2
ANALISIS GOLONGAN
BARBITURAT
M FARHAN FAHRIZAL 11181081
M GAGAN R 11181082
MULKAN N 11181083
FIRMAN I 11181069
DEDE S 11181062
• Rumus : C12H18N2O3
• Kelarutan : sangat sedikit dalam air ; bebas sol dalam alc, eter, dalam
soln / fixed / alkali hidroksida dan karbonat; sol dalam kloroform. Sangat
sedikit larut dalam pelarut heksana ; 1 gram larut dalam sekitar 8,5 ml
0,5 N natrium hidroksida.
• Identifikasi sampel dengan pemeriksaan organoleptis (meliputi warna, bau, rasa, bentuk, dan
kelarutan) dilanjutkan dengan uji reaksi kimia dengan pereaksi tertentu berdasarkan
tebentuknya gas, perubahan warna, atau endapan
• Reaksi Zwikker : pembentukan kompleks warna ungu dari gugus amida (C=O dan NH yang
berikatan membentuk cincin) yang dimiliki oleh golongan barbiturat
• Reaksi Liebarman : pembentukan warna oren dihasilkan oleh substansi yang mengandung
cincin benzen monosubsitud yang tidak tergabung pada C=O, N-C (=O)- atau pada cincin yang
mengandung kelompok C=N-O-
• Reaksi mercurous: pembentukan warna hitam terjadi karena gugus amida pada barbiturat
diuraikan oleh cincin yang terbentuk sehingga menguraikan fenobarbital.
PRINSIP ANALISIS KUANTITATIF
• Prinsip analisis golongan: Ketika suatu fenobarbital bereaksi dengan NaOH, maka
oksigen melepaskan 1 ikatan karena dia tidak suka mengikat lebih dari 2 ikatan.
Sehingga oksigen akan menjadi NaO. Lalu atom C mengalami ketidakstabilan,
dimana C mengikat 3 ikatan, yang seharusnya atom C ini mengikat maksimal 4
ikatan. Sehingga atom C akan mengikat atom nitrogen yang lebih bersifat
elektronegatif. Karena nitrogen mengikat lebih dari 3 ikatan, maka hydrogen
dilepaskan agar lebih stabil. Lalu atom hidrogen mengikat OH- menjadi H2O.
• Derivat asam barbiturat termasuk golongan asam lemah, karena mempunyai
gugus amida. Oleh karena itu digunakan metode titrasi asam basa bebas air,
dengan prinsipnya yaitu titrasi menggunakan pelarut organik sebagai pengganti
air untuk mempertajam titik akhir titrasi asam atau basa lemah.
UJI KUALITATIF
Spesifik
Umum H2SO4 + Alfa Naftol
Koppanyi–Zwikker Test—violet
Liebermann's Test—red–orange
Mercurous Nitrate—black.
PHENOBARBITAL NATRIUM
• UJI KUANTITATIF
NaOH NaOH
REAKSI UJI KUANTITATIF
PEMBAKUAN AgNO3
REAKSI UJI KUANTITATIF
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Prinsip kerja
SISTE RF Eluen Fase diam
sampel berdasarkan perbedaan kepolaran M
antara sampel dgn pelarut yang digunakan. TD 47 (0,47) Kloroform : Aseton Silica Gel
(4:1) G.250 µm
Teknik ini biasanya menggunakan fase diam TE 28 (0,28) Asetat : Metana : Silica Gel
dari bentuk plat silica dan fase geraknya Amonia Kuat G.250 µm
( 85 : 10 : 5 )
disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin
TF 65 (0,65) Etil Asetat Silica Gel
dipisahkan. G.250 µm
TH 38 (0,38) Isopropil alcohol : Silica Gel
Larutan atau campuran larutan yang kloroform : lar. Amonia G.250 µm
digunakan disebut eluen. Semakin dekat pekat
( 90 : 90 : 20 )
kepolaran antara sampel dengan eluen
maka sampel akan semakin terbawa oleh
fase gerak tersebut.
AMOBARBITAL
• UJI KUANTITATIF
• Penentuan amylobarbitone telah dilakukan
dengan titrasi dalam dimethylformamide
dan dimethylsulphoxide dengan 0. 1 M pot.
t.butoksida, pot. isopentoksida atau pot.
isopropoksida dalam toluena.
• Titik akhir terdeteksi secara potensiometri
(elektroda gelas vs elektroda kalomal) atau
secara visual dengan menggunakan
berbagai indikator (13).
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
SISTEM RF
TD 52 (0,52)
TE 36 (0,36)
TF 65 (0,65)
TH 74 (0,74)
SECOBARBITAL
• UJI KUANTITATIF
• Titrasi asam basa bebas air
• Titik akhir ditentukan secara visual atau
potensiometri-secara rasional.
• Titrasi garam natrium dalam asam asetat
glasial menggunakan :
• Titran: 0,1 N asam perklorat
• Pelarut : Asam asetat glasial dan
• Indikator : Metil violet
(Johnson dan Byers47)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
SISTEM RF
TD 55 (0,55)
TE 44 (0,44)
TF 68 (0,68)
TH 78 (0,78)
PENTOBARBITAL
• UJI KUANTITATIF
1. Titrasi potensiometri dengan 0,1 N
NaOH
2. Titrasi argentometri
3. Iodometri dan metode Kjeldahl
4. Titrasi fenobarbital dalam asetonitril
menggunakan
• Titran : triethyl-n-butylammonium
hydroxide
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
SISTEM RF
TD 55 (0,55)
TE 45 (0,45)
TF 66 (0,66)
TH 76 (0,76)
THIOPENTAL SODIUM
• UJI KUANTITATIF
Titrasi kolorimetri
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
SISTEM RF
TD 77 (0,77)
TE 49 (0,49)
TF 74 (0,74)
TH 80 (0,8)
PERHITUNGAN ANALISIS KUANTITATIF
1. Reaksi Zwikker
ISI REAGEN :
3. Reaksi Mercurous
ISI REAGEN :
5. Pereaksi Parri
• Cara pembuatannya :
• Timbang secara seksama Cobalt Nitrat [ Co ( NO3 )2 ] sebanyak 0, 5 gram
• Kemudian larutkan 30 ml Metanol [ CH3OH ]
• Tuang larutan ke dalam Labu takar ukuran 50 ml
• Tambahkan kembali Metanol hingga tanda atau sampai 50 ml larutan
• Catatan : Reagen ini bersifat menguap, maka SIMPANLAH dalam botol reagent
yang rapat, sehingga larutan dapat digunakan untuk waktu yang lebih lama.
PEMBUATAN PEREAKSI
6. NaOH 0,1 N
• Timbang 4 gram NaOH,
• Masukkan kedalam gelas piala 250mL, larutkan dengan aquadest ad tanda batas
• Masukkan kedalam labu takar 1000 mL, tambahkan aquadest sampai tanda batas. Gojlog ad homogen.
• Simpan dalam botol reagen botol plastik
7. AgNO3 0,1 M
• Timbang Perak Nitrat 1700 mg
• Larutkan dengan ± 25mL aquadest
• Tambahkan aquadest ad 100 mL