Anda di halaman 1dari 19

RANCANGAN PENELITIAN BAHAN ALAM

EKSTRAK KUNYIT

ROFELITA FYKA NAIBOAS


204111040
FARMASI B/IV
OUTLINE PERANCANGAN EKSTRAK
01 Kunyit 04 Tahapan pembuatan simplisia

Kandungan senyawa Kimia Tahapan pembuatan


02 05
ekstrak

03 Metode Ekstraksi 06 Uji aktivitas farmakologis


01

KUNYIT
Tanaman Kunyit
Kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.). Kunyit adalah salah
satu jenis rempah-rempah yang banyak digunakan sebagai bumbu dalam berbagai jenis
masakan. Kunyit memiliki nama latin Curcuma domestica Val. Kunyit termasuk salah satu
suku tanaman temu-temuan (Zingiberaceae).
Rimpang kunyit dimanfaatkan sebagai obat tradisional seperti menyembuhkan luka,
antibakteri, mengurangi motilitas usus, menghilangkan bau badan, menurunkan demam,
meredakan diare dan beberapa pengobatan lainnya, hal ini karena adanya kandungan
senyawa fitokimia pada kunyit tersebut.
02

Kandungan senyawa Kimia


Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid
yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin sebanyak 10% dan
bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1–5% dan zat-zat bermanfaat lainnya seperti
minyak atsiri yang terdiri dari keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, zingiberen
25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung lemak sebanyak
1–3%, karbohidrat sebanyak 3%, protein 30%, pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-
garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
Senyawa kimia utama yang terkandung di dalam rimpang kunyit adalah minyak
atsiri dan kurkuminoid.
Warna kuning dari kunyit disebabkan adanya senyawa kurkuminoid yang merupakan
komponen utama tumbuhan kunyit dan memiliki peran penting dalam aktivitas
antiinflamasi.
• Kandungan pada kunyit yang memberikan warna dan sifat fungsional adalah
kurkuminoid. Senyawa ini merupakan salah satu jenis antioksidan dan
KURKUMIN berkhasiat antara lain sebagai hipokolesteromik, kolagogum, koleretik,
bakteriostatik, spasmolitik, antihepatotoksik dan anti-inflamasi

• MA adalah zat berbau yang terdapat dalam berbagai bagian tanaman, karena
menguap bila dibiarkan di udara pada suhu kamar, maka disebut minyak
menguap, minyak eteris, atau minyak esensial. MA banyak digunakan dalam
MINYAK ATSIRI industri sebagai bahan pewangi atau penyedap (flavoring). Selain itu, MA
juga banyak digunakan dalam bidang kesehatan. Beberapa jenis MA dapat
digunakan sebagai bahan antiseptik, analgesik, haemolitik, sedatif, stimulan
untuk obat sakit perut, dan bakterisida
03
METODE
EKSTRAKSI
Ekstraksi merupakan suatu metode pemisahan suatu zat
yang didasarkan pada perbedaan kelarutan terhadap dua cairan
tidak saling larut yang berbeda, biasanya yaitu air dan yang
lainnya berupa pelarut organik. Ada beberapa metode yang
dapat dilakukan dalam ekstraksi, salah satu yang paling umum
dilakukan adalah metode maserasi
• Maserasi adalah proses pengekstrakkan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar. Remaserasi berarti
dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama,
dan seterusnya
• Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dipilih berdasarkan kemampuannya dalam
melarutkan kandungan zat aktif yang maksimal dan seminimal mungkin bagi unsur yang tidak
diinginkan
• Etanol digunakan sebagai pelarut karena etanol merupakan pelarut yang universal yang
dapat menarik hampir sebagian besar senyawa kimia yang terkandung di dalam herba. Etanol
95% sangat efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, di mana bahan
pengganggu hanya skala kecil yang turut ke dalam cairan pengekstraksi, selain itu ekstrak
etanol sulit ditumbuhi kapang dan kuman, dan tidak beracun
04
TAHAPAN
PEMBUATAN
SIMPLISIA
Pengumpulan Sortasi Pembuatan
bahan kering serbuk

Pengeringan
Sortasi
rimpang
basah kunyit

Pencucian Perajangan
rimpang rimpang
kunyit kunyit
05
TAHAPAN PEMBUATAN
EKSTRAK
• Maserasi ekstrak RK digunakan serbuk simplisia RK dengan cairan penyari etanol
95%.Digunakan etanol sebagai pelarut karena etanol merupakan pelarut yang universal
yang dapat menarik hampir sebagian besar senyawa kimia yang terkandung di dalam
herba. Pada penyarian sering dilakukan pengadukan tujuannya untuk meratakan
distribusi cairan penyari sehingga konsentrasi akan tetap terjaga karena adanya derajat
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan larutan di luar sel.
• Dilakukan maserasi dengan alat penggojogan selama 3 x 24 jam. Dilakukan 5 kali
replikasi dengan masing – masing replikasi sebanyak 100 gram serbuk menggunakan
etanol 95% sebanyak 1000 ml untuk 24 jam, karena maserasi membutuhkan waktu 3 x
24 jam, maka total pelarut yang diperlukan adalah 3000 ml untuk satu kali replikasi.
• Penggantian pelarut dilakukan karena larutan telah menjadi jenuh ditandai dengan
pekatnya warna cairan ekstrak 24 jam pertama yaitu jingga tua sehingga dilakukan
penggantian pelarut yang baru untuk 24 jam kedua, dan 24 jam ketiga untuk
mengoptimalkan penyarian
• penetapan kadar kurkuminoid dan MA adalah ekstraknya bukan serbuknya maka
dilakukan penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan kain katun dan
hasil saringan ditampung dalam satu wadah untuk per replikasi.
• Ekstrak cair yang telah didapatkan dari maserasi dan diuapkan agar
didapatkan EK dengan menggunakan VRE. Tujuan ekstrak dikentalkan adalah
mempermudah dalam pengukuran dan penimbangan.
• Prinsip kerja dari VRE adalah memindahkan pelarut dari sampel dengan
menggunakan sistem evaporasi. Penggunaan VRE bertujuan untuk
mempercepat proses pengentalan, menurunkan tekanan dan menurunkan titik
didih komponen cairan yang dipindahkan sehingga proses pemindahan
komponen cairan dapat terjadi tanpa suhu yang terlalu tinggi
06
UJI AKTIVITAS
FARMAKOLOGIS
• Dalam beberapa kasus studi in vitro pada hewan telah menunjukkan
kemungkinan mekanisme antiinflamasi dari kurkumin.Kurkumin telah ditampilkan
dapat menghambat sejumlah molekul yang terlibat dalam peradangan termasuk
ANTI INFLAMASI fosfolipase,lipooxigenase, COX-2, leukotrien, tromboksan, prostaglandin, oksida
nitrat, kolagenase, elastase,hyaluronidase, MCP-1,interferon-inducible protein,
faktor nekrosis tumor, dan interleukin-12.

• Kurkumin menunjukkan aktivitas antioksidan yang efektif dalam sistem emulsi


Antioksidan asam linoleate. Autooksidasi emulsi asam linoleat yang tanpa kurkumin
menunjukkan peningkatan kandungan peroksida secara cepat. Akibatnya, hasil ini
menunjukkan bahwa kurkumin memiliki aktivitas antioksidan yang efektif dan kuat.

Antiinflamasi
• Kurkumin mempunyai sifat antiinflamasi dan antioksidan yang telah dibukti dan
mempunyai beberapa efek terapi.Kurkumin menghambat peroksidasi lipid pada
berbagai studi model hewan

• Penelitian ekstrak heksana dan etanol kunyit dan kurkuminoid terhadap 24 tenis

Antibakteri patogen bakteri yang diisolasi dari daging ayam dan udang menunjukkan ekstrak
etanol mempunyai aktivitas antimikroba yang tertinggi, yaitu dengan rentang MIC
dari 3,91 hingga 125 ppt

• Kurkumin menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap ezim IMPDH baik

Antivirus
secara tidak kompetitif atau kompetitif disarankan sebagai senyawa antiviral yang
kuat. Kecepatan aktivitas enzim inosin monofosfat dehidrogenase (IMPDH) dalam
proses sintesis nukleotida guanin mempunyai pembatasan, jadi enzim ini
disarankan sebagai target terapi untuk antivirus.
• Studi terhadap penambahan bubuk kunyit ke dalam kultur
jaringan tanaman telah menunjukkan bahwa konsentrasi
kunyit pada 0,8 dan 1,0 g / L memiliki aktivitas
penghambatan yang cukup besar terhadap kontaminasi
Antifungi jamur. Ekstrak methanol kunyit menunjukkan aktivitas
antijamur terhadap Cryptococcus neoformans dan Candida
albicans dengan nilai MIC 128 dan 256 μg / mL masing-
masing.

• . Dalam percobaan aktivitas antimalaria kurkumin dengan


menggunakan tikus yang diinfeksi oleh P. berghei dan diuji
Antimalari secara in vivo , kurkumin memiliki efek penghambatan
terhadap P. falciparum yang signifikan. Pemberian

a
kurkumin kepada tikus yang diinfeksi oleh P.berghei secara
oral menunjukkanpenurunan parasitemia sebesar 80–90%
dan meningkatkan kelangsungan hidup mereka secara
signifikan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai