Anda di halaman 1dari 5

Kontrol Batuan Asal Terhadap Kualitas Endapan Nikel Laterit Pada Daerah

Pulau Pakal Kecamatan Maba Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku


Utara

Muhammad Dwi Kusnadi1), Muslimin U.Botjing2) Riska Puspita3)

Program Studi S1 Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako


JL. Soekarno Hatta KM.9 Telp (0451) 428618
Email : muhdwikusnadi@gmail.com

Abstrak

Nikel laterit banyak dijumpai pada daerah Maluku Utara. Daerah penelitian berada di Pulau Pakal,
Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara. Lokasi penelitian termasuk dalam
area konsesi PT Antam Tbk. Daerah telitian tersusun oleh batuan ultrabasa. Tujuan penelitian yaitu
mengetahui bagaimana karakteristek endapan nikel laterit dan mengetahui bagaimana kontrol batuan asal
terhadap kualitas endapan nikel laterit. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data lapangan dan
metode analisis laboratorium. Pengambilan data lapangan berupa pengambilan sampel batuan, sampel tanah,
dan data geomorfologi. Analisis laboratorium di lakukan dengan cara analisis petrografi dan analisis XRF (X-
Ray Flourescence) yang bertujuan untuk mengetahui data hasil analisi kadar (assay) yang berisikan informasi
kadar dari tiap titik bor. Profil laterit di daerah telitian tersusun oleh 4 zona utama, yaitu zona topsoil, zona
limonit, zona saprolit dan zona batuan dasar.Tipe deposit yang berkerja pada daerah penelitian yaitu oksida
dan hidrosilikat yang mana di wakili dari 2 titik bor yaitu MDK 02 dan MDK 04. Berdasarkan analisa
petrologi dan petrografi, batuan dasar pada profil laterit disusun oleh 2 litologi,lherzolit, websterit. Laterit
pada litologi lherzolit memiliki kadar Ni yang lebih tinggi di banding websterit.

Kata kunci: Nikel Laterit, Karakteristik, Kontrol Batuan, Profil Nikel Laterit, Petrografi, XRF.

Abstract

Nickel laterite is commonly found in the North Maluku region. The research area is located on Pakal
Island, Maba District, East Halmahera Regency, North Maluku Province. The research location is
included in the PT Antam Tbk concession area. The study area is composed of ultrabasic rocks. The
purpose of the research is to determine how the characteristics of nickel laterite deposits and to
determine how the control of the rock of origin on the quality of nickel laterite deposits. This research
uses field data collection methods and laboratory analysis methods. Field data collection in the form of
rock sampling, soil samples, and geomorphological data. Laboratory analysis was carried out by means
of petrographic analysis and XRF (X-Ray Flourescence) analysis which aims to determine the data of the
assay results containing information on the levels of each drill point. The laterite profile in the study
area is composed of 4 main zones, namely the topsoil zone, limonite zone, saprolite zone and bedrock
zone. The deposit types that work in the study area are oxides and hydrosilicates which are represented
by 2 drill points, namely MDK 02 and MDK 04. Based on petrological and petrographic analysis, the
bedrock in the laterite profile is composed by 2 lithologies, lherzolite, websterite. Laterite in the
lherzolite lithology has a higher Ni content than websterite.

Keywords: Nickel Laterite, Characterization, Rock Control, Nickel Laterite Profile, Petrography,
XRF.
PENDAHULUAN bedrock atau batuan dasar. Tiap batuan dasar
Batuan ultramafik merupakan batuan memiliki komponen unsur yang berbeda secara
beku yang kaya akan mineral mafik kelimpahan maupun variasi nya. Batuan dasar
(ferromagnesian). Batuan ini memiliki yang mengalami lateritisasi akan mengalami
komposisi mineral olivin, piroksen, hornblende, pengkayaan unsur Ni, Fe, SiO2 serta MgO
dan mika yang sangat tinggi. Keterdapatan yang digunakan sebagai salah satu parameter
batuan ultramafik ini sangat berperan penting yang menentukan kualitas suatu endapan nikel
bagi mineralisasi nikel. Batuan ultramafik yang laterit.
merupakan batuan asal banyak mengandung Pada proses lateritisasi batuan
mineral olivin yang merupakan mineral ultrabasa, ada 3 proses utama yaitu proses
pembawa nikel dengan komposisi nikel sekitar pelindian (leaching) pada batuan terutama
0,2- 0,4%. Batuan asal (source rock) mineral mineral yang mengandung unsur
merupakan salah satu faktor yang sangat MgO, Ni, Fe, SiO2 dan Ca. Kemudian unsur
mempengaruhi pembentukan deposit nikel soluble yang terurai akan mengalami proses
laterit yang secara langsung akan berpengaruh akumulasi dan pengkayaan (enrichment) unsur
juga pada kualitas yang dihasilkan (Ahmad, seperti Ni, Mn dan Co dan terakhir
2006). pembentukan residu berupa unsur Fe, Cr dan
Keterdapatan endapan nikel laterit di Al yang bersifat immobile. Proses tersebut
Indonesia yang tersebar di wilayah zona terjadi dalam skema pelapukan batuan dan
khatulistiwa tersebut berkaitan dengan unsur yang mengalami pelindian dan
distribusi jalur global tektonik ofiolit. pengkayaan berasal dari kandungan mineral
Distribusi ofiolit tersebut melintasi Indonesia dalam batuan dasar. Lateritisasi yang berjalan
bagian Timur. Distribusi batuan ultramafik dan cukup lama dan proses pelindian, pengkayaan
potensi laterit nikel di Indonesia terdapat di serta pembentukan residu terus berlangsung
beberapa daerah di bagian Timur Indonesia, dan menghasilkan suatu profil endapan laterit.
diantaranya yaitu Sulawesi bagian Timur, Kualitas nikel laterit berdasarkan ketebalan,
Halmahera bagian Timur dan Irian Jaya bagian kadar Ni dan kadar unsur besi magnesia silikat
Utara. yang merupakan unsur residu pada proses
Batuan asal penghasil nikel laterit yang pengkayaan (Setiawan, 2016).
terdapat di daerah Kecamatan Maba
METODOLOGI
Kabupaten Halmahera Timur di dominasi oleh Metode penelitian di bagi menjadi 2 yaitu
batuan Peridotit, Piroksinit, dan Dunit metode pengambilan data lapangan dan
(Winarto dkk, 2022) . Pada umumnya batuan metode analisis laboratorium. Metode
tersebut salah satu pengantar nikel sehingga pengambilan data lapangan di lakukan
tanah laterit di daerah ini merupakan tanah diperoleh langsung dari data singkapan
laterit yang kaya akan mineral bijih. Oleh litologi (outcrop/bedrock), data
geomorfologi (topografi dan vegetasi),
karena itu di lakukan penelitian mengenai
struktur geologi (kekar/rekahan), tanah laterit
“Kontrol Batuan Asal Terhadap Kualitas dan tanah regolith. Sedangkan metode
Endapan Nikel Laterit Pada Daerah Pulau analisis laboratorium di lakukan dengan
Pakal Kecamatan Maba Kabupaten Halmahera cara analisis sampel petrografi dan
Timur Provisi Maluku Utara.” Penelitian ini analisis geokimia XRF (X-Ray
bertujuan untuk mengetahui pengaruh batuan Fluorescence). Analisis petrografi di
lakukan untuk meneliti tekstur, struktur,
dasar terhadap kualitas endapan nikel laterit
kandungan mineral sehingga diketahui
menggunakan analisis data pemboran, mineral apa saja yang terkandung pada
petrografi, dan geokimia. batuan tersebut. Analisis XRF yang
terdiri dari data collar data survey (total
Kontrol Batuan Asal Terhadap Endapan kedalaman) dan data assay bertujuan untuk
Nikel Laterit mengetahui kadar tiap lapisan zona leterit
Dalam pembentukan endapan nikel
laterit, terdapat beberapa faktor yang
mengontrol, salah satu nya adalah jenis
HASIL yaitu satuan lherzolite dan satuan websterit
Geologi Daerah Penelitian
Profil Geologi Endapan Laterit

1. Top Soil
Zona ini merupakan lapisan penutup / lapisan paling
atas pada suatu profil laterit, berwarna kecoklatan
seperti tanah pada umum nya, material penyusun
berukuran pasir halus – kerikil. Pada zona ini
mudah dikenali karena masih terdapat akar atau
vegetasi pada lapisan tersebut.

Gambar 1. Peta Geologi Daerah Penelitian

Secara regional daerah penelitian masuk


dalam peta geologi regional lembar Bungku
oleh (Simandjuntak, dkk., 1993). Daerah
penelitian termasuk dalam formasi kompleks
ultramafik (Ku) yang beranggotakan
harzburgit, lherzolit, wehrlit, websterit,
serpentinit, dunit, diabas, peridotit dan gabro
yang berumur Kapur (±160 – 100 juta tahun
lalu). Gambar 3. Kenampakan topsoil pada profil laterit
A. Geomorfologi Daerah Penelitian
2. Limonit
Zona limonit terbagi menjadi 2 lapisan yaitu red
limonit dan yellow limonit. Red Limonit berwarna
coklat kemerahan, berbutir halus sampai dengan
sedang, zona ini didominasi mineral hematit.
Sedangkan Yellow Limonit berwarna coklat
kekuningan berbutir halus sampai dengan keras,
mengandung unsur, zona ini didominasi mineral
Gambar 2. Kenampakan satuan bentang alam
perbukitan rendah bergelombang denudasional. goethit.
Berdasarkan pendekatan 3 aspek morfologi,
morfometri, dan morfogenesa satuan
geomorfologi daerah penelitian termasuk
kedalam Satuan Bentang Alam Perbukitan
Rendah Bergelombang Denudasional (van
Zuidam,
1985).
B. Stratigrafi Daerah Penelitian
Stratigrafi daerah penelitian di dasarkan pada
litodemik tidak resmi yang memperlihatkan
ciri fisik litologi yang dapat berupa batuan
intrusi, ekstrusi dan metamorf. Satuan batuan Gambar 4. Kenampakan red limonit (kiri) dan yellow
pada daerah penelitian terbagi atas 2 satuan limonit (kanan) pada profil laterit
3. Saprolit Kontrol Batuan Asal Terhadap Kualitas Endapan
Zona ini merupakan lapisan diatas bedrock Nikel Laterit
profil laterit, berwarna Coklat kemerahan, Berdasarkan data X-Ray Fractination pada titik
material penyusun berukuran pasir sangat kasar bor. Dapat dilihat persebaran unsur SiO2, Fe, MgO dan
– block. Mirip dengan earthy, pada zona ini Ni pada setiap zona laterit. Pada daerah telitian terdapat
mangan dan mineral oksida hampir tidak 2 litogi, yaitu lherzolit , dan websterit. 8 titik bor yang
dijumpai. Dan perbandingan fragmen batuan ada berada pada 2 litogi. Pada litogi lherzolit terdapat 4
nya lebih dominan di banding dengan material titik bor yaitu MDK 01, MDK 02, MDK 03, MDK 04
lepas nya. dan pada litogi websterit terdapat 4 titik Bor MDK 05,
MDK O6, MDK 07, dan MDK 08. Dari data tersebut
dapat dilihat adanya kenaikan unsur pada zona tertentu.
Untuk unsur Fe terakumulasi pada zona limonit dimana
zona ini merupakan zona paling atas pada suatu profil
laterit. Menurut Berger 1973, mobilitas unsur Fe
tergolong unsur yang immobile, dimana unsur ini tidak
Gambar 5. Kenampakan saprolite pada profil akan mengalami perpindahan ke zona yang lebih dalam
laterit
dan merupakan residu dari mineral-mineral pada batuan
yang telah terurai. Karena bersifat immobile tersebut
4. Batuan Dasar/Bedrock
Pada zona ini merupakan zona paling dasar maka unsur Fe akan terakumulasi di bagian permukaan.

pada suatu profil laterit dan tidak dijumpai Berdasarkan data analisis terhadap 5 sampel batuan dan

lapukan batuan seperti pada zona saprolit- 8 titik bor yang telah di lakukan analisa petrografi , XRF

limonit. Pada bedrock hampir tidak dijumpai dan profil geokimia menujukkan bahwa batuan di daerah

mineral pembawa nikel, seperti garnierite dan penelitian mengalami tingkat perubahan . Hal ini terlihat

crisopras. Zona ini merupakan zona paling pada perbedaan karakteristik tanah laterit nya

segar dan tidak mengalami akumulasi dan berdasarkan kandungan unsur Ni pada zona saprolit.

mineralisasi endapan nikel laterit. Berdasarkan hasil penetuan kualitas pengkelasan ore di
daerah penelitian memiliki 2 zona ore class kadar Ni
(PT. Aneka Tambang). Yaitu zona high grade (kadar
sedang) dan zona low grade (kadar rendah).

Gambar 5. Kenampakan saprolite pada profil


laterit
KESIMPULAN
1. Karakteristik endapan nikel laterit pada daerah penelitian yang mana mempunyai 2 tipe
endapan nikel laterit yaitu hydrosilikat dan oksida berdasarkan hasil dari pengamatan data bor
beserta data analisis geokimia (XRF)
2. Kontrol batuan Asal terhadap di daerah penelitian terdiri dari 2 litologi, yaitu Lherzolit dan
Websterit berdasarkan hasil analisis petrografi. Pada zona saprolit pada litologi websterit
memiliki rata-rata kadar Ni 1%, dan rata-rata unsur residu Fe 11,58%%; MgO 34.51% dan
SiO2 39.20% , serta zona saprolit pada litologi lherzolit memiliki rata-rata kadar Ni 2.3%, dan
rata-rata unsur residu Fe 11,24% MgO 24.07% dan SiO2 37.61% berdasarkan hasil analisis
data bor dan analisis geokimia(XRF). Kualitas endapan nikel laterit batuan lherzolit memiliki
potensi menghasilkan endapan nikel laterit dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan
dengan batuan websterit.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, W. (2008). Nickel Laterites: Fundametal of Chemistry, Mineralogy, Weathering
Processes, Formation, and Exploration. VALE Inco.

Elias, M. (2003). Nickel laterite deposits-geological overview. CSA Australia Pty ltd, 24
p.: Resource and Exploitatoin, Spesial Publication, 4, Mick Elias Associates.

Elias, M. (2005). Nickel Laterite Deposits Geological Overview, Resources and Exploitation;
Australia.

Anda mungkin juga menyukai