Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meningkatnya kebutuhan dan pola hidup manusia yang harus dipenuhi
membuat perkembangan industri kimia di Indonesia terus mengalami
peningkatan. Dengan peningkatan ini, maka kebutuhan unsur-unsur penunjang
industri juga meningkat, termasuk bahan-bahan pembantu dan penunjang.
Kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang industri di Indonesia masih banyak
didatangkan dari luar negeri. Salah satunya asam adipat yang selama ini di penuhi
melalui komoditas impor yang berasal dari Asia Pasifik dan Timur Tengah. Jika
asam adipat ini bisa dihasilkan sendiri di dalam negeri, tentunya dapat menghemat
pengeluaran devisa, meningkatkan ekspor dan meningkatkan penguasaan
teknologi.
Asam adipat atau disebut 1,4-butanedicarboxylic acid atau hexanedionic
acid adalah kristal padat berwarna putih yang pada kondisi normal memiliki titik
lebur 152,1 ºC. Asam adipat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ialah sebagai
salah satu komponen bahan pembuat nilon 66 yang mana telah berkembang
menjadi bahan utama sebagian besar bahan kimia organik sintesis. Produksi dunia
untuk senyawa ini pada tahun 1973 mencapai 2 juta ton dengan sekitar
separuhnya diproduksi oleh Amerika Serikat (McKetta, 1977). Lebih dari 90%
asam adipat digunakan dalam pembuatan nilon, sedangkan sisanya digunakan
untuk pembuatan beberapa komponen/bahan pembuat resin polyester, poliuretan,
pembuat plastik terutama polyvinyl untuk pelumas dan detergen yang dipakai
sebagai garam alkali (McKetta, 1977).
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 Indonesia mengimpor
asam adipat berjumlah 4.214.708 kg pada tahun 2014 dari beberapa negara
diantaranya yaitu Jepang, Korea, Taiwan, China, Thailand, Singapura, Malaysia,
Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan Ukraina dengan CIF Value US$
1.780.783 (Anonim1, 2014).

I-1
I-2

1.2 Tinjauan Pustaka


1.2.1 Asam Adipat
Asam adipat termasuk dalam golongan asam karboksilat. Asam adipat
(C6H10O4) berupa kristal berwarna putih. Biasa digunakan sebagai bahan pembuat
nilon 66, bahan tambahan pangan untuk diet, pengatur keasaman untuk gelatin
dan selai, bahan tambahan pangan pengganti cream of tartar dan dalam industri
minuman sebagai pengganti asam sitrat, sebagai prekursor sintetik pada
pembuatan plasticizer, pewarna (dyes), pada industri farmasi, karet, insektisida
dan digunakan pada pembuatan busa poliuretan (Anonim2, 2011).
1.2.2 Sikloheksanol
Sikloheksanol (C6H10O) merupakan senyawa organik yang berupa cairan
memiliki titik didih 161,1oC dengan gugus OH- atau gugus hidroksi terikat pada C
sekunder. Senyawa ini digunakan dalam sintesis organik, terutama dalam
produksi asam adipat dan kaprolaktam, polyvinyl chloride dan kopolimer, serta
polimer ester metakrilat. Sikloheksanol digunakan sebagai zat tambahan termasuk
penghilang noda kayu, cat dan pernis, pelumas aditif minyak, pelarut untuk
herbisida, resin alami dan sintetis (Kirk-Othmer, 4th ed, 1998).
1.2.3 Asam Nitrat
Asam nitrat (HNO3) merupakan cairan yang tidak berwarna, sangat korosif
dengan sifat pengoksidasi yang kuat. Nama lain dari asam nitrat adalah aqua
fortis yang mana nama tersebut biasa digunakan untuk kelas kemurnian yang
rendah. Asam nitrat dapat dibuat dengan proses oksidasi dan. Asam ini dapat
digunakan untuk memproduksi ammonium nitrat sebagai bahan baku peledak,
pembuatan bahan organik sintetis sepertu zat warna dan obat-obatan serta
digunakan dalam pemurnian logam seperti platina, emas dan perak (Keyes, 1957).
1.3 Penentuan Kapasitas Produksi
Seiring dengan perkembangan industri asam adipat digunakan sebagai
bahan pembuat nilon 66 dan sebagai zat aditif untuk industri makanan dan
minuman. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tentang perdagangan luar negeri
Indonesia, jumlah impor asam adipat sejak tahun 2009 sampai 2014 dapat dilihat
pada Tabel 1.1. (Anonim1, 2014).
I-3

Tabel 1.1 Data Impor Asam Adipat di Indonesia


Tahun Jumlah (kg) Jumlah (ton) Pertumbuhan (%)
2010 2.820.314 2.820,314 -
2011 3.781.437 3.781,437 34,0786
2012 4.176.422 4.176,422 10,4454
2013 4.049.057 4.049,057 -3,0496
2014 4.214.708 4.214,708 4,0911
Jumlah 45,5654
Rata-rata 9,1131

Pabrik asam adipat direncanakanakan didirikan pada tahun 2021. Perkiraan


impor dan konsumsi kebutuhan asam adipat pada tahun 2021 (m1 dan m5) dapat
dihitung dengan metode perhitungan discounted:
m1 = P(1+i)n
dimana:
P = besarnya impor tahun 2014 (ton/tahun)
i = kenaikan impor rata-rata
n = selisih tahun (tahun ke-7)
sehingga :
m1 = 4.214,708 (1+(9,1131/100))2021-2014
= 7.112,602 ton/tahun
Nilai konsumsi dunia tahun 2014 sebesar 2.839.000 ton/tahun (Anonim3, 2014)
m5 = P(1+i)n
dimana:
P = besarnya konsumsi tahun 2014 (ton/tahun)
i = kenaikan konsumsi rata-rata
n = selisih tahun (tahun ke-7)
sehingga :
m5 = 2.839.000 (1+(16,8/100))2021-2014
= 7.208.127 ton/tahun

Peluang kapasitas produksi pada tahun 2021 (m3) dapat ditentukan dengan
persamaan:
I-4

m1 + m2+ m3 = m4 + m5
m3 = (m4 + m5)-(m1 + m2)
dimana :
m1 = nilai impor 2021 (ton/tahun)
pabrik berdiri sehingga impor dihentikan
m2 = produksi pabrik dalam negeri (ton/tahun)
karena belum ada pabrik yang memproduksi asam adipat di Indonesia,
maka m2 = 0
m3 = kapasitas pabrik yang akan didirikan pada tahun 2021 (ton/tahun)
m4 = nilai ekspor tahun 2021
pabrik baru didirikan dan tidak dilakukan ekspor dengan pertimbangan
pabrik dirancang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, maka m4 = 0
m5 = nilai konsumsi tahun 2021 (ton/tahun) sebesar 7.208.127.
Jadi, m3 = (m4 + m5) - (m1 + m2)
= (0 + 7.208.127) - ( 7.112,602+ 0)
= 7.201.014,398 ton/tahun
= 7.200.000 ton/ tahun
Berdasarkan hasil perhitungan dari data impor asam adipat Indonesia dan
kebutuhan asam adipat dunia pada 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa peluang
kapasitas pabrik asam adipat yang akan didirikan tahun 2021 diputuskan sekitar
1% dari kapasitas total untuk pembuatan asam adipat yaitu 72.000 ton/tahun.
1.4 Spesifikasi Bahan
1.4.1 Spesifikasi Bahan Baku
1. Sikloheksanol
Sifat-sifat fisika:
 Fase : liquid, oily
 Titik Didih : 161,1 oC
 Titik Lebur : 25,15 oC
 Flash Point : 67,2 oC
 Densitas : 1,41 g/ml
 Viskositas : 4,6 Cp
I-5

 Specific Heat : 1,75 J/kg K

Sifat-sifat kimia:
 Rumus Molekul : C6H11OH
 Berat Molekul : 100 g/mol
 Kelarutan : sedikit larut dalam air
 Sifat : higroskopis, mudah terbakar
 Mudah bereaksi dengan agen pengoksidasi seperti hidrogen peroksida dan
asam nitrat pada suhu kamar.
(Kirk-Othmer, 4th ed, 1998)

2. Asam Nitrat
Sifat-sifat fisika:
 Fase : liquid
 Titik Didih : 120 oC
 Titik Lebur : -41,6 oC
 Flash Point : 120,5 oC
 Densitas : 0,9493 g/ml pada 20 oC
 Viskositas : 1,08 Cp
 Specific Heat : 0,471 J/kg K
Sifat-sifat kimia:
 Rumus Molekul : HNO3
 Berat Molekul : 63 g/mol
 Kelarutan : larut dalam air
 Sifat : korosif
 Asam nitrat merupakan asam mono basic kuat, bereaksi dengan alkali,
oksidasi unsur basa membentuk garam.
 Asam nitrat larut dalam air dengan melepas panas.
 Sebagai oksidan, asam nitrat adalah reagent kuat dan relatif murah.
(Kirk-Othmer, 4th ed, 1998)
I-6

1.4.2 Spesifikasi Produk


1. Asam Adipat
Sifat-sifat Fisika:
 Fase : padatan
 Titik Didih : 337,5 oC
 Titik Lebur : 152,1 oC
 Flash Point : 196 oC
 Densitas : 1,07 g/ml
 Viskositas : 4,54 Cp pada 160 oC
 Specific Heat : 1,59 J/kg K
Sifat-sifat Kimia:
 Rumus Molekul : C6H10O4
 Berat Molekul : 146 g/mol
 Kelarutan : 1,32 g dalam 100 g air pada suhu 40 oC
 Sifat : korosif
 Asam adipat bukan merupakan bahan peledak dan tidak mudah terbakar.
 Asam ini pada titik didihnya selama 4 menit menjadi polimer adipic
anhidrid 7%.
 Asam adipat stabil terhadap oksidasi, metode untuk memurnikannya adalah
dengan rekristalisasi dari asam nitrat. Pada kondisi tersebut kemungkinan
terjadinya oksidasi oleh udara terhadap asam sangat kecil. Meskipun
dipanaskan sampai 275 oC pada tekanan tinggi.
(Kirk-Othmer, 4th ed, 1998)

2. Ditrogen Oksida
Sifat-sifat Fisika:
 Fase : gas
 Titik Didih : -90,86 oC
 Titik Lebur : -88,48 oC
I-7

 Densitas : 1,977 g/L


Sifat-sifat Kimia:
 Rumus molekul : N2O
 Berat molekul : 44 g/mol
 Kelarutan : larut dalam air, alkohol dan eter
(Anonim4 , 2016)

Anda mungkin juga menyukai