ABSTRAK
GEOLOGI DAN KETERDAPATAN ZIRKON, MONASIT PADA ENDAPAN SEDIMEN DAN
ALUVIAL DI DAERAH KATINGAN KALIMANTAN TENGAH. Secara geologi daerah
Katingan terletak dalam sebaran granit yang telah dikenali berpotensi terdapat mineral
zirkon, monasit. Mineral monasit merupakan salah satu mineral yang mengandung U, Th.
yang keberadaannya bersama - sama dengan mineral zirkon bersumber dari batuan granit
yang bersifat alkali. Hasil analisis kadar konsentrat zirkon oleh BAPETEN di daerah
Katingan Kalimantan Tengah positif mengandung unsur uranium 200 ppm dan thorium 800
ppm. Tujuan kajian ini untuk mendapatkan Informasi geologis dan karakteristik
keterdapatan zirkon, monasit di daerah Katingan Kalimantan Tengah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa litologi daerah Katingan tersusun oleh Satuan batupasir, Terobosan
granit dan Satuan Aluvium. Hasil pengukuran dengan RS 125 pada Satuan batupasir dan
aluvial menunjukkan radioaktivitas berkisar antara 35 – 150 nSv/h, kadar U 0,2 – 2,8 eppm
dan kadar Th 2,3 – 24,9 eppm, sedang pada batuan granit radioaktivitas 320 – 450 nSv/h
dengan kadar U berkisar antara 4 – 6,5 eppm U dan kadar Th antara 24 – 25 eppm Th. Hal
ini menunjukkan bahwa di daerah Katingan terdapat zirkon, monasit yang mengandung U,
Th pada Formasi Dohor dan Aluvium.
ABSTRACT
GEOLOGY AND OCCURRENCES ZIRCON, MONAZITE ON SEDIMENT AND ALLUVIAL
DEPOSITS IN KATINGAN AREA IN CENTRAL KALIMANTAN . The geology in the area
Katingan lies in the distribution of granite that have been identified are potentially mineral
zircon, monazite. Mineral monazite is one mineral that contains U, Th. whose existence
together - together with the mineral zircon derived from granitic rocks that are alkaline. Assay
results by BAPETEN zircon concentrate in the area of Central Kalimantan positive Katingan
contains elements uranium and thorium 200 ppm to 800 ppm. The purpose of this study to
obtain geological information and characteristics of zircon occurrences in the area Katingan
Central Kalimantan. The results showed that lithology area Katingan Unit composed by
sandstone, granite and Unit Alluvium breakthrough. Measurement results with the RS 125 on
Unit sandstones and alluvial showed radioactivity ranged between 35-150 nSv/h, U levels
from 0.2 to 2.8 eppm and Th content of 2.3 to 24.9 eppm, while the radioactivity of 320
granite rocks - 450 nSv/h with U content ranging from 4 to 6.5 ppm U and Th content
between 24-25 ppm Th. This indicates that in the area there Katingan zirkon, monazite
containing U, Th. Occurrences zircon, monazite in Dohor Formation and Alluvium.
PENDAHULUAN
Secara geologi daerah Katingan terletak dalam sebaran granit Semenanjung Malaya,
Sumatra, Kalimantan[1]. Mineral monasit merupakan salah satu mineral yang mengandung
unsur uranium, thorium dan RE yang keberadaannya bersama-sama dengan mineral zirkon
dalam batuan granit. Mineral monasit dan zirkon mempunyai sistem pengendapan yang
sama baik dalam pengendapan sedimen maupun dalam aluvial sungai, karena mempunyai
berat jenis yang relatif sama 4,5- 5,7. Sistem pengendapan tersebut mempunyai
kemudahan dalam proses eksplorasi. Menurut Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten)
233
Geologi dan Keterdapatan Zirkon...
Bambang Soetopo ISSN: 2355-7524
mineral zirkon positif mengandung unsur uranium dan thorium. Hasil analisis 22 contoh
konsentrat zirkon di daerah Katingan Kalimantan Tengah mengandung uranium dan thorium
200 – 800 ppm dan hasil pengukuran radioaktivitas konsentrat mineral berat dengan nilai
[2]
100 – 400 c/s . Dari indikasi data tersebut maka diduga di daerah Katingan terdapat
mineral radioaktif (U, Th) yang berasal dari mineral monasit dan zirkon, sehingga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan Informasi
geologis dan karakteristik keterdapatan zirkon, monasit di daerah Katingan Kalimantan
Tengah.
Hipotesis mineral zirkon, monasit yang terdapat di daerah Katingan berasal dari batuan
granit berumur Pra Tersier yang telah mengalami desintregrasi dan lapuk lanjut. Keberadan
mineral zirkon mengalami transportasi bersama mineral berat (monasit) lain yang kemudian
[7]
tersedimentasi di lingkungan baru sebagai endapan sedimen dan aluvial, .
Lokasi Penelitian Kabupaten Katingan, dengan ibukota Kasongan, Provinsi Kalimantan
Tengah. Secara geografis terletak diantara daerah yang dibatasi oleh koordinat : 113° 4' 15"
Bujur Timur - 113° 18' 31" Bujur Timur dan 1° 44' 59" Lintang Selatan - 2° 1' 15" Lintang
Selatan
TEORI DASAR
TATA KERJA
Tata kerja yang dilakukan dalam penelitian meliputi:
Pengamatan geologi
234
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2016
Batam, 4-5 Agustus 2016 ISSN: 2355-7524
HASIL
GEOLOGI REGIONAL
Berdasarkan peta geologi regional berskala 1 : 250.000 yang dipublikasikan oleh
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), terdiri dari batuan Malihan Pinoh
berumur Permo Karbon. Tonalit Sepauk berumur Kapur Atas. Komplek Matan (Batuan
Gunungapi Kerabai) berumur Kapur Atas. Terobosan granit berumur Jura – Kapur Akhir.
Terobosan Sintang berumur Miosen Awal. Formasi warukin berumur Miosen Awal – tengah.
Formasi Dahor berumur Miosen Tengah sampai Plistosen dan endapan yang paling muda
berupa Aluvium berumur Holosen [7] (Gambar 3).
[6]
Gambar 3. Peta Geologi Regional Kalimantan Tengah
235
Geologi dan Keterdapatan Zirkon...
Bambang Soetopo ISSN: 2355-7524
aglomerat). Menurut Pieter & Sanyoto (1989,1993), Baharudin (1990), Harahap (1987)
Kapur Akhir.
4. Terobosan Granit, kelompok granit Sukadana terdiri dari monzogranit, granit alkali
felspar, granodiorit dan diorit kuarsa. Batuan granit tersebut menerobos batuan
metamorf. Batuan plutonik tersebut berwarna coklat pucat sampai pink, holokristalin,
porpiritik, komposisi mineral terdiri dari kuarsa, k feldspar, feldspar, biotit,
hornblende,spene, epidot, alanit, monasit, zirkon. Komposisi kimia granit SiO2 46,78 % -
76,86 % dan Na2O 2,2 % - 3,2 %, kadar soda dalam batuan granit tersebut relatif tinggi
dibandingkan granit normal. Batuan granit tersebut termasuk granit tipe I yang berasal
[8].
dari sumber magma dalam Granit Sukadana tersebut mengandung unsur U, Th, Cu,
Zn, Nb, Mn, dan W relatif tinggi menunjukkan bahwa batuan granit tersebut sebagai
pembawa elemen radioaktif atau disebut sebagai hot granite [13], dengan indikasi nilai
radioaktivitas relatif tinggi berkisar antara 120 – 500 c/s [8]. Batuan granit tersebut
merupakan granit alkali yang terbentuk pada fasa pegmatitik ( pegmatitic stage) pada
suhu 550 – 600 C [14]. Hasil diterminasi K Argon terhadap biotit dan hornblende
diketahui bahwa kelompok batuan granit alkali berumur 77 – 157 juta ( Yura – Kapur
Akhir) [12] .
5. Formasi Warukin, terendapakan secara selaras diatas Formasi Berai yang tersusun
oleh batupasir kuarsa, batulempung, batulanau, dan konglomerat serta sisipan batubara
dan lensa batugamping. Formasi Warukin berumur berkisar antara Miosen Awal -
Tengah[6] .
6. Formasi Dohor, Formasi Dahor terendapkan tidak selaras diatas Formasi Warukin yang
terdiri batupasir kuarsa dan konglomerat yang mengandung kepingan kuarsit dan basal,
berselingan dengan batupasir berbutir sedang - sangat kasar, berstruktur laminasi
kadang-kadang terdapat karbonan (sisa tumbuhan) dan batulempung. Batulempung
berwarna kelabu, agak lunak mengandung karbonan atau lignit [6] . Formasi Dohor
diendapakan dalam lingkungan fluviatil berumur Pliosen – Plistosen [18,19] .
7. Terobosan Sintang, terobosan berupa korok dan retas andesit dan basal berumur
[17]
Miosen Awal .
8. Aluvium, satuan aluvium terdiri dari batupasir lempungan dan batupasir, ketebalan
satuan aluvium berkisar 1,5 – 3 m. Satuan aluvium tersebut merupakan hasil rombakan
dari batuan yang berumur lebih tua baik batuan granit maupun batupasir yang
mengandung monasit dan zirkon. Satuan aluvium terdapat pada bagian pinggir sungai.
Menurut hasil penelitian terdahulu batuan tersebut berumur berumur Kuarter[6] .
Struktur Geologi
Struktur geologi yang berkembang berupa sinklin yang tejadi pada Formasi batuan sedimen
dengan sumbu lipatan timur laut barat daya. Struktur sesar pada umumnya sesar normal
dan sebagian sesar geser , sesar normal sebagian berarah barat laut – tenggara hingga
[6]
hampir utara selatan .
236
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2016
Batam, 4-5 Agustus 2016 ISSN: 2355-7524
batupasir urat
Sisa tumbuhan
Konglomerat
Foto 2. Sisa tumbuhan dalam batupasir Foto 3. Frakturasi yang terisi kuarsa
pada batupasir
Granit
Batuan granit terdapat pada daerah Katingan ( bukit batu) dan Tangkiling, batuan plutonik
tersebut berwarna coklat pucat sampai pink, holokristalin, porpiritik, komposisi mineral terdiri
dari kuarsa, k feldspar, feldspar, biotit, hornblende, spene, epidot, alanit, monasit, zirkon.
Batuan granit tersebut menerobos satuan batuan pasir yang berumur Pliosen dan pada
batupasir terdapat frakturasi yang terisi urat kuarsa. Hasil pengukuran dengan RS 125
menunjukkan radioaktivitas 320 – 450 nSv/h dengan kadar U berkisar antara 4 – 6,5 eppm
U dan kadar Th antara 24 – 25 eppm Th. Dari indikasi nilai radioaktivitas yang cukup tinggi
320 – 450 nSv/h dengan kadar Th 24 – 25 eppm Th menunjukkan bahwa granit tersebut
sebagai batuan sumber terdapatnya mineral monasit dan zirkon (Foto 4). Menurut penelitian
terdahulu batuan granit tersebut merupakan granit Sukadana yang berumur Jura - Kapur
[7]
Akhir
Aluvium
Aluvium tersebut merupakan hasil rombakan dari batuan yang berumur lebih tua terdiri dari
batupasir, batulempung pasiran.
Batupasir, warna coklat – putih, ukuran pasir halus krakal, bentuk membulat – membulat
237
Geologi dan Keterdapatan Zirkon...
Bambang Soetopo ISSN: 2355-7524
tanggung, fragmen/matrik kuarsa, kuarsit, granit maupun batupasir hitam dan mineral
ilmenit, rutil, magnetit, monasit dan zirkon, mudah diremas (Foto 5).
Batulempung pasiran, warna coklat muda – putih, ukuran lempung, bentuk membulat –
membulat tanggung, matrik kuarsa, kuarsit. Batuan tersebut terdapat sebagai sisipan dalam
batupasir. Satuan aluvium menumpang tidak selaras diatas Satuan batupasir, menurut hasil
[7]
penelitian terdahulu Satuan tersebut berumur berumur Kwarter .
Aluvial
S
U S
K U
A K
D A
A D
N A
A N
A
Gambar 5. Kolom Stratigrafi Kesamaan batuan
Geologi Regional Kalimantan Tengah – Daerah Penelitian
238
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2016
Batam, 4-5 Agustus 2016 ISSN: 2355-7524
Secara geologi zirkon, monasit terdapat dalam batuan beku berkomposisi asam
hingga menengah, batuan malihan derajad sedang hingga tinggi dan batuan sedimen
terutama batupasir dan endapan aluvial yang materialnya berasal dari ketiga batuan
[20]
tersebut . Batuan tersebut akan mengalami proses disintergrasi, transportasi,
sedimentasi secara intensif selama proses glasiasi dan post glasiasi pada kuarter yang
menyebabkan fluktuasi permukaan air laut di Asia Tenggara mengalami beberapa
perubahan. Perubahan tersebut menyebabkan terjadi pleser deposit mineral berharga yang
[21]
berasosiasi dengan monasit zirkon .
Batuan sumber yang mengandung mineral monasit, zirkon baik pada batuan beku maupun
metamorf pada pengunungan Schwaner mengalami desintegrasi, transportasi dan
sedimentasi pada lingkungan pengendapan fluviatil yang terjadi secara intensif selama
kurun waktu Miosen - Kwarter yang menyebabkan terbentuk endapan sedimen dan aluvial
yang kaya akan monasit, zirkon dan mineral asosiasinya. Keterdapatan mineral monasit,
zirkon, ilmenit, rutil, magnetit dalam batuan sedimen di daerah Katingan pada Formasi
Dohor yang terdiri batupasir kuarsa dan konglomerat yang berumur Pliosen – Pleistosen dan
endapan aluvial yang berumur kwarter.
Pada Miosen akhir – Pliosen Awal terjadi proses orogenesa (pengangkatan) dan terobosan
granit Sintang yaitu terbentuknya pegunungan Meratus. Pada Pliosen – Pliestosen terjadi
proses pelapukan, transportasi yang mengakibatkan batuan sumber baik kelompok batuan
granit maupun batuan metamorf yang berumur Perm – Jura terendapkan dalam cekungan
pada lingkungan fluviatil. Mineral monasit, zirkon tersebut terendapkan bersama-sama
dengan batupasir yang berukuran kerikil – pasir halus sebagai batupasir kuarsa, batupasir
arkose dan konglomerat yang disebut sebagai Formasi Dahor.
Pada Kwarter terjadi proses pelapukan, transportasi dan pengendapan mineral monasit,
zirkon, ilmenit, rutil, magnetit yang berasal dari batuan beku, metamorf dan sedimen
terendapkan sebagai endapan alluvial pada aliran sungai Katingan bersama-sama pasir
lepas berukuran pasir halus – kasar.
Dari hasil pengukuran dengan alat Spektrometer Sinar Gamma RS 125 menunjukkan bahwa
nilai radioaktivitas berkisar antara 50 – 329 nSv/h. Sedang kadar U berkisar antara 0,1 –
6,4 eppm U dan kadar Th berkisar antara 0,2 – 25,1 eppm Th. Sedangkan dengan detektor
SPP 2 NF yang dilakukan pada pasir aluvial di daerah Katingan dan sekitarnya
menunjukkan nilai berkisar antara 25 – 100 c/s dan uji kadar uranium di daerah Katingan
pada contoh lumpur sebanyak 250 buah menunjukkan nilai berkisar antara 0,63 – 3,53
eppm U, untuk contoh mineral berat berkisar antara 4,70 – 23,40 eppm U.
Endapan alluvial biasanya diendapkan pada aliran sungai pada teras sungai maupun pada
limpah banjir. Prosentase keberadaan mineral radioaktif (monasit, zirkon) pada alluvial lebih
potensial dibandingkan pada lapisan batuan. Pada endapan alluvial akan terjadi
pengkayaan mineral berat (mineral radioaktif) karena material yang diendapkan dari
beberapa sumber baik dari batuan Formasi Dohor yang mengandung mineral radioaktif dan
dari batuan sumber (granit) yang terjadi dalam kurun waktu yang panjang. Dilihat dari peta
geologi penyebaran batuan granit, granodiorit yang terdapat dibagian hulu tidak terlau jauh
dari terdapatnya monasit, zirkon (F. Dohor) makin kearah hulu penyebaran konsentrat
mineral berat makin banyak dengan ditunjukkannya adanya batupasir yang mengandung
ilmenit, rutil, magnetit sebagai lapisan hitam.
KESIMPULAN
1. Litologi daerah telitian tersusun oleh Satuan batupasir (Formasi Dohor), terobosan
granit dan aluvium
2. Batuan sumber cebakan monasit dan zirkon dalam batuan beku granit yang mengalami
proses pelapukan, transportasi dan pengendapan sebagai endapan alluvial
3. Daerah penelitian terdapat monasit dan zirkon yang mengandung U, Th dengan nilai
radioaktivitas berkisar antara 50 – 329 nSv/h. Sedang kadar U berkisar antara 0,1 –
6,4 eppm U, kadar Th berkisar antara 0,2 – 25,1 eppm Th.
4. Secara geologi kedapatan uranium dan thorium di daerah Katingan dianggap potensial
yang terdapat pada Formasi Dohor dan endapan alluvial.
DAFTAR PUSTAKA
1. KATILI J.A., Tektonik Freme Work, Resources and related Problem in Southeast
Asia” Departemenst of Mine and Energy. Jakarta Indonesia, 1977
239
Geologi dan Keterdapatan Zirkon...
Bambang Soetopo ISSN: 2355-7524
240