Anda di halaman 1dari 12

INDUSTRI SERAT SINTETIS

(SELULOSA DIASETAT)
A. Selulosa Diasetat
Selulosa Diasetat merupakan serat yang sangat mudah dihasilkan dengan biaya yang
rendah dan kualitas produk yang baik. Selulosa diasetat digunakan dalam berbagai
industri seperti pembuatan tekstil, plastik, fiber, dan filter rokok. Adapun sifat
selulosa diasetat yang membedakan dengan serat sintetis lainnya adalah :
1. Termoplastik
2. Selektif absorpsi dan dapat membuang beberapa bahan organik dengan kadar
rendah
3. Mudah digabungkan dengan plasticizers, panas, dan tekanan
4. Selulosa diasetat larut pada kebanyakan pelarut (terutama aseton dan pelarut
organik) dan dapat dimodifikasi agar dapat dilarutkan dengan pelarut alternatif,
termasuk air

5. Hidrofilik, membuat selulosa diasetat gampang basah, dengan pengantar cairan


yang baik dan absorpsi yang bagus
6. Area permukaan luas
7. Terbuat dari sumber yang dapat diperbaharui : pulp kayu
8. Resistan untuk mold dan mildew
9. Mudah hancur dengan larutan alkali kuat dan agen oksidasi kuat
10. Dapat dibersihkan atau dikeringkan dengan mudah
B. Bahan Baku Proses
1. Pulp
Sifat Fisis :
a. Wujud : padat

b. Sg : 1,6 g/cm3

c. Rumus molekul : (C6H7O2(OH)3)x


d. Kapasitas panas : 0,32 Cal/g.oC

Sifat Kimia :
Reaksi esterifikasi selulose dengan asam asetat anhidrid :
OSO2OH
Rcell(OH)3 + H2SO4 + 3 (CH3CO)2O Rcell + 4 CH3COOH
(OCOCH3)2
2. Asetat Anhidrid
Sifat Fisis :
a. Wujud : cair
b. Kenampakan : jernih (tidak berwarna)
c. Rumus molekul : (CH3CO)2O
d. BM : 102,09 g/mol
e. Titik didih : 139,6oC pada tekanan 1 atm.
f. Sg : 1,082 g/cm3
g. Sg : 1,049 g/cm3
h. Temperatur kritis : 594,45oK
i. Viscositas : 1,22 Cp
j. Panas penguapan : 94,29 cal/g (pada titik didih normal)
k. Panas pembakaran : 46,6 cal/g
Sifat Kimia :
Asetat anhidrid bisa berasetilasi dengan berbagai macam campuran,
mulai dari kelompok selulosa sampai ammonia dengan menggunakan katalis
asam atau basa. Pada beberapa garam inorganik dipakai juga aksi katalis, tetapi
sukar untuk menggeneralisasi aksi dari garam metalik dan ion. Pada umumnya
reaksi katalisasi asam dari asetat anhidrid lebih cepat dibandingkan dengan
reaksi katalis dengan basa. Hidrolisa dari asetat anhidrid berjalan pada suhu
yang rendah dengan adanya katalis akan mencapai tingkat (laju) yang lebih
baik.

C. Bahan Penunjang
1. Asam Asetat
Sifat Fisis :
Wujud : cair
a. Kenampakan : jernih (tidak berwarna)
b. Rumus molekul : CH3COOH
c. BM : 60,05 g/mol
d. Titik didih : 118, 4oC pada tekanan 1 atm
e. Kapasitas panas : 0,522 cal/g.oC
f. Sg : 1,049 g/cm3
g. Temperatur kritis : 594,45oK
h. Viscositas : 1,22 Cp
i. Panas penguapan : 94,29 cal/g (pada titik didih normal)
j. Panas pembakaran : 46,6 cal/g

Sifat Kimia :

Dalam sintesa cellulose dan rayon, asam asetat anhidrat terbentuk dari asam
asetat dengan kondisi 700 0C dan 150 mmHg
Reaksi:
HOAc H2O + CH2 = CO
Dengan katalis trietil pospat, diikuti reaksi pendinginan dalam fase cair
HOAc + CH2 = CO Ac2O

b. Asam Sulfat
Sifat Fisis :
a. Wujud : cair
b. Kenampakan : jernih (tidak berwarna)
c. Rumus molekul : H2SO4
d. BM : 98 g/mol
e. Titik didih : 340oC pada tekanan 1 atm
f. Kapasitas panas : 0,3404 cal/g.oC
g. Sg : 1,8361 g/cm3
)
Sifat Kimia :

Asam sulfat larut dalam semua proporsi air dan menghasilkan sejumlah
panas. Setiap 1 lb asam sulfat 100% ditambah air sampai konsentrasi asam 90%
akan melepaskan panas 80 BTU dan bila ditambah air hingga konsentrasi 20%
maka akan melepas panas sebesar 300 BTU. Asam sulfat dapat melarutkan
sejumlah besar SO3 dan memproduksi bermacam-macam tingkatan oleum.
c. Magnesium Asetat
Sifat fisis :
a. Wujud : cair
b. Kenampakan : jernih (tidak berwarna)
c. Rumus molekul : Mg(CH3COO)2
d. BM : 142,39 g/mol
e. Titik didih : 134oC pada tekanan 1 atm
f. Kapasitas panas : 0,2340 cal/g.oC
g. Sg : 1,035 g/cm3
D. Proses pembuatan selulosa diasetat
1. Persiapan Bahan Baku (Petreatment)
Pulp dari gudang penyimpanan pulp (V-101) dibawa dengan conveyor SC-
101 dan dilewatkan ke alat pemotong (hammer mills) HM-101 untuk memperkecil
partikel pulp. Kemudian dibawa kembali dengan conveyor SC-102 ke tangki M-
101 yang terbuat dari stainless steel dilengkapi dengan agitator dan asam asetat
glasial dipompa dari tangki V-102 sebanyak 25 % dari berat selulosa pada kondisi
operasi 500C dan diagitasi selama 30 menit.untuk proses aktivasi pulp dalam
penyeragaman selulosa (pretreatment). Fasa pada proses pretreatment adalah bubur
(slurry).

2. Proses Reaksi Utama

A. Asetilasi

Kemudian pulp yang diaktivasi dimasukkan ke dalam reaktor R-101A/B yang


dilengkapi dengan agitator dan jaket pendingin. Proses asetilasi yang
berlangsung pada reaktor R- 101A/B adalah batch sehingga dibuat paralel
untuk menjadikan proses kontiniu. Ke dalam reaktor dipompakan reaktan
asetat anhidrat sebanyak 280% dari tangki V-104, pelarut asam asetat (70%)
sebanyak 450% dari tangki V- 106 dan katalis asam sulfat dari tangki V-103
sebanyak 3% dari berat selulosa yang telah diaktivasi dengan kondisi operasi
70oC dan waktu reaksi 1 jam (50 menit pencapaian suhu 700C akibat adanya
panas reaksi dan 10 menit untuk memperoleh efek asetilasi).
Berikut mekanisme proses asetilasi yang terjadi pada reaktor R-101A/B :

Asetat anhidrat Karbokation

Karbokation Selulosa monoasetat Asam asetat


Reaksi ini diawali dengan terjadinya protonisasi pada atom O pada
gugus karbonil dalam asetat anhidrat membentuk karbokation. Karbo-kation
yang cukup efektif ini merupakan suatu senyawa antara dimana terjadi muatan
positif pada atom C yang berikatan dengan atom O yang terprotonasi. Dengan
adanya karbokation ini maka subtitusi nukleofilik akan mudah terjadi. Pada
reaksi ini pasangan electron yang tidak berikatan pada atom O pada gugus
hidroksil akan menyerang karbokation tersebut dan diikuti oleh eliminasi asam
karboksilat dan H+. Dalam reaksi asetilasi ini kedudukan OH- pada atom C
menentukan kereaktifan atom pada reaksi esterifikasi. Halangan sterik yang
dimiliki gugus hidroksil pada C6 lebih kecil dibandingkan pada atom C2 dan
atom C3. Dengan alasan yang sama kemungkinan tahap reaksi selanjutnya
terjadi pada atom C3 dan terakhir pada C2. Dengan demikian reaksi esterifikasi
triasetat pada selulosa berlangsung secara bertahap ( Suyati, 2008).

Berikut reaksi umum asetilasi selulosa dengan asetat anhidrat pada reaktor R-
101A/B

(-selulosa (R-10)) (Asetat anhidrat) (Selulosa triasetat) (Asam asetat)


B. Hidrolisis
Setelah proses asetilasi, produk R-101A/B selanjutnya dihidrolisis
dalam tangki R-102A/B dengan penambahan air sebanyak 70% dari berat
selulosa (U.S. Patent :4,590,266 Yamashita, 1986). Tangki hidrolisis
berbentuk vertikal dan dilengkapi dengan agitator. Suhu operasi yang
berlangsung pada proses hidrolisis adalah 1200C yang diperoleh dari steam
selama 2 jam (U.S. Patent : 4,306,060 Ikemoto, 1981).
CTA + 0,55 H2O CDA + 0,55CH3COOH
Pada proses hidrolisis ini seluruh asetat anhidrat sisa juga terhidrolisis
menjadi asam asetat.
3. Pemurnian Produk
Setelah melalui proses hidrolisis, maka larutan dialirkan ke dalam tangki
netralisasi T-101. Pada tangki ini dipompakan larutan magnesium asetat 20%
sebanyak 24% dari berat selulosa dari tangki V-105 untuk menetralisasikan asam
sulfat. Kemudian larutan dipompa ke sentrifius (SF-101). Endapan berupa
selulosa asetat sekunder (selulosa diasetat) dalam bentuk serpihan padatan (flake)
diambil dan dimasukkan ke dalam tangki pencucian WT-101, sedangkan larutan
sisa masuk ke dalam proses recovery asam asetat. Selulosa diasetat dicuci dengan
air pada tangki WT-101 untuk membersihkan kotoran atau larutan asam sisa yang
masih terdapat pada selulosa asetat. Kemudian larutan dialirkan ke sentrifius (SF-
102) untuk memisahkan air dan padatan selulosa diasetat. Selanjutnya selulosa
diasetat dibawa ke rotary dryer (RD-101) untuk dikeringkan hingga kelembaban
2-5% pada suhu 100 OC yang kemudian dibawa dengan menggunakan conveyor
(SC-103) ke tangki pembentukan produk / hammer mills (HM-102) untuk
menyeragamkan produk dalam bentuk flake. Kemudian diteruskan ke gudang
penyimpanan produk selulosa diasetat (V-107) dengan menggunakan conveyer
(SC-104).
4. Recovery Pelarut Asam Asetat
Larutan dari tangki pengendapan SF-101 dialirkan ke tangki dekanter D-
101 untuk memisahkan magnesium sulfat dari asam asetat dan air. Fasa berat
dialirkan ke unit pengolahan limbah sedangkan larutan sisa dialirkan ke tangki
pencampuran asam asetat dengan menambahkan sejumlah air sehingga komposisi
asam asetat pada tangki penyimpanan sebesar 70%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.BabIITinjauanPustaka. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789
/27514/Chapter%20II.pdf;jsessionid=B0DE8A1249E31284B23FFA0C01B28747?sequence
=4 (diakses pada 15 November 2017 Pukul 20.00 WIB)
PROSES INDUSTRI KIMIA
(INDUSTRI SERAT SINTESIS )
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah Proses Industri Kimia

Oleh
Sitti Alanna Luthfiananda Ridzal
NIM 161411090

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017

Anda mungkin juga menyukai