Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIK PROFESI

READING JURNAL ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA


BY.NY A DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DI RSUD SLEMAN

Disusun oleh :

Winarsih 2210106094

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVESITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2022

1
HALAMAN PENGESAHAN

READING JURNAL ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA


BY.NY A DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DI RSUD SLEMAN

Disusun oleh:
Winarsih
2210106094

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas Pratik Profesi


Di Universitas ’ Aisyiyah Yogyakarta
Hari dan Tanggal

……………………..

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Pendidikan Mahasiswa

ACC

Luluk Khusnul Dwihestie, S.ST., M.Kes Winarsih

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah junjungan kita Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Reading
Jurnal yang berjudul Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By.Ny A Umur 2 Hari Dengan
Berat Badan Lahir Rendah.

Penyusunan Reading jurnal ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, pengarahan dari
semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada:

1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.


2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
3. Nidatul Khofiyah, S.Keb., Bd., MPH selaku Ketua Prodi Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
4. Luluk Khusnul Dwihestie, S.ST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Pendidikan yang telah
memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berarti dalam menyusun Reading jurnal.
5. Andarini Tri Widadari, S.ST selaku Pembimbing lahan di ruang bayi alamanda II RSUD
Sleman yang telah membimbing dan maluangkan waktu serta memberikan motivasi dalam
penyusunan laporan ini.
6. Kedua orang tua, Keluarga, serta Teman-teman yang telah mendo’akan serta mendukung
dalam pelaksanaan penyusunan Reading jurnal ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, Reading jurnal ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan perbaikan tulisan
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, Desember 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Masalah 1
B. Skala 1
C. Kronologi 2
D. Solusi 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan kebidanan data focus 4
B. Telaah jurnal 6
BAB III PEMBAHASAN
A. Deskripsi Logbook dan reading jurnal 9
B. Teori 10
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Masalah

Berat badan lahir (BBLR) saat lahir menjadi salah satu penentu bagaimana perencanaan

dan pelaksanaan program kesehatan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas neonatal.

BBLR berpeluang empat belas kali lebih besar meninggal pada bulan pertama kehidupannya

dibandingkan bayi dengan berat lahir normal (Louangpradith et al., 2020). BBLR hingga kini

masih menjadi masalah global karena cenderung menimbulkan masalah yang kompleks

seperti kecacatan, hambatan proses pertumbuhan dan kemampuan kognitif dan penyakit

kronis.

B. Skala

Menurut WHO Global Nutrition melaporkan sebesar 15% sampai 20% dari total

kelahiran di seluruh dunia adalah BBLR artinya lebih dari 20 juta kelahiran per tahun adalah

BBLR. Di Indonesia tahun 2018 mencapai 6.2% dari 56.6% yang memiliki catatan berat lahir

(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2017 menunjukkan bahwa angka kematian neonatal (AKN) sebesar 15 per

1.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Kematian neonatal mencapai 136

juta bayi yang lahir setiap tahun, empat juta diantaranya meninggal dalam masa neonatal dan

99 persen dari kematian tersebut terjadi di Negara berkembang (Wati & Adi, 2020).

BBLR menjadi penyebab utama kematian 30.3% karena gangguan perinatal. Dinas

kesehatan dan kesejahteraan sosial D.I Yogyakarta menyebutkan bahwa pada tahun 2013

jumlah BBLR sebesar 2.148 kasus, dan Kabupaten Sleman merupakan wilayah dengan kasus

BBLR tertinggi yang mencapai 661 kasus ( 4,3 % ), kasus BBLR tertingi kedua adalah

1
Kabupaten Gunung Kidul 519 kasus ( 6,4 % ) , kemudian diikuti oleh Kabupaten Bantul 469

kasus ( 3,5 %), Kabupaten Kulon Progo 322 kasus ( 6,1 %) dan kota Yogyakarta 277 kasus

( 5,2 %) ( Dinkes D.I. Yogyakarta, 2013).

C. Kronologi

Bayi Berat lahir Renda (BBLR) rendah merupakan bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram. Bayi dengan berat badan rendah akan lebih mudah terkena komplikasi di

ataranya hipotermi (penurunan suhu tubuh). Hal ini disebabkan karena saat dilahirkan bayi

mengalami perubahan lingkungan intra uterin yang hangat ke lingkungan ekstra uterin yang

relatif lebih dingin dan tipisnya lapisan lemak subcutan pada bayi yang dapat menyebabkan

penurunan suhu 2- 3 0C. Bayi dengan BBLR akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan

suhu tubuh dengan lingkungan. Hal itu mengakibatkan bayi harus menggunakan ikubator

untuk dialkukan perawatan (Juwahir, 2021)

Pada saat ini bayi berat lahir rendah merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

penting di Negara sedang berkembang termasuk Indonesia karena merupakan salah satu

faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masalah

perinatal. Banyak faktor-faktor yang mendorong terjadinya berat badan lahir rendah antara

lain faktor ibu yaitu gizi saat hamil yang kurang, umur, jarak kelahiran, status pekerjaan serta

penyakit menahun pada ibu hamil yang dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) seperti hipertensi, jantung dan perokok (Astuti, 2015)

Status gizi selama hamil akan berpengaruh terhadap status gizi bayi baru lahir. Selama ini

penilaian status gizi pada bayi baru lahir dengan menggunakan indikator antropometri gizi.

Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara universal, tidak mahal,

dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran, bagian, dan komposisi dari tubuh

2
manusia. Penilaian status gizi pada bayi baru lahir menggunakan antropometri yaitu

mengukur berat badan, panjang badan bayi, lingkar lengan atas, lingkar kepala bayi. Asupan

energi dan protein yang tidak mencukupi pada saat kehamilan menyebabkan KEK. Ibu hamil

dengan KEK berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), bayi pendek (stunting)

(Ningrum, 2017).

D. Solusi

Salah satu cara yang digunakan untuk mengurangi kesakitan dan kematian yang

disebabkan oleh BBLR adalah dengan menggunakan perawatan metode kanguru. Penelitian

memperlihatkan PMK bermanfaat dalam menurunkan secara bermakna jumlah neonatus atau

bayi baru lahir yang meninggal, menghindari bayi berat lahir rendah dari kedinginan

(hipotermia), menstabilkan bayi, mengurangi terjadinya infeksi, meningkatkan pertumbuhan

dan perkembangan bayi, meningkatkan pemberian ASI, dan meningkatkan ikatan (bonding)

antara ibu dan bayi (Hastuti, 2018). perawatan metode kanguru (PMK) adalah perawatan

kontak kulit ke kulit. PMK dilakukan dengan cara bayi dibiarkan hanya memakai popok dan

diletakkan di dada ibunya atau diantara payudara ibunya dengan posisi tegak. Perawatn

metode kangguru merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan suhu tubuh bayi dan

akan tumbulnya ikatan atara ibu dan anak karena adanya bersentuhan langsung, sehingga

bayi akan mendapatkan kehangatan dan perasaan nyaman karena perlindungan dari ibunya

serta meningkatkan kedekatan antara ibu dan anak (Juwahir, 2021).

Bidan memberikan Asuhan dengan menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat, memotivasi

ibu untuk sering KMC dan menyusui bayinya, mencegah infeksi, perawatan tali pusat, dan

memonitor kenaikan berat badan bayi.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan Data Focus

Identitas pasien Deskripsi Kegiatan Responsi TTD


Pembimbing CI
Tanggal: 23-12-2022 Subjektif Mahasiswa
By.A lahir pada hari kamis, 22 desember 2022, jam 18.25 WIB
No RM: 441261 Lahir secara spontan, lahir menagis (+) dan gerakan janin aktif, umur kehamilan ibu
38+3mingu, ibu mengatakan ini anak pertamanya.
Identitas Pasien
Objektif
Nama : Bayi Ny. A Keadaan umum : baik Winarsih
Hari/Tanggal lahir : Kamis, BAB (+) BAK (+)
Apgar score : 7/9, gerak aktif, kulit sedikit biru kemerahan dan tonus otot baik Preceptor/CI
22 desember 2022
Jam lahir : 18.25 WIB Vital sign : Suhu badan 36°C, HR 131x/m, RR 52x/m.
Jenis kelamin : Perempuan Antropometri :
Alamat : Sidoagung, BB 2350 gram, PB 48 cm, LK 30 cm, LD 30 cm, LP 28 cm, Lila 11 cm.
genitem Pemeriksaan fisik :
1. Kepala : tidak ada benjolan, tidak ada kelainan
2. Muka : simetris dan tidak pucat
3. Mata : simetris, tidak ada kelainan Andarini Tri
4. Hidung : Bersih, tidak ada polip Widadari, S.ST
5. Mulut : tidak ada kelainan
Pembimbing Lahan
6. Bibir : tidak pucat
7. Telinga : simetris, tidak ada kelainan
8. Leher : tidak ada kelainan
9. Abdomen : tidak ada kelainan
10. Genetalia : tidak ada kelinan
11. Ekstermitas : simetris, tidak ada kelainan
12. Anus : +
Pemeriksaan penunjang :
GDS 72 Luluk Khusnul
Analisa
Dwihestie, S.ST.,
By Ny.A umur 2 hari dengan bayi berat badan rendah (BBLR) M.Kes

4
Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi dalam indikasi BBLR cukup
bulan dengan berat badan 2350 gram, keadaan umum baik, Suhu badan : 36°C, HR
131x/m, RR 52x/m, GDS 72.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu bayi sudah diberikan salep mata, vitamin K dan meminta
persetujuan ibu akan disuntikan Hb0 pada bayi.
Evaluasi : ibu mengerti dengan penyampaian dan setuju akan diberikan imuisasi Hb0
3. Membungkus bayi dengan kain kering, bersih dan hangat agar tidak terjadi infeksi
dan hipotermi
Evaluasi : bayi sudah terbungkus kain bersih
4. Memantau keadaaun umum dan observasi vital sign
Evaluasi : telah dilakukan observasi dan vital sign 2 jam sekali
5. Memberikan KIE menyusui yang benar dan teknik menyusui pada ibu agar puting ibu
tidak lecet dan bayi selalu diberikan asi, dan menganjurkan ibu untuk memberi ASI
minimal 2 jam sekali, dan memberitahu ibu untuk memberikan bayi ASI eksklusif
selama 6 bulan tanpa makanan pendamping apapun termasuk air putih.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersdia memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa
maknan pendamping.
6. Melatih bayi agar dapat meghisap puting ibu dengan posisi menyusui yang benar
terhadap ibu, dan mengajari ibu cara mengendong bayi yang tepat.
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
7. Memberitahu ibu bahwa agar segera melakukan KMC kepada bayi dan melatih atau
mengajari ibu cara KMC yang benar dan tepat, dan memantau perkembangan berat
badan pada bayi.
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan
8. Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi
baru lahir yaitu suhu badan bayi rendah atau tinggi, bayi tidak mau menyusui atau
muntah, tali pusat infeksi (berdarah/bernanah), bayi belum BAB atau BAK, diare,
kejang dan sesak nafas.
Evaluasi : ibu mengerti dengan tanda bahaya yang diberikan
9. Memberi tahu ibu bahwa bayi sudah disuntikan Hb0
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan.
10. Melakukan perawatan tali pusat, prinsip kering bersih tidak boleh menggunakan
betadin ataupun alcohol swab.
Evaluasi : telah dilakukan perawtan tali pusat menggunakan kasa yang telah dibasahi
dengan air dtt.
11. Memberitahu ibu jika di panggil petugas kesehatan yang berada di ruang bayi untuk
segera keruang bayi.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia keruang bayi jika mendapat panggilan

5
B. Telaah Jurnal

Jurnal Judul Populasi Intrevensi Comparison Outcome Time


Jurnal Involusi Pengaruh sebanyak 28 Angka kematian akibat Bayi - Tujuan dari penelitian 2015
Kebidanan, Vol. 5, Penerapan responden Berat Lahir Rendah (BBLR) ini adalah untuk
No. 9, Januari Metode yang di Indonesia berkisar 29 mengetahui Pengaruh
2015, 65-78. Dyah Kanguru diambil persen. Beberapa peneliti Penerapan Metode
Puji A, Siti Dengan menggunak menyatakan bahwa Bayi Kanguru terhadap
Mutoharoh, Rina Peningkatan an teknik Berat Lahir Rendah (BBLR) Peningkatan Berat
Priyanti, Pengaruh Berat Badan random membutuhkan perawatan Badan pada Bayi
Penetapan Metode Bayi Baru sampling. yang optimal, untuk Berat Lahir Rendah di
Kanguru Dengan Lahir Rendah meningkatkan berat RS PKU
Peningkatan Berat (BBLR) Di badannya. Namun demikian, Muhammadiyah
Badan Bayi Baru Rumah Sakit jarang digunakan penerapan Gombong yaitu
Lahir Rendah Muhammadi metode kanguru pada Bayi dengan mengetahui
(BBLR) Di Rumah yah Berat Lahir Rendah (BBLR). dari hasil rerata
Sakit Gombong terdapat perbedaan yang peningkatan berat
Muhammadiyah signifikan berat badan pada badan bayi yang
Gombong. bayi yang diberikan diberikan metode
perlakuan metode kanguru kanguru dan bayi yang
yaitu dan yang tidak tidak diberikan
diberikan perlakuan metode metode kanguru serta
kanguru. untuk mengetahui
perbedaan
peningkatan berat
badan pada bayi yang
diterapkan metode
kanguru dan yang
tidak diterapkan
metode kanguru.

Perawatan metode Penerapan Metode Salah satu perawatan - Penelitian ini 2022

6
kanguru, BBLR, Perawatan deskriptif intervensi yang efektif untuk bertujuan untuk
suhu tubuh, Metode dengan bayi dengan BBLR yaitu mengetahui pemberian
kenyamanan. Kanguru pendekatan adalah perawatan metode perawatan metode
Juwahir, Terhadap kasus pada kanguru (PMK). perawatan kanguru terhadap suhu
Wahyuningsih, Perubahan Bari Berat metode kanguru (PMK) tubuh dan
Mahasiswa Prodi Suhu Tubuh Lahir adalah perawatan kontak kulit kenyamanan pada
Profesi Ners Dan Rendah ke kulit. PMK dapat bayi dengan BBLR.
Universitas Widya Kenyamanan yang mendekatkan hubungan bayi
Husada Semarang Pada Bayi mengalami dengan ibu, menstabilkan
2 Dosen Prodi Berat Lahir penurunan suhu tubuh dan denyut
Profesi Ners Rendah suhu dan jantung bayi, bayi lebih
Universitas Widya (BBLR) kenyamana gampang dan sering minum
Husada Semarang n tubuh ASI, meningkatkan berat
Email : mulai badan bayi, pola pernafasan
akper424@gmail.c tanggal 02 bayi lebih teratur,
om Agustus meningkatkan kenyamanan
sampai bayi dan waktu tidur bayi
dengan 04 lebih lama
September
2021.
Jurnal Riset Pendidikan 100 Salah satu cara yang - Tujuan penelitian 2018
Kesehatan, 7 (1), Kesehatan Responden,l digunakan untuk mengurangi menganalisa
2018, 32 – 36. Meningkatka ulus 93, kesakitan dan kematian yang efektifitas Praktik
Puji Hastuti, n Praktik tidak lulus disebabkan oleh BBLR Perawatan Metode
Septerina Perawatan 7. adalah dengan menggunakan Kanguru (PMK) pada
Purwandani, Riza Metode Signifikan perawatan metode kanguru. Ibu Nifas Dengan
Amalia,Akbar Yuli Kanguru ((p<0,05), Metode ini merupakan salah Bayi Berat Lahir
Setianto. Jurusan (PMK) Pada p=0,001 satu teknologi tepat guna Rendah. Penelitian
Kebidanan ibu Nifas yang sederhana, murah dan berjenis rancangan
Purwokerto Dengan Bayi dapat digunakan apabila experiment semu
Poltekkes Berat Lahir fasilitas untuk perawatan (Quasi Experiment),
Kemenkes Rendah BBLR sangat terbatas. dengan menggunakan
Semarang Jl. Tirto Pendidikan kesehatan efektif design “Pretest-postest

7
Agung; Pedalangan meningkatkan praktik Control Group
Banyumanik perawatan metode kanguru, Design”. Data yang
Semarang dikumpulkan adalah
http:// data primer yang
ejournal.poltekkes- meliputi praktik
smg.ac.id/ojs/ perawatan metode
index.php/jrk kanguru pada ibu nifas
yang melahirkan bayi
dengan berat lahir
rendah dan dirawat di
RSUD Prof Dr
Margono Soekarjo
Purwokerto
menggunakan teknik
accidental sampling.

8
BAB III

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Loogbook Dan Reading Jurnal

Berdasarkan Hasil Asuhan Kebidanan Bayi Baru lahir By. Ny A umur 2 hari

dengan Berat badan lahir rendah. Mendapatkan perawatan KMC yang benar dan tepat

dan perawatan tali pusat dengan teknik bersih dan kering untuk mencegah infeksi tali

pusat pada bayi baru lahir, memberikan KIE menysui dan melakukan observasi

pemantauan KU dan vital sign pada bayi.

Berdasarkan asuhan Bayi. Ny A dengan jurnal Jiwahir 2021, KMC atau

perawatan metode kanguru (PMK) adalah perawatan kontak kulit ke kulit. PMK

dilakukan dengan cara bayi dibiarkan hanya memakai popok dan diletakkan di dada

ibunya atau diantara payudara ibunya dengan posisi tegak. Perawatn metode

kangguru merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan suhu tubuh bayi dan akan

tumbulnya ikatan atara ibu dan anak karena adanya bersentuhan langsung, sehingga

bayi akan mendapatkan kehangatan dan perasaan nyaman karena perlindungan dari

ibunya serta meningkatkan kedekatan antara ibu dan anak (Jiwahir, 2021)

PMK dapat mendekatkan hubungan bayi dengan ibu atau ayah, menstabilkan

suhu tubuh dan denyut jantung bayi, bayi lebih gampang dan sering minum ASI,

meningkatkan berat badan bayi, pola pernafasan bayi lebih teratur, meningkatkan

kenyamanan bayi dan waktu tidur bayi lebih lama. Perawatan Metode Kanguru ini

merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan dapat

digunakan apabila fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas. Namun di

kalangan masyarakat Indonesia, metode kanguru belum banyak dikenal, padahal

9
metode ini cukup efektif dan mudah dilakukan. Guna meningkatkan pemahaman

masyarakat terhadap metode perawatan kanguru perlu dikenalkan lebih lanjut

(Jiwahir, 2021).

Keikutsertaan ibu dalam pelaksanaan PMK untuk merawat bayi akan mempu

menyediakan lingkungan yang lebih nyaman serta akan lebih kodusif untuk

perkembangan dan koognitif bayi. Penelitian yang membuktikan bahwa perawata

metode kanguru (PMK) terhadap perubuahan bayi baru lahir rendah Menurut Silvia

dkk (2019) dengan hasil Perawatan kanguru ini telah terbukti dapat menghasilkan

pengaturan suhu tubuh yang efektif dan lama serta denyut jantung dan pernafasan

yang stabil pada bayi. Penelitian lain juga dilakukan oleh Fiyanah dkk (2019)

menyatakan bahwa perawatan metode kangguru ini terbukti efektif untuk

peningkatkan suhu tubuh bayi dengan BBLR sehingga bayi tidak akan mengalami

hipotermi (Jiwahir, 2021 dalam Fiyana 2019).

Perawatan kanguru ini telah terbukti dapat menghasilkan pengaturan suhu tubuh

yang efektif dan lama serta denyut jantung dan pernafasan yang stabil pada bayi.

Perawatan kulit ke kulit mendorong bayi untuk mencari puting dan mengisapnya, hal

ini mempererat ikatan antara ibu dan bayi serta membantu keberhasilan pemberian

ASI. Metode ini meniru binatang berkantung kanguru yang bayinya lahir memang

sangat prematur, dan setelah lahir disimpan di kantung perut ibunya untuk mencegah

kedinginan sekaligus mendapatkan makanan berupa air susu induknya. (Astuti, 2015).

B. Teori

BBLR adalah bayi-bayi yang dilahirkan beratnya kurang dari 2,500 gram tanpa

memperhatikan masa gestasi. Berdasarkan data yang terkumpul, berat badan bayi

10
lahir minimum adalah 420 gram dan berat badan lahir maksimumnya 4.400 gram.

Bayi yang berat lahirnya kurang 2,500 gram disebabkan oleh banyak faktor, baik dari

ibu, janin, plasenta maupun lingkungan. Kelemahan bayi yang dilahirkan dengan

berat badan rendah merupakan faktor penting yang mempengaruhi mortalitas dan

morbiditas. BBLR cenderung mengalami kecacatan, keterlambatan perkembangan

dan pertumbuhan yang buruk (Pawar & Kumar, 2017).

Faktor-faktor yang menyebabkan BBLR :

1. Usia ibu

Berdasarkan hasil jurnal menunjukkan semua ibu hamil yang memiliki

usia berisiko melahirkan BBLR sebanyak 53.2%, sedangkan ibu hamil memiliki

usia tidak berisiko sebanyak 43.50%. Disimpulkan ibu hamil yang memiliki usia

berisiko mempunyai kemungkinan 1,47 kali melahirkan BBLR dibanding yang

memiliki usia tidak berisiko.

2. Paritas

Semua ibu yang memiliki paritas >3 (berisiko) sebanyak 53.90%

melahirkan BBLR, sedangkan ibu yang memiliki paritas 1-2 (tidak berisiko)

sebanyak 44.60% melahirkan BBLR. Disimpulkan ibu yang memiliki paritas >3

(berisiko) mempunyai kemungkinan 1.45 kali melahirkan BBLR dibanding yang

memiliki paritas tidak berisiko.

3. Usia kehamilan

Semua bayi yang lahir dengan usia kehamilan < 37 minggu sebanyak

58,1% mengalami BBLR, sedangkan yang lahir pada usia kehamilan > 38 – 40

minggu sebanyak 35.50% lahir BBLR. Disimpulkan bayi masa gestasi < 37

11
minggu mempunyai kemungkinan 2.53 kali lahir BBLR dibanding bayi dengan

usia kehamilan > 38 – 40 minggu.

4. Status pekerjaan

Ibu hamil yang bekerja sebanyak 32.90% melahirkan bayi BBLR,

sedangkan ibu tidak bekerja sebanyak 59.00% melahirkan BBLR. Ibu 8 hamil

yang bekerja mempunyai kemungkinan 0,34 kali melahirkan BBLR dibanding ibu

rumah tangga saja.

5. Jenis kehamilan

Ibu yang hamil ganda sebanyak 65.30% melahirkan bayi BBLR,

sedangkan ibu yang hamil tunggal sebanyak 44.30% melahirkan bayi BBLR.

kehamilan ganda mempunyai kemungkinan 2.37 kali lahir bayi BBLR dibanding

dengan kehamilan tunggal.

6. Komplikasi kehamilan

Semua kehamilan yang mengalami komplikasi sebanyak 73.80%

melahirkan bayi BBLR, sedangkan kehamilan tanpa komplikasi sebanyak 36.50%

melahirkan bayi BBLR. kehamilan dengan komplikasi mempunyai kemungkinan

4.89 lebih banyak melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan mereka yang

tidak memiliki komplikasi kehamilan.

7. Wilayah tinggal

Ibu melahirkan yang berasal dari kawasan kota sebanyak 42.90%

melahirkan BBLR, sedangkan ibu hamil yang tinggal di pedesaan sebanyak

50.30% melahirkan bayi BBLR. Ibu hamil dari kawasan kota mempunyai

12
kemungkinan 0.74 kali melahirkan BBLR dibanding ibu hamil yang tinggal di

pedesaan

8. Jenis kelamin bayi

Bayi yang lahir laki-laki sebanyak 42.30% BBLR, sedangkan yang lahir

perempuan sebanyak 49.00% BBLR. Bayi lahir laki-laki mempunyai

kemungkinan 0.76 kali lahir BBLR.

13
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Bidan memberikan Asuhan pada ibu dengan menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat

(KMC), memotivasi ibu untuk sering menyusui bayinya, mencegah infeksi, perawatan tali

pusat, dan observasi kenaikan berat badan bayi. Hasil analisa jurnal dengan kasus BBLR di

RSUD Sleman.

B. Saran

1. Bagi ibu

Diharapkan ibu rajin memberikan ASI kepada bayi dan selalu tepat waktu ketika

dipanggil untuk memberikan asi pada bayi.

2. Bagi Tenaga kesehatan

Diharapkan dapat melaksanakan tindakan perawatan Bayi Baru lahir dengan

BBLR sesuai dengan SOP.

3. Bagi Rumah sakit

Diharapkan dapat memberikan pelatihan tentang penanganan bayi baru lahir

dengan BBLR, sehingga perawat dan bidan akan lebih terampil, cekatan dan dalam

berkomunikasi lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Lina, and Diah Ayu Agustin. "Literature Review: Metode Kangaroo Mother Care
Dapat Menstabilkan Suhu Tubuh Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah." Jurnal
Kesehatan Karya Husada 9.2 (2021): 192-198.
Astuti, Dyah Puji, Siti Mutoharoh, and Rina Priyanti. "Pengaruh Penerapan Metode Kanguru
Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR) Di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gombong." INVOLUSI Jurnal Ilmu Kebidanan 5.9 (2015).
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2019). Laporan Provinsi Sumatera Selatan
Riskesdas 2018.
Hastuti, Puji. "Pendidikan Kesehatan Meningkatkan Praktik Perawatan Metode Kanguru (Pmk)
Pada Ibu Nifas Dengan Bayi Berat Lahir Rendah." Jurnal riset kesehatan 7.1 (2018): 32-
36.
Juwahir, Juwahir, and Wahyuningsih Wahyuningsih. "Penerapan Perawatan Metode Kanguru
Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Dan Kenyamanan Pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)." Jurnal Ners Widya Husada 8.1 (2021).
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.
Louangpradith, V., Yamamoto, E., Inthaphatha, S., Phoummalaysith, B., Kariya, T., Saw, Y. M.,
& Hamajima, N. (2020). Trends and Risk Factors for Infant Mortality in the Lao People’s
Democratic Republic. Scientific Reports, 10(1), 1–11. https://doi.org/10.1038/s41598-
020-78819-9
Pawar, A., & Kumar, D. (2017). Maternal Factors Associated with Low Birth Weight: A Case
Control Study in Rural Kerala. International Journal of Community Medicine and Public
Health, 4(10), 3793-3795. https://doi.org/10.18203/2394- 6040.Ijcmph20174252
Srimiyati, Keristina (2021). Determinan Risiko Terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah. Journal of
Telenursing (JOTING) Volume 3, Nomor 1, Juni 2021 e-ISSN: 2684-8988 p-ISSN:
2684-8996 DOI: https://doi.org/10.31539/joting.v3i1.2279
Siantar, Rupdi Lumban, Lenny Irmawaty Sirait, and Siti Aisah. "KEHAMILAN REMAJA
DENGAN INSIDENSI BAYI LAHIR BERAT (BBLR." Prosiding Seminar Nasional
Stikes Syedza Saintika. Vol. 1. No. 1. 2021.
Ningrum, Ema Wahyu. "Studi Korelasi Kurang Energi Kronik (Kek) Dengan Berat Badan Dan
Panjang Badan Bayi Baru Lahir." Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-
Journal) 8.2 (2017): 10-10.
Wati, S., & Adi, S. (2020). Gambaran Kematian Neonatal Berdasarkan Karakteristik Ibu di Kota
Semarang. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 5(2), 82–87.

15

Anda mungkin juga menyukai