Anda di halaman 1dari 79

EFEK IMUNOMODULATOR, AKTIVITAS

ANTIBAKTERI DAN ANALISIS


KOMPONEN MENYIRIH

Oleh :
Muhammad Yanis Musdja

LATAR BELAKANG

UU Kesehatan No.36- 2009 dan Kep. Menkes no.387-2007

Indonesia No. 2 terkaya tumbuhan di dunia

Penyebab kematian no. 1 di Indonesia Penyakit Infeksi

Menyirih kebiasaan no. 2 sesudah merokok

Daun sirih, gambir dan kapur sirih mempunyai efek


antibakteri
Produk gambir dunia 90% berasal dari Indonesia

Komponen menyirih dan campurannya belum diketahui


efek imunomodulatornya
Produk imunomodulator di Indonesia masih di dominasi
oleh produk asing

MENGAMBIL HIKMAH DARI FILOSOFI


MENYIRIH
1. MEMBUANG NILAI-NILAI NEGATIF
Alkaloid pinang (Arecoline dll) pencetus kanker mulut
Tembakau mengandung Nitrosamin dll merusak kesehatan
2. MENGAMBIL NILAI-NILAI POSITIF
Daun sirih, gambir & kapur sirih diduga sangat bagus untuk
kesehatan terutama utk profilaksis & terapi infeksi
3. MEMASUKKAN NILAI-NILAI BARU YANG LEBIH POSITIF
Eugenol dan katekin adalah kandungan utama daun sirih
& gambir, mungkin senyawa ini sebagai antibakteri dan
imunomodulator lebih baik dari komponen menyirih dan lebih
mudah untuk di buat sediaan farmasi.

DASAR TEORI
Cell
Regeneration

Circulatory
Support

Kidney
Health
Powerful
Antioxidant

GI Health

Strong Immune
System

Immune
Modulation
or
Intercellular
Communication

Healthy
Cholesterol
Levels

Healthy
Joints
Elimination of Harmful
Cells

KERANGKA TEORI PENELITIAN


MENYIRIH

Daun sirih

Kapur sirih

Gambir

Ekstrak menyirih
minyak
atsiri,
eugenol,
piperidin
dll

Anti infeksi, antioksidan, antinflamaasi, analgetik,


antiosteoporosis, antireumatik, antikanker dll
Perubahan destilat minyak atsiri mnyirih

Imunomodulator

flavonoid,
(+) katekin,
saponin,
alkaloid,
steroid
steroid dll

Eugenol biomarker daun sirih

Anti bakteri
(+)-katekin biomarker gambir

Meningkatkan
aktivitas fagositosis

Preventif &
promotif

Meningkatkan
kapasitas fagositosis

Kebocoran asam
nukleat & protein, K+
dan Ca++

Sinergi imunomodulator
dengan antibakteri

Meningkatkan efektifitas terapi infeksi

Mempunyai daya
hambat thd pert bakteri

Terapi
infeksi

KERJA SINERGI IMUNOMODULATOR DENGAN ANTIBAKTERI (LABRO, 2000)


(ABA= Agen
Antibakteri
sebagai
imunomodu
lator)
Daun sirih,
gambir &
kapur sirih

- - - = garis putus-putus menunjukkan efek tidak langsung


= garis solid menunjukkan efek langsung
IC = Intra cellular CK = Cytokine OX = Oxidants AB = Antibacteri
EZ = Enzime
S = Stimulan
D = Deaktivasi
R = Resistensi
Ag = Antigen
APC = Antigen Presenting cell
IS = Sistem Immune
HS = Sistem hormon
CNS = Central nervous system

Mekanisme fagositosis oleh makrofag

Mechanisms of Action
Phagocytosis
Recognition
Attachment and binding
Ingestion
Destruction
Clearance of phagocytes

RUMUSAN MASALAH

Masing masing komponen menyirih mempunyai efek


imunomodulator ?

Efek imunomodulator campuran komponen menyirih lebih


unggul dari masing-masing komponen ?

Komponen dan /atau campuran komponen menyirih


mempunyai efek imunomodulator lebih unggul dari produk
imunomodulator lain ?

Antibakteri minyak atsiri daun sirih lebih poten


dibandingkan eugenol ?

Antibakteri ekstrak gambir lebih poten dibandingkan (+)katekin ?

Fraksi distilat minyak atsiri campuran menyirih berbeda


dibandingkan minyak atsiri daun sirih ?

HIPOTESIS

Efek imunomodulator campuran komponen menyirih


lebih unggul dari masing-masing komponen menyirih
Komponen dan /atau campuran komponen menyirih
mempunyai efek imunomodulator lebih unggul dari
produk imunomodulator lain

Antibakteri minyak atsiri daun sirih lebih poten


dibandingkan eugenol

Antibakteri ekstrak gambir lebih poten dibandingkan


(+)-katekin

Fraksi distilat minyak atsiri campuran menyirih berbeda


dibandingkan minyak atsiri daun sirih

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Umum
Mendapatkan sediaan immunomodulator dari bahan
alam Indonesia dalam upaya untuk mencegah dan
mengobati penyakit infeksi
Tujuan Khusus
Membuktikan masing-masing komponen dan/atau
campuran komponen menyirih mempunyai efek
imunomodulator.
Membuktikan efek antibakteri masing-masing
komponen menyirih
Membandingkan efek antibakteri minyak atsiri daun
sirih dengan eugenol

Membandingkan efek antibakteri ekstrak air gambir


dengan (+)-katekin
Menganalisis perubahan kandungan kimia destilat
minyak atsiri daun sirih bila di campur dengan
gambir dan kapur sirih.

MANFAAT PENELITIAN
1.

Memberikan informasi tentang efek imunomodulator


dan antibakteri dari komponen-komponen menyirih
dan campurannya

2.

Menghasilkan obat herbal terstandar yang dapat


digunakan sebagai alternatif yang berefek
imunomodulator dan antibakteri

METODE PENELITIAN

Tempat & waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas


Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dan
laboratorium terpadu Universitas Islam Negeri
Jakarta serta Laboratorium Fitokimia, Bidang
Botani, Puslit Biologi,, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Cibinong Bogor.
Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari 2008
sampai dengan bulan Desember 2010.

ALUR PENELITIAN
MENYIRIH

Daun sirih
Ekstrak

Kapur sirih

Minyak
atsiri,

Minyak
atsiri,

Ekstrak menyirih

Uji efek
Imunomodulator

Mengukur aktivitas
fagositosis oleh sel
makrofag

Mengamati
diameter
daerah
hambat oleh
sediaan uji

Ekstrak gambir
Isolasi
(+)-Katekin

Menganalisis fraksi distilat


minyak atsiri

Eugenol

Gambir

Uji aktivitas anti bakteri

Mengukur kapasitas
fagositosis oleh sel
makrofag
Menentukan
konsentrasi
hambat
minimal
terhadap
pertumbuhan
bakteri

Mengukur
kebocoran
protein dan
asam nukleat
dari dinding
sel bakteri

Mengukur
kebocoran
kation
+
K dan Ca++
dari dinding
sel bakteri

Melihat
perubahan
morfologi
bentuk sel bakteri
dengan mikroskop
elektron (SEM)

Preparasi ekstrak air & etanol 70% sirih & Gambir


Dihaluskan
dengan
blender

Serbuk halus

Determinasi

PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA

Susut pengeringan
Kadar abu
Kadar abu tdk larut
asam
Kadar sari larut air
Kadar sari larut
etanol

Penapisan
fitokimia :
Alkaloid
Flavonoid
Saponin
Tanin
Kuinon
Steroid &
Triterpenoid
Minyak
atsiri
Kumarin

Ekstraksi
dengan air
pada
temperatur 9098C 15-20
menit, lalu saring

Maserasi
dengan etanol
70% selama 5
hari (sampai
filtrat tdk
bewarna), saring

Evaporasi dengan rotary


vakum evaporator 40-500C

Keringkan dengan
Freeze drier
Ekstrak kering

PENYIAPAN EKSTRAK CAMPURAN KOMPONEN MENYIRIH


421 g daun Sirih
Segar

70g serbuk
gambir

9 g kapur
sirih

Tambah air ad 1000 ml, di blender dengan


pelarut air pada temp kamar

Filtrat diperas dg kain flanel,


lalu saring dengan kertas whatman
Keringkan dengan Freeze drier

Ekstrak kering

Tahapan penyiapan suspensi bakteri uji


Kultur bakteri S. Epidermis
(dari agar miring MHM)

Supernatan

Ditanam dalam medium


NB cair steril

Disentrifuge
5000 rpm
selama 1 jam

Endapan

Dicuci dengan PBS steril 10 ml


pH=7,8 sebanyak 2 kali

Pengukuran dengan spektrofotometer


T=10%, =620 nm

Kepadatan bakteri
dengan 109 sel/ml

Tahapan pengambilan sel


makrofag peritoneum mencit
Euthanasia
dengan Eter

populasi sel
makrofag
107 sel/ml

Bersihkan perut
(dg alkohol 70%)

Ambil cairan makrofag


peritoneum
dengan pipet mikro

Dihitung % viabilitas dengan


menggunakan larutan
biru tripan, perhitungan
dilakukan dengan
menggunakan
alat hemositometer

Dibedah
dengan alat
bedah steril

Tambahkan
2-3 ml PBS Steril

Tahapan Uji Imunomodulator Secara in vitro


Ekstrak uji @
0,1;1;10.100;1000.ppm
- 200 l

Bakteri S.epidermidis
10 9sel/ml 200 l

Makrofag
peritoneum mencit
10 7sel/ml 200 l

Inkubasi
60 menit

+ 50 l EDTA
0,2 M

Buat preparat
apus

Diamkan
5 menit

Fiksasi dengan
methanol

Keringkan di
udara

Cuci dengan
air mengalir

Teteskan
pewarna
Giemsa

Diamkan
45 menit

Aktivitas dan kapasitas fagositosis


(Mikr cahaya, 1000X)
Kontrol positif
Imboost

Analisis Anova satu arah

Tahapan Uji Imunomodulator Secara in vivo


Kontrol
Normal

Aquades
1xsehari
selama 14
hari

Kontrol
Positif

Kontrol
Negatif

Imboost
sirup
1xsehari
selama 14
hari

larutan
CMC-Na
0,5%
per oral
1xsehari
selama 14
hari

Dosis
Rendah

ekstrak
sirih/gambir/ka
pur sirih/ campuran dalam
CMC-Na 0,5%
per oral
1xsehari
selama 14 hari

Dosis
Sedang

Dosis tinggi

ekstrak
sirih/gambir/ka
pur sirih/ campuran dalam
CMC-Na 0,5%
per oral
1xsehari
selama 14 hari

ekstrak
sirih/gambir/ka
pur sirih/ campuran dalam
CMC-Na 0,5%
per oral
1xsehari
selama 14 hari

Disuntikkan 0,5 ml suspensi bakteri S. epidermidis (107sel/ml, i.p)

Setelah 1 jam, mencit dieuthanasia dengan eter


Bagian perut mencit diusapkan dengan etanol 70%, dan dibedah

Cairan peritoneumnya diambil dengan pipet mikro, jika perlu ke dalam rongga
peritoneum ditambahkan 1ml larutan NaCl 0,9%, diaduk perlahan.

Cairan peritoneum dibuat preparat ulas pada gelas objek


Difiksasi dengan metanol absolut selama 15 menit

Diwarnai dengan pewarna Giemsa 10%, didiamkan selama 15 menit


Dibilas dengan air mengalir, dikeringkan dengan
diangin-anginkan, ditutup dengan cover glass
Diamati di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran
1000 kali dengan bantuan minyak imersi

Dihitung nilai aktivitas dan kapasitas fagositosis


Lakukan uji statistik terhadap kelompok uji
dengan ANOVA

Uji Viabilitas dilakukan dengan cara:


Mencit putih
jantan

Populasi sel
makrofag
dihitung
dengan alat
hemositometer,
disetarakan
dengan 107
sel/ml.

Dieuthanasia
dengan eter

Cairan
peritoneum
diambil dengan
pipet mikro.
Persen (%) viabilitas
dihitung dengan
pewarnaan tripan blue.

Bagian perut diusapkan


dengan etanol lalu dibedah.

Ditambahkan 1 ml larutan NaCl


0,9% steril ke dalam rongga
peritoneum mencit, diaduk
perlahan.

PENETUAN SENYAWA KIMIA MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH, GAMBIR &


KAPUR SIRIH

Daun sirih diiris tipis &


Camp Komp menyirih

Suling dg uap
air panas 8 jam

Destilat + Na sulfat
utk penarikan airnya

Tentukan jenis senyawa


Minyak atsiri
dg alat GC MS

Hitung rendemen
minyak atsiri

PENENTUAN DIAMETER ZONA HAMBAT BAKTERI


MHA steril yang telah memadat
Diinokulasikan 0,1 ml suspensi
sel bakteri
Diratakan dengan batang spreader
Diletakan kertas cakram steril
Diteteskan 10 l minyak atsiri
maupun eugenol
Diinkubasi suhu 370 C, 24 jam
Diukur zona bening disekitar
cakram

PENENTUAN KHM MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH & EUGENOL


Microplate

Larutan uji dan pembanding (+50


l)
Minyak atsiri
4%, -11%

Eugenol
0,1%- 0,8%

Larutan kontrol

150 l
MHB+10
0 l
suspensi
bakteri

+100 l MHB, + 100 l


suspensi bakteri

100 l
MHB+10
0 l
suspensi
bakteri
+50 l
pelarut

200 l
MHB+50
l
pelarut

250
l
medi
um

Diinkubasi 24 jam, 37o C


Di plating, diinkubasi selama 24 jam37o C

Diamati pertumbuhan
bakteri

ANALISIS KERUSAKAN BAKTERI (CARSON ET AL. 2002)


Sentrifuge dingin, kec 3500
rpm, 20menit

Filtrat dibuang, endapan


dicuci dan ditambahkan
buffer fosfat

Suspensi disentrifuge, 15 mnt,


kec 3500 rpm

Diinkubasi shaker 24 jam,


150rpm

Ditambahkan sampel
dengan dosis 1 KHM & 2
KHM

Disaring dengan kertas


saring steril

pellet

Analisis kerusakan sel


dengan SEM

Diambil 10ml suspensi bakteri

supernatan

analisis kebocoran
protein dan asam nukleat
dengan spektro UV-Vis
Analisis kebocoran
ion-ion logam K+ dan
Ca2+ dengan AAS

HASIL
PENELITIAN
Tabel 4.5. Hasil uji penapisan fitokimia ekstrak daun sirih dan gambir
Kandungan kimia

Ekstrak daun sirih


Air Etanol 70%

Ekstrak gambir
Air
Etanol 70%

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+

Alkaloid
Flavonoid
Saponin
Tanin
Kuinon
Steroid
Triterpenoid
Minyak atsiri
Kumarin

+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+

Gambar 4.1 Grafik hasil rata-rata efek pemberian ekstrak daun


sirih terhadap aktivitas fagositosis makrofag dibandingkan
dengan kontrol negatif dan kontrol positif secara in vitro
120

Aktivitas fagositosis (%)

100

80
Kneg

60

Kpos
SE
40

SA

20

0
0.1

10

Konsentrasi (PPM)

100

1000

Gambar 4.2 Grafik hasil rata-rata efek pemberian ekstrak daun


sirih terhadap kapasitas fagositosis oleh 50 makrofag dalam
memfagosistosis Staphylococcus epidermidis dibandingkan
dengan kontrol negatif dan kontrol positif secara in vitro

1200

1000

Jumlah kapasitas

800

Kneg

600

Kpos
SE

400

SA

200

0
0.1

10

Konsentrasi (PPM)

100

1000

Gambar 4.3. Grafik hasil rata-rata efek pemberian ekstrak gambir


terhadap aktivitas fagositosis makrofag dibandingkan dengan
kontrol negatif dan kontrol positif secara in vitro

120

Aktivitas fagositosis (%)

100

80
Kneg

60

Kpos
GE

40

GA

20

0
0,1

10
Konsentrasi (PPM)

100

1000

1200

1000

Jumlah kapasitas

800
Kneg

600

Kpos
GE
GA

400

200

0
0.1

10
Konsentrasi (PPM)

100

1000

Gambar 4.4. Grafik hasil rata-rata efek pemberian ekstrak gambir


terhadap kapasitas fagositosis oleh 50 makrofag dalam memfagositosis
Staphylococcus epidermidis dibandingkan dengan kontrol negatif dan
kontrol positif secara in vitro

Nilai rata-rata aktivitas & kapasitas fagosisitosis ekst komponen


menyirih dan campuran komponen menyirih secara in vivo
a.Aktivitas
Nama
Ekstrak

Dosis Dosis Dosis


rendah sedang tinggi

Kontrol
normal

Kontrol Kontrol
negatif positif Imb

Kontrol
positif Stm

Daun sirih
Kapur sirih
Gambir
Campuran

96,1
92,9
89
86,6

98,6
94
90,6
94,2

96,3
92,5
94,6
88,3

89,5
89,5
89,5
63,6

88.4
88,4
89,3
71

96,2
96,2
95,5
92

87,3

471,2
420,2
446,7
626,1

607,6
541,5
516,4
806,4

480
514,7
559,7
754,5

443,6
443,6
469,5
362,7

458,8
458,8
460,7
395,2

745,3
745,3
749,3
770,8

756,1

b. Kapasitas
Daun sirih
Kapur sirih
Gambir
Campuran

Gambar 4.5. Grafik hasil rata-rata efek pemberian ekstrak


komponen menyirih dan campuran komponen menyirih
terhadap aktivitas fagositosis makrofag dalam melakukan
fagositosis Staphylococcus epidermidis dibandingkan dengan
kontrol negatif dan kontrol positif secara in vivo
120

100

80

Knor
Kneg
KDr

60

KDs
KDt
KpoImb

40

KpoStm
20

0
Dsir

Ksir

Gamb

Camp

Gambar 4.6. Grafik hasil rata-rata efek pemberian ekstrak komponen


menyirih dan campuran komponen menyirih terhadap kapasitas
fagositosis oleh 50 makrofag dalam memfagosistosis Staphylococcus
epidermidis dibandingkan
dengan kontrol negatif dan kontrol positif secara in vivo
900
800
700
600

Knor
Kneg

500

KDr
KDs

400

KDt
KPoImb

300

KpoStm
200
100
0
Dsir

Ksir

Gamb

Camp

Gambar 4.8. Perbandingan kromatogram minyak atsiri daun sirih


dengan minyak atsiri campuran daun sirih, gambir dan kapur sirih.

Keterangan :
Kromatogram minyak atsiri daun sirih (atas).
Kromatogram minyak atsiri camp daun sirih, gambir & kapur sirih (bawah).

Tabel 4.13: Perbandingan persentase relatif fraksi antara senyawa minyak atsiri daun
sirih dengan minyak atsiri campuran komponen menyirih

No. Waktu
Retensi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

8.122
8.475
9.415
10.326
10.534
10.727
0,91
11.487
11.848
12.212

Nama senyawa

Rumus

BM
M.a.d sirih M.a. campuran
molekul
(% relatif) (%
relatif)

I-Felandrena tipe 1
Pinena
Kamfena
Sabinena tipe 1
2- Pinena
Pinena

C10H16
C10H16
C10H16
C10H16
C10H16
C10H16

136
136
136
136
136
136

0,20
0,77
1,11
2,26
0,01

0,49
2,34
2,61
6,0
0,05
0,66

I-Felandrena tipe 2
Terpinena
dl-Limonena

C10H16
C10H16
C10H16

136.
204
136

0,23
1,22
0,25

0,23
0,93
0,33

36.
37.
38.
39.

24.986
24.986
25.227
25.520

40.

25.812

41.
42.
43.
44.

26.389
26.565
26.732
26.923

45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.

27.314
27.473
27.619
27.912
28.511
29.179
30.339

52.
53.
54.
55.

30.664
31.222
31.669
31.796

56.

32.115

57.
58.
59.

32.516
32.662
32.843

trans- Farnesen
C15H24
Benzaldehida,2-etil
C9H10O
HumulenaC15H24
204
Fenol,2-methoxi-4
C10H12O2
-(2-propenil)
Naphtalen,1,2,3,4,4a,
C15H24
5,6,8a-oktahidro-7-metil
-4-metilene-1-(1-metiletil)
Cis-iso-Eugenol
C10H12O2
Selinena
C15H24
Guaien
C15H24
Naptalen,1,2,3,4,4a,5,
C15H24
6,8a-oktahidro-7-metil-4metilena-1-(1-metiletil)
Patchoulen
C15H24
KardinenaC15H24
204
7-epi- Selinena
C15H24
Kubebin
C15H24
Nerolidol
C15H26O
Elemol
C15H26O
Benzena,1,2-dimethoxi
C11H14O2
-4-(1-propenil)
(-)-Kariophilen oksid
C11H14O2
Agaruspirol
C15H26O
Kardinena
C15H24
1R,4S,7S,11R,2,4,8C15H24
Tetrametiltrisiklo
[5,3,1,0(4,11)]undec-8-ene
Fenol-2-methoxi-4C12H14O3
(1-propenil)-asetat
Gurjenen
C15H24
Kardinena
C15H24
Kubebin
C15H24

204
134
1,65
164

0,15
5,63
0,07
1,19

4,80
2,98

204

1,56

2,19

164
204
204
204

47,47
2,93
0,08
0,26

31,66
4,46
0,77

204
0,55
204
204
222
222
178

0,59
0,05
0,41
0,07
0,06
0,06
0,09

0,07

220
222
204
204

0,18
0,09
0,26
0,26

0,09
0,30
0,10
0,06

206

4,53

0,07

204
204
204

0,20
0,18
0,09

0,10
6,40
0,20

0,12

0,32
0,36
0,36
0,83
0,06

Gambar 4.9. Hasil pemeriksaan eugenol dengan alat


kromatografi cairan
berkinerja tinggi dengan waktu
retensi pada 9,5 menit.

Tabel 4.18. Nilai Konsentrasi Hambat Minimal (KHM)


oleh minyak atsiri daun sirih dibandingkan dengan
eugenol terhadap beberapa bakteri

Bakteri

KHM minyak atsiri (%)

Proteus mirabillis
Proteus vulgaris
Salmonella typhimurium
Shigella flexneri
Streptococcus mutans

7
6
4
8
>17

KHM Eugenol (%)


0,4
0,3
0,2
0,8
>0,8

Tabel 4.19. Pengukuran nilai absorbansi kebocoran asam nukleat


(260 nm) dan protein (280 nm) dengan UV-Vis akibat pemberian
minyak atsiri dan eugenol terhadap Shigella flexneri (Glasel,
1995).

Perlakuan
(konsentrasi)

Kontrol
1 KHM
2 KHM

minyak atsiri
(260 nm)
(280 nm)
0,283
1,018
1,366

0,260
1,351
1,630

eugenol
(260 nm) (280 nm)
0,283
1,446
1,842

0,260
1,552
1,709

Tabel 4.20. Pengukuran kadar ion K+ dan Ca2+ dari


Shigella flexneri dengan Atomic Absorption
Spectrophotometri (AAS).

Perlakuan
(Konsentrasi)

Kontrol
1 KHM
2 KHM

minyak atsiri (ppm)


Kadar ion Ca++ Kadar ion K+

4,21
27
32

52,3
61
86

eugenol (ppm)
Kadar ion Ca++ Kadar ion K+

4,21
31
35

52,3
78
90

Gambar 4.14. Perubahan bentuk sel bakteri Shigella flexneri akibat pemberian
konsentrasi 1 KHM dan 2 KHM minyak atsiri daun sirih dan eugenol yang
diamati dengan SEM. (Perbesaran 15.000x)

Keterangan Gambar :
(a). Sel normal Shigella flexneri (kontrol normal)
(b). Sel Shigella flexneri dengan perlakuan minyak atsiri 1 KHM
(c). Sel Shigella flexneri dengan perlakuan minyak atsiri 2 KHM
(d). Sel Shigella flexneri dengan perlakuan eugenol 1 KHM
(e). Sel Shigella flexneri dengan perlakuan eugenol 2 KHM

Tabel 4.22. Nilai Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) oleh ekstrak


air gambir dibandingkan dengan (+)-Katekin terhadap beberapa
bakteri Gram positif dan bakteri Gram Negatif

Bakteri

Bakteri Gram positif


S. epidermidis
S. aureus
Str. mutans
Str. viridans
B. subtilis

Bakteri Gram negatif


S. flexneri
P. aeruginosa
E. choli
P. vulgaris
P. mirabilis

KHM ekstrak air gambir (mg/ml)

22,5
>25
>25
>25
>25

>25
>25
>25
>25
>25

KHM (+)-katekin (mg/ml)

5,5
>25
8
8
>25

7,5
>25
22,5
22,5
22,5

Gambar 4.16. Tingkat kebocoran asam nukleat dan


protein oleh (+)-katekin terhadap Staphylococcus
epidermidis dengan dosis 1 KHM dan 2 KHM

2.5

1.994 2.010
Absorbansi

1.5
kontrol

1.003 1.015

katekin 1 KHM

katekin 2 KHM

0.437

0.423
0.5

0
260 nm

280 nm

Panjang gelombang

Gambar 4.18. Tingkat kebocoran Ion Ca2+ dan K+ oleh (+)-katekin


terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dengan dosis 1
KHM dan 2 KHM

89.6
80.5

90
80

64

Kadar

70
60
50

Kontrol
Katekin 1 KHM

40

Katekin 2 KHM
30
20
10

0.08

4.65 5.23

0
Ca++

K+

Ion

Gambar 4.20. Hasil pengamatan terhadap S. epidermidis dengan


SEM pada S. epidermidis normal (a), diberi 1 KHM (+)-katekin (b)
dan 2 KHM (+)-katekin (c)
( Perbesaran 15.000 x)

a
(a) normal
(b) diberi 1 KHM (+)-katekin
(c) Diberi 2 KHM (+)-katekin

Gambar 4.21. Hasil pengamatan terhadap Shigella flexneri dengan


SEM pada Shigella flexneri normal (a), diberi 1 KHM (+)-katekin
(b) dan 2 KHM (+)-katekin (c)
( Perbesaran 15.000 x)

(a) normal

(b) 1 KHM

(c) 2 KHM

KESIMPULAN DAN SARAN


6.1. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
Komponen menyirih yang terdiri atas daun sirih, gambir dan kapur sirih dan
campuran komponen menyirih mempunyai efek imunomodulator,

Minyak atsiri daun sirih dan ekstrak gambir, eugenol dan (+)-katekin
mempunyai efek antibakteri, efek antibakteri dari eugenol umumnya lebih kuat
dari minyak atsiri daun sirih dan begitu juga efek (+)-katekin umumnya lebih
kuat dari ekstrak air gambir yang dicobakan terhadap beberapa bakteri.
Minyak atsiri daun sirih, eugenol, (+)-katekin dan ekstrak gambir
menyebabkan kebocoran asam nukleat, protein, ion K+ dan ion Ca++, makin
besar dosis yang diberikan makin besar kebocoran yang terjadi, begitu juga
terhadap morfologi sel, makin besar dosis yang diberikan makin besar
kerusakan morfologi sel bakteri
Minyak atsiri campuran komponen menyirih menghasilkan senyawa kimia
yang berbeda dari minyak atsiri daun sirih dan ditemukan sebanyak 30
senyawa kimia yang konsentrasinya naik dan 35 senyawa yang
konsentrasinya turun dan 1 senyawa konsentrasinya tetap.

6.2. SARAN
1. Dilakukan uji efek immunomodulator terhadap
masing-masing komponen menyirih dengan
pengukuran parameter lainnya dari komponen
sistem imun, seperti interferon , TNF , CD4
dan lain-lain.
2. Dilakukan pembuatan sediaan farmasi berupa
tablet, kaplet, sirup atau bentuk lainnya dan
dilakukan uji klinis terhadap efek
immunomodulator serta khasiat antibakterinya
pada manusia.

Billahit Taufiq Walhidayah

Wassalamualaikukm Wr Wb

GRAM-POSITIVE BACTERIA WERE MORE SUSCEPTIBLE TO THE INHIBITORY EFFECTS OF THE


PLANT EXTRACT

DUE TO CELL MEMBRANE PERMEABILITY


GRAM-POSITIVE BACTERIA: SINGLE LAYER AND LACK THE NATURAL SIEVE EFFECT AGAINST
LARGE MOLECULES

GRAM-NEGATIVE BACTERIA: MULTI-LAYERED & COMPLEX CELL WALL STRUCTURE


(HAWKEY, 1988, GOULD AND BOOKER, 2000)

INTERACTION BETWEEN APC, B CELL & Th cell in generating an antibodysecreting plasma cell

PENENTUAN MIC EKSTRAK GAMBIR & ((+)-KATEKIN


d

Disiapkan tabung
reaksi steril

tiap tabung diisi


dengan 200l MHB
+ 2oo l suspensi
bakteri 1x105 sel/ml

+ 100l lar.uji dengan


berbagai konsentrasi

+larutan kontrol

Inkubasi dengan shaker 150


ppm, 370C selama 18 jam
+iodinitrotetrazolium pada tiap tabung
Diamati perubahan warna yang terjadi

Hipotesis :
Ho : tidak ada perbedaan yang bermakna antara
setiap kelompok.
Ha : terdapat perbedaan yang bermakna antara
setiap kelompok.
Pengambilan Keputusan
:
Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho diterima.
Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak.

IMUNOMODULATOR TEST (Dey PM,


1991)
Total of cell life
% Viability = ----------------------------------------- X 100%
Total of cell life + total of cell die
Total active of macrophage
% Aktivity macrophage = ------------------------------------- x100 %
Total of whole macrophage
The amount of phagocytosis capacity is the total of bacteria that
phagocytosis by 50 macrophage that still active

Tahapan preparasi masing-masing utk sirih & Gambir


Sirih/Gambir

Dihaluskan
dengan
blender

Serbuk halus

Determinasi

EKSTRAK AIR

PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA

EKSTRAK ETANOL 70%

Dipanaskan diatas hot


plate

Maserasi etanol 70%

SARING (Filtrat tidak berwarna)

Susut pengeringan
Kadar abu
Kadar abu tidak larut
asam
Kadar sari larut air
Kadar sari larut etanol

Evaporasi 600C

Pekatkan (Water bath)

Dikeringkan dalam
oven
Ekstrak pekat

Penyiapan

Sterilisasi alat
dan bahan
yang akan
digunakan

Bakteri Uji
Kultur stok bakteri S. epidermidis diremajakan pada
medium NA kemudian diinkubasi pada suhu 30oC
selama 24 jam

Diambil 5 ose dari kultur bakteri yang telah diremajakan dan


dimasukkan ke dalam 30 ml medium NB
Dikocok menggunakan shaker incubator selama 24 jam pada
suhu 30oC
Dibagi menjadi 3 bagian sama rata yakni 10
ml

Dua bagian suspensi bakteri masing-masing


dimasukkan ke dalam 90 ml medium NB, lalu dikocok
menggunakan shaker incubator

Selama pengocokan, suspensi bakteri disampling setiap 30


menit
Dilakukan pengukuran jumlah sel
(Total Plate Count)menggunakan
metode sebar

Dilakukan pengukuran absorbansi


dengan spektrofotomer UV-Vis pada =
600 nm

Didapatkan kurva standar bakteri


Dibuat kurva tumbuh bakteri dengan menerjemahkan kurva standar
bakteri tersebut.
Diketahui waktu tercapainya umur aktif (fase midlog) dari bakteri S.
epidermidis.
Pembuatan inokulum aktif, yaitu 1 bagian (10 ml) suspensi bakteri yang tersisa
dari pembuatan kurva diatas, dimasukkan ke dalam 90 ml medium NB
Dikocok dengan shaker incubator (120 rpm, 30oC) hingga mencapai umur
aktif (fase midlog) dari bakteri S. epidermidis.
Inokulum aktif siap digunakan untuk
pengujian

BAKTERI MULUT

STREPTOCOCCUS VIRIDANS
STR
MUTANS
STAPYLOCOCUS AUREUS
Rahmawati DL
08561634565

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


Tujuan Umum
Untuk

memastikan apakah komponen-komponen yang


digunakan dalam menyirih bisa meningkatkan daya
tahan tubuh karena efek imunomodulatornya
Mengetahui efek antimikroba dari komponenkomponen menyirih
Membandingkan efek antimikroba eugenol dengan
minyak atsiri daun sirih
Membandingkan efek antimikroba antara (+)-katekin
dengan ekstrak air gambir
Mengetahui perubahan kandungan kimia destilat
minyak atsirinya daun sirih bila di campur dengan
gambir dan kapur sirih.
Tujuan Khusus
Dari

hasil penelitian diperoleh dapat dijadikan dasar


untuk membuat sediaan fitofarmaka yang lebih handal
untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta berfungsi
sebagai profilaksis dan terapi penyakit infeksi.

PERBANDINGAN
DAUN SIRIH : GAMBIR : KAPUR SIRIH
13
:
3
:
1

BETEL NUT

Pan Asian problem

Uses
Improved concentration
Intestinal parasites
Social setting symbol

Areca catechu (nut) & Piper betel (leaf)

Arecoline + Piperine alkaloids

Unclear action

Effects thought to be related to the actions of Arecoline


However the actual chewing may produce complex reactions
and interactions
Commonly chewed in the presence of lime
Arecoline and guvacoline in Areca nut
Hydrolyzed into arecaidine and guvacine
Are strong inhibitors of GABA uptake
Piper betle flower or leaf contains aromatic phenolic compounds

Have been found to stimulate the release of catecholamines in vitro are


also activated by chewing

Thus, betel chewing may affect parasympathetic, GABAnergic


and sympathetic functions.

BETEL NUT

Chewing betel chewing mainly affects the central and


autonomic nervous systems producing

Sense of well-being
EEG shows widespread cortical desynchronization indicating
a state of arousal
Euphoria
Increases plasma concentrations of norepinephrine and
epinephrine
Increase in heart rate, blood pressure
Heightened alertness
Sweating with increased temperature
Salivation
Hot sensation in the body
Increased capacity to work

Chewing also leads to habituation, addiction and


withdrawal

Mechanisms underlying these effects remain poorly


understood
Betel nut withdrawal syndrome well documented in Pacific
Medical Literature

Source: National Science Council, ROC and S. Karger AG, Basel; Chu ;J Biomed Sci. 2001 May Jun;
8(3):229-36.; Wiesner Med J Aust. 1987 Apr 20;146(8):453. )

BETEL QUID
An estimated 10% to 25% of the world's population
chews betel quid
Practice is little recognized in the United States

Growing in areas of immigration


Groups such as

Immigrants and refugees from India, New Guinea, and Southeast


Asia

Physical hazards associated with the chewing of the


various ingredients of the quid include

oral cancer
addictive potential as strong as for cigarettes

CONCLUSIONS
Patients are using herbal remedies for a variety of
health conditions without medical supervision
Psychiatric mental health problems are one of the
largest reasons people seek botanical CAMs
Often intentionally do not inform providers
Information is hard for providers to obtain
Very little evidence on which to base clinical decision
making
Almost no awareness of abuse potential of several
commonly used botanicals
More research is needed on herbal remedy use among
patient populations and on outcomes in patients who
use herbal remedies to treat primary health conditions

Conclusions: Eugenol was given in the diets of


female F344/N rats (0, 0.6, or 1.25%) and of
male F344/N rats and male and female B6C3F/
mice (0, 0.3, or 0.6%)for 103 weeks. Under these
experimental conditions, there was no evidence
of carcinogenicity observed for male or female
rats. For mice there was equivocal evidence of
carcinogenicity since eugenol caused increased
incidences of both carcinomas and adenomas of
the liver in male mice at the 3,000 ppm dietary
level and because eugenol was associated with an
increase in the combined incidences of
hepatocellular
carcinomas or adenomas in female mice.

Table 1: Nutritional composition of fresh


betel leaf
S. No. Constituents Approximate
composition
1 Water 85-90%
2 Protein 3-3.5%
3 Fat 0.4-1.0%
4 Minerals 2.3-3.3%
5 Fibre 2.3%
6 Chlorophyll 0.01-0.25%
7 Carbohydrate 0.5-6.10%
8 Nicotinic acid 0.63-0.89 mg/100g
9 Vitamin C 0.005-0.01%
10 Vitamin A 1.9-2.9 mg/100g
11 Thiamine 10-70 g/100g
12 Riboflavin 1.9-30 g/100g
13 Tannin 0.1-1.3%
14 Nitrogen 2.0-7.0%
15 Phosphorus 0.05-0.6%
16 Potassium 1.1-4.6%
17 Calcium 0.2-0.5%
18 Iron 0.005-0.007%
19 Iodine 3.4 g/100g
20 Essential Oil 0.08 - 0.2%
21 Energy 44 kcal/100 g

Evaluation of antimicrobial Potential of Piper (L.) species


G.Raju* and M. Maridass
Department of Advanced Zoology and Biotechnology
Pioneer Kumaraswamy College, Nagercoil - 629 003, Tamil Nadu, South India.
*Author to whom correspondence should be addressed email:
rajumaran@yahoo.co.in
Received: 30.10.2010; Revised: 29.11.2010; Accepted: 30.12.2010; Published:
15.01.201.

Abstract
In this present study, antibacterial and antifungal activities of Piper species
was investigated against Bacillus subtilis (gram +ve), Staphylococcus aureus
(gram +ve), Escherichia coli (gram -ve), Salmonella typhi (gram -ve), Aspergillus
niger, and Candida albicans using the disc diffusion method. Crude essential
oil of Piper species obtained through hydro distillation also screened for its
strong antibacterial activity against Staphylococcus aureus (gram +ve), and
Escherichia coli (gram -ve). The maximum inhibitory activity of essential oils of
Piper species was exhibited against Bacillus subtilis (7-24mm), and it was
followed by S. aureus (6-26mm), Escherichia coli (7-26mm), Salmonella typhi
(7-25mm), C. albicans(7-16mm) and Aspergillus niger (7-22mm).
Keywords: Piperaceae, Piper species, essential oils, antimicrobial activity

Ethnobotany, phytochemistry and pharmacology of Uncaria (Rubiaceae) Purchase $ 31.50


References and further reading may be available for this article. To view references and further reading you must
purchase this article.
Mary E. Heitzmana, Catherine C. Netoa, Elizabeth Winiarza, Abraham J. Vaisbergb and Gerald B.
Hammondc, ,
aDepartment

of Chemistry and Biochemistry, University of Massachusetts Dartmouth, North Dartmouth, MA 02747,

USA
bFacultad

de Ciencias y Filosofia, Departamento de Microbiologa, Universidad Peruana Cayetano Heredia, Aptdo.


4314, Lima 100, Per

cDepartment

of Chemistry, University of Louisville, Louisville, KY 40292, USA

Received 18 December 2003; revised 22 October 2004. Available online 11 January 2005.
Abstract

The Uncaria genus is an important source of medicinal natural products, particularly


alkaloids and triterpenes. The collected information is an attempt to cover the more
recent developments in the ethnobotany, pharmacology and phytochemistry of this
genus. During the past 20 years, alkaloids, terpenes, quinovic acid glycosides,
flavonoids and coumarins have been isolated from Uncaria. Fifty-three novel
structures are reported in this review. The species in which the largest number of
compounds has been identified is the Peruvian Uncaria tomentosa or cats claw.
Pharmacological studies are described according to cytotoxicity, anti-inflammatory,
antiviral, immunostimulation, antioxidant, CNS-related response, vascular,
hypotensive, mutagenicity and antibacterial properties. The potential for
development of leads from Uncaria continues to grow, particularly in the area of
immunomodulatory, anti-inflammatory and vascular-related conditions. The
information summarized here is intended to serve as a reference tool to practitioners
in the fields of ethnopharmacology and natural products chemistry.

ACACIA CATECHU
The important chemical constituents reported in the heartwood
are catechin, catechutannic acid, epicatechin, catechin tetramer,
dicatechin, gallocatechin, kaempferol, taxifolin, isorhamnetin, (+)
afzelechinn, Larabinose, Dgalactose, Drhamnose and
aldobiuronic acid3. The medicinal properties of Acacia catechu
may be due to the antioxidant properties of these constituents.
The objective of the present study includes the pharmacognostic
diagnosis, evaluation of antioxidant properties and detection and
estimation of flavonoids.

MECHANISMS OF ACTION

Phagocytosis
Recognition
Attachment and binding
Ingestion
Destruction
Clearance of phagocytes

Nonspecific Cellular
Components
1.

Activated Macrophages:
Stimulated phagocytes.
Stimulated by ingestion of antigen
Larger and more effective phagocytes.
Enhanced ability to eliminate intracellular bacteria, virusinfected and cancerous cells.

2. Natural Killer (NK) Cells:


Lymphocytes that destroy virus infected and tumor cells.
Not specific. Dont require antigen stimulation.
Not phagocytic, but must contact cell in order to lyse it.

Bantuan untuk mengatur atau menyesuaikan


fungsi kekebalan tubuh, seperti sel-sel makrofag
untuk fagositosis bakteri atau antigen
Pastikan bahwa sel dapat melakukan
komunikasi
Bahasa primer komunikasi ini adalah
glikoprotein yang
Glikoprotein yang makromolekul besar dengan
inti protein yang membawa pesan
Pada sel target adalah reseptor yang mengakui
pesan glikoprotein dan merespon dengan
mengubah fungsi mereka atau perilaku

Kandungan Kimia

Hidroksi kavikol
Kavibetol
Estragiol
Eugenol
Karvakol
Terpinen
Seskuiterpen
Fenil propan
tanin

Daun sirih

gambir

Kandungan Kimia
Flavonoid katekin

Asam kateku tanat


Kuersetin
Tanin
Alkaloid gambirin
Gambirtanin

Cara menghitung sel pada hemositomer

Hemositometer terdiri dari 9 area hitung masing masing 1 mm2 (sisi)


Kotak tengah terdiri dari 25 kotak kecil
Kotak tengah terdiri dari 25 x 16 = 400 kotak kecil
Jumlah sel makrofag dalam 80 kotak kecil = 200 sel
200 sel x 5 kotak besar = 1000 sel (25 kotak)
Volume cairan = 0,1mm3 maka 1000 sel = 10.000 sel/ mm3
0,1mm3
1 ml = 1 cm3 = 1000 mm3
10000 sel/mm3 x 1000 mm3 = 10000000 sel/mm3 = 107 sel/ml
jadi jumlah sel makrofag yang terhitung adalah 1,0 x 107= 107 sel/ml

Kurva tumbuh bakteri uji (Staphylococcus epidermidis)


Waktu
0
120
240
360
480
600
720
840

Absorban
0.267
0.544
1.162
1.279
1.387
1.403
1.404
1.425

log jumlah sel/mL


7.963787827
8.731427587
9.156821636
9.205353255
9.245796347
9.251480045
9.251832819
9.259175627

log jumlah sel/ml

Kurva tumbuh bakteri uji (Staphylococcus epidermidis

9,4
9,2
9
8,8
8,6
8,4
8,2
8
0

60 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720
waktu(menit)

Makrofag aktif

Makrofag tidak aktif

Anda mungkin juga menyukai