Disusun oleh :
Mutmainna (105119001)
1.1 Tujuan :
1. Menghitung persentase rendemen hasil minyak sereh
2. Menghitung nilai Rf untuk masing-masing noda yang muncul pada hasil percobaan
minyak sereh dan minyak sereh standar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Distilasi
Prinsip dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih cairan di bawah
tekanan tertentu. Proses distilasi biasanya melibatkan penguapan campuran, diikuti
dengan proses pendinginan dan kondensasi. Distilasi terdiri dari berbagai macam seperti
distilasi uap.
Distilasi uap adalah istilah yang digunakan untuk campuran air suling dan senyawa yang
tidak larut dalam air, yang memungkinkan bagian yang mudah menguap menjadi uap
pada suhu yang lebih rendah daripada pemanasan langsung dengan mengalirkan uap air
ke dalam campuran. (Rusli, 2010)
Aplikasi distilasi uap untuk ekstraksi beberapa produk alami, seperti minyak kayu putih,
minyak jeruk dari lemon atau jeruk, dan minyak dari tumbuhan lain. Distilasi uap adalah
istilah umum untuk campuran air suling dan senyawa yang tidak larut dalam air.
(Bashendra, 2013).
1 Bentuk Cair
10 Viskositas 0.294 cP
3 Bentuk Cair
10 Keasaman (pKa) 25
No Pereaksi
1 Daun sereh 20 gr
2 Air (Aquades)
3 n-Heksana
4 Etil Asetat
1 Erlemeyer 100 mL
3 Gelas ukur 50 mL
5 Corong pisah
6 Buret
7 Chamber
8 Ring
9 Kaca arloji
10 Pinset
11 Cawan penguap
14 Labu bundar
15 Konektor
16 Adaptor
17 Kondensor
Potongan sereh 20 g
- Ditampung
- Destilat 50 mL + n-heksana 50
mL dimasukkan ke corong pisah
- Campuran di ekstrasi 2x
- Fasa n-heksana diambil dan
ditampung di cawan penguap
- Cawan yang telah ditimbang
massa kosongnya dipanaskan
hingga n-heksana menguap
- Minyak atsiri ditimbang
Rf
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
massa
(g)
jarak
Identifikasi KLT
(cm)
Standar
Sampel
4.2 Perhitungan
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑛𝑜𝑑𝑎
𝑅𝑓 =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛
2,1 𝑐𝑚
Rf standar 1 = 4 𝑐𝑚
= 0,525
3,5 𝑐𝑚
Rf standar 2 = 4 𝑐𝑚
= 0,875
3,9 𝑐𝑚
Rf standar 3 = 4 𝑐𝑚
= 0,975
2,0 𝑐𝑚
Rf sampel 1 = 4 𝑐𝑚
= 0,5
3,0 𝑐𝑚
Rf sampel 2 = 4 𝑐𝑚
= 0,75
3,9 𝑐𝑚
Rf sampel 3 = 4 𝑐𝑚
= 0,975
Persentase rendemen :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
% 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,0144 𝑔𝑟
% 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100%
25,5210 gr
% 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 0,0564 %
4.3 Pembahasan
Distilasi
Pada percobaan ini, inputnya berupa sampel sereh kering. Langkah kerja yang pertama
adalah preparasi sampel, dilakukan dengan menyiapkan dan menimbang potongan sereh
dengan massa ± 25 gram kemudian dimasukkan ke labu uap. Labu uap lalu diletakkan
diatas labu bundar yang berisi air kemudian diletakkan diatas hot plate. Pelarut yang
digunakan adalah air, dikarenakan sifat polar air berbeda dengan minyak atsiri. Hal ini
membuatnya mudah untuk memisahkannya dari distilat. Air dan minyak esensial tidak
akan larut satu sama lain. Selain itu, titik didih air lebih rendah daripada titik didih
minyak esensial, sehingga uap air akan meningkat, minyak serai dilepaskan dari pori-pori
serai yang ditandai dengan air pada labu bundar yang lama kelamaan berubah menjadi
warna hijau dan menghasilkan distilat.
Langkah selanjutnya, menyiapkan/merangkai satu set alat distilasi. Lalu setelah
memasukkan ±25 gram sampel ke dalam labu alas bulat 250 mL, labu tersebut diisi
dengan aquades hingga setengah dari total volume labu tersebut, pada langkah ini
dipastikan labu terendam, hal ini dilakukan agar perpindahan panasnya merata. Untuk
menghindari adanya letupan, batu didih ditambahkan. Selanjutnya, labu diletakkan di atas
alat distilasi dan dipanaskan perlahan di atas pemanas. Sebelum merakit peralatan
dipastikan telah mengoleskan petroleum jelly (vaseline) pada mulut labu dan ujung
kondensor agar tidak ada kendala seret pada alat yang digunakan. Setelah mengoleskan
vaseline, dilanjutkan dengan pemasangan tiap komponen. Pada rangkaian ini terdapat
beberapa komponen seperti adaptor yang dapat digunakan untuk menghubungkan labu
uap ke kondensor, begitu juga dengan kondensor dengan erlenmeyer. Pada percobaan,
hasil distilasi (distilat) ditutup dengan aluminium foil agar tidak bereaksi dengan udara
ataupun menguap. Suhu diatur mencapai 200 oC. Jika sudah dipanaskan selama 2 jam,
distilasi dihentikan.
Setelah melakukan distilasi selama 2 jam, akan diperoleh distilat. Untuk memperoleh
hasil distilat yang lebih murni lagi, sampel diekstrak menngunakan pelarut heksana.
Ekstraksi dilakukan secara duplo untuk memastikan terbentuknya distilat yang lebih
murni lagi sebab pada ekstraksi ini akan terjadi pemisahan air dan minyak atsiri. Setelah
melakukan ekstraksi akan terbentuk dua fasa disebabkan oleh perbedaan densitas (fasa
yang berada di lapisan atas adalah fasa yang memiliki densitas lebih kecil), fasa air
dibuang terlebih dahulu dan fasa yang tersisa ditempatkan pada cawan penguap. Fasa
yang tersisa pada cawan penguap diuapkan kemudian dihitung massanya. Pada
percobaan ini, outputnya berupa minyak atsiri. Berdasarkan percobaan yang dilakukan,
diperoleh massa cawan penguap kosong seberat 5,4531 gram dan massa cawan penguap
berisi minyak atsiri seberat 5,4675 gram sehingga massa minyak atsiri yang diperoleh
diketahui sebesar 0,0144 gram.
Uji KLT
Pada percobaan ini, inputnya adalah hasil minyak atsiri (sereh) percobaan dan minyak
sereh standar. Kedua input ini akan diperlakukan uji KLT (Kromatografi Lapis Tipis)
sehingga data yang diperoleh dapat dikomparasikan. Minyak atsiri (sereh) terlebih dahulu
harus dilarutkan dalam eluen sesuai pada percobaan. Setelah dicelupkan kemudian
ditotolkan pada pelat. Untuk mempermudah proses pengamatan hasil, diberikan tanda
perbedaan untuk totolan minyak atsiri (sereh) standar dan minyak atsiri (sereh) hasil
percobaan menggunakan pensil untuk meenghindari adanya penggangu jika
menggunakan tinta pulpen. Setelah dicelupkan, ditempatkan pada kaca sampai eleun
bergerak hingga tanda batas. Output yang dihasilkan pada proses ini berupa plat KLT.
Selanjutnya melakukan proses penyinaran UV. Inputnya berupa plat KLT yang
dihasilkan pada percobaan sebelumnya. Plat KLT tersebut disinari dengan sinar UV
sehingga dapat terlihat noda seperti berikut ini :
Bercak noda yang muncul pada pengamatan uji KLT tersebut adalah indikasi adanya
senyawa polar. Ini merupakan senyawa yang terkandung pada serai, seperti senyawa
geranial, sitronellal dan sitronellol. Output bercak noda ini akan diukur untuk
menentukan nilai Rf. Nilai Rf dihitung berdasarkan jarak tempuh noda dibagi dengan
jarak tempuh eluennya berdasarkan rumus berikut.
Asfiyah, Siti. 2020. Modifikasi Deanstark Upaya Efisiensi Proses Distilasi Uap Minyak Biji
Pala dalam Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Kimia Organik, FMIPA Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Budi, F. S. 2009. Pengambilan oleoresin dari ampas sereh (hasil samping penyulingan
minyak sereh) dengan proses ekstraksi, Jurnal Teknik, Vol.30. No.3, hal: 156-161.
Savitri, Meliana. 2018. Perhitungan Nilai Rf. Jakarta selatan : Penerbit Universitas
Pertamina
Syiah. 2017. Tinjauan Pustaka : Kromatografi Lapis Tipis. Semarang : Penerbit Universitas
Negeri Muhammadiyah Semarang