PEMBAHASAN
OPC (Ordinary Portland Cement) adalah semen yang dihasilkan dari proses
penggilingan terak semen portland yang terdiri dari kalsium silikat. Proses penggilingan
dilakukan bersamaan dengan bahan baku tambahan berupa kalsium sulfat dan bahan baku
lainnya. Berbeda dengan PCC (Portland Compoit Cement), OPC dipergunakan secara
luas untuk konstruksi umum atau bangunan yang tidak membutuhkan persyaratan khusus.
OPC digunakan sebagai bahan bangunan yang memerulukan ketahanan sulfat dan panas
hidrasi sedang seperti jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa,
bendungan, dan bangunan irigasi (Intara Wayan, 2014). Bahan baku dari semen OPC
adalah Batu kapur, tanah liat, silika, pasir besi, gypsum, dan mineral in cement. Proses
produksi semen OPC melewati beberapa tahapan yakni quarry, raw mill, kiln, dan finish
mill. Tahapan proses produksi semen ditunjukan pada gambar di bawah ini.
ditepatkan pada hopper. Hopper merupakan tempat penampungan awal bahan baku
sebelum dimasukkan ke dalam crusher. Selanjutnya bahan baku masuk ke dalam crusher
Sebelum masuk ke tahapan selanjutnya pada raw mill, bahan baku yang akan
digunakan sebelumnya di cek terlebih dahulu di laboratorium untuk dicek kadar masing-
masing unsur agar sesuai dengan kadar semen. Pada raw mill , terjadi pemisahan material
halus dan kasar oleh separator dan pencampuran bahan baku. Proses di raw mill
menghasilkan raw meal. Raw mill memiliki saringan pasir yang berguna untuk
penyaringan hasil raw mill yang telah jadi. Bila ukuran pasir campuran tidak memenuhi
kriteria saringan maka akan terus digiling, dipanaskan, dan disaring hingga pasir
Raw meal kemudian ditempatkan pada blending silo sebelum masuk pada proses
selanjutnya. Blending silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan raw meal dan tempat
proses homogenisasi raw meal dengan compressor. Proses penangkapan debu pada
proses didalamnya yaitu pre-heater, kiln, dan cooler. Pada tahapan di pre-heater, Raw
meal dipanaskan terlebih dahulu menggunakan udara panas di rotary kiln dengan proses
yang dinamakan pre-heating. Terdapat 7 buah cyclon pada satu susunan alur produksi
pre-heating. Proses pada pre-heater bertujuan untuk mencapai pelepasan CO2. Setelah
melewati proses pre-heating, bahan baku akan masuk ke kiln. Proses yang terjadi dalam
kiln adalah pembakaran raw meal untuk mencapai suhu 1450 – 1500oC yaitu suhu
clinkerization untuk menghasilkan clinker. Proses selanjutnya adalah pendinginan clinker
dengan fan udara. Pendinginan clinker dilakukan menggunakan mesin cooler pada suhu
450C hingga 2000C. Clinker didinginkan agar kuaitas clinker terjaga dan agar tidak
merusak alat/mesin yang dilewati clinker selanjutnya. Clinker yang telah didinginkan
Proses selanjutnya adalah finish mill dimana terdapat proses pre-grinding clinker.
konsumsi listrik, dan juga untuk menghancurkan clinker yang berbentuk seperti
bongkahan batu karena proses pembakaran dan pendinginan mendadak. Finish mill
merupakan proses penggilingan akhir dengan menambahkan bahan baku penunjang yakni
Pada finish mill terdapat grinding media dengan ukuran yang bermacam-macam.
Grinding media berfungsi untuk memperhalus dan mencampur dengan cara penumbukan
acak. Setelah proses finish mill selesai hingga berukuran sekitar 2 microns, maka semen
selesai diproduksi dan masuk kedalam silo cement yang kemudian masuk ke proses
Daftar Pustaka :
Geovano. 2018. Laporan PKL Tinjauan Umum Perusahaan PT. SBI. Yogyakarta :
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Intara, I Wayan. 2014. Pengaruh Injeksi Semen Pada Lereng Tanah Berpasir Terhadap
Permeabilitas Tanah . Bali. Politeknik Negeri Bali.
SBI.