Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sains Kimia (Suplemen)

Vol 9, No.3, 2005: 49-55

EFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK


BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA

Minto Supeno
Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Sumatera Utara
Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155

Intisari

Penelitian tentang efek penambahan bentonit dan perekat terhadap sifat mekanik dan kalor bakar dari
briket arang tempurung kelapa telah dilakukan. Perekat yang digunakan adalah water glass dengan variasi
bobot perekat 2, 4, 6, 8, 10 gram dan variasi bentonit 1, 2, 3, 4, 5, gram. Hasil penelitian menunjukkan
briket arang yang telah dikeringkan dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Bentonit mempunyai
pengaruh yang baik terhadap sifat mekanik yaitu menaikkan nilai kuat tekan, sebaliknya dapat
menurunkan nilai kalor bakar. Kondisi briket arang yang terbaik adalah pada pada bobot perekat 1 gram
tanpa penambahan bentonit dengan nilai kalor 8025,26 kal/g, sedangkan nilai kuat tekannya adalah pada
bobot perekat 10 gram dan bobot bentonit 5 gram yang nilainya 55,15 kg/cm2. Nilai tersebut sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Kata kunci: Bentonit, briket.

PENDAHULUAN untuk bahan adsorbsi gas dan uap maupun


larutan dalam bidang industri3.
Indonesia merupakan negara yang kaya Arang briket merupakan arang yang
akan tanaman kelapa. Kelapa dapat memberikan berbentuk padat yang terbuat dari arang atau
keuntungan besar karena dikenal sebagai serbuk arang yang direkatkan kemudian
tanaman serba guna di mana semua bagian dimampatkan sambil dipanaskan baru
tanaman kelapa dari daun hingga akar dapat selanjutnya diarangkan4. Arang yang berbentuk
dipakai untuk berbagai keperluan. padat, sifat fisikanya meningkat misalnya
Tempurung kelapa merupakan salah kerapatan, kebersihan, disukai oleh konsumen
satu bagian dari buah kelapa dengan persentase yang menginginkan arang dengan kualitas yang
17% dari buah kelapa yang berumur 12 bulan 1. tinggi dan sesuai dengan tujuan ekspor.
Dapat diamati bahwa tempurung kelapa Bentonit merupakan lempung yang
memiliki jumlah yang berlimpah dan mudah dapat digunakan sebagai bahan pemucat,
diperoleh di pasar-pasar tradisional bahkan penukar ion, pengisi dan perekat5. Sehingga
banyak yang menjadi limbah. Jika limbah tidak bentonit dapat digunakan untuk menutupi pori-
diolah dan dibiarkan menumpuk atau dibakar pori antar karbon sehingga dengan penambahan
dapat menimbulkan hal yang negatif terhadap perekat akan menambah sifat fisik briket.
lingkungan. Salah satu usaha adalah Bentonit juga mempunyai titik lebur yang tinggi
memamfaatkan limbah menjadi produk yang yang dapat menahan panas5, sehingga dengan
memiliki nilai tambah dengan teknologi aplikasi penambahan bentonit akan meningkatkan
dan kerakyatan2. kualitas briket. Berdasarkan uraian di atas, maka
Tempurung kelapa yang terdiri dari peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
lignin, selulosa, pentosa dan garam-garam tentang efek bentonit terhadap briket arang yang
kalium bahkan mengadung silikat memiliki dipakai sebagai bahan bakar alternatif pengganti
keunggulan dari bahan kayu disamping energi minyak bumi.
memiliki kadar air yang rendah1. Biasanya
dimamfaatkan sebagai bahan bakar dalam
bentuk arang tempurung, sebagai arang aktif
50
Efek penambahan bentonit terhadap sifat mekanik briket
(Minto Supeno)

METODOLOGI PENELITIAN Ditimbang contoh uji briket arang


Alat sebanyak 0,15 gram, dimasukkan ke dalam
Peralatan yang digunakan adalah: drum cawan silika, kemudian disiapkan kawat untuk
pembakar, furnace 1000C, alat cetak briket, penyala dengan menggulungnya, kedua
ayakan 40 mesh, oven, hot plate, termometer, ujungnya dihubungkan dengan batang-batang
neraca analitis, desikator, alat-alat gelas, yang terdapat pada bom dan bagian kawat
seperangkat alat uji kuat tekan, seperangkat alat disentuhkan pada bagian briket arang yang akan
uji nilai kalor dan SEM. diuji kemudian ditutup rapat. Bom diisi dengan
oksigen perlahan-lahan sampai tekanan 30
Bahan atmosfir. Kemudian dimasukkan ke dalam
Arang tempurung kelapa, water glass, kalorimeter yang telah diisi air sebanyak 1250
bentonit dan air. ml, lalu ditutup dengan lkalorimeter dengan
penutupnya. Dihidupkan pengaduk air
Prosedur Penelitian: pendingin selama 5 menit sebelum penyala
1. Penyediaan arang dari tempurung dilakukan, lalu dicatat temperatutr air
kelapa pendingin. Kemudian kawat dinyalakan dengan
Tempurung kelapa yang sudah menekan tombol yang paling kanan. Air
dipotong-potong kecil, dikeringkan dimasukkan pendingin terus diaduk selama 5 menit setelah
ke dalam drum pembakaran. Api dinyalakan, penyalaan berlangsung, kemudian dicatat
lubang-lubang udara dibiarkan terbuka. Jika temperatur akhir pendingin. Dari hasil
terbentuk asap berwarna kuning dan tebal, pengukuran perubahan temperatur pendingin,

Nilai kalor (kal/g) = (T2 – T1 - ΔT) x Cv x 0,239


sebaiknya tungku ditutup untuk menghindari nilai kalor dapat dihitung dengan rumus berikut:
oksigen yang masuk sehingga hasil arang yang
didapat baik, jika sudah terbentuk asap kal
berwarna biru artinya pengarangan selesai. T1 = Suhu air pendingin sebelum penyalaan
Drum dibalik dan arang yang terbentuk (0C)
dihaluskan/digiling lalu diayak dengan T2 = Suhu air pendingin setelah penyalaan
menggunakan ayakan yang berukuran 40 mesh. (0C)
Cv = Kalor jenis bom kalorimeter
(76531,42 J/gram0C)
ΔT = Kenaikan suhu akibat kawat penyala
2. Penyediaan perekat water glass
(Na2SiO3)
Dibuat perekat water glass dengan (0,050C)
bobot 2 gram, lalu dilarutkan dalam 15 ml air,
dimasak dan diaduk sampai terbentuk gel. 5. Pengujian Briket Arang Melalui
Dilakukan hal yang sama untuk pembuatan Pengukuran Kuat Tekan
perekat waterglass dengan bobot 4, 6, 8, dan 10 Disiapkan benda uji dengan ukuran 7,5 cm
gram. x 1,5 cm x 1,5 cm (panjang x lebar x tinggi)
kemudian diletakkan pada penyangga denagn
3. Pembuatan briket arang dengan perekat jarak tumpu 7 cam dan diberi beban 100 kg
Arang yang diperoleh dengan ukuran dengan kecepatan 100 mm/menit dan dicatat
40 mesh ditimbang masing-masing dengan data yang tertera pada layar monitor (display).
bobot 30 gram sebanyak 5 bagian. Satu bagian Dari nilai beban patah yang diperoleh, maka
dicampur dengan bentonit (Al2O3. SiO2.H2O) kuat tekan ditentukan dengan rumus:
dengan bobot 1 gram menggunakan alat
pengaduk. Campuran tersebut dicampur dengan Kuat tekan = 3PL (kg/cm2)
perekat water glass dengan bobot perekat 2 2b
2
gram dan diaduk hingga merata. Campuran
arang, bentonit dan perekat dimasukkan ke P = beban patah/load maksimum (kg)
dalam alat cetak dan ditekan dengan alat L = jarak tumpu (cm)
penekan. Lalu briket arang dikeringkan. b = lebar benda uji (cm)
Diulang perlakuan yang sama untuk 4 bagian d = tebal benda uji (cm)
yang lain dengan bobot perekat 4, 6, 8, 10 gram
dan bobot bentonit 1, 2, 3, 4 dan 5 gram. Setiap HASIL DAN PEMBAHASAN
bagian dilakukan 3 kali perlakuan
1. Nilai kalor
4. Pengujian Briket Arang Melalui Hasil pengukuran nilai kalor briket
Pengukuran Kalor Bakar arang diperoleh data yang tertera pada tabel 1,
dengan mengolahnya lebih lanjut menggunakan
51
Jurnal Sains Kimia (Suplemen)
Vol 9, No.3, 2005: 49-55

daftar ANAVA menghasilkan tabel sidik ragam


tertera pada tabel 2.
Dari tabel sidik ragam (tabel 2), 8500

8000
diketahui bahwa faktor bobot perekat; Fhitung >

Nilai Kalor (kal/g)


7500
F0,01, yaitu 280,52 > 7,01. Menunjukkan bahwa 7000
hipotesa nol ditolak dan hipotesa alternatif 6500
diterima pada taraf signifikan 1%, berarti bahwa 6000
bobot perekat mempunyai pengaruh yang nyata 5500

terhadap nilai kalor briket arang dari ketiga 5000


0 2 4 6 8 10
puluh jenis perlakuan dari variasi bobot perekat
Bobot Perekat (g)
dan bobot bentonit. Untuk taraf faktor bobot
bentonit, Fhitung > F0,01,yaitu 309,77 > 3,34. B0 B1 B2 B3 B4 B5

Menunjukkan bahwa hipotesa nol ditolak dan


hipotesa alternatif diterima pada taraf signifikan Gambar 1.Grafik Nilai Kalor Briket Arang
1%, berarti bahwa bobot bentonit mempunyai Terhadap Bobot Perekat Dengan
pengaruh yang nyata terhadap nilai kalor briket Bobot Bentonit Yang Berbeda.
arang dari ketiga puluh jenis perlakuan dari
variasi bobot perekat dan bobot bentonit. Untuk Pada gambar 1 menunjukkan besarnya nilai
taraf faktor interaksi antara bobot perekat dan kalor berhubungan dengan bobot perekat dan
bobot bentonit, Fhitung > F0,01, yaitu 3,97 > 2,72. bobot bentonit. Semakin rendah bobot perekat
Menunjukkan bahwa hipotesa nol ditolak dan akan menyebabkan meningkatnya nilai kalor.
hipotesa alternatif diterima pada taraf signifikan Hal ini disebabkan kadar abu yang terkandung
1%, berarti bahwa ada interaksi yang nyata dalam perekat water glass mempengaruhi nilai
antara bobot perekat dan bobot bentonit kalor briket itu sendiri. Semakin rendah bobot
terhadap nilai kalor briket arang dari ketiga perekat maka semakin rendah pula kadar abu
puluh jenis perlakuan dari variasi bobot perekat yang terkandung
dan bobot bentonit.

Tabel 1. Data Hasil Perhitungan Nilai Kalor

Bobot Perekat
Bobot 2g 4g 6g 8g 10 g
Bentonit Nilai Kalor Nilai kalor Nilai Kalor Nilai Kalor Nilai Kalor
(Kal/g) (Kal/g) (kal/g) (kal/g) (kal/g)
7908,11 7908,11 7205,16 6853,70 6853,70
------ 8083,84 7732,37 7205,16 7205,16 6853,70
8083,84 8083,84 7732,37 7029,43 7029,43
Total 24075,79 23724,32 22142,69 21088,29 20736,83
Rataan 8025,26 7908,11 7380,90 7029,43 6912,28
7708,11 7732,37 7205,16 7029,43 6677,96
1g 7908,11 7732,37 7205,16 7205,16 6853,70
8083,84 7908,11 7380,90 7029,43 6677,96
Total 23700,06 23372,85 21791,22 21264,02 20209,62
Rataan 7900,02 7790,95 7263,74 7088,01 6736,54
7732,37 7380,90 7029,16 6853,70 6502,22
2g 7556,64 7205,16 7205,16 7029,43 6502,22
7380,90 7380,90 7205,16 7029,43 6326,49
Total 22669,91 21966,96 21439,48 20912,56 19330,93
Rataan 7556,64 7322,32 7146,49 6970,85 6443,64
7556,64 7205,16 6853,70 6677,96 6150,75
3g 7380,90 7205,16 7205,16 6677,96 6150,75
7380,90 7029,43 6853,70 6502,22 6150,75
Total 22318,44 21439,75 20912,56 19858,18 18452,25
Rataan 7439,48 7146,58 6970,85 6619,38 6150,75
7029,43 6853,70 6326,49 6150,75 5623,54
4g
7205,16 6853,70 6150,75 5799,28 5623,54
52
Efek penambahan bentonit terhadap sifat mekanik briket
(Minto Supeno)

Bobot Perekat
Bobot 2g 4g 6g 8g 10 g
Bentonit Nilai Kalor Nilai kalor Nilai Kalor Nilai Kalor Nilai Kalor
(Kal/g) (Kal/g) (kal/g) (kal/g) (kal/g)
6853,70 6502,22 6326,49 5675,02 5623,54
Total 21088,29 20209,62 18803,73 17625,05 16870,62
Rataan 7029,43 6736,54 6267,91 5875,02 5623,54
6677,96 6326,49 5975,02 5623,54 5447,81
5g 6502,22 6326,49 5975,02 5447,81 5272,07
6326,49 6150,75 5799,28 5272,07 5272,07
Total 19506,67 18803,73 17749,32 16343,42 15991,95
Rataan 6502,22 6267,91 5916,44 5447,81 5330,65

Tabel 2. Data Hasil Perhitungan ANAVA Nilai Kalor

SK DB JK KT F hit F 0,05 F 0,01


Blok 2 26518,27 12359,137
Perekat ( P) 4 17488260,55 4372065,137 280,520 ** 3,84 7,01
Galat (p) 8 124684,62 15585,578
Bentonit (B) 5 28232564 5646512,830 309,770 ** 2,37 3,34
PxB 9 652778,381 72530,931 3,979 ** 2,04 2,72
Galat (b) 61 1111912,080 18228,067
Total 89 47636718,051

Keterangan: Fk = 4194291302,41
KK (p) = 1,83%
KK (b) = 1,98%
tn = tidak nyata
** = sangat nyata

Pada gambar 1 menunjukkan besarnya nilai kalor briket arang. Pada bobot perekat 2
nilai kalor berhubungan dengan bobot perekat gram nilai kalor semakin meningkat dengan
dan bobot bentonit. Semakin rendah bobot berkurangnya bobot bentonit yaitu pada bobot
perekat akan menyebabkan meningkatnya nilai bentonit 5, 4, 3, 2, 1 gram sampai tanpa
kalor. Hal ini disebabkan kadar abu yang penambahan bentonit. Kondisi nilai kalor briket
terkandung dalam perekat water glass arang tertinggi adalah pada bobot perekat 2
mempengaruhi nilai kalor briket itu sendiri. gram tanpa penambahan bentonit pada arang
Semakin rendah bobot perekat maka semakin tersebut. Berdasarkan standar kualitas briket
rendah pula kadar abu yang terkandung dalam arang yang terlihat pada tabel 5. Maka nilai
perekat tersebut. Ini berarati bahwa kadar zat kalor yang diperoleh briket arang dari
mudah menguap semakin rendah dan nilai tempurung kelapa rata-rata di atas standar SNI,
kalornya semakin besar. Sebaliknya semakin Jepang, USA, dan Inggris. Hal ini dapat
besar bobot perekat yang digunakan, kadar zat digunakan sebagai bahan bakar alternatif
mudah menguap cenderung semakin besar pengganti bahan bakar minyak bumi dan batu
sehingga nilai kalor briket arang akan bara yang semakin menipis persediaannya.
berkurang. Bobot bentonit mempunyai
pengaruh terhadap nilai kalor briket arang, 2. Kuat tekan
semakin besar bobot bentonit yang digunakan Dari hasil pengukuran kuat tekan briket
maka nilai kalor dari briket arang juga semakin arang diperoleh data yang tertera pada tabel 3,
kecil, sebaliknya bobot bentonit yang digunakan dengan mengolahnya lebih lanjut menggunakan
semakin kecil menyebabkan nilai kalor briket daftar ANAVA menghasilkan tabel sidik ragam
arang semakin besar. Bentonit dapat yang tertera pada tabel 4.
menurunkan nilai kalor disebabkan bentonit Dari daftar sidik ragam (tabel 4)
yang berupa clay tidak mempunyai unsur diketahui bahwa untuk taraf bobot perekat;
hidrokarbon sehingga waktu pembakaran tidak Fhitung > F0,01 ; yaitu 235,32 > 7,01.
menghasilkan kalor sehingga tidak menambah Menunjukkan bahwa hipotesa nol ditolak dan

53
Jurnal Sains Kimia (Suplemen)
Vol 9, No.3, 2005: 49-55

hipotesa alternatif diterima pada taraf signifikan arang. Di mana dapat dilihat, nilai kuat tekan
1%, berarti bahwa bobot perekat mempunyai briket arang semakin tinggi dengan
pengaruh yang nyata terhadap nilai kuat tekan bertambahnya bobot perekat dan bobot bentonit.
briket arang dari ketiga puluh jenis perlakuan Proses pencampuran arang dengan perekat
dari variasi bobot perekat dan bobot bentonit. berpengaruh terhadap kuat tekan briket arang
Untuk taraf faktor bobot bentonit; Fhitung > F0,01 ; yang dihasilkan. Semakin merata pencampuran
yaitu 21,61 > 3,34. Menunjukkan bahwa semakin tinggi pula kuat tekannya. Bentonit
hipotesa nol ditolak dan hipotesa alternatif berguna untuk menutupi pori pori antar karbon
diterima pada taraf signifikan 1%, yang berarti sehingga interaksi antar karbon-bentonit dengan
bahwa bobot bentonit mempunyai pengaruh perekat semakin kuat, hal ini menunjukkan nilai
yang nyata terhadap nilai kuat tekan briket kuat tekannya semakin meningkat maka briket
arang dari ketiga puluh jenis perlakuan dari arang yang dihasilkan tahan lama waktu
variasi bobot perekat dan bobot bentonit. Untuk pembakaran. Ukuran partikel arang pada
taraf faktor interaksi bobot perekat dan bobot umumnya berpengaruh terhadap sifat fisik dan
bentonit; Fhitung > F0,01; yaitu 3,25 > 2,72. mekanik briket arang. Kekuatan briket arang
Menunjukkan bahwa hipotesa nol ditolak dan ditentukan oleh ukuran pertikel. Ukuran partikel
hipotesa alternatif diterima pada taraf signifikan terlalu halus akan berakibat kekuatan briket
1%, yang berarti bahwa ada interaksi yang nyata kurang kuat, karena akan diperoleh luas
antara bobot perekat dan bobot bentonit permukaan yang semakin besar sehingga
terhadap nilai kuat tekan briket arang dari ketiga membutuhkan bahan pengikat dalam jumlah
puluh jenis perlakuan dari variasi bobot perekat besar6. Hal ini berarti bahwa pencampuran
dan bobot bentonit. serbuk arang yang lebih halus dari 40 mesh
. dapat dilakukan asal proporsinya tidak lebih
60
dari 30 persen volume7. Ukuran partikel arang
yang ideal untuk pembuatan briket arang adalah
Nilai Kuat Tekan (kg/cm2)

50
20-40 mesh, maka peneliti menggunakan
40 ukuran pertikel arang 40 mesh secara seragam6.
30 Kuat tekan briket arang sangat penting untuk
20
mengetahui seberapa besar daya tahan briket
arang yang berpengaruh pada saat pengemasan,
10
pengangkutan dan pemasarannya karena briket
0
arang yang mempunya kuat tekan yang tinggi
0 2 4 6 8 10

Perekat
akan menunjukkan briket arang tersebut tidak
mudah pecah dan tahan lama sewaktu
B0 B1 B2 B3 B4 B5 pembakaran. Kondisi paling baik kuat tekan
briket arang adalah pada bobot perekat 10 gram
Gambar 2. Grafik Nilai Kuat Tekan Briket dengan bobot bentonit 5 gram yang nilainya
ArangTerhadap Bobot Perekat 55,15 kg/cm2. Kondisi paling baik ini dapat
Dengan Bobot Bentonit Yang dilihat pada tabel 5. Berdasarkan standar
Berbeda. kualitas briket arang pada tabel 8, maka nilai
kuat tekan yang diperoleh briket arang dari
Gambar 2 menunjukkan bahwa bobot tempurung
perekat dan bobot bentonit mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap kuat tekan briket

Tabel 3. Data Hasil Perhitungan Kuat Tekan

Bobot Perekat
Bobot 2g 4g 6g 8g 10 g
Bentonit Kuat Tekan Kuat Tekan Kuat Tekan Kuat Tekan Kuat Tekan
(kg/cm2 (kg/cm2 (kg/cm2 (kg/cm2 (kg/cm2
4,45 2,45 19,16 17,76 30,64
------ 3,70 2,98 13,97 22,33 31,11
2,64 7,37 22,15 21,00 37,73
Total 10,79 12,80 55,28 61,09 99,48
Rataan 3,60 4,27 18,43 20,36 33,16
1g 5,75 4,32 22,61 15,02 28,46

54
Efek penambahan bentonit terhadap sifat mekanik briket
(Minto Supeno)

Bobot Perekat
Bobot 2g 4g 6g 8g 10 g
Bentonit Kuat Tekan Kuat Tekan Kuat Tekan Kuat Tekan Kuat Tekan
(kg/cm2 (kg/cm2 (kg/cm2 (kg/cm2 (kg/cm2
3,05 10,11 24,61 22,58 36,55
9,86 5,57 16,67 32,20 36,92
Total 18,66 20,00 63,89 69,80 101,93
Rataan 6,22 6,67 21,30 23,27 33,98
7,34 14,21 28,59 38,88 43,02
2g 8,02 10,11 22,89 25,91 44,36
5,66 2,58 17,01 19,22 34,75
Total 21,02 26,90 68,49 84,01 122,13
Rataan 7,01 8,97 22,83 28,00 40,71
13,53 21,09 26,97 44,08 50,74
3g 10,14 4,07 25,35 35,34 48,37
2,76 3,95 26,10 27,56 50,21
Total 26,43 29,11 78,42 106,98 149,32
Rataan 8,81 9,70 26,14 35,66 49,77
8,49 16,36 31,45 35,37 49,56
4g 13,00 7,00 32,20 41,22 53,60
8,03 8,65 25,39 42,81 51,90
Total 29,52 32,01 89,04 119,40 155,06
Rataan 9,84 10,67 29,68 39,80 51,69
9,02 14,77 28,84 31,95 54,53
5g 16,42 12,94 25,97 46,45 53,76
6,63 11,73 37,33 47,00 57,15
Total 32,07 39,44 92,14 125,40 165,44
Rataan 10,69 13,15 30,71 41,40 55,15

Tabel 4. Data Hasil Perhitungan ANAVA Kuat Tekan

SK DB JK KT F hit F 0,05 F 0,01


Blok 2 29,71 14,855
Perekat ( P) 4 17131,18 4282,795 235,320 ** 3,84 7,01
Galat (p) 8 145,60 18,200
Bentonit (B) 5 2458,198 491,640 21,606 ** 2,37 3,34
PxB 9 666,664 74,074 3,255 ** 2,04 2,72
Galat (b) 61 1388,053 22,755
Total 89 21819,053
Keterangan: Fk = 49282,74
KK (p) = 18,23%
KK (b) = 20,39%
tn = tidak nyata
** = sangat nyata

Tabel 5. Data Hasil Pengamatan Kondisi Paling Kalor 26 bentonit


Baik Briket Arang Tempurung Uji Kuat
Kelapa 55,15 10 g 5g
Tekan

Bobot
Karakteris Bobot
Nilai Perek
tik Bentonit
at
Uji Nilai 8025, 2g Tanpa

55
Jurnal Sains Kimia (Suplemen)
Vol 9, No.3, 2005: 49-55

Tabel 6. Standar Kualitas Briket Arang

Jenis Uji Satuan SNI USA


1. Nilai kalori Kal/g Min 6230
2. Kuat tekan Kg/cm2 5500 62
3. Kadar air % Min 6 6,5
4. Kadar abu % Max 7,5 8,3
5. Zat terbang % 14,20 19 – 28
6. Kadarkarbon % max 15 60
terikat --

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah


dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1) Bentonit mempunyai pengaruh yang besar
2) terhadap sifat mekanik dan kalor bakar.
Semakin besar penambahan bobot bentonit,
maka sifat mekanik briket arang semakin
tinggi sebaliknya menghasilkan nilai kalor
yang rendah. Semakin besar sifat mekanik
maka kerapatan antar partikel arang-
bentonit semakin kuat sehingga
menghasilkan kalor yang konstan.
3) Kondisi yang terbaik adalah pada
penambahan bobot perekat 2 gram tanpa
penambahan bentonit yang nilai kalornya
8025,26 kal/g dan nilai kuat tekannya
adalah pada penambahan bobot perekat 10
gram dengan bobot bentonit 5 gram yang
nilainya adalah 55,15 kg/cm2.

DAFTAR PUSTAKA

Setyamidjaja, D., Bertanam Kelapa, edisi III,


Kanisius, Yogyakarta, (1991)
Pari, G., Teknologi Alternatif Pamanfaatan
Limbah Industri Pengolahan Kayu,
Makalah Falsafah Sains, Jakarta, (2002)
Sukamto, Upaya Meningkatkan Produksi
Kelapa, Penebar Swadaya, Jakarta,
(2001)
Sembiring, M.T, dan Tuti, S.S., Arang Aktif,
Pengenalan dan Proses Pembuatannya,
Karya Tulis, Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknik USU, Medan, (1990)
Brady, G., Material Hand Book, Twelf edition,
MC Graw Hill Book Company, New
York, (1986)
Suganal dan Yuyun, B., Briket Batubara
Ombilin, pertambangan dan Energi No.2,
Jakarta, (1992)
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, Pedoman Teknis Pembuatan
Briket Arang, Departemen Kehutanan,
No.3, (1994)

56

Anda mungkin juga menyukai