Anda di halaman 1dari 8

PENCAMPURAN KARBON AKTIF DAN BENTONIT SEBAGAI

ADSORBEN DALAM PERBAIKAN BEBERAPA PARAMETER


MINYAK GORENG BEKAS

Fakhruddin 1, Akmal Mukhtar 2, Emrizal M. Tamboesai 2


1
Mahasiswa Progam S1 Kimia
2
Bidang Kimia Anorganik Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
harp01121990@gmail.com

ABSTRACT

To determine the quality of cooking oil can be done by various test parameters. This
research was carried out by mixing activated carbon and bentonite as adsorbent with
multiple comparison. Adsorption used in the researched was using the batch method.
Test parameters were performed on cooking oil before and after adsorption. The results
obtained, the decline efficiency acid number reached 73,81% with the use of adsorbent
4:1 (g) (bentonite:activated carbon), the decline efficiency water content of 94%, the
decline efficiency peroxide reached 75% and the decline efficiency number of iodine
with the 39,28% with the use of adsorbent 3:2 (g) (bentonite:activated carbon).
Efficiency decrease in metal content reached 80,84% for Pb and 91,52% for Cu with the
use of adsorbent 4,5: 0,5 (g) (bentonite:activated carbon).
Keywords: activated carbon, bentonite, waste cooking oil

ABSTRAK

Untuk mengetahui kualitas minyak goreng dapat dilakukan berbagai uji parameter.
Penelitian ini dilakukan pencampuran karbon aktif dan bentonit sebagai adsorben
dengan berbagai perbandingan. Adsorpsi yang digunakan adalah menggunakan metode
batch. Uji beberapa parameter dilakukan pada minyak goreng sebelum dan setelah
adsorpsi. Hasil yang didapatkan yaitu efisiensi penurunan bilangan asam mencapai
73,81% dengan penggunaan adsorben 4:1 (g) (bentonit:karbon aktif), kandungan air
dengan efisiensi penurunan 94%, bilangan peroksida efisiensi penurunan mencapai 75%
dan bilangan iodium dengan efisiensi penurunan 39,28% dengan penggunaan adsorben
3:2 (g) (bentonit:karbon aktif). Efisiensi penurunan kandungan logam Pb mencapai
80,84% dan logam Cu 91,52% dengan penggunaan adsorben 4,5:0,5 (g)
(bentonit:karbon aktif).

Kata kunci: karbon aktif, bentonit, minyak goreng bekas

1
PENDAHULUAN Nefelometri Turbidy Unit (Turbidimeter
WTW Turb 550), hot plate stirrer
Karbon aktif merupakan suatu thermolyne cimarce 2 (B 212), digital
padatan berpori yang mengandung 85%- pH meter, dan peralatan gelas lainnya
95% karbon, dihasilkan dari bahan- yang biasa digunakan dilaboratorium.
bahan yang mengandung karbon dengan Bahan-bahan yang digunakan
pemanasan pada suhu tinggi. Luas dalam penelitian ini adalah karbon aktif
permukaan karbon aktif berkisar antara PT. BRATACO CHEMIKA Sei Asahan,
300-3500 m2/g dan ini berhubungan Bentonit produksi PUTRA RIAU
dengan struktur pori internal yang Pekanbaru. Bahan kimia yang digunakan
menyebabkan karbon aktif mempunyai adalah KOH (Merck), Na2S2O3 (Merck),
sifat sebagai adsorben. KI, CH3COOH p.a (Merck), CHCl3 p.a
Bentonit adalah istilah pada (Merck), alkohol 95 %, amilum,
lempung yang mengandung fenolfetalein. Minyak jelantah diperoleh
monmorillonit dalam dunia perdagangan dari penjual gorengan pinggir jl. Bangau
dan termasuk kelompok dioktohedral. sakti, jl. Hr. Soebrantas, jl. Bina Krida
Rumus kimia umum bentonit adalah dan gg. Sabar di daerah Panam-
Al2O3.4SiO2.H2O. 85 % kandungan Pekanbaru.
bentonit adalah montmorilonit.
(Megawati Aviantari, 2008). b. Persiapan sampel
Minyak merupakan trigliserida
yang tersusun atas tiga unit asam lemak, Sampel bentonit dibersihkan dari
berwujud cair pada suhu kamar (25 °C) partikel kasar dengan merendam
dan lebih banyak mengandung asam menggunakan akuades sebanyak 3 kali
lemak tidak jenuh sehingga mudah dan disaring. Keringkan dalam oven
mengalami oksidasi. pada suhu 105 0C, selanjutnya bentonit
Minyak goreng yang berwarna digerus sampai halus dan diayak dengan
coklat kehitaman bersifat karsinogenik. ayakan ukuran 100-200 mesh. Kemudian
Yaitu radikal bebas yang dapat memicu disimpan dalam desikator untuk aktivasi.
timbulnya penyakit kanker Demikian juga perlakuan terhadap
(karsinogenik) pada liver dan karbon aktif.
menimbulkan penyakit jantung. Oleh
c. Aktivasi adsorben
karena itu, dibutuhkan suatu solusi untuk
dapat mengurangi kadar asam lemak Sebanyak 45 g bentonit
bebas pada minyak jelantah supaya dapat ditambahkan 225 ml NaOH 0,1 N
menghemat penggunaan minyak goreng dipanaskan dan di aduk dengan magnetik
terutama pada ibu-ibu rumah tangga. stirrer skala (500) rpm selama 8 jam
pada suhu 105 0C (Aji D.W., 2011).
METODE PENELITIAN
Saring dan keringkan dalam oven suhu
a. Alat dan bahan yang digunakan 105 0C. Dinginkan dalam desikator dan
siap untuk dikarakterisasi. Aktivasi
Ayakan sieve DSTM ukuran karbon aktif dilakukan dengan cara
100-200 mesh, oven (Gallenkamp), metode aktivasi fisika, yaitu dimasukkan
krusibel, pengaduk magnet, furnace ke dalam furnace pada suhu 750 0C
(Gallenkamp), X-Ray Difractometer selama 3 jam (Yessy Meisrilestari,
Maxima X (Shimadzu XRD-7000), 2013). Dinginkan ke dalam desikator
2
dan siap untuk dikarakterisasi. keduanya dengan perbandingan 4,5:0,5;
Karakterisasi adsorben dilakukan setelah 4:1; 3,5:1,5 dan 3:2 (g) (bentonit:karbon
adsorben diaktivasi menggunakan X-Ray aktif).
Difraktion.
(ii). Uji beberapa parameter minyak
d. Penentuan luan permukaan goreng bekas setelah adsorpsi
Penentuan luas permukaan, Sebanyak 95 g minyak goreng
sebanyak masing-masing 0,1 g bentonit bekas dimasukkan kedalam gelas piala
dan karbon aktif dikontakkan dengan dan ditambahkan 5 g bentonit.
dengan metilen biru yaitu 6 ppm, 7 ppm, Kemudian dilakukan pengadukan
8 ppm, 9 ppm, 10 ppm dan 11 ppm dengan magnetic stirrer sambil
sebanyak 50 ml, kemudian diaduk 25 o
dipanaskan suhu 50 C selama 50 menit
menit dan disentrifugasi 5 menit. Bagian kecepatan 500 rpm. Larutan didiamkan
filtrat diambil perlahan dan diukur dalam gelas piala selama 9 hari hingga
absorbansi pada panjang gelombang mengendap sempurna atau larutan
optimum yang telah didapatkan terlihat jernih dan diambil larutan
(Simanjuntak, 2014). Luas perkukaan bagian atas untuk dianalisa. Perlakuan
dihitung dengan rumus pada persamaan: diulangi dengan menggunakan karbon
aktif sebagai adsorben dan juga
pencampuran bentonit dan karbon aktif
Keterangan: dengan perbandingan 4,5:0,5; 4:1;
S : luas permukaan spesifik (m2/g) 3,5:1,5 dan 3:2 (g) (bentonit:karbon
Xm : jumlah metilen biru yang aktif).
teradsorpsi oleh katalis (g/g)
N : bilangan Avogadro (6,02.10-23 f. Analisa mutu minyak goreng
molekul/mol)
a : luas permukaan biru (197.10-20 (i). Penentuan bilangan asam
m2/molekul)
BM : berat molekul metilen biru Sampel minyak jelantah
(319,86 g/mol) ditimbang sebanyak 10 g dan
dimasukkan kedalam enlemeyer, tutup
e. Adsorpsi Minyak Goreng Beksas dengan plastik. Disiapkan 50 ml alkohol
95% dicampur ke enlemeyer,
(i). Uji beberapa parameter minyak dihomogenkan, lalu dipanaskan . hingga
goreng bekas mendidih. Setelah dingin, larutan
dititrasi dengan larutan KOH 0,1 N
Sebelum dilakukan adsorpsi, standar terhadap indikator phenolptalein
sampel minyak jelantah dilakukan uji hingga terjadi perubahan warna dari
kandungan air, penentuan bilangan tidak berwarna sampai merah muda yang
asam, penentuan bilangan peroksida, tidak hilang selama 30 detik.
penentuan bilangan iodium dan analisa
logam berat Pb dan Cu. Hasil uji ini .
dijadikan sebangai kontrol. Kemudian
adsorpsi dilakukan dengan masing-
masing adsorben 5 g bentonit dan 5 g
karbon aktif serta pencampuran dari

3
(ii). Penentuan bilangan peroksida dan dititrasi kembali sampai warna biru
menjadi hilang
Sampel minyak jelantah
sebanyak 5 g dimasukkan kedalam Bilangan iodium =
erlenmeyer 250 ml bertutup dan
ditambahkan 30 ml campuran pelarut
Keterangan:
asam asetat glasial – kloroform (3:2).
B = Jumlah mL Natrium tiosulfat yang
Setelah minyak larut, ditambahkan 0,5
terpakai untuk titrasi blanko
ml larutan kalium iodida jenuh sambil
S = Jumlah mL Natrium tiosulfat yang
diaduk. Setelah 2 menit dari
terpakai untuk titrasi
penambahan kalium iodida ditambahkan
N = Normalitas Natrium tiosulfat
30 ml aquades dan ditambahkan
G = Bobot sampel dalam gram
indikator phenolptalein lalu titrasi
dengan larutan standar natrium tiosulfat
(v). Analisa logam berat (Cu dan Pb)
0,1 N hingga warna kuningnya hilang.
Ditimbang 10 g minyak goreng
B.peroksida = uji. Panaskan secara bertahap sampai
minyak tidak berasap lagi. Dilanjutkan
(iii). Kandungan air pengabuan dengan furnace pada suhu
500 0C sampai berwarna putih bebas dari
Sebanyak 2 g minyak goring karbon. Dilarutkan abu berwarna putih
bekas dipanaskan dengan suhu 1050C. dalam 5 ml HCl 6 N, sambil di panaskan
kemudian ditimbang sampai berat di atas pemanas listrik sampai kering,
konstan. kemudian larutkan dengan HNO3 0,1 N
20 ml - 30 ml dan masukkan ke dalam
labu ukur 50 ml kemudian tepatkan
hingga tanda garis dengan aquabides,
Keterangan:
jika perlu saring larutan meggunakan
a = berat awan dan sampel sebelum
kertas saring ke dalam labu ukur.
dipanaskan
b = berat cawan dan sampel setelah
HASIL DAN PEMBAHANSAN
dipanaskan
a. Karakterisasi Adsorben dengan
(iv). Penentuan Bilangan Iod
XRD
Sampel minyak ditimbang Dari Gambar 1. dapat dilihat
sebanyak 5 g dalam erlenmeyer, puncak dengan intensitas tertinggi
ditambahkan 10 mL CHCl3 dan 25 mL adalah mineral jenis kuarsa dengan
reagen hanus (Yodium-Bromida), intensitas 100%, tetapi puncak yang
dibiarkan ditempat gelap selama 30 paling dominan adalah puncak dari
menit dengan sesekali dikocok kuat. montmorillonite yaitu pada 2θ= 19.6938,
Tambahkan 10 mL larutan KI 10% dan 21.8672, 25.3389, 27.7419, 35.5254 dan
aquades yang telah dididihkan sebanyak 61.8878. Pada 2θ=26.5022 muncul
100 mL, titrasi dengan larutan Natrium puncak yang menandakan mineral
tiosulfat 0,1 N sampai warna larutan kuarsa dengan intensitas 85,61%. Hal ini
kuning pucat, tambahkan 2 mL amilum menandakan bahwa bentonit mempunyai

4
banyak senyawa SiO yang merupakan bahwa pencampuran adsorben
senyawa penyusun dari mineral kuarsa. memberikan peningkatan. Didapatkan
bahwa karbon aktif dapat menyerap
warna lebih baik dibandingkan bentonit.

Tabel 1. Analisa kekeruhan pada minyak


goreng bekas
Sampel NTU Warna Minyak
5 g Karbon Aktif 2.24 kuning jernih
5 g Bentonit 2.82 kuning pucat
4,5:0,5 2.76 kuning pucat
4:1 2.66 kuning pucat
3,5:1,5 2.26 kuning jernih
3:2 2.32 kuning jernih
tanpa perlakuan 7.91 coklat kehitaman
Gambar 1.Difraksi Sinar-X (a). Bentonit
yang diaktivasi dengan NaOH c. Adsorpsi minyak goreng bekas
0,1 N dan (b) Karbon aktif
(i).Uji beberapa minyak goreng bekas
Hasil analisis aktivasi karbon sebelum adsorpsi
aktif menggunakan XRD
memperlihatkan pola difraksi puncak Minyak goreng bekas di uji
melebar sekitar 2θ = 24° yang sebelum adsorpsi. Dari hasil yang
mengindikasikan struktur amorf. didapatkan menunjukkan kandungan
Kehadiran puncak ini dan puncak sekitar minyak goreng bekas telah melewati
2θ = 43° mengindikasikan puncak yang standar SNI 3741:2013.
mirip dengan struktur gafit (Anas, 2014).
Tabel 2. Uji minyak goreng bekas
a. Penentuan luas permukaan sebelum adsorpsi
Minyak Goreng
Uji Minyak Goreng
Bekas Sebelum
Adapun luas permukaan bentonit Bekas Sebelum Adsorpsi
Adsorpsi
yang telah diaktivasi mempunyai luas Kandungan Air (%) 3.209
permukaan sebesar 51,4952 m2/g. Bilangan Asam (mg
Luas permukaan karbon aktif 2.3306
KOH/g)
juga tergolong kecil yaitu 40,1264 Derajat Keasaman (pH) 3.8
m2/gam. Kelemahan juga terjadi pada Bilangan Peroksida
14.5998
metode yang dilakaukan yaitu dengan (O2/Kg)
metode metilen biru yang di nilai banyak Bilangan Iodium 39.28
kekurangan. Kandungan Logam
a. Logam Pb (ppm)
b. Analisis menggunakan turbidimetri 0.9305
(mg/Kg)
b. Logam Cu (ppm)
1.0152
Analisis kejernihan minyak dapat (mg/Kg)
diukur dengan menggunakan alat
turbidimeter. Perubahan warna pada
minyak setelah pemucatan menunjukkan

5
(ii). Uji beberapa parameter minyak 1.4 1.1630
0.9433

Bilangan asam KOH/gr


1.2
goreng bekas setelah adsorpsi 1 0.8843
0.7552
0.8 0.6104
0.6 0.4989
- Pengaruh adsorpsi adsorben
terhadap kandungan air minyak 0.4
0.2
goreng bekas 0

Dari hasil penelitian didapatkan


nilai kandungan air yg lebih baik yaitu
pada penggunaan adsorben 3:2 (g) Adsorben (Bentonit:karbon aktif)
(bentonit:karbon aktif) kandungan air (g)
menjadi 0,17% sesuai dengan standar Gambar 4.Bilangan asam minyak goreng
SNI 3741:2013. bekas (Bilangan asam sebelum
adsorpsi 2,3306 mgKOH/g).
0.5 0.44 0.36
0.35
Kandungan Air (%)

0.4 0.30
- Pengaruh adsorpsi terhadap bilngan
0.3 0.19 peroksida goreng bekas
0.17
0.2
0.1 6.1962
7
Bilangan Peroksida

0 5.5765
6 4.798 4.79994.3997
5 3.5998
4
O2/Kg

3
2
Adsorben (Bentonit:karbon aktif) 1
(gr) 0
Gambar 3. Kandungan air minyak
goreng bekas (kandungan air
sebelum adsorpsi 3,21%).
Adsorben (Bentonit:Karbon aktif)
(g)
- Pengaruh adsorpsi terhadap bilngan
asam minyak goreng bekas Gambar 5. Bilangan peroksida minyak
goreng bekas (Bilangan
Setelah adsorpsi, didapatkan nilai peroksida sebelum adsorpsi
bilangan asam 0,4989 KOH/g dengan 14,3998 O2/Kg).
menggunakan adsorben 5 g bentonit
dengan efisiensi penurunan 78%, yang Pencampuran adsorben untuk
masih dalam kisaran standar SNI bilangan peroksida yang paling baik
374:2013. didapatkan yaitu pada pencampuran 3:2
(g) (bentonit:karbon aktif) dengan
efisiensi penurunan 75% dengan nilai
3,5998 mek O2/kg.

6
- Pengaruh adsorpsi terhadap bilngan Logam Cu
iodium goreng bekas
Pengujian yang dilakukan dengan
12 9.8848 10.2422 8.5317
5 g bentonit mampu menurunkan
10 9.9095 10.042 10.1114 kandungan logam Cu hingga 93,59%
Bilangan Iodium

8
6 dan memenuhi standar SNI:3741:2013
4 dengan kandungan logam Cu 0,1 mg/Kg.
2
0 0.7 0.6161

Kandungan Logam Pb (ppm)


0.6
0.5
0.4 0.2163
Adsorben (Bentonit:Karbon aktif)

mg/Kg
0.3 0.2112 0.1878
(g) 0.086
0.2
Gambar 6.Bilangan iodium minyak 0.1
0.0652
goreng bekas (Bilangan 0
Iodium sebelum adsorpsi
14,0529)

- Pengaruh adsorpsi terhadap Adsorben (Bentonit:Karbon aktif)


kandungan logam minyak goreng (g)
bekas Gambar 8. Kandungan logam Cu minyak
goreng bekas (konsentrasi
Logam Pb logam sebelum adsorpsi
1,0152 ppm)
Adsorpsi pencampuran adsorben
4,5:0,5 (g) (bentonit:karbon aktif) KESIMPULAN
diperoleh dengan nilai kandungan logam
sebesar 0,1285 mg/Kg dengan efisiensi Hasil penelitian yang telah
penurunan 80,84%. dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kualitas minyak goreng dapat diperbaiki
0.8 0.683 dan sesuai dengan standar SNI
0.6979
Kandungan Logam Pb (ppm)

0.7
0.6 3741:2013 dengan berbagai parameter
0.5 sebagai berikut: Efisiensi penurunan
0.4 0.1782 bilangan asam mencapai 73,81% dengan
0.3 0.1485
mg/Kg

adsorben 4:1 (g) (bentonit:karbon aktif).


0.2 0.1287 0.1285
0.1 Kandungan air dengan nilai 0,17
0 efisiensi penurunan 94%, bilangan
peroksida mencapai 75% dan bilangan
iodium mencapai 39,28% dengan
adsorben 3:2 (g) (bentonit:karbon aktif).
Adsorben (Bentonit:Karbon aktif) Efisiensi penurunan kandungan logam
(g) Pb mencapai 80,84% dan logam Cu
Gambar 7. Kandungan logam Pb 91,52% dengan adsorben 4,5:0,5 (g)
minyak goreng bekas (bentonit:karbon aktif).
(konsentrasi logam sebelum
adsorpsi 0.9305 ppm)

7
H2SO4 untuk Perbaikan Beberapa
UCAPAN TERIMAKASIH Parameter Kualitas Minyak
Goreng Curah. Skripsi. Jurusan
Penulis mengucapkan terima Kimia Fakultas Matematika Dan
kasih kepada dosen pembimbing, bapak Ilmu Pengetahuan Alam.
Drs. Akmal Mukhtar, M.Si dan Dr. Universitas Riau, Pekanbaru.
Emrizal Tamboesai, M.Si, MH atas
arahan dan bimbingan yang diberikan
selama penelitian ini. Ucapan terima
kasih juga penulis haturkan kepada
semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian penulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, d. w. dan Hidayat, M. N., 2012.


Optimasi Pencampuran Carbon
Active dan Bentonit sebagai
Adsorben dalam Penurunan
Kadar FFA (Free Fatty Acid)
Minyak Goreng Bekas melalui
Proses Adsorbsi. Jurnal. Jurusan
Teknik Kimia:2.
Anas. M., Jahiding. M., Ratna. Hasanah.
A., dan Kurniadi. 2014. Analisa
Ultimate dan Sifat Arang Aktif
dari Kulit Biji Mete: Pengaruh
Temperatur Aktivasi. Prosiding
Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI
ISSN: 0853-0823

Aviantri M.. 2008. Pembuatan dan


Pemisahan Bentonit-zeolit untuk
Pemisahan Ion Cu dalam
Larutan. Skripsi. Institut
Teknologi Bandung. Bandung.

Meirilestari Y., Khomairi R. dan


Wijayanti H. 2013. Pembuatan
Arang Aktif dari Cangkang
Kelapa Sawit dengan Aktivasi
Secara Fisika, Kimia dan Kimia-
fisika. Jurnal. 2 (1): 46-51.

Simanjuntak, S. M., 2014. Pemanfaatan


Lempung Desa Gema Teraktivasi

Anda mungkin juga menyukai