0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konservasi, rehabilitasi, dan revegetasi. Konservasi bertujuan untuk melindungi lingkungan dan sumber daya alam, meliputi metode in-situ dan ex-situ. Rehabilitasi dan revegetasi digunakan untuk memulihkan lahan dan vegetasi yang rusak akibat pertambangan, melalui penanaman tanaman cover crop, fast growing, dan sisipan.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
M. Fatur_H1C018040_TUGAS REKLAMAS BEKAS LAHAN TAMBANG
Dokumen tersebut membahas tentang konservasi, rehabilitasi, dan revegetasi. Konservasi bertujuan untuk melindungi lingkungan dan sumber daya alam, meliputi metode in-situ dan ex-situ. Rehabilitasi dan revegetasi digunakan untuk memulihkan lahan dan vegetasi yang rusak akibat pertambangan, melalui penanaman tanaman cover crop, fast growing, dan sisipan.
Dokumen tersebut membahas tentang konservasi, rehabilitasi, dan revegetasi. Konservasi bertujuan untuk melindungi lingkungan dan sumber daya alam, meliputi metode in-situ dan ex-situ. Rehabilitasi dan revegetasi digunakan untuk memulihkan lahan dan vegetasi yang rusak akibat pertambangan, melalui penanaman tanaman cover crop, fast growing, dan sisipan.
A. PENGERTIAN KONSERVASI Berdasarkan KBBI yang dimaksud dengan konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan, pengawetan, dan pelestarian. Sedangkan menurut Undang- Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati juga memberikan pengertian konservasi, yaitu pengelolaan sumber daya alam hayati di mana pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana demi menjamin kesinambungan persediaan hayati dengan meningkatkan dan memelihara kualitas keanekaragaman nilainya. B. TUJUAN KONSERVASI Memberi perlindungan, pembatasan, serta pemeliharaan kepada suatu area atau lingkungan yang bernilai agar menghindari kemungkinan terjadinya kerusakan apalagi kepunahan pada komponen yang menjadi pembentuk dari lingkungan tersebut, sehingga bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Menekankan untuk memanfaatkan kembali bangunan atau tempat yang sudah tidak dipergunakan dengan cara memperbarui atau mengembalikan fungsinya seperti semula agar dapat dipakai kembali, sehingga dapat mencegah terjadinya kegiatan pembukaan baru seperti mengalihkan fungsi hutan menjadi non-hutan. Melindungi situs, benda bersejarah, serta cagar budaya dari kerusakan sampai dengan kehancuran. Cagar budaya terletak pada kawasan yang mempunyai keanekaragaman hayati banyak, contohnya Satuan Ruang Geografis Sangiran di Sragen, Jawa Tengah. Lingkungan sekitar kawasan tersebut juga memerlukan penjagaan untuk melindungi cagar budaya. Memelihara kualitas lingkungan agar tetap baik dengan memastikan ketersediaan air dan udara bersih. Lingkungan ini mencakup wilayah daratan hingga perairan. C. KEGUNAAN KONSERVASI Kegunaan secara Ekologi kegunaan yang diperoleh dari upaya konservasi ini adalah membuat keanekaragaman hayati bisa memperoleh perlindungan melalui keseimbangan ekosistem, sehingga terbebas dari ancaman kepunahan. Kegunaan secara Ekonomi Menjaga kelestarian alam juga dapat memberi manfaat ekonomi bagi manusia, karena alam sebagai sumber pendapatan tetap terjaga sehingga hasilnya dapat terus dimanfaatkan. Jika suatu lingkungan mengalami kerusakan, maka resiko kerugian bisa terus meningkat. D. JENIS-JENIS KONSERVASI Berdasarkan metodenya konservasi terbagi menjadi 2 jenis, yakni Metode ex-situ, adalah upaya pelestarian keaneragaman hayati yang dilakukan bukan pada habitat aslinya, tetapi pada habitat buatan. Konservasi ex-situ menjadi alternatif apabila habitat asli dari suatu spesies sudah rusak, sehingga tidak layak lagi untuk dihuni dan apabila ingin mengembalikan fungsinya juga butuh waktu yang lama. Metode in-situ, adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati baik berupa flora ataupun fauna yang dilakukan di habitat asli spesies tersebut. Lingkungan yang akan menjadi lokasi konservasi harus masih berada dalam kondisi yang layak dan terjaga untuk dihuni oleh spesies tersebut. Bentuk – bentuk konservasi alam, diantaranya Cagar alam Suaka margasatwa Taman nasional Taman laut Kebun raya Taman hutan raya Hutan bakau 2. JELASKAN TENTANG REHABILITASI DAN REVEGETASI A. PENGERTIAN REHABILITASI Menurut Ishak Yassir, Peneliti Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam, Samboja menjelaskan bahwa rehabilitasi merupakan bentuk usaha memperbaiki atau memulihkan kembali lahan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha penambangan, agar rona awalnya atau dapat berfungsi kembali secara optimal untuk dibudidayakan B. TUJUAN REHABILITASI Untuk memperbaiki dan memulihkan kembali lahan dan vegetasi yang telah rusak agar dapat berfungsi optimal sesuai dengan peruntukkannya. Setelah aktivitas pertambangan berakhir, lahan paska tambang harus direhabilitasi untuk meminimalisir efek kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya. C. PENGERTIAN REVEGETASI Usaha untuk memperbaiki dan memulihkan vegetasi yang rusak melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan pada lahan bekas penggunaan tambang. Umumnya dapat menggunakan 3 tanaman yakni Tanaman cover crop, Legum Cover Crop berasal dari jenis Leguminosa atau tanaman kacang – kacangan. Dalam proses revegetasi lahan pasca tambang, salah satu proses yang perlu dilakukan adalah melakukan penutupan lahan dengan Legum Crop Cover. Tanaman penutup lahan atau Legume Crop Cover (LCC) merupakan teknik yang memanfaatkan tanaman khusus yang ditanam untuk memperbaiki struktur tanah melalui memperbaiki sifat fisik, sifat kimia dan perlahan memperbaiki sifat biologis. Tanaman fast growing Beberapa jenis tanaman pokok yang dapat menjadi rekomendasi pemilihan tanaman revegetasi diantaranya yaitu sengon, pinus, turi, ketapang, trembesi, ekaliptus dan lamtoro. Salah satu jenis tanaman yang menentukan keberhasilan revegetasi lahan ialah tanaman pokok atau fast growing. Tanaman pokok merupakan tanaman yang dapat ditanam pada awal kegiatan penanaman dan bersifat cepat tumbuh. Jenis tanaman ini memiliki daur masak tebang maksimal 15 tahun. Kemampuannya yang cepat tumbuh akan membantu proses revegetasi lahan dan lebih mudah dalam meningkatkan kesuburan lahan. Dengan begitu, jenis tanaman lainnya akan mudah tumbuh sehingga terbentuklah ekosistem atau suksesi primer yang baru. Tanaman sisipan Tanaman sisipan adalah tanaman lokal endemik kehutanan atau tanaman buah- buahan yang ditanam di sela tanaman pokok reklamasi. Tujuan ditanamannya tanaman sisipan yaitu untuk memperkaya jenis tanaman dan mempercepat terbentuknya ekosistem mikro dipantau dari jumlah satwa yg datang ke lokasi tersebut. Jenis tanaman sisipan yang dipilih untuk ditanam dapat berupa jenis tanaman produksi lokal dengan tujuan agar masyarakat setempat dapat memperoleh manfaat dari adanya reklamasi lahan tersebut. Terdapat berbagai macam tanaman sisipan yang dapat ditanam pada lahan reklamasi bekas tambang diantaranya seperti pohon pinang, lamtoro gung, mersawa, kapur, ulin, dan gaharu.