Anda di halaman 1dari 7

3.4.

2 Uji Kualitas Minyak


3.4.2.1 Bilangan Peroksida (AOAC 2000, No. Metode 965.33b)

 Titrasi Sampel

Sampel ditimbang 5g dalam erlenmeyer 250ml

30ml asam asetat


Dicampur
glasial dan kloroform
(3:2)
0,5 ml larutan KI jenuh Dicampur

30ml aquades dan 0,5ml


Dicampur
indikator pati 1%

Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1N


hingga warna menjadi kuning

Hasil

 Titrasi Blanko

Aquadest ditimbang 5g dalam erlenmeyer 250ml

30ml asam asetat


Dicampur
glasial dan kloroform

0,5 ml larutan KI jenuh Dicampur

30ml aquades dan 0,5ml


Dicampur
indikator pati 1%

Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1N


hingga warna menjadi kuning

Hasil

(𝑺−𝑩)𝒙 𝑵 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
Bilangan peroksida (meq/kg) =
𝑮
S = ml Na2S2O3 contoh
B = ml Na2S2O3 blanko
N = normalitas Na2S2O3
G= bobot contoh
3.4.2.2 Asam Lemak Bebas (AOCS 1998, No. Metode Ca 5a-40)

Aquadest ditimbang 5g dalam erlenmeyer 250ml

Ditambah 25ml Dipanaskan sampai mendidih


alkohol netral 96%)

Ditambah 2ml indikator PP Dicampur

Dititrasi dengan larutan KOH 0,1N hingga


merah muda (konstan selama 15 detik)

Hasil

𝑉 𝑥 𝑇 𝑥 56,1
Bilangan asam lemak (mg KOH/ gram sampel) = 𝑚
𝑉𝑥𝑇𝑥𝑀
Kadar asam lemak bebas (%) =
10𝑚

V = Volume KOH untuk titrasi contoh (ml)


N = Normalitas larutan KOH
M = Bobot molekul asam dominan (DHA, bobot molekul =328,488 g/ mol)
m = Bobot contoh (gram)
56,1 = Bobot molekul KOH

3.4.2.3 Bilangan p-anisidin

0,05g sampel 1ml larutan p- 1ml larutan p-


anisidin (2,5g/L) anisidin (2,5g/L)
25ml Dilarutkan
isooktan
25ml Dilarutkan
Larutan uji 1 5ml isooktan
Dilarutkan
Dikocok dan
Diabsorbansi pada 350 nm Larutan uji 2 dihindarkan
dengan isooktan sebagai dari cahaya
larutan kompensasi
Diabsorbansi pada
350 nm tepat 10
menit setelah larutan
disiapkan, referensi
sebagai standar

25 𝑥 (1,2 𝐴𝑠−𝐴𝑏)
Angka anisidin = 𝑚

Ab = Absorbansi larutan uji 1


As = Absorbansi larutan uji 2
m = Massa sampel untuk larutan uji 1
1. Penentuan Total Oksidasi

3.4.2.4 Perhitungan Total Oksidasi

Untuk menghitung total oksidasi minyak ikan dilakukan dengan perhitungan berdasarkan

hasil dari angka peroksida dan angka anisidin yaitu dengan menggunakan rumus sebagai

berikut

Total oksidasi = 2PV+ PAV


PV = Peroxide value
PAV = P-anisidine value

3.4.3 Mikroenkapsulasi

Maltodekstrin : gum arab (2:3)

Dicampur. Jumlah
Aquadest maltodekstrin + gum arab
30% dari jumlah aquadest

Dipanaskan pada suhu 60oC hingga


meleleh

Larutan didinginkan hingga suhu 45oC


.
Homogenisasi dengan kecepatan 40498 x g
selama 2 menit

minyak ikan 50% Dihomogenisasi dengan homogenizer


bahan penyalut Wiggenhauser dengan kecepatan 40498 x g
selama 2 menit dan 10 menit untuk dilihat
stabilitasnya.

Emulsi yang dihasilkan dikeringkan dengan


spray dryer dengan Tinlet = 140oC dan Toutlet =
95oC, laju alir udara 73m3/jam dan feed rate
5,3g/menit.

Disimpan pada suhu -20oC


3.4.4 Penentuan Kualitas Mikroenkapsulasi
3.4.4.1 Analisis Keragaan Asam Lemak (AOAC 2005, No. Metode 969.33)

20mg minyak

1ml NaOH 0,5N Dimasukkan tabung bertutup teflon


dalam metanol
Dipanaskan dalam penangas air
selama 20 menit

2ml Larutan BF3 20% dan Dicampur


5mg/ml standar internal

Dipanaskan selama 20 menit

Didinginkan

2ml NaCl jenuh dan 1ml Dikocok


isooktan

Lapisan isooktan yang terbentuk dipindahkan


dengan bantuan pipet tetes ke tabung reaksi
berisi 0,1 gram Na2SO4 anhidrat

Dibiarkan 15 menit Fase cair

Fase minyak Dibuang

Diinjeksikan 1μL ke instrumen GC.


Larutan standar (Laju alir N2 20 mL/ menit, laju alir
FAME H2 30 mL/ menit, dengan suhu
injektor 200 °C dan suhu detektor
230 °C).

𝐴𝑥 𝑉 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
𝑥𝐶 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑥 𝑥 100%
𝐴𝑠 100
Kandungan komponen dalam contoh = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
Ax = Area sampel
As = Area standar
Cstandar = Konsentrasi standar
Vcontoh = Volume contoh
3.4.4.2 Efisiensi Mikroenkapsulasi
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑒𝑛𝑘𝑎𝑝𝑠𝑢𝑙
EM = x 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠

3.4.6 Analisa Kimia

3.4.6.1 Analisis kadar lemak (AOAC 2005)

Sampel 0,5 g ditimbang, dibungkus dengan kertas saring dan diletakkan pada alat

ekstraksi soxhlet yang dipasang di atas kondensor serta labu lemak di bawahnya. Pelarut

heksan dituangkan ke dalam labu lemak secukupnya sesuai dengan ukuran soxhlet yang

digunakan dan dilakukan refluks selama minimal 16 jam sampai pelarut turun kembali ke dalam

labu lemak. Pelarut di dalam labu lemak didestilasi dan ditampung. Labu lemak yang berisi

lemak hasil ekstraksi dikeringkan dalam oven pada suhu 105 °C selama 5 jam. Labu lemak

didinginkan dalam desikator selama 20-30 menit dan ditimbang. Perhitungan kadar lemak dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Bobot labu dengan lemak−labu kosong


Kadar lemak (%) = Bobot sampel
𝑥100%

3.4.6.2 Kadar air (AOAC 2000 butir 934.01)

Cawan porselen kosong dikeringkan dalam oven bersuhu 105 °C selama 15 menit.

Cawan porselen tersebut didinginkan di dalam desikator. Setelah dingin, cawan porselen

kosong ditimbang dan dicatat bobotnya. Sampel ditimbang 5 g dan diletakkan di dalam cawan

porselen. Sampel dikeringkan dengan oven bersuhu 105 °C selama 3 jam. Setelah proses

tersebut, sampel beserta cawan didinginkan kembali di dalam desikator. Sampel yang telah

kering beserta cawan ditimbang kembali dan dicatat bototnya. Perhitungan persentase kadar air

basis basah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


(Bobot cawan + sampel) − Bobot setelah oven
Kadar air (%) = Bobot sampel
𝑥100%

3.4.6.3 Kadar abu (AOAC 2005 butir 938.08)

Cawan porselen kosong dikeringkan dalam oven bersuhu 105 °C selama 15 menit, dan

didinginkan di dalam desikator. Setelah dingin, cawan porselen kosong tersebut ditimbang dan

dicatat bobotnya. Sampel sebanyak 5 g ditimbang dan diletakkan di dalam cawan porselen.

Cawan porselen yang berisi sampel dipijarkan diatas nyala api hingga tidak mengeluarkan

asap. Cawan tersebut dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 600 °C selama 6

jam. Cawan didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang hingga mendapatkan berat yang

konstan. Perhitungan persentase kadar abu basis basah dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

Bobot setelah tanur − Bobot cawan


Kadar abu (%) = Bobot sampel
𝑥 100%

3.4.6.4 Kadar karbohidrat (Luff- Schoorl)

Menurut SNI 01-2891-1992 dalam Manikharda (2011), prinsip analisis karbohidrat

dengan metode Luff-Schoorl yaitu reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh monosakarida.

Kadar karbohidrat ditentukan berdasarkan penghitungan kadar gula pereduksi, yang

ditentukan dengan rumus berikut (SNI-3547-1-2008 dalam Anonim, 2008):

𝑊1 𝑥𝑓𝑝
% Gula reduksi,sebagai gula sebelum inversi= 𝑊
𝑥 100%

Keterangan:
W1 = Bobot gula, berdasarkan tabel nilai ekivalen Natrium thiosulfat.
fp = Faktor pengenceran
W = Bobot contoh/sampel

Selanjutnya kadar karbohidrat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

Kadar Karbohidrat = 0,90 x Kadar Gula


Vitamin A

Vitamin B1

Vitamin C

Vitamin D

Vitamin E

Anda mungkin juga menyukai