Anda di halaman 1dari 4

NAMA : M.

Faturrachman Juliansyah

NIM : H1C018040

1. JELASKAN TENTANG KONSERVASI


A. PENGERTIAN KONSERVASI
Berdasarkan KBBI yang dimaksud dengan konservasi adalah pemeliharaan dan
perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan
dengan jalan mengawetkan, pengawetan, dan pelestarian. Sedangkan menurut Undang-
Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati juga
memberikan pengertian konservasi, yaitu pengelolaan sumber daya alam hayati di
mana pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana demi menjamin kesinambungan
persediaan hayati dengan meningkatkan dan memelihara kualitas keanekaragaman
nilainya.
B. TUJUAN KONSERVASI
 Memberi perlindungan, pembatasan, serta pemeliharaan kepada suatu area atau
lingkungan yang bernilai agar menghindari kemungkinan terjadinya kerusakan
apalagi kepunahan pada komponen yang menjadi pembentuk dari lingkungan
tersebut, sehingga bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem.
 Menekankan untuk memanfaatkan kembali bangunan atau tempat yang sudah tidak
dipergunakan dengan cara memperbarui atau mengembalikan fungsinya seperti
semula agar dapat dipakai kembali, sehingga dapat mencegah terjadinya kegiatan
pembukaan baru seperti mengalihkan fungsi hutan menjadi non-hutan.
 Melindungi situs, benda bersejarah, serta cagar budaya dari kerusakan sampai
dengan kehancuran. Cagar budaya terletak pada kawasan yang mempunyai
keanekaragaman hayati banyak, contohnya Satuan Ruang Geografis Sangiran di
Sragen, Jawa Tengah. Lingkungan sekitar kawasan tersebut juga memerlukan
penjagaan untuk melindungi cagar budaya.
 Memelihara kualitas lingkungan agar tetap baik dengan memastikan ketersediaan
air dan udara bersih. Lingkungan ini mencakup wilayah daratan hingga perairan.
C. KEGUNAAN KONSERVASI
 Kegunaan secara Ekologi
kegunaan yang diperoleh dari upaya konservasi ini adalah membuat
keanekaragaman hayati bisa memperoleh perlindungan melalui keseimbangan
ekosistem, sehingga terbebas dari ancaman kepunahan.
 Kegunaan secara Ekonomi
Menjaga kelestarian alam juga dapat memberi manfaat ekonomi bagi manusia,
karena alam sebagai sumber pendapatan tetap terjaga sehingga hasilnya dapat terus
dimanfaatkan. Jika suatu lingkungan mengalami kerusakan, maka resiko kerugian
bisa terus meningkat.
D. JENIS-JENIS KONSERVASI
Berdasarkan metodenya konservasi terbagi menjadi 2 jenis, yakni
 Metode ex-situ, adalah upaya pelestarian keaneragaman hayati yang dilakukan
bukan pada habitat aslinya, tetapi pada habitat buatan. Konservasi ex-situ menjadi
alternatif apabila habitat asli dari suatu spesies sudah rusak, sehingga tidak layak
lagi untuk dihuni dan apabila ingin mengembalikan fungsinya juga butuh waktu
yang lama.
 Metode in-situ, adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati baik berupa flora
ataupun fauna yang dilakukan di habitat asli spesies tersebut. Lingkungan yang
akan menjadi lokasi konservasi harus masih berada dalam kondisi yang layak dan
terjaga untuk dihuni oleh spesies tersebut.
Bentuk – bentuk konservasi alam, diantaranya
 Cagar alam
 Suaka margasatwa
 Taman nasional
 Taman laut
 Kebun raya
 Taman hutan raya
 Hutan bakau
2. JELASKAN TENTANG REHABILITASI DAN REVEGETASI
A. PENGERTIAN REHABILITASI
Menurut Ishak Yassir, Peneliti Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya
Alam, Samboja menjelaskan bahwa rehabilitasi merupakan bentuk usaha memperbaiki
atau memulihkan kembali lahan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha
penambangan, agar rona awalnya atau dapat berfungsi kembali secara optimal untuk
dibudidayakan
B. TUJUAN REHABILITASI
Untuk memperbaiki dan memulihkan kembali lahan dan vegetasi yang telah rusak agar
dapat berfungsi optimal sesuai dengan peruntukkannya. Setelah aktivitas
pertambangan berakhir, lahan paska tambang harus direhabilitasi untuk meminimalisir
efek kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.
C. PENGERTIAN REVEGETASI
Usaha untuk memperbaiki dan memulihkan vegetasi yang rusak melalui kegiatan
penanaman dan pemeliharaan pada lahan bekas penggunaan tambang. Umumnya dapat
menggunakan 3 tanaman yakni
 Tanaman cover crop,
Legum Cover Crop berasal dari jenis Leguminosa atau tanaman kacang –
kacangan. Dalam proses revegetasi lahan pasca tambang, salah satu proses yang
perlu dilakukan adalah melakukan penutupan lahan dengan Legum Crop Cover.
Tanaman penutup lahan atau Legume Crop Cover (LCC) merupakan teknik
yang memanfaatkan tanaman khusus yang ditanam untuk memperbaiki struktur
tanah melalui memperbaiki sifat fisik, sifat kimia dan perlahan memperbaiki
sifat biologis.
 Tanaman fast growing
Beberapa jenis tanaman pokok yang dapat menjadi rekomendasi pemilihan
tanaman revegetasi diantaranya yaitu sengon, pinus, turi, ketapang, trembesi,
ekaliptus dan lamtoro. Salah satu jenis tanaman yang menentukan keberhasilan
revegetasi lahan ialah tanaman pokok atau fast growing. Tanaman pokok
merupakan tanaman yang dapat ditanam pada awal kegiatan penanaman dan
bersifat cepat tumbuh. Jenis tanaman ini memiliki daur masak tebang maksimal
15 tahun. Kemampuannya yang cepat tumbuh akan membantu proses
revegetasi lahan dan lebih mudah dalam meningkatkan kesuburan lahan.
Dengan begitu, jenis tanaman lainnya akan mudah tumbuh sehingga
terbentuklah ekosistem atau suksesi primer yang baru.
 Tanaman sisipan
Tanaman sisipan adalah tanaman lokal endemik kehutanan atau tanaman buah-
buahan yang ditanam di sela tanaman pokok reklamasi. Tujuan ditanamannya
tanaman sisipan yaitu untuk memperkaya jenis tanaman dan mempercepat
terbentuknya ekosistem mikro dipantau dari jumlah satwa yg datang ke lokasi
tersebut. Jenis tanaman sisipan yang dipilih untuk ditanam dapat berupa jenis
tanaman produksi lokal dengan tujuan agar masyarakat setempat dapat
memperoleh manfaat dari adanya reklamasi lahan tersebut. Terdapat berbagai
macam tanaman sisipan yang dapat ditanam pada lahan reklamasi bekas
tambang diantaranya seperti pohon pinang, lamtoro gung, mersawa, kapur, ulin,
dan gaharu.

Anda mungkin juga menyukai