi gansiklovir monofosfat oleh enzim
fosfotransferase yang dihasilkan sel yang terinfeksi sitomegalovirus.
Gansiklovir monofosfat merupakan fosfotransferase yang lebih baik
dibandingkan dengan asiklovir. Waktu paruh eliminasi gansiklovir trifosfat
sedikitnya 12 jam, sedangkan asiklovir hanya 1-2 jam. Perbedaan inilah yang
menjelaskan mengapa asiklovir lebih superior dibandingkan dengan asiklovir
untuk terapi penyakit yang disebabkan oleh sitomegalovirus.
3. Resistensi
Sitomegalovirus dapat menjadi resisten terhadap gansiklovir oleh salah
satu dari dua mekanisme. Penurunan fosforilasi gansiklovir karena mutasi pada
fosfotransferase virus yang dikode oleh gen UL97 atau karena mutasi pada
DNA polimerase virus. Varian virus yang sangat resisten pada gansiklovir
disebabkan karena mutasi pada keduanya (gen UL97 dan DNA polimerase) dan
dapat terjadi resistensi silang terhadap sidofovir atau foskarnet.
4. Indikasi
Infeksi CMV, terutama CMV retinitis pada pasien
immunocompromised (misalnya : AIDS), baik untuk terapi dan pencegahan.
5. Sediaan dan dosis
Untuk induksi diberikan IV10 mg/kg per hari (2x5 mg/kg, setiap 12
jam) selama 14-21 hari, dilanjutkan dengan pemberian maintenance per oral
3000 mg per hari (3 kali sehari 4 kapsul @ 250 mg). implantasi intraocular
(intravitreal) 4,5 mg gansiklovir sebagai terapi lokal CMV retinitis.
6. Efek samping
Mielosupresi dapat terjadi pada terapi dengan gansiklovir. Neutropenia
terjadi pada 15-40% pasien dan trombositopenia terjadi pada 5-20%.
Zidovudin dan obat sitotoksik lain dapat meningkatkan resiko mielotoksisitas
gansiklovir. Obat-obat nefrotoksik dapat mengganggu ekskresi gansiklovir.
Probenesid dan asiklovir dapat mengurangi klirens renal gansiklovir.
14
Recombinant colonystimulating factor (G-CSF; filgastrim, lenogastrim) dapat
menolong dalam penanganan neutropenia yang disebabkan oleh gansiklovir.
• VALGANSIKLOVIR
Valgansiklovir merupakan ester L-valine dari gansiklovir
1. Mekanisme kerja dan resistensi
Sama dengan gansiklovir
2. Indikasi
Infeksi CMV, valgansiklovir oral merupakan sediaan yang diharapkan
dapat menggantikan gansiklovir IV dalam terapi dan pencegahan infeksi dan
CMV.
3. Dosis
Untuk induksi diberikan per oral 2 x 900 mg per hari (2 tablet 450 mg
per hari) selama 21 hari, dilanjutkan dengan terapi maintenance 1 x 900
mg/hari. Dosis harus dikurangi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
4. Efek samping
Sama dengan gansiklovir. Laporan Efek samping lain yang terjadi
dengan terapi valgansiklovir adalah sakit kepala dan gangguan gastrointestinal.
• PENSIKLOVIR
Struktur kimia pensiklovir mirip dengan gansiklovir. Metabolism dan
mekanisme kerjanya sama dengan asiklovir, namum perbedaannya pensiklovir
bukan DNA chain terminator obligat.
1. Mekanisme kerja
Pada prinsipnya sama dengan asiklovir.
2. Resistensi
Resistensi terhadap pensiklovir disebabkan oleh mutasi pada timidin
kinase atau DNA polimerase virus. Kejadian resistensi selama pemakaian
15
klinis sangat jarang. Virus herpes yang resisten terhadap asiklovir juga
resisten terhadap pensiklovir.
3. Indikasi
Infeksi herpes simpleks mokokutan, khususnya herpes labialis rekuren
(cold sores).
4. Dosis
Diberikan secara topikal dalam bentuk 1% krim.
5. Efek samping
Reaksi lokal pada tempat aplikasi, namun jarang terjadi.
➢ ANTIRETROVIRUS
NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR ( NRTI )
Reverse transkripstase (RT ) mengubah RNA virus menjadi DNA
proviral sebelum bergabung dengan kromosom hospes. Karena antivirus golongan
ini bekerja pada tahap awal replikasi HIV, obat obat golongan ini menghambat
terjadinya infeksi akut sel yang rentan, tapi hanya sedikit berefek pada sel yang telah
terinfeksi HIV. Untuk dapat bekerja, semua obat golongan NRTI harus mengalami
fosforilasi oleh enzim sel hospes di sitoplasma. Yang termasuk komplikasi oleh obat
obat ini adalah asidosilaktat dan hepatomegali berat dengan steatosis.
• ZIDOVUDIN
1. Farmakokinetik
Obat mudah diabsorpsi setelah pemasukan oral dan jika diminum
bersama makanan, kadar puncak lebih lambat, tetapi jumlah total obat yang
diabsorpsi tidak terpengaruh. Penetrasi melewati sawar otak darah sangat baik
dan obat mempunyai waktu paruh 1jam. Sebagian besar AZT mengalami
glukuronidasi dalam hati dan kemudian dikeluarkan dalam urine.
16
2. Mekanisme kerja
Target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase (RT) HIV.
Zidovudin bekerja dengan cara menghambat enzim reverse transcriptase virus,
setelah gugus asidotimidin (AZT) pada zidovudin mengalami fosforilasi.
Gugus AZT 5’- mono fosfat akan bergabung pada ujung 3’ rantai DNA virus
dan menghambat reaksi reverse transcriptase.
3. Resistensi
Resistensi terhadap zidovudin disebabkan oleh mutasi pada enzim
reverse transcriptase. Terdapat laporan resisitensi silang dengan analog
nukleosida lainnya. Resistensi : 3. Spektrum aktivitas : HIV(1&2)
4. Indikasi
Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya(seperti
lamivudin dan abakafir).
5. Dosis
Zidovudin tersedia dalam bentuk kapsul 100 mg, tablet 300 mg dan
sirup 5 mg /5ml disi peroral 600 mg / hari.
6. Efek samping
Anemia, neotropenia, sakit kepala, mual.
• DIDANOSIN
1. farmakokinetik
Karena sifat asamnya, didanosin diberikan sebagai tablet kunyah, buffer
atau dalam larutan buffer. Absorpsi cukup baik jika diminum dalam keadaan
puasa; makanan menyebabkan absorpsi kurang. Obat masuk system saraf pusat
tetapi kurang dari AZT. Sekitar 55% obat diekskresi dalam urin.
2. Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan rantai
DNA virus.
17
3. Resistensi
Resistensi terhadap didanosin disebabkan oleh mutasi pada reverse
transcriptase. Spektrum aktivitas : HIV (1 & 2)
4. Indikasi
Infeksi HIV, terutama infeksi HIV tingkat lanjut, dalam kombinasi anti
HIV lainnya.
5. Dosis
Tablet & kapsul salut enteric peroral 400 mg / hari dalam dosis tunngal
atau terbagi.
6. Efek samping
Diare, pancreatitis, neuripati perifer.
• ZALSITABIN
1. Farmakokinetik
Zalsitabin mudah diabsorpsi oral, tetapi makanan atau MALOX TC akan
menghambat absorpsi didistribusi obat ke seluruh tubuh tetapi penetrasi ke SSP
lebih rendah dari yang diperoleh dari AZT. Sebagai obat dimetabolisme
menjadi DITEOKSIURIDIN yang inaktif. Urin adalah jalan ekskresi utama
meskipun eliminasi pekal bersama metabolitnya.
2. Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan rantai
DNA virus.
3. Resistensi
Resistensi terhadap zalsitabin disebakan oleh mutasi pada reverse transcriptase.
Dilaporkan ada resisitensi silang dengan lamivudin. Spektrum aktivitas : HIV
(1 & 2).
4. Indikasi
Infeksi HIV, terutama pada pasien HIV dewasa tingkat lanjut yang tidak
responsive terhadap zidovudin dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya
(bukan zidanudin).
18
5. Dosis
Diberikan peroral 2,25 mg / hari(1 tablet 0,75 mg tiap 8 jam).
6. Efek samping
Neuropati perifer, stomatitis, ruam dan pancreatitis.
• STAVUDIN
1. Farmakokinetik
Stavudin adalah analog timidin dengan ikatan rangkap antara karbon 2’ dan
3’ dari gula.Stavudin harus diubah oleh kinase intraselular menjadi triposfat
yang menghambat transcriptase reverse dan menghentikan rantaiDNA.
2. Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukkan
rantai DNA virus.
3. Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada RT kodon 75 dan kodon 50. Spektrum
aktivitas : HIV tipe 1 dan 2.
4. Indikasi
Infeksi HIV terutama HIV tingkat lanjut, dikombinasikan dengan antiHIV
lainnya.
5. Dosis
Per oral 80 mg/hari (1 kapsul 40 mg, setiap 12 jam).
6. Efek samping
Neuropati periver, sakit kepala, mual, ruam.
19
• LAMIVUDIN
1. Farmakoinetik
Ketersediaan hayati lamivudin per oral cukup baik dan bergantung pada
ekskresi ginjal.
2. Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dan HBV RT dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA virus.
3. Resistensi
Disebabkan pada RT kodon 184. Terdapat laporan adanya resistensi silang
dengan didanosin dan zalsitabin.
4. Indikasi
Infeksi HIV dan HBV, untuk infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV
lainnya (seperti zidovudin,abakavir).
5. Dosis
Per oral 300 mg/ hari ( 1 tablet 150 mg, 2x sehari atau 1 tablet 300 mg 1x sehari
). Untuk terapi HIV lamivudin, dapat dikombinasikan denganzidovudin atau
abakavir.
6. Efek samping
Sakit kepala dan mual.
20
3. Intervensi keperawatan
- Pantau hitung sel darah lengkap klien. Laporkan hasil yang abnormal, seperti
lekopenia, trombositopenia dan hemoglobin yang rendah.
- Pantau keluaran urine klien. Asiklovir dapat mempengaruhi fungsi ginjal.
- Pantau tekanan darah klien. Asiklovir dan amantadin dapat mengakibatkan
hipotensi ortostatik.
4. Penyuluhan kepada klien
- Beritahu klien untuk melaporkan reaksi yang merugikan kepada dokter,
termasuk berkurangnya keluaran urinee dan perubahan-perubahan pada
system saraf pusat, seperti pusing, cemas atau bingung.
- Beritahu klien yang mengalami rasa pusing akibat hipotensi ostostatik untuk
bangkit dengan perlahan-lahan dari posisi duduk ke posisi berdiri.
- Nasehatkan klien untuk menjaga masukan cairan yang memadai untuk
memastikan hidrasi yang memadai untuk terapi obat dan untuk
mengingkatkan keluaran urine.
- Beritahu klien yang menderita herpes genital untuk menghidari penyebaran
infeksi dengan berpuasa seksual atau dengan menggunakan kondom.
Nasehatkan wanita yang menderita herpes untuk melakukan tes Pap setiap 6
bulan atau sesuai petunjuk dokter. Kanker serviks lebih sering terjadi pada
wanita penderita herpes simpleks.
- Beritahu klien yang memakai zidovudin untuk memantau jumlah sel
darahnya.
5. Evaluasi
Tentukan efektifitas obat antivirus dalam menghilangkan atau dalam
mengurangi gejala-gejala.
21
DAFTAR PUSTAKA
Mary J. Mycek, Ph.D. dkk. 1995. Ed. 2. Farmakologi Ulasan bergambar. Jakarta;
EGC
23