Anda di halaman 1dari 10

I-1

I
Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Calcium carbide (CaC2) di temukan oleh T. L. Wilson pada tahun 1892 ketika
ia ingin menghasilkan metallic calcium dari lime dan tar dalam electric furnace,
tetapi ternyata yang dihasilkan adalah CaC2. Saat itu, produk ini dibuang ke
tempat pembuangannya dan ditemukan bahwa produk tersebut menghasilkan gas
(www.answers.com/ 31 Agustus 2005). CaC2 pertama kali dibuat di laboratorium
oleh Hare dan Wohler. Pada tahun 1895, CaC2 diproduksi secara komersial
dengan menggunakan teknik dapur listrik oleh Moissan di Perancis dan Wilson di
Amerika Serikat (www.bookrags.com / 31 Agustus 2005). Pada tahun 1905
industri CaC2 dijadikan industri hulu untuk memenuhi industri sianamida, industri
gas acetylene, industri pengelasan dan pemotongan logam-logam berat
(www.cascocarbide.com / 31 Agustus 2005)
Secara umum CaC2 ini mempunyai beberapa sifat fisik maupun kimia antara
lain dalam keadaan murni berbentuk padatan tak berwarna dan berwarna abu-abu
atau hitam jika mengandung senyawa lain. Senyawa ini mudah terdekomposisi
dengan air menghasilkan gas acetylene dan melepaskan panas. Sifat CaC2 lainnya
adalah korosif dan melebur pada suhu 23000C (Perry’s, 1984). Bahan kimia ini
dapat dibuat dengan memanaskan batu kapur (lime stone) dan batu bara (coke)
dengan suhu sekitar 2000-2200oC (Shreve, 1956).
Di Indonesia senyawa CaC2 memiliki prospek yang baik untuk
dikembangkan, baik ditinjau dari potensi bahan baku maupun pasarnya. Namun
hingga saat ini industri CaC2 tersebut belum dikembangkan secara maksimal,
kendati permintaan pasar cenderung meningkat. Hal ini dapat terlihat dari
ketergantungan Indonesia terhadap senyawa CaC2 asal impor yang masih tinggi
(Badan Pusat Statisti, BPS 2014).
I- 2

I.2 Tinjauan Pustaka


Kalsium karbida dihasilkan secara industri dengan menggunakan dapur listrik
(tanur) yang digabungkan dengan campuran batu kapur dan arang batu (coke)
pada suhu lebih kurang 2000 °C. Proses ini tidak berubah sejak pengenalannya
pada tahun 1888. (Nurleli, 2011)
CaO + 3C → CaC2  + CO
Suhu tinggi yang diperlukan pada proses ini sangat sulit dicapai jika
menggunakan proses pembakaran tradisional, maka proses yang dilakukan yaitu
proses pembakaran dengan dapur listrik (tanur). Dalam proses pembakaran
tersebut menghasilkan produk samping gas karbon monoksida dimana dalam gas
terdapat pengotor H2S dan pH: 3. Hasil karbida umumnya mengandung lebih
kurang 80% kalsium karbida dari segi beratnya.

I.2.1 Kegunaan Produk


Kalsium karbida (CaC2) digunakan pada berbagai sektor industri seperti:
1. Industri gas acetylene
2. Industri calsium cianamide
3. Pengeboran
4. Pemerahan buah
5. Pengelasan dan pemotongan logam-logam berat

Kalsium karbida atau umum disebut karbit berupa kristal rhombies


berwarna abu-abu dipergunakan untuk pengelasan, pabrik gas asitelin,
pematangan buah-buahan dan lampu penerangan.
Adapun sifat-sifatnya adalah:
 Rumus Kimia : CaC2
 Kenampakan : Berbentuk kristal rhombies berwarna abu-abu agak
kehitaman
 Sifat Kimia : Dalam bentuk padat tidak berbahaya tetapi bila tercampur
air/uap air akan menghasilkan gas asitelin (gas mudah
terbakar dan meledak)
I- 3

 Sifat Fisik : Berat molekul : 64,10


Titik cair : 2.370 0C
Density : 2,222

I.2.2 Ketersediaan dan Spesifikasi Bahan Baku


Bahan baku berupa calcium oxide (CaO) diperoleh dari PT. Putra
Primajaya yang berada di daerah Cilegon Jawa Barat, sedangkan coke diperoleh
dari PT Anugrah Indria Mandiri, surabaya Jawa Timur,

a) Kalsium monoksida (CaO)


PT. Putra Primajaya menyediakan dua ukuran untuk kalsium karbida,
dimana:
1) Powder CaO 85% ukuran 0,074 mm dengan harga Rp. 1.300/kg
2) Bongkahan CaO 85% ukuran 5-7 cm dengan harga Rp 1.100/kg

Nama IUPAC kapur tohor ialah Kalsium oksida, nama lainnya Kapur


mentah, kapur bakar, kapur tohor. Mudah menyerap oksigen dan air dari udara
Adapun sifat-sifatnya adalah:
 Rumus molekul : CaO
 Berat molekul : 56,0774 gr/mol
 Komposisi : 71,47% Ca dan 28,53% O
 Penampilan : Serbuk putih sampai kuning pucat/coklat
 Bau : Tidak berbau
 Densitas : 3,34 gr/cm3
 Titik lebur : 2613 °C, 2886 K, 4735 °F
 Titik didih : 2850 °C, 3123 K (100 hPa)
 Kelarutan dalam air: 1,19 g/L (25 °C); 0,57 g/L (100 °C); reaksi eksoterm
 Kelarutan dalam asam: Larut (juga dalam gliserol, larutan gula)
 Kelarutan dalam methano l: Tidak larut (juga dalam dietil eter, n-oktanol)
 Keasaman (pKa) : 12,8
 Entropi molar standar  : 40 J·mol−1·K−1
 Entalpi pembentukan standar : −635 kJ·mol−1
 Heat of Fusion : 12,240 cal/mol
I- 4

Kalsium oksida, juga dikenal sebagai caustic lime, berwujud kristal putih.
Kalsium oksida dibuat dengan cara memanaskan kalsium karbonat pada suhu
500-600 C, terdekomposisi menjadi oksida dan karbon dioksida. Rekasinya
adalah

CaCO3 + Panas CaO + CO2

Reaksi ini bersifat reversible, saat produk yang terbentuk menjadi dingin,
terjadi penyerapan karbon dioksida dari udara, sehingga dikonversikan kembali
menjadi kalsium karbonat. Reaksi ini disebut juga reaksi kalsinasi. Kalsium
oksida banyak digunakan di industri, misalnya dalam pembuatan porselen dan
kaca, pemurnian gula, kalsium karbida, kalsium sianamat, dan pembuatan
semen.
b) Kokas/ Coke (Coking coal)
Coke diperoleh dari PT. Anugrah Indria Mandiri, Surabaya Jawa Timur
yang menyediakan bongkahan Coke ukuran 4 cm berbentuk segi 6 dengan
harga Rp 4000/ kg.
Spesifikasi

Bahan Padat berwarna hitam

Rumus Molekul :C

Fixed Carbon : 70% up, 80% up, 90% up

GCV/ Kalori ( Kcal/ Kg) : 6.000 up, 7.000 up, 7.500 up, 8.000 up

Titik leleh : 3600oC

Komposisi : 90% C; 0,68% Fe2O3;
2,11% Al2O3; 0,6% S; 6,61% H2O

Specific gravity : 1,0-1,04

Bulk density : 35 – 45 lb/ft3

Angle of repose : 30 – 450

Sulfur : 0, 5% 

Ash : 4-10% 

Packing : Woven Bags 20 Kg, 50 Kg
I- 5


Size : 4cm ( bentuk jengkol/ pillow) 
Kokas (coking coal) adalah hasil karbonasi dari batubara atau lebih
mudahnya adalah arang batubara. Batubara kurang kuat menahan beban tinggi
dan abrasi sehingga batubara perlu dibuat Kokas ( Coke ) terlebih dahulu
melalui proses Carbonisasi ( proses distilasi destruktif batubara pada T 900 0 -
10950C ) sehingga diperoleh residu yang kaya kandungan C ( Kokas ) yang
bersifat tahan beban tinggi dan abrasi. Tahapan proses Carbonisasi yaitu:
a. Primary breakdown T < 700⁰C
b. Secondary thermal reaction ( reaksi termik antara produk-produk sintesa
dan degradasi, T > 700⁰ )
c. Pelepasan Hidrogen dari residu Selama proses Carbonisasi 20 – 35 %
berat batubara berubah menjadi uap dan gas

I.2.3 Spesifikasi Produk


a) Calcium Carbide
Berbentuk padat berwarna abu-abu
Rumus Molekul : CaC2
Berat molekul : 64,1
Titik leleh : 23000C
Specific gravity : 2,34
Bulk density : 70 – 80 lb/ft3
Angle of repose : 30 – 440
Heat capacity : 74,9 J/mol K
Heats of formation : -14,8 kcal/mol pada 250C
Free energy of formation : -16,0 kcal/mol pada 250C

b) Carbon Monoksida
Bahan berbentuk gas Tidak berbau dan bersifat racun
Rumus Molekul : CO
Berat molekul : 28,01
Titik leleh : - 207oC
Titik didih : - 192oC
I- 6

Specific gravity : 0,793


I.2.4 Analisa Pasar
a. Perkembangan Konsumsi
Sejalan dengan perkembangan industri pemakai CaC2 di dalam negeri,
bahan kimia ini terus meningkat dari tahun 2009 hingga 2012. Bila pada tahun
2009 konsumsi baru tercatat sebesar 30.802,2 ton, pada tahun 2012
konsumsinya telah meningkat mencapai 31.177,5 ton. Konsumen utama CaC2
di Indonesia selama ini adalah industri gas acetylene, industri calsium
cianamide, industri pemeraman buah dan industri las karbit dengan tingkat
konsumsi seperti tercantum dalam Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Perkembangan konsumsi CaC2 di Indonesia tahun 2009-2012
Tahun Komsumsi (ton)
2009 30.802,2
2010 28.890
2011 29.899,9
2012 31.177,5
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2014

b. Perkembangan Produksi
Di Indonesia CaC2 sudah dapat diproduksi sejak tahun 1988 oleh PT
Emdeki Utama (PT EU) di Jl. Krikilan Gresik Jawa Timur dengan kapasitas
produksi 32.000 ton per tahun. Selain itu CaC2 juga diproduksi oleh PT
Berlianda Karbindo Industries di Lamongan Jawa Timur yang mulai beroperasi
pada tahun 1995 dengan kapasitas produksi 24.000 ton per tahun
(Indochemical, 2005).
Tabel 1.2 Perkembangan produksi CaC2 di Indonesia tahun 2008 – 2012

Tahun Produksi (ton)


2008 31.138
2009 29.102
2010 27.067
2011 26.071
2012 20.916
Sumber: BPS/ISIC PPIHLH Kempen
I- 7

c. Perkembangan Impor
Meskipun CaC2 sudah dapat diproduksi di dalam negeri tetapi sebagian
CaC2 masih diimpor dari luar negeri. Empat pemasok utama CaC2 ke Indonesia
tahun 2013 adalah Cina, Japan, Korea dan Taiwan

Tabel 1.3 Perkembangan impor CaC2 di Indonesia tahun 2010 – 2013

Tahun Import (ton)


2010 12489,29
2011 15474,38
2012 15.856,83
2013 15.739,73
Sumber : Badan Pusat Statistik, BPS 2014

d. Perkembangan Ekspor
Selama ini kebutuhan pasar di Indonesia belum dapat terpenuhi, di mana
impor CaC2 masih tinggi (Tabel 1.3). Selain itu, produksi CaC2 juga masih
rendah sehingga ekspor CaC2 tentunya juga rendah, seperti terlihat pada Tabel
1.4

Tabel 1.4 Perkembangan ekspor CaC2 di Indonesia tahun 2009 – 2013

Tahun Berat (kg)


2010 0
2011 0
2012 869,2
2013 714,47
2014 5.335,9
Sumber : Badan Pusat Statistik, BPS 2014

I.2.5 Pemilihan Proses


CaC2 merupakan senyawa hasil reaksi CaO dan coke (C) pada suhu
20000C sampai 22000C. Proses tersebut dinamakan proses Moissan. Proses
pembuatan CaC2 tidak berkembang untuk mendapatkan proses-proses baru,
sedangkan untuk pengoperasiannya dilakukan pemilihan dapur listrik yang
I- 8

dapat memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan. Spesifikasi produk


berhubungan erat dengan penggunaan dapur listrik, hal itu dapat dilihat pada
Tabel 2.1.

Tabel 1.5 Karakteristik dapur listrik (furnace) untuk pembuatan CaC2


Beban furnace (kW) 1000 2000 5000 10.000
Bentuk furnace Elips elips elips elips
Ukuran :      
atas (ft)  - -  21 x 27 41 x 45
bawah (ft)  - -  17 x 25 29 x 11
tinggi (ft)  - -  11 18
dinding  - baja baja baja
Jumlah elektroda 1 1 3 3
Ukuran elektroda 20' x 21' 10' - -
Jumlah phase 3 1 3 3
Suhu operasi 2100oC 2100oC 2100oC 2200oC
Produk (%CaC2) - 80 - 85 - 90
Sumber: Mantel, 1960

Karakteristik furnace yang digunakan akan sesuai bila memenuhi


pertimbangan ekonomi dan teknik, sehingga dipilih furnace dengan beban
10.000 KW berdasarkan atas :
1. Kualitas produk yang dihasilkan yaitu 85-90 % lebih baik dibandingkan
dengan kualitas produk beban furnace lainnya.
2. Kapasitas produksi yang lebih besar sehingga lebih produktif berdasarkan
beban pengoperasiannya.

I.3 Kapasitas Produksi


Permintaan terhadap senyawa CaC2 di masa mendatang diperkirakan akan
terus meningkat. Indikasi ini didasarkan atas perkembangan industri
pemakainya yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan cukup pesat.
Disamping masih tingginya minat investasi di bidang industri pemakai, para
industri pemakai yang ada juga aktif melakukan perluasan pabrik. Proyeksi
I- 9

perkembangan import CaC2 di peroleh berdasarkan regresi linier pada data


import tabel 1.6

Grafik 1.6 Hubungan perkembangan import CaC2


Oleh karena pabrik kalsium karbida (CaC2) dirancang beroperasi pada
tahun 2020, dengan pendekatan metode regresi linier. Berdasarkan dari data
import kalsium karbida (CaC2) diatas, maka diperkirakan produksi kalsium
karbida pada tahun 2020 sebagai berikut:
y = (1013 x) - 2000000
Dimana :g
y : kapasita produksi (ton/tahun)
x : tahun perencanaan produksi pabrik
a, b : koefisien
Maka pada tahun 2020 jumlah perkiraan produksi kalsium karbida (CaC2)
di Indonesia sebesar :
y = (1013x) - 2000000
= 1013 (2020) – 2000000
= 46.260 ton/tahun
Kapasitas produksi yang direncanakan untuk pabrik baru yang akan
didirikan ini hanya berkemampuan memenuhi 20% dari jumlah import pada
tahun 2020. Maka didapatkan kapasitas produksi pabrik baru sebesar :
= 20 % × 46.260 ton
I- 10

= 9.252 ton/th
Jadi, kapasitas pabrik tahun 2020 adalah 9.252 ton/tahun, jadi prarancangannya di
bulatkan menjadi 10.000 ton/tahun.

I.3.1 Penentuan Lokasi Pabrik


Sumber bahan baku adalah salah satu faktor terpenting dalam pemilihan
lokasi pabrik terlebih dahulu jika bahan yang dikonsumsi dalam jumlah besar,
sebab sumber bahan baku yang dekat dengan lokasi pabrik dapat memperkecil
biaya transportasi atau pengangkutan bahan. Karena bahan baku pembuatan
kalsium karbida yang akan digunakan terletak di daerah jawa, dengan begitu
maka lokasi pabrik kalsium karbida ini direncanakan didirikan di daerah Jawa
Timur.

I.3.2 Basis Desain Data


Pabrik ini direncanakan dibangun di kota Lamongan, Propinsi Jawa
Timur. Dengan kondisi alam sebagai berikut :
 Kelembaban Udara : 64-94 %
 Suhu : 25-32ºC
 Angin : 40 km/jam

Anda mungkin juga menyukai