Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, berbagai jenis bahan kimia kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam industri. Soda kaustik dan klor merupakan salah satu industri kimia yang paling
penting.Dalam penggunaannya, bahan ini hampir setingkat dengan asam sulfat dan
amonia.Penerapannya sangat beraneka ragam, sehingga dapat dikatakan tidak ada barang
konsumsi yang diperjual belikan yang tidak bergantung pada klor dan alkali pada salah satu
tahap pembuatannya. Kedua produk ini hampir seluruhnya dijual kepada industri yang
digunakan dalam pembuatan serat dan plastik, kaca, petrokimia, pulp dan kertas, pupuk,
bahan peledak, pelarut, dan berbagai bahan kimia lainnya.
Proses klor-alkali merupakan proses elektrolisis yang berperan penting dalam industri
manufaktur dan pemurnian zat kimia.

Produk yang dihasilkan dari industri klor-alkali adalah
gas klor (Cl
2
) dan soda kaustik (NaOH) sebagai hasil dari elektolisis larutan NaCl.Jika klor
dan alkali hidroksida yang diinginkan sebagai produk akhir, rancangan sel elektrolisis harus
dibuat sedemikian rupa, sehingga kedua bahan itutidak dapat bercampur. Tiga macam proses
elektrolisis yang banyak dipergunakan dalam industri klor-alkali adalah proses elektrolisis
dengan sel diafragma, sel membran, dan sel merkuri.
Produksi natrium hidroksida dan gas klor secara elektrolisis dikemukakan pada pertengahan
abad ke-19, tetapi sumber arus listrik yang ada pada saat itu hanyalah baterai. Hal ini
membuat proses tersebut sangat mahal sehingga tetap tinggal sebagai keingintahuan dalam
skala laboratorium saja. Menjelang tahun 1980-an, pengembangan dinamo (generator)
mengubah keadaan ini secara dramatis.Industri elektrolisis tumbuh dengan cepat disekitar
sumber-sumber listrik dari tenaga air, di Norwegia dan di dekat air terjun Niagara Amerika
Serikat.
Efek pertama dari industri ini, mematikan proses Leblanc, yang telah bertahan demikian lama
hanya dari keuntungan yang didapat dari produksi bersama klorin dan natrium karbonat.
Dengan munculnya pesaing berupa klorin yang diproduksi lebih murni dengan cara
elektrolisis, proses Leblanc dengan cepat menghilang. Dengan membutuhkan waktu yang
lebih lama, proses klor-alkali elektrolitik juga mengurangi proses Solvay. Dengan
2

menghasilkan basa (NaOH) yang secara efektif menyaingi natrium karbonat dalam banyak
penggunaan. Oleh karena itu, agar kita lebih memahami mengenai industri klor-alkali, maka
makalah ini akan membahas mengenai industri klor-alkali.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana sejarah perkembangan industri klor-alkali?
1.2.2 Apa bahan baku yang digunakan dalam industri klor-alkali?
1.2.3 Bagaimanakah karakteristik bahan dan produk dari industri klor-alkali?
1.2.4 Bagaimana proses industri klor-alkali?
1.2.5 Berapa kapasitas produk yang dihasilkan pada industri klor-alkali di Indonesia?
1.2.6 Apa keunggulan dan kelemahan industri klor-alkali?
1.2.7 Apa manfaat produk yang dihasilkan industri klor-alkali?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1.3.1 Mengetahui sejarah perkembangan industri klor-alkali.
1.3.2 Mengetahui bahan baku yang digunakan dalam industri klor-alkali.
1.3.3 Mengetahui bahan dan produk dalam industri klor-alkali
1.3.4 Memahami proses industri klor-alkali.
1.3.5 Mengetahui kapasitas produk yang dihasilkan pada industri klor-alkali.
1.3.6 Memahami keunggulan dan kelemahan industri klor-alkali.
1.3.7 Memahami manfaat produk yang dihasilkan dalam industri klor-alkali.

1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat:
1.4.1 Mengetahui sejarah perkembangan industri klor-alkali.
1.4.2 Mengetahui bahan baku yang digunakan dalam industri klor-alkali.
1.4.3 Mengetahui bahan dan produk dalam industri klor-alkali
1.4.4 Memahami proses industri klor-alkali.
1.4.5 Mengetahui kapasitas produk yang dihasilkan pada industri klor-alkali.
1.4.6 Memahami keunggulan dan kelemahan industri klor-alkali.
1.4.7 Memahami manfaat produk yang dihasilkan dalam industri klor-alkali.


3

BAB II
PEMBAHASAN


Proses klor-alkali merupakan proses elektrolisis yang berperan penting dalam industri
manufaktur.Proses tersebut menghasilkan produk berupa gas H
2
, gas Cl
2
, dan NaOH (dimana
sumber ion klorida yang digunakan adalah NaCl). Dengan kata lain, proses klor-alkali disebut juga
dengan proses elektrolisis larutan natrium klorida.

2.1 Sejarah Perkembangan Industri Klor-Alkali

Soda kaustik pada mulanya dibuat melalui kaustisasi soda (abu) LeBlanc secara tumpak
dengan gamping:
Na
2
CO
3
+ Ca(OH)
2
2NaOH + CaCO
3

Hal ini bergantung pada kenyataan bahwa kalsium karbonat hampir tidak larut sama sekali di
dalam larutan kaustik.

Produksi soda kaustik dengan cara elektrolitik sudah dikenal pada abad kedelapan belas,
tetapi baru pada tahun 1890 soda kaustik diproduksi dengan cara ini untuk keperluan industri.
Sampai beberapa tahun sebelum Perang Dunia I, kuantitas soda kaustik yang dihasilkan
sebagai koproduk klor dari proses elektrolitik boleh dikatakan dapat diabaikan bila
dibandingkan dengan yang dibuat dari soda abu dengan kaustisasi gamping.

Tetapi, pada tahun 1940, produksi soda kaustik elektrolitik sudah melewati soda kaustik-
gamping dan pada tahun 1962, soda kaustik-gamping sudah hampir tidak dibuat lagi. Pada
gambar berikut digambarkan jalur penggunaan soda kaustik.
4


Gambar 1. Diagram Industri Klor-Alkali
Kimiawan Swedia Karl Wilhelm Scheele menemukan klorin pada tahun 1774 dan
membuatnya dalam bentuk unsur melalui reaksi asam klorida dengan pirolusit, suatu mineral
yang mengandung MnO
2
dengan reaksi berikut.

4 HCl
(aq)
+ MnO
2(s)
Cl
2(g)
+ MnCl
2(aq)
+ 2 H
2
O
(l)
Scheele tidak menyadari bahwa gas kuning kehijauan yang dihasilkannya adalah unsur dan
hal ini terus berlangsung sampai Humphry Davy mengidentifikasinya pada 1811 dan
menamainya (dari kata Yunani chloros, berarti hijau).Sementara itu, Berthollet dan de
Saussure telah mendeskripsikan sifat pemutih dari klorin pada tahun 1786. Namun demikian,
klorin kurang memuaskan dalam beberapa hal zat ini akan merusak pakaian. Kimiawan
Skotlandia Charles Tennant membuat kemajuan penting pada tahun 1799 ketika ia
mematenkan material yang disebutnya serbuk pemutih yang dibuat dengan menjenuhkan
kapur mati dengan klorin seperti reaksi berikut.

Ca(OH)
2(s)
+ Cl
2(g)
CaCl(OCl)
(s)
+ H
2
O
(l)
5

Dengan demikian, paten pertama mengenai penggunaan klor di industri diterbitkan pada
tahun 1799 (seperempat abad setelah penemuannya) yaitu sebagai pemutih tersebut.

Selama hampir satu abad sesudah penemuan klorin pada tahun 1774, metode utama untuk
membuat klorin untuk zat pemutih masih merupakan proses reaksi asli yang pernah
digunakan oleh Scheele. Ini merupakan metode yang sangat boros, sebab sebagian mangan
dan sebagian klorin hilang sebagai MnCl
2
. Menjelang pertengahan abad ke-19, asam klorida
(produk samping yang berbahaya dari proses Leblanc) sudah banyak digunakan dalam
manufaktur pemutih dan diperlukan metode untuk mengoksidasinya yang lebih hemat.

Antara tahun 1868 dan 1874, kimiawan dan industriawan Inggris, Henry Deacon
mengembangkan suatu proses untuk mengonversi asam klorida gas menjadi klorin dengan
katalis tembaga klorida di mana kesetimbangan reaksinya tidak memuaskan.
2 HCl
(g)
+ O
2(g)
Cl
2(g)
+ H
2
O
(g)


Proses lain adalah proses Weldon, yaitu HCl dioksidasi dengan mangan dioksida yang
mahal.Pengembangan peralatan listrik arus searah berkapasitas besar menjelang akhir abad
kesembilan belas menyebabkan proses kaustisasi ini menjadi kuno dan pada pertengahan abad
kedua puluh, lebih dari 99% klor yang digunakan di dunia diproduksi dari proses elektrolitik.

2.2 Bahan Baku Industri Klor-Alkali

Bahan baku utama dalam industri klor alkali adalah sebagai berikut.
Larutan garam (brine, 20-25% NaCl)
Air
Na
2
CO
3

Listrik
Bahan baku samping dalam industri klor alkali adalah sebagai berikut.
Asam sulfat (H
2
SO
4
)
Merkuri (Hg)

2.3 Karakteristik Bahan dan Produk dari Induatri Klor-Alkali

2.3.1 Karakteristik Bahan Baku
6

Karakteristik bahan baku dalam industri klor-alkali adalah sebagai
berikut.

Natrium klorida
Sifat fisik Natrium Klorida (NaCl):
- Rumus molekul : NaCl
- Berat molekul : 58,45 gr/mol
- Titik lebur, 1 atm : 800,4C
- Titik didih, 1 atm : 1413 C
- Densitas : 1,13 gr/ml
- Kapasitas panas (25C) : 1,8063 cal/mol C
- Kelarutan : 35,7 gr/ 100 gr H
2
O
- Tekanan uap, 1 atm : 1465 C
- Panas penguapan, 1 atm : 40.810 cal/mol

Sifat kimia Natrium Klorida (NaCl):
Dengan perak nitrat membentuk endapan perak klorida
NaCl + AgNO
3
NaNO
3
+ AgCl
Natrium karbonat (Na
2
CO
3
)
Sifat fisik natrium karbonat (Na
2
CO
3
):
Rumus molekul : Na
2
CO
3

Berat molekul : 106 gr/mol
Titik lebur, 1 atm : 8510 C
Kelarutan : 7,1 g/100 g H
2
O
Densitas, : 2,533 gr/ ml
Panas spesifik, 30 C : 0,89 cal/ mol
Panas penguapan : 7.000 cal/ mol
Kapasitas panas, 25 C : 4,3350 cal/mol C

Sifat kimia Natrium Karbonat (Na
2
CO
3
):
CO
2
murni dapat diperoleh dari melakukan pemanasan natrium bikarbonat pada
persamaan berikut:
2 NaHCO
3
Na
2
CO
3
+ CO
2
+ H
2
O
Air (H
2
O)
7

Sifat fisik Air (H
2
O):
- Rumus molekul : H
2
O
- Berat molekul : 18,0153 gr/mol
- Titik lebur, 1 atm : 0C
- Titik didih, 1 atm : 100 C
- Densitas : 0.998 g/cm (cairan pada 20 C)
0.92 g/cm (padatan) gr/ml
- Kapasitas panas (25C) : 4184 cal/mol C
- Entalpi pembentukan standar : 286.0 kJ/mol (cairan)
242.0 kJ/mol (gas)
- Panas Penguapan : 2258.6 J/g or 40.7 kJ/mol

2.3.2 Karakteristik Bahan Baku Samping
Asam Sulfat (H
2
SO
4
)
Sifat Fisika Asam Sulfat (H
2
SO
4
)
- Rumus molekul : H
2
SO
4

- Berat molekul : 98,08 gr/mol
- Densitas : 1,84 gr/ml
- Asam sulfat berupa cairan bening, tak berwarna, dan tak berbau

Sifat kimia Asam Sulfat (H
2
SO
4
)
Reaksi dengan air
H
2
SO
4
+ H
2
O H
3
O
+
+ HSO
4
-

HSO
4
-
+ H
2
O H
3
O
+
+ SO
4
2-


Mercury (Hg)

Sifat Fisika Raksa (Hg)
- Rumus molekul : Hg
- Berat molekul : 200.59 gr/mol
- Titik lebur, 1 atm : 234.32 K
- Titik didih, 1 atm : 629.88 K
- Densitas : 13.534 gr/ml
- Kapasitas panas (25C) : 27.983 J mol
1
K
1

- Berwarna keperakkan dan berupa fase liquid
8


Produk
Natrium hidroksida (NaOH)
Sifat fisik Natrium hidroksida (NaOH)
- Berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh
50%.
- Bersifat lembab cair
- Sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan.
- Titik lebur 318 C
- Titik didih 1390 C.
- NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air
- Densitas NaOH adalah 2,1 gr/ml
- Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida

Sifat kimia Natrium hidroksida (NaOH)
Dengan larutan natrium hidroksida, (HCl) asam klorida dinetralkan dimana akan terbentuk
garam dan air
NaOH + HCl NaCl + H
2
O

Klor (Cl
2
)
Sifat Fisika Klor (Cl
2
)
-Rumus molekul : Cl
2

-Berat molekul : 71 gr/mol
-Titik lebur, 1 atm : 171,6 K
-Titik didih, 1 atm : 239,11 K
-Densitas : 3,2 gr/ml
-Kapasitas panas (25C) : 33,949 J mol
1
K
1

- berwarna Hijau kekuningan, dan berupa fase gas

Hidrogen (H
2
)
Sifat Fisika Hidrogen (H
2
)
- Rumus molekul : H
2

- Berat molekul : 1,00794 gr/mol
- Titik lebur, 1 atm : 14,01 K
- Titik didih, 1 atm : 20,28 K
9

- Densitas : 0,08988 gr/ml
- Kapasitas panas (25C) : 28,836 J mol
1
K
1

- Tak berwarna, dan berupa fase gas

Sifat kimia Hidrogen (H
2
)
Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:
H
2
(g) + O
2
(g) 2 H
2
O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol)

2.4 Proses Industri Klor-Alkali

Proses elektrolisis adalah salah satu cara untuk membuat soda kaustik dan klor, yang masih
banyak dipergunakan di industri. Elektrolisis larutan garam menghasilkan klor pada anode
dan hidrogen bersama natrium hidroksida pada katode.Jika klor dan natrium hidroksida yang
diinginkan sebagai produk akhir, Rancangan sel harus dibuat sedemikian rupa sehingga kedua
bahan tersebut tidak bercampur.

Dewasa ini, ada berbagai rancangan yang cerdik untuk mengatasi masalah tersebut.Tetapi,
ada tiga jenis rancangan sel yang paling banyak digunakan di industri, yaitu sebagai berikut.
Sel diafragma(1890)
Sel merkuri (1892)
Sel membran (1970)

Sebelum dimasukkan ke dalam sel elektrolisis, air garam terlebih dahulu harus melalui proses
pemurnian karena mengandung pengotor seperti senyawa-senyawa kalsium, besi, dan
magnesium. Pemisahan pengotor dapat dilakukan dengan menggunakan resin penukar ion.
Akan tetapi, proses ini memerlukan biaya yang besar untuk pembelian dan regenerasi
resin.Oleh karena itu digunakan senyawa kimia yaitu Na
2
CO
3
yang lebih murah. Pada sel
membran dilakukan pengolahan tambahan dengan fosfat. Tahap-tahapnya adalah sebagai
berikut.
1. Pengendapan
Tahap awal dari pemurnian air garam adalah pengendapan kalsium dan ion magnesium
sebagai kalsium karbonat (CaCO
3
) dan magnesium hidroksida (Mg(OH)
2
)dengan
menggunakan natrium karbonat dan natrium hidroksida. Logam (besi, titanium,
molibdenum, nikel, kromium, vanadium, tungsten) juga dapat diendapkan sebagai
hidroksida.
10


2. Penyaringan
Pengotor yang berupa endapan dihilangkan dengan sedimentasi, filtrasi, atau kombinasi
dari keduanya. Air garam murni harus mengandung idealnya [Ullmann, 1996]:
Ca: <2 mg/l ;Mg: <1 mg/l ; SO
4
: <5 g/l
a. Proses Elektrolisis dengan Sel Diafragma

Padatahun 1890-an, suatu proses baruuntukproduksi soda kaustik dan klorin
dikembangkandanpenggunaannyaberkembangdengancepat,yaitupembuatannatriumhidroksida
danklorindarilarutan garamsecaraelektrolisis.Soda kaustik dan klorin dapatbereaksi
membentuk natrium hipoklorit (NaClO), dengan reaksi lebih lanjut untuk menghasilkan
natrium klorat (NaClO
3
) pada temperatur operasi diatas 40
0
C.Untukmencegahhaltersebut,
makaruangkatodedan anode dipisahkanmenggunakansekat yang disebutdiafragma, sehingga
sel ini dinamakan sel diafragma (Gambar 2.1).Teknikutamauntukelektrolisis di
AmerikaSerikatialahseldiafragma.

Seldiafragmajugamenjagabercampurnya gas hidrogendan gas klor, karenakedua gas
tersebutdapatmenyebabkanterjadinyaledakanapabilabercampur.Seldiafragmaterbuatdarisuatus
elaputberpori yang dapatdilalui ion-ion, namuntetapdapatmenahanpercampuranproduk.

Seldiafragma yang lama menggunakan anode grafit dan katodeberupakotakbajadengansisi
yang berpori.Apabila digunakan elektrode grafit, maka akan terjadi reaksi berikut.
C
(s)
+ 4 OH
-
(aq)
CO
2(g)
+ 2 H
2
O
(l)
+ 4e
-

Dengan demikian, anoda harus diganti secara rutin.

Diafragmaterbuatdaribahan yang mempunyaisifatpermeabilitas, sepertiasbesataufluorocarbon
yang ditempatkanpadaselaputberpori.Awalnya, diafragma yang digunakan terbuat dari asbes.
Diafragma itu kemudian tersumbat karena pemakaian dan ini akan terlihat dari penurunan
voltase.Diafragma itu harus diganti secara berkala.Sel yang menggunakan anode yang terbuat
dari titanium yang dilapisi platinum, ruthenium, iridium jarang menyebabkan diafragma
tersumbat sehingga sel dapat beroperasi selama 12-24 bulan tanpa pergantian diafragma.

Padapertengahantahun 1980-an, dikembangkandiafragma yang bebas dari asbes,yaitu polimer
fluorocarbon, terutama PTFE (politetrafluoroetilena).
11

Diharapkan bahwa diafragma yang dikembangkan tersebut dapat memperpanjang umur
pemakaian diafragma dan dapat mengatasi keberatan para pencinta lingkungan mengenai
adanya kemungkinan asbes yang masuk ke lingkungan.



Gambar2.1 SelDiafragma

Padaelektrolisisdenganmenggunakanseldiafragma, arus DC dialirkanmelaluisel agar
elektrolisalarutannatriumkloridadanarahnyadarianodakekatoda, yang
berlawananarahdenganaliranelektron.

Reaksiterutamayang terjadipadaanodenyaialah
2Cl
-
(aq)
Cl
2(g)
+ 2e
-
E
o
oks
= - 1,36 V
2 H
2
O
(l)
O
2(g)
+ 4H
+
(aq)
+ 4e
-
E
o
oks
= - 1,23 V

Dan reaksi di katodenyaialah
2 H
2
O (l) + 2e
-
H
2
(g) + 2OH
-
(aq) E
o
red
= - 0,83 V
2Na
+
(aq) + 2e
-
2Na (s) E
o
red
= - 2,71 V

Dari harga potensial reduksi di atas, reaksi keseluruhan yang terjadi di katode dan anode:
Oksidasi : 2 Cl
-
(aq)
Cl
2 (g)
+ 2 e
-
E
o
oks
= - 1,36 V
Reduksi : 2 H
2
O
(l)
+ 2 e
-
H
2 (g)
+ 2 OH
-
(aq)
E
o
red
= - 0,83 V
2 NaCl
(aq)
+ 2 H
2
O
(aq)
H
2(g)
+ Cl
2(g)
+ 2 NaOH
(aq)
E
o
sel
= - 2,19 V

12

Dalamseldiafragma,
perhatikanbahwapermukaanlarutansengajadibuatlebihtinggidalamkompartemen
anodedaripadadalamkatode. Hal inibertujuanuntukmeminimumkanmigrasi OH
-
melaluidiafragmake anode, dimana ion tersebutdapatbereaksidenganklorin yang
sedangdihasilkanatauklorinakanmengalami disproporsionasidalamkeadaanbasa. Dalamlarutan
alkali, Cl
2
akanterdispro-porsionasimenghasilkanClO

danCl

.
Cl
2
+ OH
-
ClO
-
+ Cl
-
+ H
+


Pada sel diafragma, hasil dari ruangan katode merupakan suatu campuran, yaitu 10 -12%
NaOH dan 14-16% NaCl (aq). Untuk pengiriman, larutan ini perlu dipekatkan terlebih dahulu,
biasanya sampai 50% dan ini menelan banyak energi, biarpun menggunakan evaporator efek
ganda. Untuk menghasilkan 1 ton kaustik 50% air yang harus diuapkan mecapai 2600 kg.
Walaupun garam tidak terlalu larut dalam larutan kaustik, ion klorida yang masih tertinggal
sedikit itu tidak dapat diterima bagi industri pemakainya (seperti industri dalam pembuatan
rayon). Natrium klorat juga merupakan masalah jika kaustik itu hendak digunakan pada
pembuatan gliserin, natrium sulfat, natrium hidrosulfat, dan bahan kimia lainnya.
Larutan dari ruangan katode dipekatkan dengan penguapan air agar konsentrasi NaOH
bertambah dan pemurnian NaOH dilakukan dengan pengkristalan NaCl (p). Hasil akhir dalam
proses klor alkali tersebut adalah 50% NaOH (aq) dengan sekitar 1% NaCl berupa
pengotoran. Cl
2
(g) dapat mengandung sekitar 1,5% O
2
(g) disebabkan proses oksidasi.

Hukum kimia mensyaratkan bahwa setiap mol klorin yang dihasilkan melalui elektrolisis
larutan garam diiringi dengan dua mol natrium hidroksida. Karena kebutuhan akan kedua
produk tidak beribang secara deal, maka harga kedua komoditas ini berfluktuasi Suatu produk
samping dari reaksi ini adalah hidrogen. Hidrogen dapat bereaksi langsung dengan klorin
menghasilkan hidrogen klorida gas dengan kemurnian tinggi. Selain itu, hidrogen dapat
direaksikan dengan nitrogen menghasilkan ammonia.
13


Dari harga E
0
sel
untuk elektrolisis larutan NaCl diketahui bahwa elektrolisis larutan NaCl
memerlukan tegangan lebih dari 2,19 V. Sebenarnya, karena tahanan dalam dari sel
elektrolisis dan potensial berlebih (over-potential) pada elektroda,diperlukan suatu voltase
yang agak lebih tinggi kira-kira 3,5V.

Jika sebuah arus sebesar 1,00 A dilewatkan melalui suatu sel diafragma secara kontinyu
selama 24 jam, jumlah Cl
2
yang diproduksi kira kira





= 32 g
Ini merupakan kecepatan produksi yang tak berarti untuk proses komersial. Agar sebuah sel
menghasilkan sekitar 1 ton Cl
2
per hari, diperlukan arus sekitar 31 A. Sedangkan total energi
ekivalen yang dibutuhkan untuk menghasilkan larutan kaustik soda melalui proses sel
diafragma adalah sekitar 5.000 kWh per metrik ton larutan kaustik yang dihasilkan.Suatu segi
yang paling menguntungkan mengenai sel diafragma adalah bahwa sel itu dapat beroperasi
dengan larutan garam encer (20%) yang kurang murni.

b. Proses Elektrolisis dengan Sel Merkuri
14


Suatu proses elektrolisis dalam industri klor-alkali yang menghasilkan NaOH (aq) dengan
kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan dengan sel diafragma adalah sel merkuri. Dalam
elektrosis tersebut, anodenya terbuat dari grafit atau titanium, tetapikatodenya adalah kolam
aliran raksa (merkuri). Katode merkuri mempunyai overpotensial yang lebih tinggi untuk
mereduksi H2O menjadi OH- menjadi H2(g).Reduksi yang terjadi adalah Na+ (aq) menjadi
Na(l) yang larut dalam merkuri membentuk suatu amalgam (paduan raksa natrium) berupa
0,5% Na. Ion Cl
-
yang berasal dari larutan garam NaCl mengalami oksidasi di anoda
menghasilkan gas Cl
2
.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Katode : 2Na
+
(aq)
+ 2e
-
2Na
(l)
(dalam Hg)
Anode : 2Cl
-
(aq)
Cl
2(g)
+ 2e
-


NaHgmasuk ke dalam denuder. Denuder adalah bejana berbentuk silindris diisi dengan bola-
bola grafitdiimpregnasi dengan logam transisi (seperti Fe atau Ni). Di dalam denuder
ditambahkan air, kemudian natrium almagam mengalami hidrolisis. Reaksinya adalah sebagai
berikut :
2Na
(l)
(dalam Hg)+ 2H
2
O H
2(g)
+ 2NaOH
(aq)
+ Hg
(l)


Hg
(l)
yang dihasilkan kemudian dikembalikan lagi ke dalam sel elektrolisis.
15

Bila untuk proses tersebut digunakan air dalam jumlah yang tepat, maka hasilnya ialah NaOH
50% dengan kandungan garam yang sangat rendah (30 ppm).








Sel merkuri kiranya banyak memberikeuntungan daripada sel diafragma, terutama karena
dapat menghasilkan NaOH dengan kemurnian tinggi tanpa prosedur lanjutan yang terlalu
banyak. Satu kerugian yang penting adalah bhwa sel merkuri memerlukan voltase yang lebih
tinggi (kira-kira 4,5 V) dibandingkan sel diafragma dan juga memerlukan energi listrik yang
cukup banyak, yaitu sekitar 3100 kWh/ton Cl
2
dalam sebuah sel merkuri, dibandingkan
dengan 2700 kWh dalam sel diafragma. Kerugian lain yangcukup serius dari sel merkuri ini
adalah perlunya pengendalian limbah merkuri ke lingkungan. Sebelum adanya pengaturan
lingkungan, dilaporkan kehilangan merkuri sekitar 200 g Hg tiap metric ton Cl
2
yang
diproduksi. Dewasa ini kehilangan merkuri ini dibatasi sampai 0,28 g Hg tiap metric ton Cl
2

dalam pabrik lama dan setengah dari jumlah ini dalam pabrik baru. Sekitar 25% dari produksi
klor-alkali di Amerika Serikat dibuat melalui proses sel merkuri, tetapi preentase ini
kelihatannya tidak akan meningkat sebab kesulitan dalam hal pengendalian limbah merkuri.
c. Proses Elektrolisis dengan Sel Membran
Gambar 2.2 Sel Raksa
16


Membran pertukaran ion pertama kali dikembangkan pada awal 1970-an oleh Du Pont
(Nafion), diikuti oleh Asahi Glass (Flemion).Proses elektrolisis larutan garam (brine) dengan
menggunakan sel membran merupakan teknologi termodern dalam industri klor alkali.
Beberapa jenis polimer dikembangkan untuk digunakan sebagai membran dalam industri
tersebut. Du Pont mengembangkan polimer asam perfluorosulfonat (Nafion), sedangkan
Ashai menggunakan membran berlapis banyak yang terdiri dari polimer asam
perfluorosulfonat yang dilapisi pada satu sisinya dengan polimer asam
perfluorokarboksilat.Untuk memberikan kekuatan mekanik membran, membran umumnya
diperkuat dengan PTFE (polytetrafluoroethylene)serat.

Dalam sel membran tersebut, ruang anoda dan ruang katoda dipisahkan oleh suatu membran
yang dapat dilalui oleh kation (ion positif) atau disebut juga membran penukar
kation.Membran penukar kation tersebut memiliki peranan penting yaitumenjadi media yang
memungkinkan terjadinya perpindahan ion-ion natrium (Na
+
) dari ruang anoda ke ruang
katoda. Namun, membran tersebut mencegah mengalirnya ion Cl
-
ke ruang katoda dan
mencegah sebagian besar ion OH
-
ke ruang anoda sehingga soda kostik yang dihasilkan tidak
bercampur dengan larutan garam.
Sel membran beroperasi dengan menggunakan larutan garam yang lebih pekat dan
menghasilkan produk yang lebih murni dan lebih pekat (28% NaOH yang mengandung 50
ppm NaCl; dan produk dengan 40% NaOH pun akhir-akhir ini dikabarkan ada).Larutan garam
17

natrium klorida jenuh yang mengandung ion-ion Na
+
and Cl

dialirkan ke dalam ruang anoda,


sedangkan pada ruang katoda diisi air murni.Suatu arus searah (DC) kemudian dialirkan
melalui sel tersebut.


Gambar 2.3 Sel Membran

Pada anoda, ion-ion klorida (Cl

) dalam larutan garam (NaCl) mengalami oksidasi menjadi


gas klorin (Cl
2
), sedangkan pada katoda ion-ion hydrogen (H
+
) dalam air mengalami reduksi
menjadi gas hydrogen (H
2
).
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Katode : 2 H
+
+ 2 e

H
2
(g)
Anode : 2Cl
-
Cl
2
+ 2e
-


Selanjutnya, ion-ion natrium (Na
+
) yang berpindah dari anoda ke katoda bereaksi dengan ion-
ion hidroksida (OH

) menghasilkan soda api (NaOH) dengan konsentrasi 32-35%. Untuk


mencapai konsentrasi soda api 50%, larutan kaustik yang diproduksi harus dipekatkan dengan
penguapan (terkonsentrasi di vaporizer).

Reaksi elektrolisis larutan garam (NaCl) secara keseluruhan dapat dituliskan sebagai berikut:

2NaCl + 2H
2
O 2NaOH+Cl
2
+ H
2

Karena gas klorin (Cl
2
) bersifat korosif, anoda harus dibuat dari logam yang tidak reaktif
seperti titanium, sementara katoda dapat dibuat dari nikel.
18

Adapun konversi kimia dalam industri klor alkali adalah sebagai berikut.
Evaporasi dan Pemisahan Garam
Pada sel diafragma, dihasilkan 11% NaOH dan 15% NaCl. Untuk pengiriman, larutan tersebut
perlu dipekatkan terlebih dahulu di dalam evaporator efek berganda yang tabung-tabungnya
terbuat dari nikel. Sebagian besar garam itu terkristalisasi ke luar dan dapat dipisahkan untuk
kemudian didaur-ulangkan. Hasil akhir dari proses klor-alkali ini adalah 50% NaOH
(aq)

dengan sekitar 1% NaCl berupa pengotor. Bila kandungan NaCl sebesar 1% tidak menjadi
masalah, larutan 50% ini dapat langsung dikirim sebagai produk dengan kepekatan komersial
standar. Sel membran menghasilkan kaustik yang jauh lebih pekat dibandingkan sel
diafragma (28%-40%), sedangkan kandungan klornya sedikit sehingga produk ini tidak
banyak memerlukan evaporasi dan perlakuan lain. Demikian pula untuk sel merkuri, tidak
diperlukan evaporasi untuk membuat produk dengan konsentrasi 50%.

Dalam proses sel merkuri, kaustik soda 50% yang diperoleh langsung dari
dekomposer/denuder biasanya dipompa ke menara pendingin, kemudian menuju sistem
pembuangan merkuri dan kemudian menuju ke bagian penyimpanan akhir. Dalam beberapa
kasus kaustik dipanaskan sebelum filtrasi. Metode yang paling umum untuk menghilangkan
merkuri dari soda kaustik adalah pelat (atau daun) filter dengan precoat karbon. Dalam
kondisi normal, merkuri-sel kaustik soda (NaOH sebagai 100%) mengandung 20-100 ppm
natrium klorida dan 40-60 g Hg / kg NaOH.

Evaporasi Akhir
Kaustik 50% yamg sudah didinginkan dan diendapkan atau kaustik yang telah dimurnikan
secara khusus dapat dipekatkan dengan menggunakan evaporator akhir efek-tunggal agar
menjadi NaOH 70 sampai 75% dengan menggunakan uap bertekanan 500 sampai 600 kPa.
Kaustik yang sangat pekat ini harus ditangani dengan pipa yang dipanasi dengan pipa uap
agar tidak mengalami pembekuan.Larutan itu lalu diteruskan ke periuk penyelesaian.

Penyelesaian Kaustik dalam Periuk
19

Walaupun penyelesaian kaustik 50% itu dulu dilakukan di dalam periuk-periuk besi tuang
dengan menggunakan pemanasan langsung, efisiensi kalornya cukup rendah sehingga dewasa
ini cara ini dilakukan hanya untuk kaustik 70 sampai 75% saja. Suhu akhirnya adalah 500
0
C
sampai 600
0
C dan ini menguapkan airnya sampai kira-kira 1% yang tertinggal.Periuk-periuk
besi ini sekarang digantikan dengan evaporator.Cara ini juga untuk konsentrasi di atas
50%.Kaustik anhidro yang panas itu diolah dengan belerang agar kandungan besinya
mengendap dan keluar.Produk ini dipompakan dengan pompasentrifugal yang menyalurkan
bahan meleleh itu ke dalam drum-drum baja yang dapat menampung 320 kg atau ke dalam
mesin penyerpih.
Gambar 2.4 Skema Konversi Kimia pada Industri Klor-Alkali

Pemurnian kaustik secara Khusus
Pengotor yang tidak dikehendaki dalam kaustik 50% adalah besi klorida, NaCl, dan
NaClO
3
.Penyingkiran besi-besi biasanya dilakukan dengan mengolah kaustik itu dengan 1%
berat serbuk kalsium karbonat dan menyaring campuran yang dihasilkan. Klorida dan klorat
dikeluarkan dengan meneteskan kaustik 50% itu ke dalam kolom larutan ammonia 50%.
Pengolahan ini menghasilkan kaustik yang hampir bebas sama sekali dari klorida dan klorat
seperti yang dihasilkan dari proses raksa.(Gambar 2.4).

Pendinginan Klor
Klor panas yang keluar dari anoda mengandung banyak uap air. Gas ini terlebih dahulu
didinginkan di menara pendingin agar sebagian besar uap ini dapat mengembun.

Pengeringan Klor
20

Setelah didinginkan, gas klor dikeringkan dengan asam sulfat di dalam menara pembasuh.
Sampai pada menara asam sulfat ini, klor basah itu harus ditangani dengan menggunakan
bahan yang tahan, seperti poliester, polivinil klorida, dan lain-lain.

Pemampatan dan Pencairan Klor
Klor kering dikompresi sampai tekanan 240 kPa atau kadang-kadang bahkan 550 kPa. Untuk
tekanan yang agak rendah, kompresor yang biasa digunakan adalah kompresor putar dengan
torak zat cair dan terbuat dari besi, dan menggunakan asam sulfat sebagai cairan perapat.
Untuk tekanan dan kapasitas yang lebih besar, biasanya digunakan kompresor sentrifugal atau
kompresor bolak-balik tanpa pelumasan. Kompresor bolak-balik biasanya menggunakan
cincin torak dan salut torak dari karbon, sedangkan bagian-bagian lainnya terbuat dari besi
cor. Kalor kompresi ditarik keluar dan gasnya mengembun. Klor cair itu disimpan di dalam
silinder-silinder kecil, silinder satu ton, pipa atau kereta tangki 50 t yang dikirimkan ke
konsumen besar. Gas sisa atau gas tiup (blow gas) yang selalu terdapat pada proses ini
terdiri dari campuran seimbang antara klor dan udara.

Pendinginan hidrogen
Gas hidrogen didinginkan di menara pendingin agar sebagian besar uap air dapat mengembun.
Dalam proses sel merkuri, hidrogen harus diperlakukan/diolah lagi untuk menghilangkan
merkuri. Pendingin primer pada suhu kamar dilakukan pada electrolyser, memungkinkan uap
merkuri mengembun ke dalam sirkuit merkuri utama. Pendinginan lebih lanjut terjadi pada
tahap berikutnya menggunakan penukar panas besar dan kondensat dikirim untuk diperoleh
merkuri kembali.

Perbedaan Antara Ketiga Macam Sel Elektrolisis
Merkuri Diafragma Membran
Kualitas dari soda
kaustik
Tinggi, hanya
mengandung <30
ppm NaCl
Mengandung 1.0
1.5% berat NaCl
Tinggi,hanya
mengandung
<50 ppm NaCl
Konsentrasi soda
kaustik
50 % 12 % 33%
Bahan baku air
garam
Beberapapemurnian
diperlukan,
tetapitergantung
padakemurniangara
m atauair
garamyang
digunakan
Beberapapemurnia
ndiperlukan,
tetapitergantung
padakemurniangara
m atauair
garamyang
digunakan
Air garam yang
digunakan harus
dengan
kemurnianyang
tinggi agar tidak
mempengaruhi
kinerjamembran
21

Energi listrik yang
digunakan
(kWh/ton)
sekitar 3100 Sekitar 2700 2200-2500
Tingkat
pencemaran
lingkungan
Tinggi Tinggi Rendah

2.5 Kapasitas Industri Klor-Alkali

PRODUSEN KLORIN DI INDONESIA
Nama Perusahaan Kapasitas (ton / tahun)
PT. Industri Soda Indonesia, Waru
PT. Kertas Basuki Rahmat, Banyuwangi
PT. Trisana Chlor Alkali, Probolinggo
PT. Dong Jiu Indonesia, Serang
PT. Asahimas Subentra Chemical, Cilegon
PT. Indochlor Prakasa Industri, Serang
4.500
2.390
14.000
6.000
20.000
100.000

PRODUSEN SODA KAUSTIK DI INDONESIA
Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas (ton/tahun)
Padatan
PT Asahimas Subentra Chemicals
PT Sulfindo Adiusaha

Cilegon
Serang

285.000
215.000
Cair
PT Industri Soda Indonesia
PT Soda Sumatera
PT Indah Kiat Pulp and Paper
PT Kertas Letjes
PT Tjiwi Kimia
PT Kertas Basuki Rachmat
PT Kertas Padalarang
PT Pakerin
PT Suparma
PT Miwon Indonesia

Sidoarjo
Medan
Riau
Probolinggo
Sidoarjo
Banyuwangi
Padalarang
Mojokerto
Surabaya
Gresik

12.000
6.400
10.000
9.000
7.200
6.850
750
15.000
1.800
12.000
22

PT Sasa Fermentasi Sidoarjo 3.600
[Sumber : CIC Indochemical No. 300, 2000]

Pada tahun 1998, total produksi dunia sekitar 45 juta ton.Amerika Utara dan Asia secara kolektif
memberikan kontribusi sekitar 14 juta ton, sementara Eropa memproduksi sekitar 10 juta ton. Di
Amerika Serikat, produsen utama natrium hidroksida adalah Dow Chemical Company, yang telah
produksi tahunan sekitar 3,7 juta ton dari situs di Freeport, Texas , dan Plaquemine, Louisiana.
Produsen utama AS termasuk Oxychem , PPG , Olin , Pioneer Perusahaan (yang dibeli oleh Olin),
Inc (PIONA), dan Formosa. Semua perusahaan-perusahaan ini menggunakan proses chloralkali.
Industri Alkali di Cina dikenal sebagai basis produksi penting Tangshan Sanyou kimia yang
dilepaskan 2009 laporan tahunan.Selama periode pelaporan, perusahaan mencapai laba usaha
3580000000 yuan, laba bersih sebesar 38.466.000 yuan, yuan 0,041 per saham.Laba bersih dan laba
per saham turun 80% dari tahun ke tahun.
Sebelumnya, Shandong Haihua laporan menunjukkan bahwa pada tahun 2009 kehilangan 7 juta
kerugian, laba per saham 0,79. Chlor-alkali kimia yang dilepaskan oleh Express menunjukkan
bahwa pada tahun 2009 laba bersih kepada pemegang saham perusahaan yang terdaftar, kerugian
dari 390 juta yuan, 0,3343 yuan per kehilangan saham. ST 2009 Jinhua diharapkan kerugian sekitar
4,9 miliar yuan, yuan 1,451 per saham dari sekitar kerugian. Selatan saham diharapkan hingga 2009
kerugian tahunan sekitar 280 juta yuan.Qingdao Industri Soda Ash 2009 diharapkan laba bersih
sekitar 210 juta yuan kerugian.
3 Teman Industri Kimia, Shandong Haihua, ST Jinhua, Qingdao Soda Ash Industri klor-alkali
perusahaan sektor industri yang terdaftar. Chlor-alkali industri produk terkemuka untuk soda abu,
PVC dan soda kaustik.Soda abu dan soda kaustik adalah bahan kimia dasar. Proses, elektrolisis air
garam industri menghasilkan soda kaustik dan klorin. Klorin dan sintesis etilen atau asetilena dari
PVC.Soda kaustik, soda abu adalah produk hilir.Soda ash terutama hilir kaca.Caustic soda industri
hilir aluminium, kertas dan sebagainya.
Analis mengatakan surplus adalah alasan utama untuk kehilangan klor-alkali industri. Data
menunjukkan bahwa pada tahun 2009, kapasitas produksi PVC 17,8 juta ton, dan permintaan yang
jelas untuk 10.550.000 ton pada tahun 2010, kapasitas produksi PVC baru akan 2,1 juta ton. Pada
2009-27930000 ton produksi soda kaustik kapasitas, 19,4 juta ton produksi, dan permintaan yang
jelas untuk 18 juta ton pada tahun 2010, diharapkan untuk meningkatkan kapasitas produksi
5.970.000 ton.
23

Surplus di industri, di bawah tekanan untuk mengendalikan biaya, perusahaan dapat memiliki
tertawa terakhir. PVC memiliki dua lini produksi: etilen, atau kalsium karbida metode. Bahan baku
minyak mentah etilena Perancis. Hukum kalsium karbida bahan baku batubara. Cina miskin
minyak, etilen PVC dengan Perancis melonjaknya harga minyak mentah sementara ekonomi
memudar, kalsium karbida crescendo metode. Batubara, Batubara kalsium karbida PVC
rantai industri bahan baku, PVC kapasitas baru mulai sumber daya batubara cukup melimpah,
wilayah tengah dan barat.
Saat ini, kimia Sino-Thai, Yili Energi, pasukan khusus Inggris membangun batubara-untuk-PVC
rantai industri.Akibatnya, batubara, tenaga listrik menjadi faktor utama menentukan biaya klor-
alkali.Status khusus dari pasukan Inggris di Ningxia, melalui kekuasaan, sumber daya, dan klor-
alkali integrasi, saat ini keuntungan biaya yang paling komprehensif dari bisnis PVC. Besar
pemegang saham, pasukan Inggris dan pasukan Inggris kelompok khusus Guodian di Ningxia
asetilena Ningdong direncanakan dan kimia lainnya yang terkait kawasan industri taman,
mendukung sejumlah besar sumber daya batubara. Beberapa analis berpendapat bahwa pasukan
khusus Inggris mungkin terlibat dalam pembangunan taman ini.

2.6 Keunggulan dan Kelemahan dalam Industri Klor Alkali

Keunggulan dan kelemahan dalam industri klor-alkali adalah sebagai berikut.

1. SelDiafragma
Sel diafragma memilikikeunggulan antara lain :
Beroperasipadategangan yang lebihrendahdibandingkanselmerkuri
Dapatberoperasidengan air garamkurangmurnidaripada yang
dibutuhkanolehselmembran

Sel diafragma memilikikelemahan yaitu bilamenggunakandiafragmaasbes, proses
diafragmapadadasarnyamenimbulkanmasalahlingkungan.Asbes merupakan bahan
beracun, menyebabkan kanker paru-paru dan asbestosis, dan tumor ganas pada paru-paru.
2. Sel Merkuri
Sel merkuri memilikikeunggulan yaitu menghasilkan NaOH pekat dengan kemurnian
tinggi sehingga tidak memerlukan prosedur lanjutan lebih banyak.
Adapun kelemahannya sel merkuri antara lain :
24

Sel merkuri memerlukan voltase yang lebih tinggi (kira-kira 4,5 V) dibandingkan sel
diafragma (3,5 V) dan juga menggunakan energi listrik yang cukup banyak, yaitu
sekitar 3100 kWh/t (kilo Watt tons per metric ton) dibandingkan dengan 2700 kWh/t
dalam sel diafragma.
Merkuri mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan. Tragedi yang dikenal
dengan Minamata Disease (penyakit Minamata),
berdasarkan penelitian ditemukan penduduk di sekitar kawasan tersebutmemakan
ikan yang berasal dari laut sekitar Teluk Minamata yangmengandung merkuri yang
berasal dari buangan sisa industri plastik. Gejala keanehan mental dan cacat saraf
mulai tampakterutama pada anak-anak.Semua komponen merkuri baik dalam bentuk
metil dan bentuk alkil yangmasuk ke dalam tubuh manusia secara terus menerus
akanmenyebabkan kerusakan permanen pada otak, hati, dan ginjal.

3. Sel Membran
Sel membranmemilikikeunggulan antara lain :
Dapat memproduksi larutan soda kaustik murni dan menggunakan listrik kurang dari
proses lainnya (2200-2500 kWh/t).
Proses membran tidak menggunakan bahan yang sangat beracun seperti merkuri dan
asbes.

Sel merkuri memilikikelemahan yaitu :
Air garam memasuki sel membran harus dengan kemurnian sangat tinggi sehingga sering
membutuhkan langkah pemurnian mahal tambahan sebelum elektrolisis.
25

2.7 Manfaat produk

Manfaat-manfaat produk dari industri klor-alkali adalah sebagai berikut.

1. Soda kaustik (NaOH)
Industri pulp dan kertas
Rayon
Industri tekstil (pemprosesan kapas dan dalam proses pewarnaan serat sintetik seperti
nilon dan polyester)
Industri sabun dan deterjen
Industri minyak dan gas bumi (migas)
Industri kimia(sebagai bahan baku pembuatan plastik, obat-obatan, pelarut, kain
sintetik, zat pewarna, cat, tinta, dan lain-lain)

2. Klorin
Sebagai disinfektan air dalam proses pembuatan air minum
Obat-obatan
Pulp dan kertas, pelarut, zat pewarna, tekstil, perminyakan, antiseptik, insektisida,
makanan, cat, plastik, pemutih
Klorin dalam bentuk Asam Klorida (HCl) digunakan pada industri logam sebagai
bahan baku ekstraksi.
Unsur halogen klorin dalam Kalium Klorida (KCl) digunakan sebagai pupuk
tanaman.
Fungsi klorin dalam amoniumklorida ( NH
4
Cl ) yang digunakan sebagai bahan
pengisi batu baterai.
Fungsi klorin dalam bentuk natrium hipoklorit (NaClO) digunakan sebagai
pengelontang (agen melanggar) untuk kain dan kertas.
Klorin dalam bentuk CaOCl
2
/ (Ca
2
+
) (Cl
-
) (ClO
-
) merupakan bahan kedudukan
pembuat serbuk pengelontang atau kapur klor.
Klorin dalam Kalsium hipoklorit [Ca (OCl
2
)
2
] digunakan sebagai desifektan dan
bahan pemutih.
Fungsi klorin dalam bentuk Kalium klorat (KCl) bahanbaku pembuat mercon dan
korek api.
Klorin dalam bentuk Seng Klorida (ZnCl
2
) sebagai bahan pematri (solder).
26


3. Hidrogen
Hidrogen sering dibuat menjadi senyawa, misalnya asam klorida dan amonia, atau
digunakan untuk hidrogenasi senyawa organik. Gas ini dapat pula dibakar untuk
pembangkitan kalor atau digunakan di dalam sel bahan bakar untuk pembangkitan
listrik.hidrogen juga digunakan dalam industri pupuk, agen pereduksi bijih logam,
pemurnian minyak bumi, pembuatan metanol, hidrogen juga dipakai sebagai zat
pendingin rotor dalam generator listrik di stasiun penghasil listrik. H
2
digunakan sebagai
pendingin rotor di generator pembangkit listrik karena ia mempunyai konduktivitas
termal yang paling tinggi di antara semua jenis gas. Baru-baru ini juga hidrogen
digunakan sebagai bahan campuran dengan nitrogen (kadangkala disebut forming gas)
sebagai gas perunut untuk pendeteksian kebocoran gas yang kecil.
Aplikasi ini dapat ditemukan di bidang otomotif, kimia, pembangkit listrik,
kedirgantaraan, dan industri telekomunikasi. Hidrogen adalah zat aditif (E949) yang
diperbolehkan penggunaanya dalam ujicoba kebocoran bungkusan makanan dan sebagai
antioksidan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh mengenai Industri Klor-Alkali antara lain sebagai berikut.
1. Bahan baku yang digunakan dalam industri klor-alkali adalah larutan garam (brine), air,
Na
2
CO
3
, merkuri dan H
2
SO
4
.
2. Sel diafragma, sel merkuri, dan sel membran masing-masing memiliki kelebihan dan
kelemahan.
3. Sifat fisik Natrium hidroksida (NaOH) adalah titik lebur 318 Cdan titik didih 1390 C.
4. Proses industri klor-alkaliada 3, yaitu sel diafragma, sel merkuri, sel membran.
5. PT. Indochlor Prakasa Industri yang terletak di Serang tiap tahunnya menghasilkan
produk klor-alkali sebanyak 100.000 ton per tahun.
6. Sel diafragma memilikikeunggulan antara lain beroperasipadategangan yang
lebihrendahdibandingkanselmerkuri.
27

Sel diafragma memilikikelemahan yaitu bilamenggunakandiafragmaasbes, proses
diafragmapadadasarnyamenimbulkanmasalahlingkungan.
7. Sel merkuri memilikikeunggulan yaitu menghasilkan NaOH pekat dengan kemurnian
tinggi sehingga tidak memerlukan prosedur lanjutan lebih banyak.
Adapun kelemahannya sel merkuri antara lain sel merkuri memerlukan voltase yang
lebih tinggi dibandingkan sel diafragma dan juga menggunakan energi listrik yang cukup
banyakdibandingkan dengansel diafragma.

8. Sel Membran
Sel membranmemilikikeunggulan antara lain dapat memproduksi larutan soda kaustik
murni dan menggunakan listrik kurang dari proses lainnya (2200-2500 kWh/t) dan proses
membran tidak menggunakan bahan yang sangat beracun.
Sel merkuri memilikikelemahan yaitu :
Air garam memasuki sel membran harus dengan kemurnian sangat tinggi sehingga sering
membutuhkan langkah pemurnian mahal tambahan sebelum elektrolisis.
9. Klorin banyak digunakan dalam sebagai disinfektan air dalam proses pembuatan air
minum, pembuatan obat-obatan , industri pulp dan kertas, pelarut, zat pewarna, tekstil,
perminyakan, antiseptik, insektisida, cat, plastik, pemutih.
10. Hidrogen sering dibuat menjadi senyawa, misalnya asam klorida dan amonia, atau
digunakan untuk hidrogenasi senyawa organik. Gas ini dapat pula dibakar untuk
pembangkitan kalor atau digunakan di dalam sel bahan bakar untuk pembangkitan listrik.
11. Soda kaustik (NaOH) biasanya digunakan pada Industri pulp dan kertas , rayon, industri
tekstil (pemprosesan kapas dan dalam proses pewarnaan serat sintetik seperti nilon dan
polyester), industri sabun dan deterjen, industri minyak dan gas bumi (migas), industri
kimia (sebagai bahan baku pembuatan plastik, obat-obatan, pelarut, kain sintetik, zat
pewarna, cat, tinta, dan lain-lain).

Anda mungkin juga menyukai