Anda di halaman 1dari 1

Tinjauan farmakologi

• Temulawak mengandung senyawa kimia yang mempunyai keaktifan fisiologi, yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri.
Kurkuminoid terdiri atas senyawa berwarna kuning kurkumin dan turunannya. Kurkuminoid memberi warna
kuning pada rimpang bersifat antibakteria,antikanker, antitumor dan antiradang, mengandung antioksidan dan
hypokolesteromik. Sedangkan minyak atsiri berbau dan berasa yang khas. Kandungan minyak atsiri pada rimpang
temulawak 3-12%. Sedangkan kurkuminoid dalam temulawak 1-2%

• Persyaratan jaminan kualitas dari sediaan fitofarmaka yang mengandung ekstrak temulawak dapat dipenuhi
karena kandungan kimia aktif yang terkandung dalam ekstrak temulawak telah dikenal baik, yaitu kurkuminoid
yang terdiri atas kurkumin, desmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin, serta kandungan minyak atsiri
dengan komponen xanthorhizol sebagai senyawa penandanya.

• Pada penelitian yang telah dilakuan, pemberian ekstrak temulawak terpurifikasi selama 45 hari dapat menurunkan
kadar kolesterol LDL serum sebesar 32,96% dan menaikkan kolesterol kadar HDL serum sebesar 11,77% dengan
dosis optimal 15 mg/200 g BB tikus putih galur wistar dengan diet lemak tinggi. Hasil penelitian oleh Purbowanti
(2005), pemberian ekstrak temulawak terpurifikasi dengan dosis 45 mg/200 g BB selama 45 hari mampu
menurunkan kadar kolesterol total dan tidak memberikan pengaruh terhadap berat badan tikus dengan diet lemak
tinggi dan kolesterol

• Efek farmakologi yang terkandung dalam temulawak yaitu, antiinflamasi, meningkatkan produksi dan sekresi
empedu, serta antimikroba

Anda mungkin juga menyukai