072001800003
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2020
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………… I
ABSTRAK …………………………………………………………………....1
I. PENDAHULUAN ………………………………………………..2
II. PEMBAHASAN ……………………………………………….... 4
III. PENUTUP ………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA
SEDIMENTOLOGI BATUBARA
ALBERTO A. TAMBUR
ABSTRAK
ABSTRACT
Coal is a hydrocarbon fuel that occurs due to the peat and coalification process. The
quality of the differs depending on the content of C and H . in general economic
deposite are formed in the oecene. Coal sedimentations is broadly into 2.the first is the
peeling process; where there is accumulation and decay of dead plants in the
anaerobic area, then the second stage is coalification; where the influence of
pressure and temepratur on the peat to the peat occur. The coal sedimentations process
is also controlled by external factors such us environment influence and internal
factors also geological factors in the form of coal
Penemuan batubara pertama kali di China membawa dampak yang sangat besar
dalam kehidupan manusia. Salah satu kontribusi terbesar batubara dalam menunjang
kemajuan teknologi yaitu; dengan di temukannya mesin uap oleh James Watt yang
menjadi cikal bakal revolusi industri. Sejak saat itu, eksplorasi terhadap batubara
gencar di lakukan oleh berbagai negara. Tak terkecuali juga indonesia melakukan
eksplorasi pertamanya di Kalimantan Timur pada tahun 1845. Perkembangan
lapangan tambang batubara di Indonesia sejak saat itu sangat pesat. Menurut Badan
Geologi (2015), total sumberdaya yang dimiliki Indonesia yaitu sejumlah 106,845
milyar ton dan cadangan batubara sejumlah 32,263 milyar ton. Kualitas sumberdaya
batubara Indonesia cukup bervariasi baik dalam parameter kalori, kandungan abu,
kandungan sulfur, total lengas, dan parameter lainnya. Sebagian besar batubara yang
dimiliki Indonesia yaitu sekitar 60% merupakan batubara berkalori sedang atau
sekitar 5100-6100 kcal/kg ADB (medium rank) sedangkan 30% sisanya batubara
dengan kategori low rank (nilai kalori 7100kcal/kg ADB) ( BAPPENAS 2016 ).
Menurut peta perdagangan batubara dunia tersebut, Indonesia merupakan salah satu
top coal exporter atau pengekspor batubara terbesar dunia ( CARBON BRIEF 2016 )
Selaian daripada itu juga Kebutuhan akan batu bara semakin meningkat,
sementara ketersedian batubara yang merupakan energy fosil yang tak lain
ketersediannya di alam terbatas, dan suatu saat akan habis. ketersedian batubara di
indonesia di perkirakan akan habis sekitar 80 tahun mendatang ( indonesia
investments ). Target produksi batubara nasional yaitu sebesar 425 juta ton pada tahun
2015 hingga sebesar 400 juta ton pada tahun 2019, sementara target konsumsi
batubara domestik mengalami peningkatan yaitu sekitar 24% atau 102 juta ton pada
2015 hingga mencapai 60% atau 240 juta ton pada 2019. Penurunan target produksi
batubara nasional dan peningkatan target konsumsi batubara domestik tersebut
dimaksudkan untuk mengamankan penyediaan batubara nasional untuk kepentingan
industri dalam negeri ( BAPPENAS 2016).
Motovasi penulis dalam penulisan paper ini di awali dengan ketertarikan akan
batubara yang diamana ketersediannya di Indonesia masih sangat banyak diamana
penulisan meyakini di kemudian hari akan menjanjikan bagi profesi seorang geologis.
pembahasan paper ini akan berfokus bagaimana suatau batubara terbentuk
(sedimentology batubara ). Baik itu proses pembentuknya maupun keterdapatan
batubara.
II. PEMBAHASAN
Sumber:https://www.kideco.co.id/id/pengetahuan- batubara/
Endapan batubara yang ekonomis sebagai batubara berumur eosen atau tersier
kebawah kira kira 45 juta tahun yang lalu dan miosen atau tersier atas kira kira
20 juta tahun yang lalu menurut skala waktu geologi. Batubara ini terbentuk
dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan
kodisi kini. Beberapa di antaranya tergolong kubah gambut yang terbentuk di
atas muka air tanah rata rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata
lain kubah gambut ini terbentuk dimana kondisi kondisi mineral anorganik
yang terbawah air dapat masuk ke dalam system dan membentuk lapisan
batubara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara local. Hal
ini sangat banyak di jumpai pada batubara miosen. Sebaliknya endapan
batubara eosen lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tingi. Kedua umur batubara
ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta mirip dengan
daerah pembentukan gambut, seperti pada daerah timur Sumatera serta
sebagian besar Kalimantan.
✓ Gambut (Peat)
Gambut merupakan sedimen organik akumulasi sisa-sisa tanaman.
Diperlukan penimbunan, kompaksi dan pembatubaraan untuk mengubahnya
menjadi batubara. Kandungan air pada gambut sangat tinggi, sekitar 75%.
✓ (lignit)
Proses pembentukan batubara diawali dengan berubahnya gambut
menjadi lignit (batubara muda). Batubara jenis ini memiliki maturitas organik
yang rendah. Lignit biasanya mengandung kandungan kalori sekitar 2.500
kkal/kg dalam basis as received. Di Eropa dan Australia, lignit juga dikenal
dengan istilah batubara coklat (brown coal). Kandungan air pada lignit cukup
tinggi sekitar 35%-75%.
✓ Batubara sub bituminus
Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan
tahun, batubara muda dapat mengalami perubahan secara bertahap,
menambah maturitas organiknya dan berubah menjadi batubara
sub-bituminus. Batubara dengan tipe ini biasanya mengandung kandungan
kalori sekitar 2.500-4.000 kkal/kg dalam basis as received. Kandungan air
pada batubara sub bituminus sekitar 25%-35%.
✓ Batubara bituminus
Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batubara
menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam dan membentuk
bitumen/batubara bituminus. Batubara dengan tipe ini biasanya mengandung
kandungan kalori sekitar 4.000-5.000 kkal/kg dalam basis as received.
Kandungan air pada batubara bituminus sekitar 10%-25%.
✓ Batubara antrasit
Dalam kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin
tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit. Batubara dengan tipe ini
biasanya mengandung kandungan kalori sekitar diatas 5.000 kkal/kg dalam
basis as received. Kandungan air pada batubara antrasit sekitar dibawah 10%.
Batu yang merupakan energy fosil, artinya terbentuk dari sisa sisa kehidupan
masa lampai ( tumbuhan ), yang terbentuk jutaan tahun yang lalu menglami
proses yang sangat panjang sampai terbentuknya batubara seperti sekarang ini.
Berbicara mengenai sedimentology batubara berarti berbicara proses
bagaimana batubara tersebut terbentuk. Sedimentology batubara di control
oleh banyak faktor yang mempengaruh kualitas serta kuantitas batubara
tersebut.
mengenai sedimentology batubara perana tumbuhan tumbuhan dan faktor
alam ikut mempengaruhi kualitas dan kuantitas batubara tersebut. Adapun
proses sedimentology batubara yang terjadi pada umumnya, di bagi menjadi 2
tahap, yang pertama yaitu tahap penggambutan dan kedua tahap
pembatubaraan. Proses pembatubaraan akan menghasilakn endapan batubara
dalam berbagai peringkat sesuai dengan tingkat kematangan organic.
Intensitas pembusukan tergantung pada kadar air , suhu dan jumlah zat asam
yang ada untuk hidup bakteri yang hidup. Perubahan kima yang di maksud
adalah perubahan yang terjadi secara kompleks dari senyawa batubara yang
berasal dari tumbuh tumbuhan sebagai akibat pembusukan dan pemampatan.
Pada proses tersebut terjadi pelepasan air , co2 dan gas metana.
❖ Eprints.mengenalbatubara.04/04/20.http://eprints.upnyk.ac.id/
21706/1/BUKU%20BATUBARA%20BAB%201%20DAN%
202.pdf
❖ Historia.awalmulatambangbatubara.04/04/20.https://historia.id