PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
d. Proses transisi
e. Proses sintering
f. Proses pendinginan
Sistem SP terdiri dari 4 stage cyclone yang berhubungan satu sama lain
secara bertingkat. Raw meal mengalami pemanasan secara berulang di
sepanjang tingkat cyclone dan material akan turun secara terpisah dari gas
panas dengan bantuan gaya tangensial. Gas panas akan keluar karena hisapan
SP fan. Gas panas ini digunakan kembali untuk proses pengeringan dan
penggilingan di raw mill section.
Raw meal yang keluar dari SP menjadi hot meal, masuk ke kiln, dan
mengalir di sepanjang kiln berdasarkan gaya gravitasi. Hot meal memasuki
kiln pada suhu 900 1000 C melalui kiln inlet hood. Di dalam rotary kiln,
terjadi kontak antara gas panas dan material secara kontinu dengan arah
counter-current sehingga terjadi reaksi dan perpindahan panas yang
menyebabkan terjadinya perubahan fisis dan kimia material sepanjang kiln
menjadi hasil akhir berupa clinker. Proses pembentukan clinker berlangsung
pada suhu tinggi. Oleh karena itu, dinding rotary kiln harus dilapisi dengan batu
bata tahan api dengan tujuan untuk mengurangi beban panas kiln shell dan
sebagai isolator panas untuk mengurangi kehilangan panas akibat radiasi dan
konveksi.
Clinker yang keluar dari rotary kiln mengalami pendinginan awal dalam
kiln yaitu pada cooling zone dari 1450 C menjadi 1100 1200 C. Pada proses
pendinginan dalam kiln, fase cair mengkristal kembali membentuk C3S dan
C4AF. Selanjutnya pendinginan dilakukan dalam air quenching cooler. Clinker
harus didinginkan secara cepat sebelum masuk ke dalam unit penggilingan
akhir. Hal ini disebabkan oleh hal-hal berikut:
Pada dasarnya yang terjadi adalah proses pembuatan semen dengan bahan
baku limestone, sandy clay, dan iron sand berdasarkan pada reaksi disosiasi dan
sintesa secara molekuler.
Reaksi disosiasi:
Reaksi sintesa:
1 Suspension preheater
2 Rotary kiln
Dengan mengitung neraca massa suatu alat dari data-data yang telah
diketahui maka selanjutnya kita dapa mengetahui efisiensi dari alat tersebut.
1 Data primer
Data ini diperoleh dari Departemen Produksi Plant 1-2 berupa Daily
report Operation pada tanggal 10 April 2013. Adapun data yang
digunakan meliputi data-data sebagai berikut:
2 Data Sekunder
Data ini diperoleh dari literatur dan studi pustaka yang meliputi:
c Densitas udara
BAB III
METODOLOGI PENYELESAIAN MASALAH
Senyawa A B C D
SiO2 10,87 0,008712 0 -241200
Al2O3 22,08 0,008971 0 -522500
Fe2O3 24,72 0,016040 0 -423400
CaCO3 19,68 0,011890 0 -307600
MgCO3 16,9 0 0 0
CaO 10 0,00484 0 -10800
MgO 10,86 0,001197 0 -208700
Senyawa A B C D
Udara 3,355 0,575 0 -0,016
M 7 = Udara pendorong
coal
M3
M 3 = Klinker panas
3.2.2. Perhitungan Neraca Panas
Q8
Q1 Q2
ROTARY KILN
Keterangan : Q3
Q1 = Panas dari raw meal keluar Suspension Preheater
Q2 =Panas dari produk klinker
Q3 = Panas gas hasil pembakaran kiln
Q4 = Panas dari umpan batubara di Kiln
Q5 =Panas udara primer
Q6 =Panas dari udara sekunder
Q7 =Panas dari udara pendorong coal di Kiln