Anda di halaman 1dari 10

Pembuatan Polimetil Metakrilat (PMMA)

I. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Melakukan percobaan polimerisasi adisi radikal bebas
2. Mahasiswa mampu mengenali ciri-ciri polimerisasi adisi
3. Mahasisa mampu mempelajari pembuatan gelas akrilat
4. Menerapkan K3 dalam pembuatan polimetil metakrilat
5. Membuat polimetil metakrilat dalam skala lab bila tersedia alat dan bahan
II. Dasar Teori
Polimetil metakrilat (PMMA) adalah jenis polimer yang berasal dari monomer
metil metakrilat. Metil metakrilat merupakan monomer yang bersifat non-biodegradable.
Polimer PMMA bersifat amorf dan merupakan material termoplastik yang bersifat keras,
kaku, dan rapuh pada suhu ruang. PMMA juga merupakan material yang bersifat
biocompatibel karena aplikasinya yang luas namun non-biodegradable karena berasal
dari sifat monomernya.
PMMA termasuk kedalam golongan poliakrilat yang sering kali digunakan sebagai
alternatif pengganti polikarbonat (PC) yaitu sebagai pengganti material dalam pembuatan
kaca karena mempunyai kebeningan yang baik, lebih tahan benturan (tidak mudah
pecah), serta membentuk serpihan tumpul, PMMA lebih lunak dan mudah tergores.
Aplikasi lain dari PMMA yaitu sebagai campuran dalam bahan dasar cat (emulsifer
polivinil alkohol), sebagai bahan anti beku pada fluida hidrolik, dan juga sebagai bahan
pembuatan lensa kontak mata.
Pembuatan polimetil metakrilat (PMMA) menggunakan polimerisasi adisi radikal
bebas dalam kondisi bulk dan suspensi. Polimerisasi dama kondisi bulk akan
menghasilkan PMMA dengan berat molekul tinggi dan dalam bentuk lembaran,
sedangkan polimerisasi dalam kondisi suspensi menghasilkan PMMA dengan berat
molekul yang rendah daan dalam bentuk butiran-butiran. Namun untuk polimerisasi
kondisi bulk proses/biaya pembuatannya lebih mahal.
Polimerisasi PMMA dengan polimerisasi adisi radikal bebas, memerlukan inisiator
radikal bebas contohnya adalah bensoil peroksda. Inisiator inii mengurai pada suhu
80°C, menghasilkan radikal benzoiloksi. Radikal ini dapat mengawali (menginisiasi)
rantai atau dapat kehilangan karondioksida menghasilkan vinil yang dapat mengawali
rantai. Pada umumnya polimerisai adisi terbagi atas 3 tahapan proses, yaitu inisiasi,

1
propagasi, dan terminasi. Pada polimerisasi adisi PMMA, tahapan proses (reaksinya)
sebagai berikut :

2
III. Alat dan Bahan
A. Alat
Tabel 1. Alat yang digunakan
No Nama alat Ukuran/Volume Jumlah Kegunaan
1 Gelas beker 500 ml 1 Mendidihkan air
Alat bantu untuk
2 Gelas arloji - 1
menimbang bahan
3 Tabung reaksi - 1 Memanaskan bahan
4 Kompor listrik - 1 Pemanas
Memudahkan memegang
5 Penjepit - 1
tabung rekasi

3
6 Termometer - 1 Mengukur suhu
Mengambil bahan metil
7 Pipet ukur 10 ml 1
metakrilat
8 Propipet - 1 Menghisap

9 Batang pengaduk - 1 Mengaduk

10 Cetakan - 1 Tempat mencetak PMMA


Menutup lubang tabung
11 Alumunium foil - 1
reaksi
12 Gelas beker 100 ml 1 Mencampur bahan
Meimbang Metil
13 Neraca analitik - 1
metakrilat & PMMA

B. Bahan
Tabel 2. Bahan yang diperlukan
No Nama bahan Jumlah Spesifikasi Fungsi
1 Metil Metakrilat 10 ml Rumus kimia : C₅H₈O₂ Monomer
Berat Molekul : 100,12 g/mol PMMA
Densitas : 0,936 g/ml
Titik leleh : -48°C
Titik didih : 100°C
Iritan, mudah terbakar,
beracun
2 Benzoil Peroksida 0,11 gr Rumus kimia : (C₆H₅CO)₂O₂ Inisiator
Berat Molekul : 242,23 g/mol
Densitas : 1,33 g/ml
Titik leleh : 104,5°C
Titik didih : 103°C
Iritan, beracun
3 Air Keran ±450 ml Rumus kimia : H₂O Pemanasan
Berat Molekul : 18 g/mol (Polimerisasi
Titik didih : 100°C PMMA)

4
V. Skema Kerja

0,11 gr Benzoil Peroksida Dicampurkan


(Beker glass)
10 ml Metil Metakrilat

Diaduk

Dipindaahkan ke
tabung rekasi

Ditutup
Alumunium foil

Dipanaskan pada
penangas air (mengental-
ada gelembung)

Dituang ke
cetakan

PMMA

VI. Cara Kerja

Langkah pertama, benzoil peroksida ditimbang sebanyak 0,11 gr dengan gelas arloji
dan neraca analitik. Kemudian metil metakrilat diambil sebanyak 10 ml dengan pipet ukur
10 ml dan propipet dalam lemari asam. Metil metakrilat dan Benzoil peroksida
dimasukkan kedalam gelas beker 100 ml dan diaduk hingga homogen dengan batang
pengaduk, pegadukkan dilakukan dalam lemari asam. Kemudian campuran dipindahkan
kedalam tabung reaksi dan ditutup dengan alumunium foil (pastikan tidak ada lubang).

5
Langkah selanjutnya, campuran dipanaskan dalam penangas air pada suhu 80°C (suhu
awal). Akhir dari proses pemanasan ditandai dengan adanya gelembung dan larutan mulai
mengental, suhu akhir 75°C. Selanjutnya segera tuangkan campuran ke cetakan. Tunggu
sampai dingin dan mengeras (2 hari), kemudian PMMA yang terbentuk ditimbang dengan
neraca analitik.

VII. Data Pengamatan


1. Pemanasan
Suhu awal (1) = 80°C
Suhu akhir (1) = 90°C
Jeda akibat suhu yang terlalu panas, agar suhu normal ditambahkan air dalam
penangas.
Suhu awal (2) = 76°C
Suhu akhir (2) = 75°C
2. Waktu Pemanasan = 12:45 m:s
3. Perubahan bentukdan warna campuran
a. Campuran metil metakrilat+benzoil peroksida = cair, bening
b. Setelah proses pemanasan = kental, bening, dan teradapat gelembung
c. Setelah proses pendinginan = keras dan transparan
4. Bau saat proses pemanasan = menyengat, seperti bau balon tiup
VIII. Data Penimbangan
1. Berat benzoil peroksida = 0,11 gram
2. Volume metil metakrilat = 10 ml
3. Berat polimer (PMMA) = 1,8490 gram
IX. Perhitungan
Diketahui : Densitas Metil Metakrilat (MMA) = 0,936 g/ml
Volume MMA = 10 ml
Volume benzoil peroksida = 0,11 gr
Berat PMMA praktik = 1,8490 gr
Ditanya : Massa MMA = ...?
Jawab : Massa MMA = Densitas MMA x Volume MMA
= 0,936 g/ml x 10 ml
= 9,36 gram

6
Jadi, Berat PMMA teori = Massa MMA + Volume benzoil peroksida
= 9,36 gram + 0,11 gram
= 9,47 gram
% PMMA terbentuk = Berat PMMA praktik x 100%
Berat PMMA teori
= 1,8490 gram x 100%
9,47 gram
= 19,525 %
% Penyusutan = 100% - 19,525 %
= 80,475 %

X. Pembahasan
Polimetil metakrilat (PMMA) merupakan senyawa homopolimer yang dibentuk dari
reaksi polimerisasi adisi senyawa metil metakrilat melibatkan reaksi rantai. Polimetil
metakrilat yang murni tidak berwarna, transparan dan padat. Ciri-ciri produk polimetil
metakrilat antara lain :
1. Memiliki transparansi yang tinggi
2. Memiliki ketahanan terhadap cuaca sehingga warnanya tidak pudar
3. Memiliki ketahanan terhadap sinar matahari
4. Produk berwarna transparan dan kasar
Pembuatan polimetil metakrilat mrnggunakan polimerisasi adisi (emulsi), adapun ciri-
ciri polimerisasi adisi antara lain :
1) Reaksi berjalan cepat dan tidak terdapat hasil samping
2) Ditandai dengan terbentuknya ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal
3) Semua atom dari monomer menjadi polimer
4) Jumlah molekul polimer sama dengan jumlah monomer totalnya
Adapun tahapan-tahapan pada polimerisasi adisi pemuatan PMMA antara lain :
a. Aktivasi
Pembentukan radikal bebas dengan cara pemanasan campuran, selama
pemanasan molekul benzoil peroksida pecah menjadi radikal bebas
b. Inisiasi
Radikal bebas dari proses aktivasi bereaksi dengan metil metakrilat,
membentuk radikal bebas hingga monomernya habis.

7
c. Propagasi
Terjadi rekasi antara monomer dengan radikal bebas, monomer yang
teraktivasi akan mengaktifkan monomer lainnya, membentuk rantai polimer secara
terus menerus.
d. Terminasi
Tahapan ini tercapai bilamana 2 radikal bebas membentuk molekul yang
stabil. Terinasi atau pengakhiran (pemutusan) tidak dilakukan dalam praktikum ini
sehingga polimerisasi hanya dilakukan sampai monomer selesai bereaksi.
Penghentian dilakukan secara langsung yaitu dengan mendinginkan polimer yang
telah selesai dipanaskan.
Polimerisasi dalam praktikum ini dikatakan selesai, jika larutan yang telah
dipanaskan mengalami pengentalan/ kenaikan viskositas. Kemudian larutan dituangkan
kedalam cetakan untuk pembentukan produk PMMA. Dalam praktikum ini dihasilkan
produk berbentuk ½ lingkaran, sesuai dengan cetakannya. Produk berwarna transparan,
keras tetapi sedikit lentur. Berat produk yang dihasilkan dari praktikum sebesar 1,8940
gram. Sedangkan perhitungan secara teori, seharusnya didapatkan 9,47 gram PMMA.
Berarti PMMA yang tebentuk hanya 19,525 %-nya, dan mengalami penyusutan sebesar
80,475%. Perbedaan berat produk ini dapat dikarenakan pada saat polimerisasi suhu
prosesnya tidak konstan, sejak awal polimerisasi seharusnya suhu antara pemanas dan
campuran sama sehingga polimerisasi dapat berjalan bertahap dan baik. Perbedaan berat
produk juga dapat terjadi akibat larutan yang kami panaskan sedikit kurang kental,
dimungkinkan proses polimerisasinya belum berjalan maksimal. Namun dari segi produk
yang dihasilkan PMMA praktik memiliki karakteristik mirip seperti kaca (PMMA teori)
dilihat dari warna yang transparan dan tigkat kekerasannya. Adapun alat pelindung diri
yang perlu digunakan dalam praktikum ini adalah masker, sarung tangan karet, jas lab
mengingat bahan yang digunakan memiliki sifat yang iritan dan beracun, sehingga proses
pencampurannya dilakukan dalam lemari asam.

XI. Kesimpulan
1. Polimerisasi adisi radikal bebas dibagi menjadi 4 tahapan proses yaitu aktivasi,
inisiasi, propagasi, dan terminasi. Proses polimerisasi ini terjadi saat pembuatan
polimetil metakrilat, dengan bantuan inisiator benzoil peroksida.

8
2. Ciri-ciri dari polimerisasi adisi antara lain yaitu reaksinya berjalan cepat dan tidak
terdapat hasil samping, ikatan rangkap menjadi tunggal, semua atom dari monomer
menjadi polimer, dan jumlah molekul polimer sama dengan jumlah monomer
totalnya.
3. Tahapan dalam pembuatan gelas akrilat yaitu dengan pencampurkan bahan (metil
metakrilat dan benzoil peroksida), pemanasan, dan pembentukan produk
(pencetakan).
4. K3 dalam pembuatan polimetil metakrilat adalah menggunakan alat pelindung diri
seperti masker, sarung tangan karet, jas lab mengingat bahan yang digunakan
memiliki sifat yang iritan dan beracun.
5. Produk PMMA yang dihasilkan dari praktikum berbentuk setengah lingkaran
(sesuai cetakan), berwarna transparan, keras tetapi sedikit lentur dan berat PMMA
sebesar 1,8490 gram.

XII. Daftar Pustaka


Anonim. 2013 . Material Safety Data Sheet. [Online]. Diakses dari
http://wwwsciencelab.com , pada 9 Desember 2018.

Cowd, M.A. 1991. Kimia Polimer. ITB : Bandung.

Rochmadi, dan Permono, Anjar. 2005. Mengenal Polimer dan Polimerisasi. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.

Wahyuni, Dwi dan Rukmini, Sri Dew. Penelitian Pembuatan Polimetil Metakrilat
(PMMA). Penelitian Pusat Teknologi Dirgantara Terapan.

9
LAMPIRAN

Metil Metakrilat Benzoil Peroksida

Proses Pemanasan Produk PMMA

10

Anda mungkin juga menyukai