Anda di halaman 1dari 15

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1 Spesifikasi Bahan Baku


Bahan baku utama pembuatan metil metakrilat adalah asam metakrilat dan
metanol. Asam metakrilat diperoleh dari PT. Mitsubishi Rayon, Jepang, dengan
kapasitas produksi 35.000 ton/tahun. Spesifikasi asam metakrilat mempunyai
komposisi 99,9% asam metakrilat dan 0,1% air (Mitsubishi Rayon Co., 2017).
Metanol diperoleh dari PT. Kaltim Metanol Indonesia dengan kapasitas produksi
660.000 ton/tahun. Spesifikasi metanol mempunyai komposisi 99,85% metanol dan
0,15% air (PT. Kaltim Metanol Indonesia). Asam sulfat sebagai katalis, diperoleh
dari PT. Petrokimia Gresik, dengan kapasitas produksi 1.170.000 ton/tahun.
Spesifikasi asam sulfat mempunyai komposisi 98% asam sulfat dan 2,0% air.

Tabel 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


Bahan
Keterangan Bahan Baku Produk
Pendukung
Komponen Asam Metakrilat Metanol Asam Sulfat Metil Metakrilat
Rumus Kimia CH2=C(CH3)COOH CH3OH H2SO4 CH2C(CH3)COOCH3
Fase Cair Cair Cair Cair
Kemurnian, %
99,9 % 99,85% 98,00% 99,55 %
berat
0,04 % Asam
Impuritis, 0,15 % metakrilat
0,1% Mequinol 2,0 % Air
% berat Air 0,4 % Air
0,01 % Mequinol

Metil metakrilat yang dihasilkan harus memenuhi spesifikasi yang beredar di


pasaran. Syarat produk metil metakrilat yang sesuai mutu pasar, ditunjukan pada
Tabel 2.2.

18
library.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.2 Spesifikasi Produk Metil Metakrilat di Pasaran


Spesifikasi Produk
Metil Metakrilat > 99 %
Water maks 0,5 %
Asam lain maks 0,05 %
MEHQ 25-60 ppm

2.2 Konsep Proses


2.2.1 Mekanisme Reaksi
Proses pembuatan metil metakrilat dengan proses esterifikasi dilakukan
dalam reaktor tangki berpengaduk, dimana asam metakrilat dan metanol
dimasukkan bersamaan ke dalam reaktor. Di dalam reaktor terjadi reaksi sebagai
berikut :
Reaksi:
CH2=C(CH3)COOH + CH3OH CH2C(CH3)COOCH3 + H2O (2.1)
Asam Metakrilat Metanol Metil Metakrilat Air
2.2.2 Tinjauan Termodinamika
Untuk mengetahui apakah reaksi bersifat eksotermis atau endotermis, maka
perlu diketahui panas reaksinya yang dapat dihitung dengan cara mengurangkan
panas pembentukan produk dengan panas pembentukan reaktan.
Reaksi (berlangsung di dalam reaktor Esterifikasi) :

O O
H2SO4
CH2 = C – C – OH + CH3OH CH2 = C – C – O – CH3 + H2O (2.2)
CH3 CH3
Asam Metakrilat Metanol Metil Metakrilat Air
library.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.3 Data Harga ΔH pada suhu 25 oC


Senyawa ΔH˚f Satuan ΔG˚ Satuan
Metanol -200,9 Kj/mol -162,092 Kj/mol
Asam Metakrilat -361,8 Kj/mol -281,82 Kj/mol
Metil Metakrilat -347,36 Kj/mol -241,429 Kj/mol
Air (H2O) -241,8 Kj/mol -228,639 Kj/mol
Produk -589,16 Kj/mol -470,067 Kj/mol
Reaktan -562,7 Kj/mol -443,911 Kj/mol
ΔH reaksi -26,46 Kj/mol -26,1563 Kj/mol
(Yaws, 1999)

Ternyata harga ΔH reaksi menunjukkan harga negatif, maka reaksi


merupakan reaksi eksotermis. artinya pada reaksi pembentukan metil metakrilat
dilepaskan sejumlah panas tertentu, sehingga reaktor memerlukan pendingin.
Menurut Smith (2001), Jika ditinjau dari energi Gibbs
Dimana
- G
Ln K = (2.3)
RT
- - 26156,3
Ln K =
8,314  298

= 10,55723
K = 38454,5
K T operasi   298  1 1 
ln =   
K 298 R  T operasi T 298 
K (26460)  1 1 
 365  298 
T operasi
ln =
38454,5 8,314
K T operasi
ln = -1,960
38454,5
K T operasi = 5416,46
library.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

Ternyata harga K sangat kecil, artinya kecepatan reaksi ke kanan lebih kecil
dari pada kecepatan reaksi ke kiri. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi berjalan dua
arah (reversible).
2.2.3 Tinjauan Kinetika
Reaksi (Reaksi Esterifikasi)
O O
k1
CH2 = C – C – OH + CH3OH CH2 = C – C – O – CH3 + H2O (2.4)
k2
CH3 CH3
Asam Metakrilat Metanol Metil Metakrilat Air
Ditinjau dari segi kinetika reaksi esterifikasi pembuatan metil metakrilat dari
asam metakrilat dan metanol merupakan reaksi orde 2 dan reversible. Menurut
Balak.J (1982) dengan kondisi operasi T = 64oC dan P = 1 bar, maka didapatkan
harga konstanta kecepatan reaksi sebesar :
k1 = 4,82 x 10-3 liter/mol.menit
k2 = 4,75 x 10-4 liter/mol.menit
Dengan k = konstanta kecepatan reaksi
2.2.4 Kondisi Operasi
Pada proses ini asam metakrilat direaksikan dengan metanol dengan katalis
asam sulfat membentuk metil metakrilat dan air. Menurut Balak.J (1982), reaksi
esterifikasi ini berlangsung pada range suhu 64 °C dan tekanan atmosferis.
Perbandingan mol asam metakrilat dan metanol yang digunakan adalah 1:1,1.

2.3 Diagram Alir Proses


2.3.1 Diagram Alir
Diagram alir ada tiga macam, yaitu:
a. Diagram Alir Kualitatif (gambar 2.1)
b. Diagram Alir Kuantitatif (gambar 2.2)
c. Diagram Alir Proses (gambar 2.3)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ket:
D-01 : Dekanter 01
MD-01 : Menara Distilasi 01
MD-02 : Menara Distilasi 02
R : Reaktor Tangki Berpengaduk
T-01 : Tangki Penyimpanan Asam
Metakrilat (MAA)
T-02 : Tangki Penyimpanan Asam Sulfat
T-03 : Tangki Penyimpanan Metanol
T-03
T-04 : Tangki Penyimpanan Produk Metil
Metakrilat (MMA)
Arus 3 IPAL : Unit Pengolahan Limbah
P = 1,01 bar
T = 30 oC

Arus 14 T-04
P = 1,01 bar Arus 5
T-02 T = 30,73 oC P = 1,01 bar
Arus 2 T = 64 oC
P = 1,01 bar Arus 4
T = 30 oC P = 1,01 bar Arus 7
T = 64 oC P = 1,01 bar
R-01 D-01
T = 68,19 oC
Arus 1 Arus 13
P = 1,01 bar P = 1,01 bar IPAL
T = 30 oC T = 267,89 oC Arus 6 Arus 9
T-01 P = 1,01 bar P = 1,01 bar
T = 64 oC T = 100,56 oC
MD-01

Arus 8
P = 1,01 bar
T = 100,09 oC
MD-02

Arus 11 Arus 10 Arus 12


P = 1,01 bar P = 1,01 bar P = 1,01 bar
T = 274,81 oC T = 274,81 oC T = 274,81 oC
IPAL

Gambar 2.1 Diagram Alir Kualitatif

22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ket:
D-01 : Dekanter 01
MD-01 : Menara Distilasi 01
MD-02 : Menara Distilasi 02
R : Reaktor Tangki Berpengaduk
T-01 : Tangki Penyimpanan Asam
Metakrilat (MAA)
T-02 : Tangki Penyimpanan Asam Sulfat
T-03 : Tangki Penyimpanan Metanol
T-03
T-04 : Tangki Penyimpanan Produk Metil
Metakrilat (MMA)
Arus 3 IPAL : Unit Pengolahan Limbah
CH3OH = 4.716,39
H2O = 7,09

Arus 14
T-04
CH3OH = 5.172 Arus 5
T-02 H2O = 20,57 H2O = 53,32
Arus 2 C5H8O2 = 12.568,96
C4H6O2 = 12.636,13 C4H6O2 = 3,61
C7H8O2 = 3,16 Arus 7 C7H8O2 = 0,46
CH3OH = 455,61
R-01 D-01 H2O = 13,49
Arus 4
Arus 1 Arus 13 CH3OH = 479,59
H2O = 1,54 H2O = 1,54 IPAL
H2O = 2.661,6 Arus 9
H2SO4 = 75,6 C7H8O2 = 0,07 C5H8O2 = 14.663,79
T-01 H2SO4 = 143,99 CH3OH = 23,98
C4H6O2 = 25,27 H2O = 2.594,88
C7H8O2 = 3,23 Arus 8
MD-01 C5H8O2 = 2.094,83
H2SO4 = 143,99 Arus 6 CH3OH = 23,98
H2O = 2.594,88 C4H6O2 = 21,66
CH3OH = 479,59
C5H8O2 = 2.094,83 C7H8O2 = 2,63
H2O = 2.608,37
C4H6O2 = 21,66 H2SO4 = 7,2
C5H8O2 = 2.094,83
C4H6O2 = 21,66 C7H8O2 = 2,77
C7H8O2 = 2,77 H2SO4 = 143,99
MD-02
H2SO4 = 143,99

Arus 11 Arus 10 Arus 12


C7H8O2 = 0,07 C7H8O2 = 0,14 C7H8O2 = 0,07
H2SO4 = 68,4 H2SO4 = 136,80 H2SO4 = 68,4
IPAL

Gambar 2.2 Diagram Alir Kuantitatif

23
library.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

Gambar 2.3 Diagram Alir Proses


library.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

2.3.2 Tahapan Proses


Proses pembuatan Metil Metakrilat dari Metanol dan Asam Metakrilat dapat
dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahap Penyimpanan Bahan Baku
Bahan baku metanol (CH3OH), bahan baku asam metakrilat (C4H6O2)
dan katalis asam sulfat (H2SO4) disimpan pada fasa cair dengan suhu 30 oC
dan tekanan 1 atm dalam tangki penyimpanan metanol, tangki penyimpanan
asam metakrilat, dan tangki penyimpanan asam sulfat. Bahan baku asam
metakrilat yang diperoleh dari PT. Mitsubishi Rayon, Tokyo, Jepang. Bahan
baku metanol yang diperoleh dari PT. Kaltim Metanol Industri, Bontang.
Katalis Asam Sulfat diperoleh dari PT. Petrokimia, Gresik.
2. Tahap Persiapan Bahan Baku
Bahan baku metanol dari tangki penyimpanan metanol pada tekanan 1
atm dan suhu 30 oC dipompa menuju mixed point 1 dan dicampur dengan
recycle hasil atas menara distilasi (MD-01) sebelum masuk ke reaktor (R-01).
Bahan baku asam metakrilat dari tangki penyimpanan asam metakrilat pada
tekanan 1 atm dan suhu 30oC dipompa menuju reaktor (R-01). Reaktor yang
digunakan yaitu reaktor tangki berpengaduk.
3. Tahap Pembentukan Produk
Bahan baku asam metakrilat dan metanol dengan perbandingan 1:1,1
diumpankan ke dalam reaktor. Reaktor beroperasi pada suhu 64 oC dan
tekanan 1 atm. Sebagai katalisator digunakan katalis asam sulfat. Reaktor
yang digunakan adalah reaktor tangki berpengaduk.
Asam metakrilat terkonversi 99,8% menjadi metil metakrilat di dalam
reaktor. Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis, sehingga untuk menjaga suhu
didalam reaktor diperlukan pendingin sebagai penghilang panas yang
dihasilkan dari reaksi. Pendingin yang digunakan adalah air. Suhu di dalam
reaktor dijaga agar tetap pada suhu operasi dengan cara mengalirkan air
pendingin melalui koil pendingin yang terdapat dalam reaktor.
library.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

4. Tahap Pemurnian Produk


Tahap ini bertujuan untuk memperoleh produk metil metakrilat hingga
mencapai kemurnian 99,55% berat. Produk keluaran reaktor berupa
campuran metanol, asam metakrilat, metil metakrilat, dan air dialirkan
menuju Dekanter (D-01) untuk dimurnikan. Hasil atas D-01 berupa produk
metil metakrilat yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hasil
bawah D-01 berupa campuran antara metanol, air, metil metakrilat, asam
metakrilat, dan asam sulfat dipompa menuju Menara Distilasi 1 (MD-01).
Hasil atas MD-01 berupa metanol dan air akan dipompa menuju Reaktor (R-
01) yang digunakan sebagai recycle. Sedangkan hasil bawah MD-01 yang
berupa campuran air, metil metakrilat, asam metakrilat, dan asam sulfat
diteruskan menuju Menara Distilasi 2 (MD-02). Hasil atas MD-02 yang
berupa campuran air, metil metakrilat, dan asam metakrilat dialirkan menuju
Unit Pengolahan Limbah (UPL), sedangkan hasil bawah MD-02 yang berupa
asam sulfat akan dipompa menuju Reaktor (R-01) yang digunakan sebagai
recycle.

2.4 Neraca Massa dan Neraca Panas


2.4.1 Neraca Massa
Produk : Metil Metakrilat (MMA)
Kapasitas : 100.000 ton/tahun
Satu tahun produksi : 330 hari
Waktu operasi selama 1 hari : 24 jam

Arus 3 Arus 5

Arus 2 Arus 9

Arus 1 Arus 12
library.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.4 Neraca Massa Total Masuk


kg/jam
Komponen
Arus 1 Arus 2 Arus 3
CH3OH 0 0 4.716,39
H2O 1,54 0 7,09
C5H8O2 0 0 0
C4H6O2 0 12.636,13 0
C7H8O2 0 3,16 0
H2SO4 75,60 0 0
Jumlah 77,14 12.639,29 4.723,48
Jumlah 17.439,90

Tabel 2.5 Neraca Massa Total Keluar


kg/jam
Komponen
Arus 5 Arus 9 Arus 12
CH3OH 0 23,98 0
H2O 53,23 2.594,88 0
C5H8O2 12.568,96 2.094,83 0
C4H6O2 3,61 21,66 0
C7H8O2 0,046 2,63 0,07
H2SO4 0 7,2 68,40
Jumlah 12.626,26 4.745,17 68,47
Jumlah 17.439,90

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B Neraca Massa.


2.4.2 Neraca Panas
Tabel 2.6 Neraca Panas Keseluruhan
Input Output
Komponen kJ/jam Komponen kJ/Jam
Qheater 1 787.906,82 Qcooler 299.932,54
Qheater 2 219.757,76 Qcoil 4.367.745,47
Qheater 3 394.603,41 Qcondenser 1 4.271.237,35
Qreboiler 1 5.163.170,41 Qcondenser 2 149.953,61
Qreboiler 2 1.229.748,64 Arus 5 929.291,29
Qreaktor 4.544.658,47 Arus 9 1.120.315,55
Arus 1 1.829,73 Arus 12 45.311,59
Arus 2 128.699,99 Arus 14 19.656,39
Arus 3 64.446,81
Jumlah 11.203.443,80 Jumlah 11.203.443,80
library.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C Neraca Panas.

2.5 Tata Letak Pabrik dan Peralatan


2.5.1 Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik merupakan suatu pengaturan yang optimal dari seperangkat
fasilitas dalam pabrik. Tata letak yang tepat sangat penting untuk efisiensi,
keselamatan, dan kelancaran para pekerja serta keselamatan proses. Tata letak
pabrik dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Kondisi optimal dapat dicapai dengan mempertimbangkan :
1. Faktor keamanan sangat diperlukan untuk bahaya kebakaran dan
ledakan, maka layout selalu diusahakan jauh dari sumber api, bahan
panas, bahan yang mudah meledak, asap, dan bahan beracun.
2. Sistem konstruksi yang direncanakan adalah outdoor untuk penekanan
biaya bangunan dan gedung, dan juga karena iklim di Indonesia
memungkinkan konstruksi secara outdoor.
3. Harga tanah amat tinggi sehingga diperlukan efisiensi dalam pemakaian
dan pengaturan ruangan/lahan.
4. Pemasangan dan distribusi yang baik dari gas, udara, steam, dan listrik
akan membantu mempermudah kerja dan perawatan. Penempatan
peralatan proses sedemikian rupa sehingga petugas mudah mencapai dan
dapat menjamin kelancaran operasi.
Tata letak pabrik dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Daerah administrasi/perkantoran, laboratorium, dan ruang kontrol.
a. Daerah administrasi merupakan kegiatan administrasi pabrik
b. Daerah laboratorium dan ruang kontrol merupakan pusat
pengendalian proses serta produk yang akan dijual.
2. Daerah proses, merupakan daerah tempat alat-alat proses diletakkan dan
proses berlangsung.
3. Daerah pergudangan umum, bengkel, dan garasi.
library.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

4. Daerah utilitas, merupakan daerah tempat penyediaan sarana pendukung


proses.
5. Daerah fasilitas umum, merupakan daerah penunjang segala aktivitas
pabrik dalam pemenuhan kepentingan kerja seperti tempat parkir, masjid
dan kantin.
2.5.2 Tata Letak Peralatan
Tata letak peralatan dapat dilihat pada Gambar 2.5. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menentukan layout peralatan proses antara lain :
1. Aliran bahan baku dan produk
Aliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan
ekonomis yang besar dan kelancaran serta menunjang kelancaran dan
kemanan produksi.
2. Aliran udara
Aliran udara di dalam dan di sekitar area proses perlu diperhatikan
supaya menghindari terjadinya stagnansi (pemampatan) udara pada suatu
tempat sehingga mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang dapat
mengancam keselamatan kerja.
3. Cahaya
Penerangan pada seluruh area pabrik harus memadai dan pada tempat
proses yang berbahaya perlu diberikan penerangan tambahan.
4. Lalu lintas manusia
Pekerja harus dapat menjangkau seluruh area proses dengan cepat dan
mudah sehingga jika terjadi gangguan pada peralatan proses dapat segera
diperbaiki. Keamanan seluruh pekerja harus diprioritaskan.
5. Pertimbangan ekonomi.
Penempatan alat-alat proses diusahakan dapat menekan biaya operasi dan
menjamin kelancaran dan keamanan produksi pabrik.
library.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

6. Jarak antar alat proses


Alat proses yang beropeasi pada tekanan dan temperatur tinggi sebaiknya
dipisahkan dari alat proses lainnya sehingga apabila terjadi ledakan atau
kebakaran tidak membahayakan alat proses yang lain.
Tata letak alat proses harus dirancang sedemikian rupa sehingga :
1. Kelancaran proses produksi dapat terjamin.
2. Dapat mengefektifkan penggunaan luas lahan yang tersedia.
3. Biaya material handling menjadi rendah, sehingga dapat mengurangi
pengeluaran untuk kapital yang tidak penting.
4. Karyawan mendapat kepuasaan kerja agar dapat meningkatkan
produkstifitas kerja disamping keamanan yang terjadi.
library.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

Pintu
Darurat
Ruang
Generator

Area
Perluasan

PROSES Utilitas UPL

Pemadam
Kebakaran

Bengkel

Safety

Laboratorium
Control Room

KANTOR
Aula

Poliklinik

mushola kantin
Gudang

Garasi

Parkir
KEAMANAN

KEAMANAN
PO S

Parkir
POS

Gambar 2.4 Tata Letak Pabrik


Skala = 1 : 1000
Keterangan
: Taman
: Arah jalan
library.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

70 m

T-03

HE-02

T-02 R D-01 T-04


HE-01

HE-03

MD-02 MD-01

T-01
CL-01

Gambar 2.5 Tata Letak

KETERANGAN :

T-01 = Tangki Asam Asetat (H2SO4)

T-02 = Tangki Asam Metakrilat (C4H602)

T-03 = Tangki Metanol (CH3OH)

R = Reaktor

D-01 = Dekanter 01

MD-01 = Menara Destilasi 01

MD-01 = Menara Destilasi 02

D-01 = Dekanter 02

T-04 = Tangki Metil Metakrilat (C5H8O2)

Anda mungkin juga menyukai