Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL KERJA PRAKTIK

SISTEM KERJA RADAR SENSOR SEBAGAI PENAMBAH


EFISIENSI PENDINGINAN CLINKER PADA CLINKER COOLER
DI PT HOLCIM INDONESIA TBK CILACAP PLANT

OLEH :
YOGO PRATIKNYO
(H1C012017)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
PURBALINGGA
2014

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semen merupakan salah satu material penting dalam pembangunan fisik lingkungan.
Pembangunan fisik yang dimaksud di sini adalah pembangunan rumah tempat tinggal dan
infrastruktur-infrastruktur, di antaranya adalah jembatan, gedung pemerintah, pelabuhan,
stasiun dan fasilitas-fasilitas lainnya yang bersifat publik ataupun pribadi. Penggunaan
semen merupakan hal yang hampir selalu dilakukan dalam kegiatan pembangunan tersebut.
Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa semen merupakan komoditas penting dalam
pembangunan fisik sebuah lingkungan.
Secara garis besar, pembuatan semen dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu tahap
penambangan bahan baku dan tahap pencampuran bahan-bahan yang disertai proses
kimiawi. Tahapan-tahapan tersebut khususnya tahap pencampuran bahan bakumemerlukan berbagai sistem kendali untuk menjamin keberhasilan setiap proses. Selain itu,
sistem kendali yang ada juga berfungsi untuk mengamati hasil dari setiap proses. Berangkat
dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sistem kendali merupakan bagian penting
dalam proses produksi, dan perlu dipelajari.
Salah satu sistem kendali dalam produksi semen terdapat pada clinker cooler. Bagian
ini berfungsi sebagai pendingin clinker yang telah malalui proses pembakaran pada rotary
kiln. Proses pendinginan clinker ini harus dilakukan seefektif mungkin, sehingga diperlukan
perangkat yang dapat mengukur ketebalan clinker bed. Perangkat pengukur yang digunakan
haruslah memiliki ketahanan terhadap keadaan lingkungan yang ekstrim, karena suhu dalam
grate cooler dapat mencapai 1000 oC.
Mengingat pentingnya perangkat pengukur ketebalan clinker bed tersebut, maka dirasa
penting untuk mempelajari sistem kendali pada clinker cooler. Efektivitas pendinginan
clinker merupakan parameter utama pada sistem ini, sehingga pembelajaran tentang sistem
kerja, komponen-komponen penyusun dan troubleshooting akan memberikan manfaat yang
besar terkait dengan sistem pendingin clinker ini.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kajian dalam kerja praktik ini adalah :
a. Mengetahui tahapan-tahapan proses produksi semen di PT Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap Plant.
1

b. Mengetahui sistem kendali yang ada pada proses produksi semen di PT Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap Plant secara umum.
c. Mengetahui perilaku dan detail sistem kendali clinker cooler yang ada pada proses
produksi semen di PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Plant.
d. Mengetahui fungsi khusus dari radar sensor dalam sistem kendali clinker cooler.
1.3 Tujuan
Kerja praktik yang dilakukan di PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Plant ini bertujuan
antara lain untuk:
a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1 Program Studi
Teknik Elektro Jurusan Teknik Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman.
b. Mempelajari tahapan-tahapan proses produksi semen.
c. Mempelajari perilaku dan detail sistem kendali clinker cooler yang ada pada proses
produksi semen.
d. Mengetahui secara khusus fungsi dari radar sensor dalam sistem kendali clinker
cooler.
1.4 Manfaat
Manfaat dari kerja praktik ini adalah
1.4.1 Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman kerja di PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Plant.
b. Memperoleh pengetahuan mengenai sistem kendali clinker cooler pada
proses produksi semen dan fungsinya dalam keseluruhan sistem produksi.
c. Sebagai salah satu persyaratan penyelesaian studi pada program studi Teknik
Elektro Universitas Jenderal Soedirman.
d. Mengetahui penerapan teori yang diperoleh di bangku perkuliahan pada
dunia kerja.
1.4.2 Bagi Universitas
a. Menjalin dan mempererat kerja sama dalam bidang teknologi antara
Universitas Jenderal Soedirman dengan PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
Plant.
1.4.3 Bagi Perusahaan
a. Mengenalkan perusahaan kepada masyarakat melalui kerja sama antara
pihak perusahaan dengan perguruan tinggi.
b. Membantu program pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia
yang lebih berkualitas dan berkompeten
2

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Semen
Semen adalah suatu campuran senyawa kimia yang bersifat hidrolis, artinya jika
dicampur dengan air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahan-bahan lain menjadi satu
kesatuan massa yang dapat memadar dan mengeras. Secara umum, semen dapat
didefinisikan sebagai bahan perekat yang dapat merekatkan bagian-bagian benda padat
menjadi bentuk yang kuat, kompak dan keras.
2.2 Proses Produksi Semen
Pembuatan semen membutuhkan beberapa material baku, di antaranya adalah
limestone (batu kapur), clay (tanah liat), silica (pasir silika) dan iron ore (pasir besi).
Seluruh material tersebut disimpan di stockpile yang berbeda-beda. Material
ditransportasikan ke weigh feeder (penimbang) untuk memperoleh proporsi yang sesuai.
Proses selanjutnya pengeringan dan penggilingan secara bersama kemudian diseparasi di
dalam raw mi11. Produk dari raw mill disebut raw meal. Raw meal dihomogenisasi di
dalam blending silo (tempat penyimpanan raw meal). Setelah itu raw meal dimasukkan
ke dalam suspension preheater untuk pemanasan awal hingga mencapai suhu 800 C,
material yang telah melewati preheater disebut kiln feed. Selanjutnya kiln feed memasuki
kiln. Di dalam kiln, material dibakar sampai suhu 1450 C.
Produk dari kiln disebut clinker (klinker). Klinker didinginkan di dalam grate
cooler (pendingin) dengan menggunakan udara luar yang dihembuskan menggunakan
fan. Suhu klinker diturunkan sampai 120 C dan bentuknya seperti gumpalan batuan
kecil. Setelah melewati grate cooler, klinker diangkut menuju clinker silo. Dari clinker
silo, klinker ditransportasikan ke finish mill, setelah itu klinker digiling di dalam pregrinder, kemudian masuk ke ball mill untuk digiling lagi dengan gypsum dan bahan
additif lainnnya.
Produk dari finish mill ini disebut dengan semen. Semen ditranspotasikan ke cement
silo (tempat penyimpanan semen) melalui air slide. Dari cement silo kemudian semen
dikemas dengan packer machine dengan berat setiap kantung 40 kg, 50 kg ,dan 1 ton
ataupun dengan truk bulk. Selanjutnya semen siap untuk didistribusikan.

Gambar 1. Diagram Alir Proses Produksi Semen


2.3 Peralatan pada Industri Semen
a. Crusher
Crusher merupakan peralatan yang digunakan untuk menghancurkan material menjadi
ukuran yang lebih kecil. Di industri semen, crusher berfungsi sebagai preggiling raw
material sebelum masuk ke area produksi. Jenis-jenis crusher yang terdapat di industri
semen ada bermacam-macam, di antaranya adalah Hammer Crusher, Roller Crusher, Jaw
Crusher dan lainnya. Hammer Crusher digunakan untuk menggiling limestone, sedangkan
Double Roller Crusher digunakan untuk menggiling clay.
b. Pile Reclaimer
Raw material yang berasal dari tambang atau dari luar area produksi memiliki kualitas
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, raw material perlu melalui proses pencampuran,
sehingga memiliki kualitas yang sama rata dan sesuai dengan target kualitas yang
diinginkan. Proses ini dinamakan preblending atau prehomogenization.
c. Raw Mill
Raw mill merupakan peralatan yang digunakan untuk menghaluskan raw material
menjadi butiran halus hingga berukuran partikel (micron) yang disebut raw meal. Selain
untuk menghaluskan, raw mill juga berfungsi untuk mengeringkan material sehingga
4

proses pembakaran nanti di kiln akan lebih baik. Dalam proses penggilingan melalui raw
mill, kualitas produk yang dihasilkan juga harus sesuai dengan target kualitas yang
diinginkan untuk proses produksi.
Raw mill pada umumnya terdiri atas dua jenis yaitu Horizontal Mill (Tube Mill) dan
Vertical Raw Mill (VRM). Dan di era modern seperti saat ini, teknologi penggilingan raw
material pada umumnya menggunakan VRM karena selain mudah dalam pengoperasian
dan maintenance, VRM juga lebih efisien dan hemat energi.
d. Preheater
Preheater adalah alat yang digunakan dalam tahap pemanasan awal bahan sebelum
masuk kiln. Ada 4 tahap pemanasan yang dilakukan dalam preheater. Pertama hingga
ketiga adalah pemanasan oleh angin panas dari kiln, namun yang ke empat adalah dibakar
dengn api dan juga digunakan teknik cyclone sehingga benar benar terbakar sempurna
bahan bahan tersebut hingga suhu yang diinginkan sebelum masuk kiln mencapai 850900c. Output dari preheater ini adalah debu panas, karena titik didih bahan bahan tersebut
memang masih di atas suhu pada kiln.
e. Rotary Kiln
Kiln atau tanur merupakan peralatan yang digunakan untuk proses pembakaran raw
meal menjadi terak semen portland (klinker). Kiln di industri semen terdiri atas dua jenis,
yaitu Kiln Berdiri dan Kiln Berputar (Rotary Kiln). Saat ini yang paling banyak digunakan
adalah jenis Rotary Kiln.
f. Clinker Cooler
Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan clinker adalah cooler. Cooler
ini dilengkapi dengan alat penggerak material, sekaligus sebagai saluran udara pendingin
yang disebut dengan grate atau alat pemecah clinker (clinker crusher). Agar
pengoperasian grate cooler optimal, maka seluruh variabel yang mempengaruhi proses
pendinginan klinker harus dapat diukur dan diatur setiap saat sehingga terkendali. Sistem
pengendalian dari grate cooler dilakukan pada stasiun pengendali yang secara otomatis
dapat mengukur atau mengetahui kondisi yang terjadi pada grate cooler.
Pada stasiun pengendali, kebutuhaan udara dan jumlah klinker yang dimasukkan
diatur agar pendinginan yang dilakukan dapat lebih efektif. Di samping itu, kondisi alat
dan kemungkinan kerusakan pada tiap bagian dapat segera terdeteksi pada stasiun
pengendali ini sehingga jika terdapat kerusakan pada bagian grate cooler yang berbahaya
maka dapat dengan segera dihentikan melalui stasiun pengendali ini.

g. Cement Mill
Cement mill merupakan peralatan yang digunakan untuk menggiling klinker (terak
semen portland) bersama dengan material lainnya, termasuk gypsum, trash, ash,
pozzoland, limestone dan sebagainya sehingga menjadi produk akhir dari semen yang bisa
kita gunakan sehari-hari. Untuk jenisnya sama seperti raw mill, ada jenis Horizontal Mill
(Tube Mill) dan juga ada jenis Vertikal Roller Mill.
h. Packer
Packer adalah peralatan yang digunakan untuk packing produk semen sebelum dilepas
ke pasaran. Pada umumnya mesin packer melakukan packing dalam bentuk cement bag
yang dijual per sak di pasaran. Karena selain dalam bentuk bag, semen juga ada yang
dipasarkan dalam bentuk curah.
2.4 Sensor Radar pada Clinker Cooler
Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis,
magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering
digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian.
Contoh jenis sensor di antaranya adalah sensor tekanan, suhu, kecepatan, jarak, cahaya dan
sensor radar. Dari beberapa jenis sensor yang telah disebutkan, jenis yang digunakan pada
industri semen salah satunya adalah sensor radar, tepatnya pada clinker cooler.
Kecepatan, jarak dan sudut sebuah objek dapat dihitung dengan menggunakan sensor
radar. Selain tanpa membutuhkan kontak langsung atau sentuhan dan fungsi perhitungan
yang presisi, teknologi sensor radar juga menawarkan dua kelebihan penentu yang sangat
menonjol dibandingkan dengan proses-proses lainnya, misal inframerah, laser atau video.
Sensor radar menggunakan Frequency Modulated Continuous Wave (FMCW) untuk
mendeteksi target yang bergerak ataupun stasioner, termasuk mobil, kereta api, truk dan
kargo pada keasaan cuaca yang ekstrim.
Dua kelebihan dari sensor radar di antaranya adalah :
- Dapat digunakan hampir di seluruh kondisi cuaca. Berarti, sensor radar tetap berfungsi
saat berkabut, bersalju, hujan, siang atau malam dengan perbahan cahaya yang cepat.
Sensor radar mendemonstrasikan ketahanan yang tinggi terhadap debu dan kotoran.
Hasil pengukuran tidak terpengaruh oleh temperatur ekstrim, media yang agresif,
kelembaban atau emisi gas.
- Dapat menembus berbagai material. Modul radar dapat dipasang di belakang
pelindung karena sifat ini. Hal ini melindungi sensor dari kerusakan.
6

Salah satu dari penerapan ekstrim teknologi radar pada industri semen adalah
pengukuran bed depth di dalam clinker cooler. Meskipun pada aplikasi yang sulit ini,
sensor radar mampu melakukannya, dengan pendinginan udara yang sesuai, sehingga
dapat mengukur bed depth dari clinker panas dengan baik pada suhu di atas 1000 oC.
Clinker yang keluar dari rotary kiln didinginkan melalui penggarangan yang bergerak
dengan melewatkan udara terhadapnya. Kecepatan tingkat pengumpanan dan aliran
udara mengatur proses pendinginan. Ketebalan clinker bed biasanya juga diukur
secara tidak langsung dengan pemeriksaan temperatur atau tekanan balik dari aliran
udara. Semua itu dapat dilakukan karena kenaikan temperatur ataupun tekanan balik
sifatnya proporsional terhadap ketebalan clinker bed. Kecepatan penggarang dan
aliran udara pendingin diatur untuk mengoptimalkan proses pendinginan.

Gambar 2. Aplikasi Radar Sensor sebagai Pengukur Ketebalan Bed


7

BAB 3
METODE KERJA PRAKTIK
3.1 Tempat dan Waktu
a. Tempat
Kerja praktik ini dilaksanakan di PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Plant.
b. Waktu
Kerja Praktik ini akan dilaksanakan selama satu bulan, dimulai dari 12 Januari sampai
09 Maret 2015.
3.2 Aspek yang Dikaji
Aspek yang akan dipelajari selama kegiatan kerja praktik ini adalah sebagai berikut:
a. Aspek Umum
Pada aspek ini yang dipelajari yaitu mengenai proses pembuatan semen dan sistem
pendukungnya secara umum pada PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Plant.
b. Aspek Khusus
Pada aspek ini yang dikaji yaitu mengenai cara kerja radar sensor sebagai pengukur
ketebalan clinker bed beserta fungsinya pada PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Plant.
3.3 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktik
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan kerja praktik
adalah
a. Pengamatan Lapangan
Dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara langsung keadaan dan aktivitas
yang dilakukan.
b. Wawancara
Metode ini berupa pengumpulan informasi dan konsultasi secara lisan dengan teknisi
di lapangan dan pembimbing di lapangan yang bersangkutan.
c. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan pengumpulan data tertulis.
d. Studi Pustaka
Berupa pengumpulan literatur dan pendapat dari para ahli sebagai data pelengkap.

BAB 4
JADWAL PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
4.1 Tabel Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktik
Berikut ini merupakan tabel jadwal yang akan dilakukan oleh mahasiswa bersangkutan
saat melakukan kerja praktik di PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Plant.

PEKAN
NO. KEGIATAN
I
Pengenalan profil PT Holcim Indonesia
1

Tbk. Cilacap Plant, divisi perusahaan yang


ada, dan deskripsi kerja setiap divisi.
Pengumpulan data, pemahaman cara kerja
sistem dan peralatan yang berkaitan dengan

radar sensor sebagai penambah efisiensi


kerja clinker cooler di PT Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap Plant.

Evaluasi

Kesimpulan dan pembuatan laporan

II

III

IV

BAB 5
PERSONALIA

Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Fakultas Teknik Universitas
Jenderal Soedirman yang akan melaksanakan kerja praktik di PT Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap Plant adalah
Nama

: Yogo Pratiknyo

NIM

: H1C012017

Angkatan

: 2012

Konsentrasi

: Sistem Isyarat dan Kendali

TELP

: 0821-3374-1345

Email

: klemmerfarian@gmail.com

10

BAB 6
PENUTUP

Demikianlah proposal judul kegiatan Kerja Praktik yang akan dilakukan di PT Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap Plant. Kami berharap agar usulan kegiatan ini mendapat sambutan yang
baik dari pihak Jurusan Teknik Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman. Melihat
keterbatasan dan kekurangan yang kami miliki, maka kami sangat mengharapkan bantuan dan
dukungan baik moril maupun materil dari pihak universitas untuk melancarkan Kerja Praktik
ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan bantuan dari pihak Jurusan
Teknik Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman.

11

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Radar sensor technology The basis versatile applications [online].
http://www.innosent.de/en/applications/. Diakses : 27 Januari 2015.
Haq, Arinal. 2012. Proses Pembuatan Semen [online].
http://arinalcusonkhaq.blogspot.com/2012/02/proses-pembuatan-semen.html.
Diakses : 27 Januari 2015.
Hidayat, Fachrojan dan Budiman Heri P. 2011. Equipment Study-Electrostatic Precipitator.
Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman.

12

Anda mungkin juga menyukai