Anda di halaman 1dari 5

No.

Dokumen
LAPORAN PENELITIAN
Tanggal Terbit 20 Desember 2018
Tanggal Revisi
PT. Gudang Garam Tbk. Bidang Pengendalian Kualitas
Halaman 1 Dari 11

PENENTUAN ALKALOID DALAM TEMBAKAU


(Rita Rahmawati, Kharisma Firdaus Maghfana)

1. LATAR BELAKANG
Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen,
nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen. Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam
akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan. Senyawa alkaloid merupakan
hasil metabolisme dari tumbuh–tumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein.
Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat
tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid mempunyai efek fisiologis (Tobing, 1989).
Sifat – sifat alkaloid antara lain biasanya merupakan kristal tak berwarna, tidak mudah
menguap, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik. Beberapa alkaloid berwujud cair dan
larut dalam air. Ada juga alkaloid yang berwarna, misalnya berberin (kuning). Bersifat basa (pahit,
racun). Mempunyai efek fisiologis serta aktif optis. Dapat membentuk endapan dengan larutan
asam fosfowolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat, dan kalium merkuriiodidat (Tobing,
1989).
Lebih dari 5 juta kematian per tahun yang dapat dikaitkan dengan penggunaan tembakau
di seluruh dunia dan tren menunjukkan bahwa pada 2030, lebih dari 8 juta kematian per tahun
akan terjadi karena penggunaan tembakau. Di US, 1 dari 5 kematian yang terjadi, disebabkan oleh
penggunaan rokok dan tetap memimpin sebagai penyebab kematian yang dapat dicegah diantara
sekitar 443.000 kematian setiap tahun. Sejumlah alkaloid yang memiliki kesamaan struktur
ditemukan pada tembakau, termasuk nicotin, nornicotine, myosmine, anabasine, anatabine, dan
isonicotine. Walaupun nicotin merupakan alkaloid yang paling melimpah, terhitung sekitar 95%
dari total fraksi alkaloid yang ada, minor alkaloid telah terbukti menunjukkan aktivitas biologi
pada hewan. Minor alkaloid pada tembakau telah dikarakteristikkan berada pada kadar yang
rendah pada manusia, namun walaupun begitu, dia memainkan peranan dalam pembentukan
tobacco specific N-nitrosamine (TSNA) yang bersifat karsinogenik. Kandungan alkaloid berbeda
beda dalam berbagai jenis tembakau yang berbeda. Contohnya, salah satu jenis tembakau,
Nicotiana glauca (N. glauca) memiliki kadar nicotine yang rendah tapi memilik kadar anabasin
yang tinggi, yang dikaitkan dengan keracunan dan kematian yang tidak disengaja dalam beberapa
kasus.
Alkaloid yang terdapat pada tembakau umumnya adalah nicotine sebagai fraksi terbesar,
kemudian nornicotine dan anatabine yang menyusun sekitar 2-3 % pada tembakau komersial.
Anabasine memiliki konsentrasi sekitar 0,3 % dari total alkaloid yang ada. Berikut ini adalah
beberapa struktur alkaloid yang terdapat dalam tembakau

Lokasi Penyimpanan Dokumen


No. Dokumen
LAPORAN PENELITIAN
Tanggal Terbit 20 Desember 2018
Tanggal Revisi
PT. Gudang Garam Tbk. Bidang Pengendalian Kualitas
Halaman 2 Dari 11

2. TUJUAN
 Memahami proses ekstraksi alkaloid didalam tembakau dan kuantitasinya menggunakan GC
MS/MS dengan kolom kapiler .
 Menentukan jumlah kadar alkaloid yang terkandung dalam tembakau.

3. ALAT DAN BAHAN


ALAT
 Culture tubes, 10 mm x 125 mm
 Labu ukur 10 ml, 1000 ml, dan 2000 ml
 Pipet
 Micropipet
 Parafilm
 7890 B GC System with 7010 B triple Quad MS/MS
 Autosampler vial
 Ultrasonic bath
 Centrifuge
 Timbangan analitik 4 desimal
 Vortex
Lokasi Penyimpanan Dokumen
No. Dokumen
LAPORAN PENELITIAN
Tanggal Terbit 20 Desember 2018
Tanggal Revisi
PT. Gudang Garam Tbk. Bidang Pengendalian Kualitas
Halaman 3 Dari 11

BAHAN
 Methanol
 Potassium Hidroxide
 Water type 1
 2,4-bipyridine (ISTD)
 Nicotine
 Anabasine
 Nornicotine
 Myosmine

4. LANGKAH KERJA
Pembuatan Extraction Solution(0.25 mg/ml 2,4-bipyridine dalam Methanolic-KOH)
 Menimbang 5,6 g KOH ke dalam 2000 ml labu ukur dan ditambahkan sampai batas dengan
methanol.
 Memberi label dengan nama “0.05N KOH dalam MeOH” disertai tanggal pembuatan
 Menimbang dengan akurat 0.25 g 2,4-bypiridine ke dalam 1000 ml labu ukur dan di add
kan sampai batas dengan 0.05 N KOH dalam MeOH.
 Dikocok sampai tercampur merata dan diberi label sebagai “Alkaloid Extraction Solution”
disertai tanggal pembuatan.

PREPARASI STANDAR
Standar Primer Alkaloid
 Menimbang dengan akurat 0.05 g nicotine ke dalam labu ukur 10 ml dan di larutkan
sampai tanda batas dengan extraction solution.
 Melakukan hal yang sama untuk membuat standar primer nornicotine, anabasine dan
myosmine.
Standar Sekunder Alkaloid
 Memasukkan masing masing 5 ml standar primer nicotine, nornicotin, anabasine, dan
myosmine ke dalam labu ukur 25 ml.
 Mengencerkan hingga tanda batas dengan extraction solution.
Standar Kerja untuk Kalibrasi
 Menyiapkan 6 labu ukur 10 ml
 Memberi label masing-masing labu sebagai “STD 1” dan seterusnya hingga “STD 6”
 Memasukkan masing masing 0.25 ml, 0.5 ml, 1 ml, 1.5 ml, 2.5 ml, dan 5 ml standar
sekunder ke dalam masing masing labu dimulai dari labu STD 1.
 Mengencerkan sampai tanda batas menggunakan extraction solution.
 Melakukan kalibrasi di GC MS/MS setalah melakukan optimasi method terlebih dahulu.

Lokasi Penyimpanan Dokumen


No. Dokumen
LAPORAN PENELITIAN
Tanggal Terbit 20 Desember 2018
Tanggal Revisi
PT. Gudang Garam Tbk. Bidang Pengendalian Kualitas
Halaman 4 Dari 11

GC MS/MS Condition
Splitless injector : 250° C
Helium Flow rate : 1.0 ml /min
Solvent delay : 3.7 min
Oven ramp : 35°C hold 0.75 min
80°C/min to 170°C
2°C/min to 178°C
120°C/min to 280°C hold 1 min
Transfer line temperature: 285°C
Electron ionization : 70eV
Ion Source temperature : 230°C
Mass measurement : MRM
MRM Transition seperti tabel dibawah ini
SENYAWA RT QUANTITATION CONFIRMATION
MRM MRM
NICOTINE 4.112 161.1→78.0 161.1→119.1
NORNICOTINE 4.523 147.1→105.1 147.1→78.0
MYOSMINE 4.582 145.1→117.1 145.1→91.0
ANABASINE 5.028 161.1→104.1 161.1→78.0
2,4-BYPIRIDINE 5.465 155.1→129.1 155.1→102.0

ANALISIS SAMPEL
o Persiapan Sampel Tembakau
 Menghaluskan tembakau menggunakan mesin penggiling dengan ukuran penyaring
nomor 40.
 Setelah itu, membersihkan partikel tembakau yang masih menempel menggunakan
pembersih telinga dan penyedot debu. Setelah itu dibersihkan dengan metanol.
o Menentukan Kadar Moisture Sampel Tembakau
 Menimbang cawan aluminium menggunakan neraca analitik digital dan dicatat massanya.
Lalu menekan tombol tare hingga neraca menunjukkan angka “0”.
 Menimbang sampel ke dalam cawan alumunium sebanyak 2 g menggunakan neraca
analitik digital dan dicatat massanya.
 Memasukkan cawan aluminium berisi sampel ke dalam oven dengan temperatur 105 oC
selama 2 jam.
 Memasukkan sampel ke dalam desikator selama 15 menit.
 Menimbang sampel menggunakan neraca analitik digital dan dicatat massanya.
 Menghitung kadar moisture sampel.
o Ekstraksi Sampel Tembakau
 Menimbang 25 mg(± 5 mg) sampel ke dalam culture tube menggunakan neraca analitik
digital dan dicatat massanya.
 Menambahkan 1 mL larutan ekstraksi ke dalam culture tube yang berisi sampel.
Lokasi Penyimpanan Dokumen
No. Dokumen
LAPORAN PENELITIAN
Tanggal Terbit 20 Desember 2018
Tanggal Revisi
PT. Gudang Garam Tbk. Bidang Pengendalian Kualitas
Halaman 5 Dari 11

 Menempatkan culture tube ke dalam ultrasonic bath selama 1 jam.


 Menambahkan ice gel ke dalam ultrasonic bath untuk menjaga temperatur tidak melebihi
40 oC.
 Meletakkan culture tube ke dalam vortex lalu memutar untuk menurunkan sampel yang
menempel pada dinding culture tube.
 Memasukkan lagi culture tube ke dalam ultrasonic bath selama 2 jam.
 Memisahkan larutan dengan padatan pada culture tube menggunakan centrifuge selama
5 menit dengan kecepatan putar diatur rendah pada 1500 rpm.
 Memindahkan larutan yang sudah terpisah ke dalam vial untuk dianalisis menggunakan
GCMSMS.

5. HASIL DAN SIMPULAN


5.1. Proses ekstraksi alkaloid di dalam tembakau dilakukan dengan menggunakan larutan
Extraction Solution yang mengandung KOH terlarut dalam Methanol.
5.2. Kadar alkaloid yang terkandung dalam tembakau tertera pada tabel di bawah ini.

% Alkaloid 7 November % Alkaloid 13 November


Nama Sampel Wet Dry Rata2 Wet Wet Dry Rata2 Wet
Basis Basis Basis Basis Basis Basis
0,63 0,71 0,84 0,94
Rajang Selopuro 2018 0,61 0,69 0,69 0,90 1,02 0,99
0,60 0,67 0,91 1,02
0,53 0,60 0,70 0,80
Rajang Temanggung TG/C 01'18 0,51 0,58 0,59 0,71 0,81 0,81
0,52 0,59 0,71 0,81
0,38 0,42 0,56 0,62
Krosok Temanggung / GL '17 0,38 0,42 0,43 0,59 0,65 0,64
0,39 0,44 0,57 0,64
0,48 0,53 0,70 0,78
Krosok Boyolali/GL'17 0,52 0,57 0,55 0,75 0,83 0,80
0,50 0,55 0,71 0,79

Lokasi Penyimpanan Dokumen

Anda mungkin juga menyukai