Anda di halaman 1dari 35

INSEKTISIDA

TOKSIKOLOGI INDUSTRI 2
PEMINATAN K3 2019
1 CEMPAKA PUSPITA SIWI (101611133026)

2 ANUGRAH VISAR RAHMAN (101611133049)

3 RISKA AYU YULIANINGTYAS (101611133073)

4 ITA RIYANA LIMBONG (101611133099)

54 EMILIA YOANITA RACHMA F (101611133175)

6 BENNY DWI PRASETYO (101611133226)


INSEKTISIDA

Insektisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta ja


sad renik, serta virus yang dipergunakan untuk membunuh
serangga.
1. Dust
BENTUK INSEKTISIDA
• Dapat ditaburkan pada tanaman yang terserang hama atau dilarutkan di dalam
air untuk selanjutnya dapat dilakukan dalam penyemprotan.
• Formulasi ini mengandung bahan aktif dan bahan pembawa yang berbentuk te
pung/bubuk dengan ukuran partikel berkisar 250 – 350 mesh dan merupakan
formulasi siap pakai. Biasanya kadar bahan aktifnya relatif.

2. Emulsifiable Concentrate
• Formulasi EC dibuat dengan menambahkan emulsifier pada campuran bahan
aktif dan satu atau lebih pelarut agar dapat bercampur dengan air membentuk
emulsi minyak dalam air yang berupa larutan putih seperti susu yang tidak tem
-bus cahaya.
Granul
• Granul merupakan formulasi siap pakai dengan proses pembuatannya
dengan menyemprotkan cairan Insektisida ke bahan butiran (misalnya
pasir, sekam padi, dan tongkol jagung).
• Kadar bahan aktif dalam formulasi umumnya rendah, karena formulasi
ini merupakan formulasi siap pakai tanpa pengenceran lebih lanjut.

Fumigan
Digunakan dalam penyemprotan untuk membasmi hama tanaman.
Cara Kerja Insektisida
1. Berdasarkan gerakan racun pada tanaman
2. Berdasarkan cara masuknya racun ke dalam tubuh
serangga
3. Berdasarkan cara kerja racun
Dosis Penggunaan
1. Malathion (OMS-1)
Program pengendalian vector born disease system ther
mal. Malathion telah digunakan dalam program pemberantasan
demam berdar h(DBD) di Indonesia sejak tahun 1973. Malathion
(OMS-1) dilarutkan dalam solar dengan konsentrasi 4-5% dan
dosis rata-rata untuk space spraying 438 gram/ha.

2. Dichlorvos (OMS)
Dichlorvos (OMS) sangat baik dalam penggunaan therm
al fogging out door dan dapat membunuh 100% Aedes aegypti
di daerah pinggiran kota Bangkok. Dengan dosis 343 gram /ha.
Namun beberapa negara termasuk Indonesia bahan aktif ini
sedang dikaji pembatasan penggunaannya.
3. Bioresmethrin (OMS)
Racun serangga golongan syntetic pyrethroid
sebagai in door thermal fogging dengan kons
entrasi 0,2% dalam kerosene.Sangat efektif
terhadap Ae aegypti dalam dosis 10 gram/ha
sewaktu terjadi wabah di Singapura tahun
1973.
JENIS INSEKTISIDA
JENIS INSEKTISIDA
Kementrian Kesehatan RI (2012) Pedoman penggunaan Insektisida

1 ORGANOFOSFAT 5 MIKROBA

6 NEONIKOTINOID
2 KARBAMAT

7 FENILPRASOL

PITEROID (SP)
3
8 NABATI

4 INSECT GROWTH REGULATOR (IGR)


9 REPELEN
Organofosfat (OP)
Insektisida ini bekerja dengan menghambat enzim kholine
sterase. OP banyak digunakan dalam kegiatan pengendalian
vektor, baik untuk space spraying, IRS, maupun larvasidasi.

Contoh: malation, fenitrotion, temefos, metil-pirimifos, dll.


KARBAMAT
Cara kerja Insektisida ini identik dengan Organophos
pat, namun bersifat reversible (pulih kembali) sehing
ga relatif lebih aman dibandingkan Organophospat.
Contoh: bendiocarb, propoksur, dan lain lain.
PIRETROID
Insektisida ini lebih dikenal sebagai synthetic pyretroid (SP) yang
bekerja mengganggu sistem syaraf. Golongan SP banyak diguna
kan dalam pengendalian vector untuk serangga dewasa (space
spraying dan IRS), kelambu celup atau Insecticide Treated Net
(ITN), Long Lasting Insecticidal Net (LLIN)
INSECT GROWTH REGULATOR

Kelompok senyawa yang dapat mengganggu proses per kembangan d


an pertumbuhan serangga. IGR terbagi dalam dua klas yaitu:

1. Juvenoid atau sering juga dikenal dengan Juvenile Hormone An


alog (JHA). Pemberian juvenoid pada serangga berakibat pada p
erpanjangan stadium larva dan kegagalan menjadi pupa. Contoh
JHA adalah fenoksikarb, metopren, piriproksifen dan lain-lain.

2. Penghambat Sintesis Khitin atau Chitin Synthesis Inhibitor


(CSI) mengganggu proses ganti kulit dengan cara menghambat pe
mbentukan kitin. Contoh CSI: diflubensuron, heksaflumuron dll.
MIKROBA
Kelompok Insektisida ini berasal dari mikroorganisme
yang berperan sebagai insektisida. Contoh: Bacillus th
uringiensis var israelensis (BTI), Bacillus sphaericus (
BS), abamektin, spinosad, dan lain-lain.
NEONIKOTINOID
Insektisida ini mirip dengan nikotin, bekerja pada
sistem saraf pusat serangga yang menyebabkan
gangguan pada reseptor post synaptic acetilcholin.

Contoh: imidakloprid, tiametoksam, klotianidin


FENILPIRASOL
Insektisida ini bekerja memblokir celah klorida pada
neuron yang diatur oleh GABA, sehingga berdampak
perlambatan pengaruh GABA pada sistem saraf sera
ngga. Contoh: fipronil dan lain-lain
NABATI
Insektisida nabati merupakan kelompok Insektisida
yang berasal dari tanaman Contoh: piretrum atau
piretrin, nikotin, rotenon, limonen, azadirachtin,
sereh wangi.
REPELEN
• Repelen adalah bahan yang diaplikasikan langsung ke
kulit, pakaian atau lainnya untuk mencegah kontak den
gan serangga. Contoh: DEET, etil-butil-asetilamino, pro
pionat dan ikaridin.

• Repelen dari bahan alam adalah minyak sereh/sitronela


(citronella oil) dan minyak eukaliptus (lemon eucalyptus
oil).
EFEK YANG
DITIMBULKAN
Dampak pajanan pestisida terhadap kesehatan tergantung
dari jenis atau bahan aktif pestisida. Secara umum, pestisi
da dikelompokkan berdasarkan jenis bahan aktifnynya (kla
sifikasifikasi kimia) dan mekanisme kerjanya yaitu
(Weiss et al., 2004):
• Karbamat
• Organoklorin
• Organofosfat
• Piretroid

Suhartono. (2014). Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Organik (pp. 15-23).
Semarang: Universitas Dipenogoro.
Toksisitas organoklorin dan
piretroid terfokus pada neuro
toksin di otak. Target toksisitas
Membran axon enzim
nya ialah saraf sensorik dan sera
but saraf mototrik serta kortek
motorik.
Enzim neuro
Pada organofosfat dan
transmitter
karbamat toksisitasnya pada
enzim kolinesterase.
ORGANOKLORIN
Sulistyoningrum, S. (2008). Gangguan Kesehatan Akut Petani Pekerja A
kibat Pestisida di Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabup
PIRETOID ORGANOFOSFAT
aten Jombang. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma KARBAMAT
.
Tanda klinis keracunan akut pestisida golongan organofosfat dan karba
mat dengan stimulasi kolinergik yang berlebihan seperti:

1. Kelelahan
7. Salivasi
2. Mual
8. Keringat
3. Muntah
Banyak
4. Diare
9. Kecemasan
5. Sakit Kepala
10. Gagal Nafas
6. Penglihatan
11. Gagal Jantung
Kabur

Suhartono. (2014). Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan. Prosiding Seminar Nasional


Pertanian Organik (pp. 15-23). Semarang: Universitas Dipenogoro.
Tanda klinis keracunan kronis pestisida golongan
organofosfat dan karbamat

Tanda dari keracunan kronis ditandai dengan adanya


tan da kolinergik dan penurunan aktivitas enzim kolineste
rase di plasma, sel darah dan otak sehingga dapat menyeba
bkan gangguan syaraf, fungsi hati, ginjal, dan kanker (office
of environmental health hazard, 2007).

Suhartono. (2014). Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan. Prosiding Seminar Nasional


Pertanian Organik (pp. 15-23). Semarang: Universitas Dipenogoro.
Gejala keracunan akut akibat organoklorin
menurut echobichon dalam Ruchirawat dan shank
• sakit kepala • Kehilangan berat badan
• mual • Nafsu makan berkurang
• lemah • Kurang darah
• tremor • Motor hipereksitabilitas
• pusing • Hyperreflexia, reaksi sistem saraf yang
• kejang otot berlebihan ketika menerima rangsangan
• rasa sakit menyeluruh • Insomnia
• Kehilangan kesadaran
• Epilepsi
Sulistyoningrum, S. (2008). Gangguan Kesehatan Akut Petani Pekerja Akibat Pestisida di Desa Kedung Rejo
Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Gejala yang Timbul Akibat Piretroid
• Paresthesia (Kebal, Kesemutan Pada Kulit)
• Eksitasi Saraf
• Tremor
• Konvulasi (Kejang Otot)
• Paralisis (Lumpuh Karena Gangguan Syaraf)
• Kematian
Sulistyoningrum, S. (2008). Gangguan Kesehatan Akut Petani Pekerja Akibat Pestisi
da di Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang. (Skripsi). Yog
yakarta: Universitas Sanata Dharma.
PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN
Pengendalian menurut Hirarki:

Eliminasi,
Pengendalian
subtitusi,
Teknik
reduksi

Pengendalian Penggunaan
Administratif APD
Pengendalian Eliminasi, Substitusi, Reduksi

Menggunakan predator alami serangga untuk membantu


1 mengurangi penggunaan insektisida.

Penggunaan insektisida dari bahan yang lebih ramah terhadap


2 lingkungan, mudah terurai, dan tidak bersifat reaktif terhadap manusia

Menggunakan insektisida dengan lethal dose yang tepat agar


3 penggunaan dapat dikurangi tanpa mengurangi efek toksisitasnya
terhadap serangga.

4 Menggunakan bio-pestisida yang ramah lingkungan tanpa


mengurangi efeknya, sepeti penggunaan minyak astiri, minyak serai,
dan juga ekstrak pohon tuba.
Pengendalian Teknik
1 Menyemprot dengan memperhatikan arah angin

2 Penyemprotan menggunakan mesin robot semi-automatis

3 Menggunakan alat penyemprot dengan selang/tangkai penyemprot


yang Panjang agar terhindar dari paparan
-
Pengendalian Administratif
1 Memperhatikan waktu yang tepat agar insektisida dapat membunuh
dengan tepat kepada sasaran dengan memperhatikan waktu
aktifitasnya
2 Memperhatikan penggunaan waktu jam/hari, hari/minggu, ataupun
hari/bulan dan disesuaikan dengan Batasan penggunaan yang
direkomendasikan

3 Membaca terlebih dahulu MSDS dan tata cara penggunaan


insektisida

4 Sosialisasi terkait bahaya insektisida dan bagaimana tata cara


penggunaannya yang baik agar terhindar dari gangguan kesehatan
Pengendalian APD
1 Memakai helmet dan masker moncong babi dalam penggunaan
insektisida.
2 Menggunakan sarung tangan dan boots tahan air dalam
penyemprotan

Menggunakan google glass untuk mencegah terjadinya paparan


3 masuk ke mata

Menggunakan baju lengan Panjang dan apron yang tahan air untuk
4 menghindari paparan bahan kimia ke tubuh penyemprot

Anda mungkin juga menyukai