Anda di halaman 1dari 11

Comparative Analysis Of The Antimicrobial Activity Of

Cinnamon Oil And Cinnamon Extract On Somefood-


Borne Microbes.

Analisis Pangan B
01 02 03
A1F020016 A1F020028 A1F020030
Uut Ela Triana Triana Fiola Zahra Nicholas Felix Hidayat
Shafaussarirah

Kelompok 2
04 05
A1F020036 A1F020070
Muhammad Fardan Fira Syafira
Mumtaz
PENDAHULUAN
Kayu manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) dapat dijadikan alternatif
baru sebagai sistem antimikroba alami. Minyak atsiri kayu manis sangat efektif dalam
menghambat pertumbuhan beberapa bakteri antara lain b. Cereus, s. Aureus, e. Coli, p.
Aeruginosa dan klebsiella sp. Penghambatan bakteri dengan minyak atsiri kayu manis ini
disebabkan oleh senyawa aktif seperti sinamaldehid, eugenol, trans asam sinamat,
senyawa fenol, dan tannin.
Minyak atsiri dan ekstrak kayu manis diketahui dapat diaplikasikan sebagai
antioksidan alami dan pengawet alami makanan. Minyak atsiri dan ekstrak kayu manis
akan memperlambat proses kerusakan serta dapat memberikan aroma dan cita rasa
khas kayu manis. Penelitian ini bertujuan untuk menilai aktivitas antimikroba ekstrak
kayu manis (50% etanol) dan minyak kayu manis untuk membandingkan efektivitasnya
terhadap sepuluh bakteri (tujuh gram-positif dan tiga gram-negatif) dan tujuh jamur
dengan uji difusi cawan agar sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan daya
simpan produk pangan.
METODE
Bahan : Kelas reagen analitis (bakteri dan jamur), kulit kayu manis, dan minyak kayu manis
Sepuluh isolat bakteri yang didapatkan dari tujuh bakteri gram positif dan isolat jamur. Bakteri dan jamur
dikultur pada media agar nutrien dan Sabouraudagar dextrosa serta diinkubasi pada suhu 37 derejat celcius
selama 24 jam untuk bakteri dan inkubasi selama 3 hari pada suhu 28 derajat celcius untuk jamur. Simpan
pada suhu 4 derajat celcius.

kulit kayu manis akan digiling kemudian direndam dalam etanol 50% dengan perbandingan 1 g bubuk
menggunakan 5 ml pelarut dalam labu erlenmeyer 250 ml selama 48 jam dan dikocok terus menerus.
Saring hasil perendaman untuk mendapatkan hasil filtrat yang kemudian dipekatkan di bawah tekanan
rendah dalam rotary vacuum evaporator hingga diperoleh zat semi padat. Zat semi padat ini akan
dikeringkan kembali hingga mendapat zat padat sejumlah 500 mg serbuk. Kemudian serbuk akan
dilarutkan dalam dimetil sulfoksida
METODE
Selanjutnya aktivitas antimikroba ditentukan menggunakan metode difusi agar. Seratus mikroliter inokulum
standar dari setiap bakteri yang diuji kemudian ditebarkan dengan bantuan spreader steril ke Muller-Hinton
Agar (MHA) untuk mencapai pertumbuhan yang konfluen. Selanjutnya volume 50 liter ekstrak dan minyak
dimasukkan ke dalam pelat agar rangkap tiga. Pelat dibiarkan selama 1 jam untuk difusi berlangsung dan
kemudian diinkubasi pada 37 derajat celcius selama 24 jam. Zona hambat dicatat dengan ukuran terdekat
dalam mm.

Untuk mengetahui aktivitas antijamur dari ekstrak dan minyak kayu manis, isolat jamur
disubkultur pada SDA pada suhu 28 derajat celcius selama 3 hingga 4 hari. Pelat agar dextrose
sabouraud yang disterilkan diambil dan penggerek gabus steril (diameter 6 mm) digunakan untuk
membuat di dalam agar. Kontrol negatif (DMSO yang disterilkan) juga dimasukkan dalam salah satu
sumur periferal untuk membandingkan aktivitas. Evaluasi dilakukan dengan cara pengukuran harian
diameter koloni, dimulai pada 24 jam setelah percobaan dimulai dan selesai ketika dua per tiga dari
permukaan pelat perlakuan kontrol ditutupi oleh jamur. Munculnya zona hambat dianggap positif untuk
adanya tindakan antimikroba dalam zat uji. Hasilnya dinyatakan dalam diameter zona hambat <9 mm,
tidak aktif; 9 – 12 mm, sebagian aktif; 13 – 18 mm, aktif; >18mm, sangat aktif.
HASIL DAN
DISKUSI
HASIL
Aktivitas penghambatan terhadap bakteri

Berdasarkan hasil uji, didapatkan bahwa ekstrak kayu


manis dan minyak kayu manis terbukti efektif melawan
hampir semua mikroba yang terbawa makanan. Minyak
kayu manis disini secara umum lebih efektif dalam
menghambat pertumbuhan bakteri karena dapat
menghambat pertumbuhan semua bakteri yang diujikan
DESKTOP
dan juga diameter zona hambat (IZD) yang lebih luas
dibandingkan ekstrak kayu manis. Selain itu pada hasil
SOFTWARE
percobaan ekstrak kayu manis pada bakteri P.
aeruginosa ditemukan bakteri tersebut resisten. Selain
itu juga pada kontrol uji dalam hal ini sodium propionat
juga terbukti sangat efektif melawan bakteri. Nilai MIC
(minimum inhibitory concentration) ekstrak kayu manis
dan sodium propionat (kontrol positif) berkisar antara
62,5 - 1000 mg/ml, sedangkan minyak kayu manis
berkisar antara 1,25 - 5% (v/v)
HASIL
Aktivitas penghambatan terhadap jamur

Berdasarkan hasil uji, didapatkan bahwa ekstrak kayu


manis dan minyak kayu manis terbukti efektif
menghambat pertumbuhan jamur. Pada kontrol positif
sodium propionat menunjukkan spektrum aktivitas
sedang terhadap semua jamur uji. ntuk jamur, nilai MIC
dari ekstrak kayu manis, minyak dan sodium propionat
DESKTOP
menunjukkan kisaran yang luas. Untuk sodium
propionat nilai MIC berkisar antara 500 - 4000 mg/ml.
SOFTWARE
Dengan demikian, natrium propionat ditemukan lebih
efektif sebagai agen antijamur dibandingkan dengan
ekstrak kayu manis.
DISKUSI
Minyak kayu manis mengandung asam benzoat,
Aktivitas kayu manis terjadi benzaldehida dan asam sinamat, yang bagian lipofiliknya
karena adanya cinnamaldehyde, atau senyawa telah diakui sebagai penyebab untuk sifat antimikroba.
sebuah aldehida aromatik yang Selain itu, minyak kayu manis juga mengandung 4,7% eugenol
menghambat aktivitas asam amino dari kulit kayu. Senyawa ini sangat aktif meskipun kapasitasnya
dekarboksilase dan telah terbukti aktif yang relatif rendah untuk larut dalam air, yaitu sesuai dengan
data yang dipublikasikan. Minyak atsiri dari kulit kayu manis juga
melawan banyak bakteri pathogen.
mengandung cinnamyl acetate (8,7%), yang meningkatkan
Kulit kayu manis kaya akan aktivitas senyawa induk.
cinnamaldehyde (50,5%), yang sangat
tinggi elektronegatif. Senyawa
Efek fungisida dari rempah kayu manis dan
elektronegatif dapat mengganggu
minyaknya terjadi karena tindakan penghambatan produk alam.
proses biologis karena melibatkan Mekanisme yang terlibat adalah sitoplasma granulasi, ruptur
transfer electron dan bereaksi dengan membran sitoplasma dan inaktivasi dan/atau penghambatan
komponen yang mengandung nitrogen, intraseluler dan ekstraseluler enzim. Peristiwa biologis ini bisa
misalnya protein dan asam nukleat, terjadi secara terpisah atau bersamaan, yang berpuncak pada
sehingga dapat menghambat miselium penghambatan perkecambahan. Dan juga, diketahui
bahwa enzim litik tanaman bekerja pada dinding sel jamur, yang
pertumbuhan mikroorganisme
menyebabkan kerusakan polimer B-1,3 glikan, B-1,6 glikan dan
tersebut. kitin polimer.
KESIMPULAN

Minyak kayu manis menjadi agen antagonis yang lebih baik.


Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya berbagai aktivitas antimikroba
terhadap bakteri dan jamur umum dibanding ekstrak dan natrium
propionatnya. Oleh karena itu, ini merupakan sumber alternatif zat
antimikroba alami untuk digunakan dalam sistem makanan untuk
mencegah pertumbuhan bakteri bawaan makanan dan memperpanjang
umur simpan makanan olahan. Studi ini juga menunjukkan bahwa
penelitian lebih lanjut tentang efek rempahrempah dan minyak esensial
pada mikroorganisme dapat bermanfaat untuk mengejar dalam mencari
agen antimikroba spektrum luas baru.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai