Memo #2
PT MRG INDUSTRY
Tanggal :
Ke : dsp@itenas.ac.id
Dari : Riga Abdul Aziz (14-2019-015), Gelar Ardyan Ridaus (14-2019-018), Mia Nur’aeni (14-
2019-023)
Re : kelompok 4A_Precipitated Calcium Carbonate (PCC)_memo1
Metode untuk pembuatan Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dengan metode karbonisasi dari
batu kapur (CaCO3), kapur tohor (CaO) dan karbon dioksida (CO2). Di mana proses pembuatan
PCC tersebut dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahapan kalsinasi, hidratasi, karbonatasi,
pengendapan dan pengeringan. Pada tahap kalsinasi umpan yang digunakan yaitu bongkahan
batu kapur berukuran 1,5-2 cm yang dihancurkan dengan ball mill hingga berukuran 100 mesh.
Kemudian dari unit penghancurkan umpan yang sudah diayak menuju unit kalsinasi (rotary kiln)
untuk menghasilkan CaO dan CO2 pada suhu kalsinasi 900°C. Kiln yang digunakan pada tahap
kalsinasi ini adalah jenis rotary kiln. Rotary kiln merupakan kiln yang paling umum, berbentuk
silinder panjang, dimana di dalamnya limestone dan gas pembakar bertemu secara counter
current.
Kemudian produk hasil kalsinasi didinginkan menggunakan rotary cooler. Selain untuk
mendekomposisi batu kapur menjadi CaO dan CO 2, kalsinasi juga berfungsi untuk menghilangkan
bahan organik yang terdapat dalam batu kapur. Dari rotary kiln kemudian kalsium oksida
diumpankan menuju hydrator untuk mengubah CaO menjadi Ca(OH) 2 pada temperatur 30°C yang
mana merupakan tahapan hidratasi. Pada hydrator, umpan menuju unit karbonasi untuk
direaksikan dengan CO2 dan membentuk padatan CaCO 3 dan H2O pada suhu 70°C. Sumber gas
CO2 untuk tahap karbonatasi biasanya berasal dari pembangkit energi, recovery kiln, atau lime
kiln. Gas tersebut didinginkan dan di-scrub sebelum dikompres ke dalam reaktor karbonatasi.
Selama penggelembungan melewati slurry, gas CO 2 terlarut dalam air. Di dalam reaktor, mula-
mula slurry memiliki pH 12 atau lebih, tetapi kemudian menurun selama reaksi berlangsung, terus
Sisa air yang masih terkandung di dalam produk padatan PCC kemudian dipisahkan dengan dua
tahap pemurnian. Tahap pertama pemurnian dengan pengendapan menggunakan rotary drum
vacuum filter, di mana pengendapan dimaksudkan untuk memisahkan CaCO3 yang terbentuk
dengan air, sehingga didapat kemurnian padatan PCC 98%. Tahapan pemurnian kedua berupa
tahapan pengeringan dengan rotary dryer agar didapat produk PCC dengan komposisi kandungan
air sebesar 0,55%. Padatan PCC kemudian dialirkan menuju silo produk.
Spesifikasi Nilai
Fase Padat
pH 8-9
Titik didih -
Warna Putih
Entropi 93 /mol.k
Spesifikasi Nilai
Fase Gas
Spgr 1,56
Sifat Kimia :
Stabil di bawah kondisi penyimpanan yang direkomendasikan.
Gas tidak terpengaruh oleh panas sampai suhu mencapai sekitar 2000 °C
3. CaO
Sifat Fisika
Variabel Nilai
pH 12,8°C
Sifat Fisika :
Sedikit larut dalam air. Tidak larut dalam etanol. Larut dalam gliserol
Mudah menyerap karbon dioksida dan air dari udara, menjadi bebas udara
Korosif, dapat menyebabkan Iritasi kuat pada kulit, mata dan selaput lendir
Mudah hancur saat terkena udara lembab
(Sumber : ncbi )
a. Kapasitas Panas
Tabel 9. Data Kapasitas Panas Fasa Gas
Komponen A B C D E
CO2 27,437 4,23 x 10-2 -1,96 x 10-5 4 x 10-9 -2,9872 x 10-13
CaO
CO2
= 5050,5 kg/jam
= 4914,64 kg
= 49,15 kmol
= 49150 mol
m: 49150 mol - -
s : - - 49150 mol