Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PEBAHASAN UMUM

1.1 Pendahuluan

Indonesia sebagai Negara berkembng sedang giatnya melaksanakan

pembangunan di segala bidang guna meningkatkan tariff hidup masyaraka, sesuai

cita-cita luhur bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur. Salah satu bidang

pembangunan yang paling diharapkan dapat memacu kemajuan bangsa adalah

bidang ekonomi dan salah satu sector dalam bidang ekonomi adalah sector

industry. Hal ini disebabkan makin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Perkembangan sector itu sendiri sangat diharapkan lebih memicu tingkat

perkembangan perekonomian Indonesia dengan cara adanya peningkatan

kesempatan dan pemerataan kerja, meningkakan ekspor sekaligus menghemat

devisa Negara dengan memanfaatkan sumber daya alam dan energy serta sumber

daya manusia yang ada.

Salah satu sub sector dalam industry adalah sub sector industry kimia, yang

diharapkan dapat berkembang pesat guna mengimbangi kebutuhan yang semakin

berkembang dan meningkat sesuai dengan kemajuan perekonomian bangsa.

Salah satu produk industry kimia yang dibutuhkan saat ini dan akan terus

meningkat dimasa yang akan dating adalah gliserol dimana bahan kimia ini dapat

digunakan sebagai bahan baku pembuatan tinta, industry farmasi, kosmetik dan

parfum serta bahan pencegah kekeringan pada tembakau. Kegunaan dari bahan

1
2

kimia gliserol diatas merupakan bentuk-bentuk yang dibutuhkan masyarakat

kondumen Indonesia, dimana untuk memenuhi kebutuhan ini masi dilakukan

dengan cara mengimpor dari luar negeri.

1.2 sejarah dan perkembangan pabrik

gliserol pertama kali ditemukan pada tahun 1770 oleh Scheele, yang

diproduksi dengan pemanasan minuak zaitun. Pada tahun 1784, ia meneliti bahwa

substansi yang sama dapat diproduksi dari minyak nabati lainnya dan lemak

hewan, seperti lemak babi dan mentega. Substansi ini dinamakan “The sweet

principle of fats” karena rasa manas yang khas yang terdapat pada gliserol. Dari

bahasa yunani glycerol, yang berarti “manis”. Penemuan ini dianugerahi paten

pertama pada tahun 1823. Chevreul juga melakukan beberapa penelitian awal

pada lemak dan sabun. Sebelumya, pada tahun 1836, Pelouze telah menentukan

rumus untuk gliserol dan akhirnya Berthlot dan Luce menerbitkan rumus struktur

pada tahun 1883.

Sejarah gliserol berkaitan erat dengan sejarah pembuatan sabun karena salah

satu sumber komersial pertama dari gliserol adalah recovery dari bahan

pembuatan sabun alkali dan lyes terus menjadi bahan baku untuk recovery gliserol

saat ini. Di awal tahun 1870 paten US yang pertama “Recovery gliserol dari sabun

alkali dengan destilasi” dikeluarkan. Proses ini dikembangkan lebih lanjut oleh

Roncorn pada tahun 1883. Dalam decade berikutnya, industri sabun mulai

melakukan recovery gliserol dari air limbah pembuatan sabun pada skala yang

relative besar, sehingga membuat gliserol menjadi sebuah komoditas baru.


3

Sumber terbesar dari gliserol adalah dari sweetwaters dari proses fat

spilitting, yang awalnya berasal dari pembuatan stearin untuk membuat lilin.

Proses yang umum adalah proses twitchell unruk fat splitting. Twitchell

menggembangkan proses fat splitting menggunakan katalisator dan asam sulfat

encer yang menghasilkan produk yang dapat diterima. Hal ini diikuti oleh

autoclave splitting tekanan tinggi, yang mengandalkan steam tekanan tinggi untuk

hidrolisis lemak dan menghasilkan produk unggulan. Fat splitting plants modern

saat ini, menggunakan kolom stainless steel dengan aliran counter current dari

asam lemak dan sweetwater, yang merupakan pengembangan terbaru dalam

proses pemisahan. Sweetwaters berkualitas tinggi yang diperoleh memungkinkan

pemurnian yang efisien mencapai kemurnian yang tinggi dari gliserol yang

digunakan saat ini.

1.3 macam-macam proses pembuatan gliserol

Proses pembuatan gliserol pada dasarnya adalah hasil samping dari proses

penggolahan lemak dan minyak, baik nabati maupun hewani. Terdapat beberapa

metode dalam proses pembuatan gliserol, yaitu:

1. proses fat splitting

2. proses transesterifikasi

3. proses saponifikasi
4

1.3.1 proses fat splitting

fat splitting, yaitu reaksi hidrolisis antara air dan minyak menghasilkan

gliserol dan asam lemak.

CH2RCOO CH2OH

CHRCOO + 3H2O → 3R-COOH + CHOH

CH2RCOO CH2OH

Triasilgliserol Air Asam Lemak Gliserol

1.3.2 Proses Transesterifikasi

Transesterifikasi lemak dengan methanol menggunakan katalis NaOCH 3

(sodium methoxide), menghasilkan gliserol dan metil ester.

CH2RCOO CH2OH

CHRCOO + 3CH3OH → 3RCOOCH3 + CHOH

CH2RCOO CH2OH

Triasilgliserol Metanol Metil Ester Gliserol

1.3.3 Proses Saponifikasi

Saponifikasi lemak dengan NaOH, menghasilkan gliserol dan sabun.

CH2RCOO CH2OH

CHRCOO + 3NaOH → 3R-COONa + CHOH

CH2RCOO CH2OH

Triasilgliserol Sodium Hidroksida/ Sabun Gliserol

Natrium Hidroksida
5

1.4 Sifat-Sifat Fisik Dan Kimia

1.4.1 Minyak Jagung

Bilangan asam : 0,040-0,100

Flavour : Lembut

Cold test : yersih

Bilangan penyabunan : 189-191

Bilangan iodium : 93-96

Bilangan hehner : 93-96

Titik beku (⁰C) : -20 – (-100)

Titik cair (⁰F) : 4 -12

Titik nyala (⁰F) : 575 – 640

Titik baker (⁰F) : 590 – 700

Bobot jenis pada suhu kamar : 0,918 – 0,925

Pounds per gallon : 7,672 pada 70⁰F

1.4.2 NaOH

Berat molekul : 40 gr/mol

Titik didih : 318,4⁰C

Titik lebur : 1390⁰C

Spesifik gravity : 2,130 (pada suhu 30⁰C)

Berbentuk padatan yang berwarna putih.

Sangat mudah larut dalam etanil, eti ester, dan gliserol.

Tidak mudah larut dalam aseton, eter.


6

Merupakan suatu basa yang kuat.

Dapat menyerap uap air dari udara.

Bersifat korosif.

Bereaksi dengan asam membentuk garam dan air.

Merupakan hasil elektrolisis dari natrium klorida.

Bereaksi dengan til menghasilkan sabun (natrium asetat) dan alkohol.

1.4.3 Air (H2O)

Merupakan cairan tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Air

merupakan elektrolit lemah dan dapat terionisasi menjadi H3O+ dan OH-.

Berat molekul : 18,016 gr/grmol

Rumus molekul : H2O

Densitas : 1 gr/ml

Titik nyala : 0⁰C

Viskositas : 0,01002P

Panas spesifik : 1 kal/g

Tekanan uap : 760 mmHg

Tegangan permukaan : 73 dyne/cm

Panas laten : 80 kal/g

Indeks bias : 1,333

1.4.4 Gliserol

Rumus molekul : C3H5(OH)3

Berat molekul : 92,09 g/mol

Densitas : 1,261 gcm-3


7

Viskositas : 1,5 Pa.s

Titik didih (760 mmHg) : 290⁰C

Titik beku : 46,5⁰C pada 66,7% larutan gliserol

Kapasitas kalor : o,5795 cal/gm⁰C

Indeks bias (Nd20) : 1,47399

Titik nyala : 177⁰C pada 99% larutan gliserol

Titik api : 204⁰C pada 99% larutan gliserol

Heat of combustion : 397 Kcal/gram

Kelarutan dalam air :∞

Surface tension : 63,4 dynes cm (20⁰C)

58,6 dynes cm (90⁰C)

51,9 dynes (150⁰C)

Coefficient of thermal expansion : 0,0006115 (15-25⁰C)

0,000610 (20-25⁰C)

0,000691 calcmdeg/sec (0⁰C)

Heat of formation : 159,8 Kcal/mol (25⁰C)

Heat of fusion : 47,5 cal/gram

Heat of vaporation : 21,060 cal/mol (55⁰C)

19,300 cal/mol (105⁰C)

18,610 cal/mol (175⁰C)

Anda mungkin juga menyukai