Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mutmainna

NIM : 105119001
Prodi : Kimia

Hari, Tanggal : Senin, 09 November 2020

PERCOBAAN 4
PEMURNIAN ZAT PADAT BERDASARKAN PERBEDAAN
KELARUTAN DAN TITIK DIDIH: REKRISTALISASI NAFTALENA &
SUBLIMASI KAMPER
I. Tujuan
1. Menghitung massa naftalena murni pada percobaan rekristalisasi
2. Menghitung persen kemurnian naftalena berdasarkan percobaan yang dilakukan

II. Prinsip Percobaan


Perhitungan terhadap massa naftalena murni dan perhitungan persen kemurnian naftalena
pada rekristalisasi naftalena dan sublimasi kamper. Rekristalisasi adalah untuk
memurnikan bahan padat dari campuran atau pengotor dengan cara melarutkan padatan
atau pengotor dalam padatan tersebut ke dalam pelarut yang sesuai dan kemudian
direkristalisasi. Prinsip rekristalisasi adalah perbedaan antara kelarutan zat yang akan
dimurnikan dengan zat campuran atau tercemar. Larutan yang muncul dipisahkan satu
sama lain, dan kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalisasi dengan saturasi
(penjenuhan). Pada pengukuran ini, akan diperoleh filtrat berdasarkan proses pencucian
dan pemanasan membentuk kristal. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, akan diperoleh
perhitungan massa naftalena murni pada percobaan rekristalisasi sehingga perhitungan
terhadap persen kemurnian naftalena berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat
diketahui pula.

III. Data Fisik dan Kimia


• Data Fisik dan Kimia Metanol
Tabel 3.1. Data Fisik dan Kimia Metanol
No Parameter Keterangan
1 Bentuk Padat

2 Warna Putih

3 Rumus Kimia C₂H₄O

4 Massa Molar 32.04 g·mol−1

5 Titik lebur 160 - 240 °C

6 Titik didih Tidak tersedia informasi

7 Titik nyala Tidak tersedia informasi

8 Densitas Tidak tersedia informasi

9 Kelarutan dalam air Larut dalam air panas

10 Suhu penguraian > 200 °C

11 Bau Tak berbau

• Data Fisik dan Kimia Air


Tabel 3.2. Data Fisik dan Kimia Air
No Parameter Keterangan

1 Rumus molekul H2O

2 Massa molar 18.02 g/mol

3 Volume molar 55,5 mol/ L

4 Kerapatan pada fasa 1000 kg/m3, liquid 917


kg/m3, solid

5 Titik lebur 0 0C (273.15 K) (32 ºF)

6 Titik didih 100 0C (373.15 K)


(212ºF)
7 Titik triple 273,16 K pada 4,6 torr

8 Kalor jenis 4186 J/(kg·K)

9 Tegangan permukaan 73 dyne/cm pada 200C

10 Tekanan uap 0,0212 atm pada 20 0C

11 Kalor penguapan 40,63 kJ/mol

12 Kapasitas kalor 4,22 kJ/kg K

13 Tekanan kritis 22,1 x 106 Pa

14 Konstanta dielektrik 78,54 pada 25 0C

15 Temperatur kritis 647 K

16 Viskositas 1,002 centipoise pada 20


0
C

17 Kalor pelelehan 3,34 x 105 J/kg

• Data Fisik dan Kimia Naftalena


Tabel 3.3. Data Fisik dan Kimia Naftalena
No Parameter Keterangan

1 Rumus molekul C10H8

2 Massa molar 128.17 g/mol

3 Bentuk Cair

4 Warna Kuning keputihan

5 Titik didih 218 ºC

6 Titik nyala 80 °C
7 Sifat mudah terbakar Mudah terbakar

8 Densitas 1.145 g/cm3 at 20 ºC

IV. Pereaksi dan Peralatan


Tabel 4.1 Pereaksi

No Pereaksi

1 ±2 gram naftalena (tidak murni)

2 Air (Aquades)

3 Methanol

4 30 mg (kualitatif) karbon aktif

Tabel 4.2 Peralatan


No Peralatan

1 Erlemeyer 100 mL

2 Gelas kimia

3 Kertas saring

4 Spatula

5 Pemanas listrik

6 Batang pengaduk

7 Penangas es

8 Termometer
V. Cara Kerja dan Pengamatan

5.1 Rekristalisasi Naftalena


±2 gram naftalena
(tidak murni)

- Dimasukkan ke labu
Erlenmeyer 100 mL
- 3 mL metanol dan batang
pengaduk ditambahkan
- Larutan dipanaskan dengan
pemanas listrik
- Menambahkan methanol
tetes demi tetes hingga
semua naftalena larut
- Labu diangkat, lalu
didinginkan dalam penangas
es
- Metanol 25 mL ditambahkan
- Larutan dididihkan
- Labu diangkat, lalu
didinginkan dalam penangas
es
- 30 mg karbon aktif
ditambahkan
- Larutan dididihkan mencapai
titik didihnya selama 2 menit
- Karbon aktif ditambahkan
lalu disaring menggunakan
kertas saring saat warna tidak
hilang
- Erlenmeyer dibilas dengan 2
mL methanol panas lalu
disaring
- Saat diperoleh filtrat lebih
dari 15 mL, methanol
diuapkan hingga tersisa
sebanyak 15 mL

Filtrat
- Filtrat dipanaskan
- Air diteteskan sehingga larutan
akan berkabut
- Erlenmeyer diputar lalu
dipanaskan lagi
- Penambahan 3,5 mL air, larutan
akan menjadi jenuh pada titik
didih pelarut
- Erlenmeyer diangkat lalu
didinginkan hingga suhu ruang
- Labu Erlenmeyer diletakkan
dalam penangas es Bersama
labu berisi 30:7 = metanol:air
- Campuran kristal disaring
menggunakan filtrasi vakum
(corong Büchner 50 mm)
- Kristal diambil menggunakan
spatula
- Kristal dibilas dengan campuran
pelarut dingin methanol:air =
30:7)
- Kristal ditekan dengan spatula
bersih
- Kertas saring berisi kristal
dikeluarkan
- Kristal dikeringkan

Kristal

5.2 Uji KLT

kristal standar dan kristal


sampel

- Kristal standar ditotolkan


pada plat klt
- Kristal sampel dilarutkan
dengan diklorometana lalu
ditotolkan ke plat KLT
- Plat KLT direndam dalam
- Jarak noda dihitung

Rf
Data pengamatan :

Massa (g) %Kemurnian


Zat
Naftalena kotor

Naftalena murni

VI. Pembahasan

VII. Kesimpulan

VIII. Daftar Pustaka

Tim Dosen Kimia Organik Universitas Pertamina. 2017. Modul Praktikum Kimia Organik.
Jakarta Selatan : Penerbit Universitas Pertamina.
Williamson, L.K., Fieser, L.F. (1999), Microscale and Macroscale Organic Experiments, 3rd
edition, D. C. Heath and Company, Toronto, hal. 27–30.

Anda mungkin juga menyukai