Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

2.1 Proses Produksi Semen OPC (Ordinary Portland Cement)

OPC (Ordinary Portland Cement) adalah semen yang dihasilkan dari proses

penggilingan terak semen portland yang terdiri dari kalsium silikat. Proses penggilingan

dilakukan bersamaan dengan bahan baku tambahan berupa kalsium sulfat dan bahan baku

lainnya. Berbeda dengan PCC (Portland Compoit Cement), OPC dipergunakan secara

luas untuk konstruksi umum atau bangunan yang tidak membutuhkan persyaratan khusus.

OPC digunakan sebagai bahan bangunan yang memerulukan ketahanan sulfat dan panas

hidrasi sedang seperti jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa,

bendungan, dan bangunan irigasi (Intara Wayan, 2014). Bahan baku dari semen OPC

adalah Batu kapur, tanah liat, silika, pasir besi, gypsum, dan mineral in cement. Proses

produksi semen OPC melewati beberapa tahapan yakni quarry, raw mill, kiln, dan finish

mill. Tahapan proses produksi semen ditunjukan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Alur Proses Produksi Semen


Pada quarry, bahan baku semen yakni batu kapur dibawa menggunakan truk dan

ditepatkan pada hopper. Hopper merupakan tempat penampungan awal bahan baku

sebelum dimasukkan ke dalam crusher. Selanjutnya bahan baku masuk ke dalam crusher

untuk memecah/memperkecil bongkahan batu kapur sebelum akhirnya masuk ke tahapan

reclaim. Seluruh aktivitas pemindahan bahan baku menggunakan belt conveyor.

Sebelum masuk ke tahapan selanjutnya pada raw mill, bahan baku yang akan

digunakan sebelumnya di cek terlebih dahulu di laboratorium untuk dicek kadar masing-

masing unsur agar sesuai dengan kadar semen. Pada raw mill , terjadi pemisahan material

halus dan kasar oleh separator dan pencampuran bahan baku. Proses di raw mill

menghasilkan raw meal. Raw mill memiliki saringan pasir yang berguna untuk

penyaringan hasil raw mill yang telah jadi. Bila ukuran pasir campuran tidak memenuhi

kriteria saringan maka akan terus digiling, dipanaskan, dan disaring hingga pasir

campuran benar-benar sesuai.

Raw meal kemudian ditempatkan pada blending silo sebelum masuk pada proses

selanjutnya. Blending silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan raw meal dan tempat

proses homogenisasi raw meal dengan compressor. Proses penangkapan debu pada

pabrik semen di Narogong dilakukan menggunakan alat ESP (electrostatic precipitator)

dan bag filter.

Tahapan selanjutnya adalah proses pemanasan di kiln dimana terdapat 3 tahapan

proses didalamnya yaitu pre-heater, kiln, dan cooler. Pada tahapan di pre-heater, Raw

meal dipanaskan terlebih dahulu menggunakan udara panas di rotary kiln dengan proses

yang dinamakan pre-heating. Terdapat 7 buah cyclon pada satu susunan alur produksi

pre-heating. Proses pada pre-heater bertujuan untuk mencapai pelepasan CO2. Setelah

melewati proses pre-heating, bahan baku akan masuk ke kiln. Proses yang terjadi dalam

kiln adalah pembakaran raw meal untuk mencapai suhu 1450 – 1500oC yaitu suhu
clinkerization untuk menghasilkan clinker. Proses selanjutnya adalah pendinginan clinker

dengan fan udara. Pendinginan clinker dilakukan menggunakan mesin cooler pada suhu

450C hingga 2000C. Clinker didinginkan agar kuaitas clinker terjaga dan agar tidak

merusak alat/mesin yang dilewati clinker selanjutnya. Clinker yang telah didinginkan

kemudian masuk ke dalam clinker silo untuk penyimpanan sementara.

Proses selanjutnya adalah finish mill dimana terdapat proses pre-grinding clinker.

Pre-grinding bertujuan untuk meningkatkan kapasitas finish mill dan mengurangi

konsumsi listrik, dan juga untuk menghancurkan clinker yang berbentuk seperti

bongkahan batu karena proses pembakaran dan pendinginan mendadak. Finish mill

merupakan proses penggilingan akhir dengan menambahkan bahan baku penunjang yakni

gypsum dan MIC (mineral in cement) pada clinker.

Pada finish mill terdapat grinding media dengan ukuran yang bermacam-macam.

Grinding media berfungsi untuk memperhalus dan mencampur dengan cara penumbukan

acak. Setelah proses finish mill selesai hingga berukuran sekitar 2 microns, maka semen

selesai diproduksi dan masuk kedalam silo cement yang kemudian masuk ke proses

packing (Geovano, 2018).

Daftar Pustaka :

Geovano. 2018. Laporan PKL Tinjauan Umum Perusahaan PT. SBI. Yogyakarta :
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Intara, I Wayan. 2014. Pengaruh Injeksi Semen Pada Lereng Tanah Berpasir Terhadap
Permeabilitas Tanah . Bali. Politeknik Negeri Bali.
SBI.

Anda mungkin juga menyukai