Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Gliserol karbonat (hydroxymethyl dioxolanone) merupakan salah satu


senyawa turunan gliserol yang memiliki kegunaan cukup beragam
diantaranya, elastomer, surfaktan, perekat, tinta, cat, pelumas, elektrolit, dan
merupakan zat antara (intermediet) penting dari polikarbonat, poliester,
poliuretan, dan poliamide. Senyawa gliserol karbonat merupakan suatu
senyawa dwifungsi yang didalamnya terdapat sebuah gugus karbonat siklik
dan sebuah gugus hidroksi nukleofilik. Senyawa dwi fungsi inilah yang
memungkinkan senyawa tersebut dapat digunakan sebagai pelarut polar
protik, disamping itu juga didukung oleh sifat yang dimilikinya seperti titik
didih yang sangat tinggi serta aman bagi lingkungan. Pelarut yang berasal
dari gliserol karbonat dapat diaplikasikan pada berbagai senyawa organik
maupun inorganik contohnya dalam bidang kosmetika, cat, akumulator, dan
lain sebagainya (Damayanti, 2012).
Senyawa gliserol karbonat sekarang ini telah banyak dikembangkan
terutama dalam bidang kimia organik. Untuk sampai ke bentuk produk
akhir, maka pada tahap awal senyawa gliserol harus diturunkan. Di
Indonesia belum ada industri atau pabrik yang memproduksi gliserol
karbonat. Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan akan gliserol karbonat dalam
negeri Indonesia mengandalkan impor dari luar negeri.
Gliserol karbonat (hydroxymethyl dioxolane) memiliki kegunaan yang
cukup beragam. Lembaga penelitian INRA di Toulouse, Perancis telah
mengembangkan penggunaan gliserol karbonat sebagai biolubricant yang
tahan terhadap oksidasi, hidrolisis dan tekanan. Selain itu, kegunaan gliserol
karbonat diantaranya ;
1. Sebagai pelarut senyawa organik maupun inorganik, contohnya dalam
bidang kosmetika, cat, akumulator, dan lain sebagainya.
2. Sebagai zat antara (intermediet) penting dari polikarbonat, poliester,
poliuretan, dan poliamide.

Pra Perancangan Pabrik Gliserol Karbonat dari Gliserol dan Urea


FTI-Teknik Kimia ITATS
I-1
3. Sebagai bahan baku pembuatan surfaktan, senyawa glycidol, dan minyak
pelumas.
4. Mampu bertindak sebagai pelarut reaktif non volatile.

1.2 Sifat Bahan


1.2.1 Bahan Baku
1. Gliserol
Gliserol adalah senyawa alkohol trihidrat dengan susunan molekul
C3H8O3. Senyawa ini merupakan hasil samping dari proses pembuatan
biodiesel yang belum banyak diolah sehingga nilai jualnya masih rendah.
Tabel 1.1 Karakteristik Gliserol
Karakteristik Keterangan
Bau Tidak berbau
Tekstur Kental
Warna Tidak Berwarna
Densitas 1,261 gr/cm3
Massa molar 92,09 g/mol
Titik lebur 17,9 °C
Titik didih 290 °C
(Sumber: Perry 7th edition)

2. Urea
Urea (CH4N2O) adalah pupuk buatan hasil persenyawaan amoniak
(NH3) dengan karbondioksida (CO2) dan bahan dasarnya biasanya dari
gas alam. Kandungan nitrogen total berkisar antara 45-46%. Senyawa
urea mempunyai sifat higroskopis dan pada kelembaban udara 73% urea
akan menarik uap air dari udara.
a. Sifat Fisika
Tabel 1.2 Sifat Fisika Urea

SIFAT Keterangan
Titik Didih 13,20 °C
Titik Leleh 133 – 135 °C
Spesifik Gravity 1,355
SIFAT Keterangan
Indeks Bias 1,484
Bentuk Kristal Tetragonal
Panas Fusi 60 kkal/mol
Panas Pelarutan dalam air 60 kkal/gram
Panas Kristalisasi 58 kkal/gram
Densitas 1,335 gr/cm3
Berat molekul 60,06 g/mol

b. Sifat Kimia
1) Bila bercampur air, dapat terhidrolisis menjadi amonium karbonat
dan terdekomposisi menjadi amoniak dan karbon dioksida.
2) Urea larut dalam air, alkohol dan benzena.
3) Daya racunnya rendah, tidak mudah terbakar, dan tidak
meninggalkan residu garam setelah dipakai untuk tanaman, tidak
berbau.

3. Katalis ZnCl2
 Berat molekul : 136,29 g/mol
 Densitas : 2,907 gr/cm3
 Bau : Tidak berbau
 Wujud : Padat putih berbentuk kristal
 Titik lebur : 283 °C
 Titik didih : 732 °C
 Kelarutan dalam air : 4320 gr/L pada 20 °C
(Sumber: Perry 7th edition)

1.2.2 Produk dan Produk Samping


1. Gliserol Karbonat
Gliserol karbonat (Hydroxymethyl dioxolanone) merupakan
senyawa dwifungsi yang di dalamnya terdapat sebuah gugus karbonat
siklik dan sebuah gugus hidroksi nukleofilik. Senyawa dwifungsi inilah
yang memungkinkan senyawa tersebut dapat digunakan sebagai pelarut
polar protik, disamping itu juga didukung oleh suhu didih yang sangat
tinggi sehingga aman bagi lingkungan.
Tabel 1.3 Sifat Kimia dan Fisika Gliserol Karbonat
Sifat Keterangan
Berat Molekul 118 gr/mol
Ph 4-6,5
Titik didih 137-140 oC (0,5 mmHg)
Titik lebur -69 oC
Titik nyala 190 oC
Densitas 1,4 gr/cm3
(Sumber: Jimmy, 2014)
2. Amonia (NH3)
Amonia (NH3) adalah gas tidak berwarna, berbau tajam, dan sangat
larut dalam air yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Amonia
merupakan senyawa yang stabil dan berfungsi sebagai bahan awal untuk
produksi senyawa nitrogen.
a. Sifat fisika
Tabel 1.4 Sifat Fisika Amonia
Sifat Keterangan
Rumus molekul NH3
Berat molekul 17,03 g/gmol
Titik didih -33,4 oC
Titik beku -77,7 oC
Suhu kritis 207,5 oC
Tekanan kritis 111,3 atm
Volume kritis 0,08040 m3/kg mol
Densitas 0,073 gr/cm3
(Sumber: Perry 7th edition)
b. Sifat kimia
1. Amonia dapat membentuk campuran, mudah terbakar dengan udara
pada nilai ambang batas (16,25% volume).
2. Bahaya ledakan amonia akan semakin meluas apabila kontak
dengan oksigen pada temperatur serta tekanan tinggi di atmosfer.

1.3 Penentuan Kapasitas Produksi


Dalam pendirian suatu pabrik, analisa pasar untuk penentuan kapasitas
pabrik adalah penting. Dengan kapasitas yang sudah ada maka dapat
ditentukan volume reaktor, perhitungan neraca massa, neraca panas, dan
lain-lain. Untuk menentukan kapasitas pabrik diperlukan data-data produksi,
ekspor, impor dan pemakaian bahan (konsumsi) yang bisa diperoleh dari
data Badan Pusat Statistik (BPS).
Berdasarkan kondisi statistik impor dari gliserol karbonat, maka kami
merencanakan membuat pra perancangan pabrik gliserol karbonat dengan
tujuan agar dapat memenuhi konsumsi terhadap gliserol karbonat di dalam
negeri. Proses konstruksi pabrik gliserol karbonat ini direncanakan
memakan waktu 2 tahun. Pabrik ini diproyeksikan akan didirikan pada
tahun 2022 dengan produksi kontinyu 1 tahun 300 hari kerja.
Tabel 1.5 Pertumbuhan Impor Gliserol Karbonat di Indonesia

Tahun Berat Bersih (kg) % Pertumbuhan


2012 28.771.981
2013 33.411.019 16,123
2014 33.036.816 -1,120
2015 28.759.960 -12,946
2016 52.852.799 83,772
(Sumber: Badan Pusat Statistik)

Rata-rata pertumbuhan impor per tahun = 21,457%


Maka dapat diperkirakan jumlah impor pada tahun 2022
M = P (1 + i)n
dimana: P = data besarnya impor tahun 2016 (kg)
M = jumlah produk pada tahun 2022 (kg/tahun)
i = rata-rata pertumbuhan ekspor tiap tahun (%)
n = selisih tahun
sehingga perkiraan konsumsi pada tahun 2022 sebesar:
M5 = P (1 + i)n

= 52.852.799 (1 + 0,21457)6

= 169.669.308,8 kg/tahun
Menghitung kapasitas produksi dengan mengunakan persamaan:
M1 + M2 + M3 = M4 + M5
dimana: M1 = nilai impor (dianggap 0)
M2 = produksi pabrik dalam negeri (0)
M3 = kapasitas pabrik yang akan didirikan
M4 = nilai ekspor (0)
M5 = konsumsi dalam negeri tahun 2022 (dianggap nilai
impor tahun 2022)
sehingga kapasitas yang didapatkan yaitu:
M1 + M2 + M3 = M4 + M5
M3 = M4 + M5 - M1 + M2
M3 = 169.669.308,8 + 0 – 0 – 0
= 169.669.308,8 kg/tahun
= 169.669,3088 ton/tahun
Dari perhitungan peluang kapasitas pabrik, maka ditetapkan kapasitas
produksi pabrik gliserol karbonat yang akan dirancang tahun 2022
ditetapkan 20% dari kebutuhan gliserol karbonat sebesar 33.000
ton/tahun.

1.4 Lokasi Pabrik


Dalam penelitian sebuah industri, lokasi pabrik memegang peranan
yang penting. Dalam menentukan lokasi pabrik ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu biaya operasional, ketersediaan bahan baku dan
penunjang sarana dan prasarana, dampak sosial dan studi lingkungan.
Pabrik gliserol karbonat dari gliserol dan urea ini direncanakan
didirikan di Gresik, Jawa Timur dengan pertimbangan :
1. Ketersediaan bahan baku gliserol yang merupakan produk samping
pembuatan biodiesel cukup berlimpah yaitu dari PT Wilmar Nabati
Indonesia Gresik, sehingga dapat menjamin kontinuitas bahan baku.
2. Ketersediaan bahan baku urea cukup berlimpah yaitu dari PT Petrokimia
Gresik.
3. Sarana transportasi baik, seperti jalan raya dan dekat dengan pelabuhan
Gresik.

Anda mungkin juga menyukai