Anda di halaman 1dari 8

UJI AKTIVITAS ENZIM ANTIOKSIDAN DARI ISOLAT PROTEIN

BUAH RUMBIA (METROXYLON SAGU ROTTB)

TUGAS AKHIR

DI SUSUN OLEH :

Risnawati (170106040)

Dosen Pembimbing : Apt. Anis Puji Rahayu M.Si

PROGAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit degeneratif atau PTM (Penyakit tidak menular) kini telah
mencapai proporsi epidemi global dan memicu kasus kematian yang lebih banyak
dibandingkan semua penyakit lainya. Menurut WHO, hampir 17 juta orang
meninggal tiap tahunnya akibat penyakit degeneratif. diperkirakan banyak negara
mengalami kerugian hingga miliar Dollar akibat penyakit degeneratif ini. Data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Indonesia mengalami peningkatan
dalam prevalansi penyakit tidak menular dan menjadi penyebab kematian tertinggi
masyarakat Indonesia. prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013)
menjadi 1,8 persen di 2018, Begitu pula dengan prevalensi stroke naik dari 7
persen menjadi 10,9 persen, sementara penyakit diabetes melitus naik dari 6,9
persen menjadi 8,5 persen dan hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1
persen.
Hal ini tidak terlepas dari perubahan pola hidup dan makin tingginya usia
harapan hidup masyarakat. Faktor-faktor risiko utama penyebab penyakit
degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik,
konsumsi rokok, serta meningkatnya stress akibat radikal bebas (Sandy Rama
Dhani, 2014). Radikal bebas memiliki elektron yang tidak berpasangan pada
lapisan terluarnya atau kehilangan elektron. Molekul yang tidak berpasangan
tersebut menjadi tidak stabil dan radikal, dalam mempertahankan kestabilannya
molekul ini selalu berusaha untuk mencari pasangan elektronnya dengan cara
mengambil elektron dari molekul disekitarnya (Khaira, 2010). Hal tersebut akibat
kurangnya antioksidan dalam tubuh, sehingga tidak mampu mengimbangi
terjadinya produk oksidasi setiap saat.
Antioksidan merupakan senyawa yang menghancurkan radikal
bebas/oksidan dalam tubuh, sehingga dapat mencegah reaksi oksidasi-reduksi
yang berbahaya (Shetti, 2009). Berdasarkan jenisnya antioksidan dibagi menjadi
antioksidan alami dan sintetik. Akhir-akhir ini penelitian tentang antioksidan
alami khususnya berasal dari tumbuhan semakin diminati karena antioksidan

2
alami mempunyai tingkat keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan
antioksidan sintetik (Wahyu Widowati, 2003)
Buah rumbia telah dilaporkan memiliki kandungan senyawa metabolit
sekunder yang berfungsi sebagai antioksidan. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh (Andini dkk, 2018) menunjukkan bahwa senyawa metabolit
sekunder yang terkandung pada buah rumbia adalah flavonoid dan tanin. Telah
diketahui ternyata flavonoid memiliki sejumlah kemampuan yaitu dapat
memerangkap menghambat pembentukan radikal bebas hidroksil, anion
superoksida, radikal peroksil, radikal alkoksil, singlet oksigen, hidrogen
peroksida (Miller, 2002). Sedangkan, tanin memiliki peranan biologis yang
kompleks mulai dari pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga
dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis (Hagerman, 2002).
Sistem antioksidan pada tumbuhan terdiri dari komponen enzim dan non
enzim. Sistem pertahanan antioksidatif melibatkan aktivitas berbagai enzim
antioksidatif (seperti CAT, APX, GR, SOD, GPX) dan senyawa antioksidan
(Panda & Choudhury 2005). Penggunaan enzim telah dilakukan oleh beberapa
peneliti yang diikuti seiring dengan meningkatnya perkembangan bioteknologi
sebagai salah satu alternatif untuk berbagai keperluan, misalnya bidang industri
dan pengobatan. Penggunaan enzim sebagai agen terapi mempunyai beberapa
keuntungan dibandingkan obat konvensional karena enzim mempunyai spesifitas
dan afinitas tinggi terhadap targetnya sehingga mengurangi toksisitasnya. selain
itu kemampuan katalitiknya memungkinkan enzim untuk mengubah senyawa
target menjadi produk yang diinginkan dalam waktu singkat sehingga
memungkinkan untuk penggunaan enzim dalam jumlah kecil. Perkembangan
teknologi DNA dan produksi protein rekombinan menjadi tonggak awal
pengembangan enzim sebagai agen terapi (Purwani, 2018)
Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui aktivitas enzim
antioksidan yang terkandung di dalam protein isolat buah rumbia dalam hal ini
parameter untuk mengetahui adanya aktivitas yaitu berdasarkan kemampuannya
menghambat reaksi yang dikatalis oleh O2*-

3
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Berapa kandungan protein total dalam ekstrak buah rumbia (rumbia
(Metroxylon sagu Rottb) ?
1.2.2 Apakah terdapat aktivitas enzim antioksidan dari isolat protein buah
rumbia rumbia (Metroxylon sagu Rottb) ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Menentukan kandungan protein total dalam buah rumbia (Metroxylon
sagu Rottb)
1.3.2 Menetapkan aktivitas enzim antioksidan dari isolat protein buah
rumbia (Metroxylon sagu Rottb)
1.4 Hipotesis
1.4.1 Hipotesis penelitian ini adalah terdapat protein dalam buah rumbia
(Metroxylon sagu Rottb) yang memiliki aktivitas enzim antioksidan
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Dapat memberikan informasi kandungan protein dan aktivitas enzim
antioksidan dalam isolat protein buah rumbia sebagai acuan atau
tinjauan pustaka untuk penelitian selanjutnya

4
DAFTAR PUSTAKA

Hagerman, A. E., 2011. The Tannin Handbook. Departemen of Chemistry and


Biochemistry.
Khaira, K., 2010. Menangkal Radikal Bebas Dengan Anti-oksidan. Jurnal
Sainstek, 2(2), pp. 183-187.
Miller, A., 2002. Antioxidant Flavonoid Structure Function and Clinical Usage.
Alternative Medicine Review, 1(2), pp. 103-107.
Panda, S. S., 2005. Changes in nitrate reductase activity and oxidative stress
response in the moss Polytrichum commune subjected to chromium,
copper and zink phytotoxicity. Brazilia Journal of Plant Physiology, 17(2), pp.
191-197.
Purwani, N. N., 2018. Enzim : Aplikasi di Bidang Kesehatan Sebagai Agen
Terapi. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 9(2), pp. 168-176.
Sandy Rama Dhani, Y. Y., 2014. Rancang Bangun Sistem Pakar Untuk
Mendiagnosa Penyakit Degeneratif. Jurnal Manajemen Informatika,
03(02), pp. 17-25.
Wahyu Widowati, R. S. R. R. M. S., 2003. Penapisan Aktivitas Superoksida
Dismutase pada Berbagai Tanaman. JKM, 5(1).

5
LAMPIRAN REVISI 1

6
7
8

Anda mungkin juga menyukai