Ichsan Assalam
NPM : 2202240503.P
MK : Kapita Selekta Teknik Industri
A. Konsep Operasi
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. adalah industri semen yang merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negera (BUMN), yang terletak di Kabupaten OKU dan lokasi pabrik di tempat
yang berbeda, yaitu pabrik Baturaja, pabrik Palembang, dan pabrik Panjang, Bandar Lampung
dengan sebuah kantor perwakilan yang berlokasi di Jakarta.
Proses pembuatan semen yang dilakukan pada PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk ini
menggunakan proses kering (Dry process). Proses pembuatan semen ini dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu penyediaan bahan baku, penggilingan dan pengeringan bahan mentah,
pembakaran di Rotary kiln, pendinginan klinker dan penggilingan klinker di Cement Mill serta
pengantongan semen. Bahan baku yang digunakan berupa bahan utama yaitu batu kapur
(limestone) dan tanah liat (clay). Sedangkan bahan baku korektif yang digunakan adalah pasir
besi (iron sand) dan pasir silica (silica sand) serta bahan baku tambahan seperti gypsum. Batu
kapur dan tanah liat yang digunakan untuk proses pembuatan semen diperoleh dengan cara
penambangan, metode penambangan yang dilakukan di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. ini
bersifat tambang terbuka.
Produk yang dihasilkan dari proses pembuatan semen di PT. Semen Baturaja (Persero)
adalah Semen Portland Type I menurut standar Nasional Indonesia. Semen Portland Type I
adalah semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain. Penggunaan semen Portland type I dapat dipakai
untuk seluruh bangunan seperti untuk jalan, jembatan, bangunan gedung dan lain-lain.
Didalam pengelolaan lingkungan, limbah yang keluar dari pabrik yang berupa debu akan
mendapatkan perlakuan khusus, yaitu dengan menggunakan peralatan Electrostatic Precipitator
(EP), Cyclone dan Dust Collector, sehingga limbah yang dihasilkan tidak akan mengganggu
lingkungan disekitar pabrik tersebut.
B. Sistem Operasi
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam yang
mengandung oksida – oksida kalsium, alumina, silika dan besi, yang secara implisit tersusunn
secara kimia sebagai persenyawaan mineral(mineral compounnd) semen portland. Bahan baku
tersebut terdiri dari tiga kelompok yaitu bahan baku utama, bahan baku penunjang (korektif) dan
bahan baku tambahan.
2.1.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku utama merupakan bahan baku yang mengandung komposisi kimia oksida
– oksida kalsium, silika dan alumina. Bahan baku utama yang digunakan yaitu batu kapur
(Lime Stone) dan tanah liat (Clay).
Penggilingan bahan mentah adalah cara untuk memperkecil ukuran bahan mentah
menjadi lebih kecil atau membuat luas permukaan material menjadi lebih besar. Tujuan dari
penggilingan bahan mentah ini adalah untuk mendapatkan campuran bahan mentah yang
homogenik dan untuk mempermudah terjadinya reaksi kimia pada saat klinkerisasi. Selain
penggilingan, material juga mengalami pengeringan dengan media pengeringanya berupa gas
panas yang dapat berasal dari hot gas generator ataupun dari kiln exchaust gas.
Bahan mentah utama yang terdiri dari batu kapur dan tanah liat di garuk dengan
menggunakan reclaimer dari stock pile masing – masing , kemudian bahan koreksi yang
berupa pasir silika dan pasir besi di campur dengan bahan mentah uatama dalam sebuah belt
conveyor untuk di umpankan ke dalam vertical mill. Di dalam vertical mill keempat bahan
mentah yang telah bercampur dengan proporsi tertentu itu mengalami proses penggilingan
dan pengeringan. selanjunya, material yang telah halus di hisap dengan sebuah fan. Untuk
mendapatkan produk vertical mill tepung baku atau raw meal yang memiliki kehalusan
sesuai dengan standard , maka material yang terhisap harus melewati separator terlebih
dahulu dan selanjutnya di pisahkan dari gas panas dengan menggunakan 4 buah cyclone.
3. Proses Pemanasan Awal dan Proses Klinkeriasi
a. Proses pemanasan awal
Proses pemanasan awal adalah proses penguapan air dan proses calsinasi pada
umpan kiln raw meal pada temperatur 600 – 800 0C.
Proses ini terjadi pada Preheater , yang terdiri dari 2 unit (2 string), masing-masing
string terdiri dari 4 cyclone, salah satu string dilengkapi dengan burner precalsiner
(secondary Burner). Dengan adanya Preheater 2 string dan dilengkapi dengan Burner
Precalsiner, maka akan terjadi peningkatan / percepatan proses kalsinasi (sebagian
besar proses kalsinasi sudah terjadi di preheater) dan beban kalsinasi didalam kiln
menjadi lebih ringan atau berkurang.
4. Pembakaran
Tepung baku (raw meal) yang telah dihomogenisasi di dalam CF Silo dikeluarkan dan
dengan menggunakan serangkaian peralatan transport, tepung baku di umpankan ke kiln.
Tepung baku yang di umpankan ke Kiln di sebut umpan baku atau umpan kiln (kiln feed) .
proses pembakaran yang terjadi meliputi pemanasan awal umpan baku di preheater
(pengeringan, dehidrasi dan dekomposisi) , pembakaran di kiln (klinkerisasi) dan
pendinginan di Grate cooler (quenching).
5. Penggilingan semen
Tujuan dari proses penggilingan semen adalah untuk memperluas permukaan butiran
klinker, sehingga dapat meningkatkan reaktifitas klinker saat bereaksi dengan air. Selain itu
pada proses penggilingan semen, klinker ditambahan gypsum yang berfungsi sebagai
retarder, yaitu mengontrol waktu pengikatan semen pada saat semen bereaksi dengan air.
Untuk tahap selanjutnya proses penggilingan semen di PT. Semen Baturaja ( Persero )
terbagi dari dua plant, yaitu sebagai berikut :
a. Cement Mill Plant 1 ( Tube Mill with Hydraulic Roller Press )
Material digiling dengan Hydraulic Roller Prass sebagai penggilingan tahap
pertama dengan memanfaatkan energi tekanan dan putaran roller untuk menggiling atau
menghancurkan dan mereduksi ukuran klinker, gypsum dan limestone menjadi butiran
yang lebih halus yang berbentuk lempengan.
Selanjutnya masuk grit separator yang berfungsi sebagai desagglomerator untuk
memecah material produk roller press yang masih berbentuk lempengan dan sebagai
classifier untuk memisahkan fine product (< 90µm) dengan coarse material(material
kasar). Kemudian dipisahkan di cyclone dan masuk ke finish mill sebagai finish
grinding, dimana material akan digiling dengan menggunakan grinding media berupa
ball mill yang saling bertumbukan satu sama lain dan dengan liner di dalam mill.
Kemudian masuk sepax separator sebagai classifier dimana memisahkan fine
product (< 45µm) dan coarse material (material kasar) yang merupakan produk regrind
mill. Setelah itu masuk jet pulse filtax untuk memisahkan gas dengan finish produk dari
outlet sepax separator melalui proses filtrasi dan bag cleaning. Finish produk berupa
semen yang terkumpul di hopper bottom filtax jet pulse filter, dialirkan kebagian tengah
hopper dengan menggunakan screw conveyor, dimana finish product berupa semen
akan ditransportasikan ke cement silo.
b. Cement Mill Plant 2( Vertical Roller Mill )
Material dari silo masing-masing di angkut ke Vertical Roller Mill kemudian
material masuk ke bagian tengah dari Vertikcal Roller Mill untuk digiling. Proses
penggilingan ini dilakukan dengan empat bola sebagai penggilingannya dan selama
proses penggilingan berlangsung terjadi juga proses pengeringan oleh udara panas.
Udara panas ini di hasilkan dari kiln dengan bantuan Mill Fan untuk mengalirkan udara
panas ke Vertical Roller Mill.
Material yang sudah halus akan terbawa oleh udara panas menuju Classifier untuk
proses pemisahan antara material yang halus dengan yang belum cukup halus. Material
yang halus akan lewat menuju alat Main Filter dan yang reject akan jatuh kebawa untuk
penggilingan lebih lanjut sampai benar-benar halus.
Material yang lewat dari Classifier dibawa menuju Main Filter untuk proses
pemisahan antara udara panas dengan produk (semen). Didalam Main Filter terdapat
kantung yang memisahkan antara udara panas dan produk. Produk akan tertinggal di
bag-bag dan udara panas melewati kantung menuju Vertical Roller Mill kembali dengan
bantuan Mill Fan dan sebagian ke lingkungan, sedangkan produk akan di bawa menuju
semen silo.
6. Pengantongan Semen
Semen dikeluarkan dari semen silo dan diangkut dengan menggunakan belt conveyor
masuk ke steel silo. Dengan alat pengantongan berupa Rotary Packer, semen dikantongi
dengan masing-masing kantong.
Berdasarkan kantongnya, semen yang diproduksi oleh PT. Semen Baturaja (Persero)
dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Semen sak adalah semen yang dibungkus berisikan 50 kg semen , kemudian di
bawa ke truk untuk dipasarkan ke tempat pemasarannya. Semen jenis ini biasa
digunakan oleh masyarakat umum.
2. Semen big bag adalah semen yang dibungkus dengan berisikan 1 ton semen. Semen
ini biasa digunakan untuk proyek.
3. Semen curah adalah semen yang tidak mengalami proses pengantongan, karena
semen tersebut langsung dimasukkan ke dalam truck kapsul. Semen jenis ini juga
biasa digunakan untuk proyek-proyek.
2.3 Produk
Produk yang dihasilkan dari proses pembuatan semen di PT. Semen Baturaja (Persero)
adalah Semen Portland Type I. Menurut Standar Nasional Indonesia, semen Portland Type I
adalah semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lainnya. Penggunaan semen Portland type I dapat
dipakai untuk seluruh bangunan seperti untuk jalan, jembatan, bangunan gedung dan lain-lain
jenis konstruksi, terutama yang tidak ada kemungkinan mendapat serangan sulfat dari tanah dan
timbulnya panas hidrasi yang tinggi.
C. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
1.3.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis dan efektif
sesusai dengan fungsi-fungsi yang dibutuhkan dan selaras dengan strategi perusahaan serta
mampu mengkoordinir tuntutan pengembangan organisasi untuk mencapai kinerja yang
optimal.
Sebagai suatu Badan Umum Milik Negara, PT. Semen Baturaja (Persero), memiliki
suatu struktur organisasi yang merupakan bagian yang sangat penting untuk perusahaan,
sehingga nantinya masing – masing bagian mempunyai peran dan tanggung jawab yang
jelas. PT. Semen Baturaja (Persero) memiliki bentuk organisasi line dan staff, dimana
pimpinan tertinggi adalah Dewan Direksi yang terdiri dari Direksi Utama.
Direksi Utama membawahi Direktur Teknik, Direktur Produksi, Direktur Umum/SDM
dan Direktur Komersial. Tugas dan tanggung jawab direktur PT. Semen Baturaja (persero)
terdiri atas :
1. Direktur Utama, bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan,
2. Direktur Teknik, Bertanggung jawab atas kegiatan perecanaan penelitian dan
pengembangan bidang engineering, pengembangan usaha sistem manajemen dari
logistik,
3. Direktur Produksi, bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan perencanaan dan
pengendalian seluruh operasional produksi semen diketiga site, yaitu
Palembang,Baturaja,Panjang,
4. Direktur Umum / SDM, bertanggung jawab atas kegiatan perencanaan pengembangan
Sumber Daya Manusia dan Umum,
5. Direktur Komersial, bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan dan juga
pengendalian bidang keuangan,pemasaran.
Pembagian manajemen organisasi antara lain:
1. Direktur Utama membawahi, antara lain :
a. Direktur Teknik,
b. Direktur Produksi,
c. Diektur Umum/SDM,
d. Direktur Komersial,
2. Direktur Teknik membawahi, antara lain :
Departeman Penelitian dan Pengembangan, yaitu meliputi :
a. Penelitian BBPPO dan Jaminan Mutu (QA),
b. Penembangan Usaha dan Sistem Manajemen,
c. K – 3,
e. Rancang Bangun dan Perekayasaan,
f. Perencanaan dan Penyediaan Material.
3. Direktur Produksi membawahi, antara lain :
Departemen operasi,meliputi :
a. Produksi PBR
b. PBM PBR,
c. Pemeliharan PBR,
d. Pabrik Palembang,
e. Pabrik Panjang.
4. Direktur Umum/SDM membawahi, antara lain :
a. Umum dan Personalia,
b. Perencanaan dan Pengembangan Personil (P-3),
c. Keamanan,
d. Perwakilan Jakarta.
5. Direktur Komersial membawahi, antara lain :
a. Departemen Keuangan, meliputi :
- Akuntansi,
- Pembendaharaan, Pajak dan Asuransi,
- Anggaran dan Analisa Keuangan
- Pengembangan system Komputerisasi
- Keuangan PBR
- Keuangan PPJ
b. Departemen Niaga meliputi :
- Pengadaan
- Pemasaran
c. KBL (Kemitraan Bina Lingkungan)
Kelompok jabatan dalam struktur PT. Semen Baturaja (Persero) dibagi dalam delapan
tingkatan,yaitu :
1. Departemen
2. Biro
3. Bagian
4. Seksi
5. Regu
6. Pelaksana I
7. Pelaksana II
8. Pelaksana III
Tingkatan seksi sampai dengan tingkat Departemen dinamakan Karyawan Staff,
sedangkan untuk tingktan regu, Pelaksana I, Pelasana II, Pelaksana III, dinamakan
Karyawan non Staff. Setiap tingkatan dipimpin oleh seorang kepala, dimana masing-masing
kepala dalam setiap tingkatan mempunyai tugas dan mempunyai wewenang masing-masing,
atau yang disebut dengan uraian tugas jabatan (Job Discription).
1.3.5 Kepersonaliaan
Biro Personalia PT.Semen Baturaja (Persero) mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap kelancaran dan kelangsungan serta maju mundurnya perusahaan. Tugas dan
tanggung jawab Biro Personalia mengenai:
a. Penerimaan tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik juga berkualitas,
b. Penempatan tenaga kerja sesuai skill dan keahlian,
c. Melakukan pemutusan hubungan kerja,
d. Memberikan nilai terhadap prestasi karyawan,
e. Mengeluarkan peraturan kepegawaian bagai karyawan.
Berdasarkan pembagian karyawan staff dan non staff maka sistem pengajiannya
dapat dilihat pada Tabel 2. di bawah ini :
Tabel 2. Sistem Penggajian Karyawan
Karyawan staff Karyawan non staff
Gaji tetap a. Gaji tetap
1. Gaji Pokok 1. Gaji Pokok
2. Tunjangan-tunjangan 2. Tunjangan-tunjangan
a) Pengabdian a) Pengabdian
b) Jabatan b) Jabatan
c) Keluarga c) Keluarga
d) Lokasi d) Lokasi
e) Sewa Rumah e) Sewa Rumah
f) Pengobatan -
a. Gaji Variabel b. Gaji Variabel
b. - 1. Tunjangan shiff
1. Call out 2. -
2. Bonus 3. Bonus
3. – 4. Tunjangan kehadiran
4. – 5. Lembur
Sumber : Bagian Personalia PT. Semen Baturaja (Persero)
1.1 Pemasaran
Pemasaran semen tidak secara langsung dilakukan oleh PT. Semen Baturaja (Persero),
melainkan melalui distributor–distributor atau penyalur –penyalur yang tersebar diwilayah
pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero).
PT. Semen Baturaja (Persero) mempunyai wilayah pemasaran antara lain :
1. Banten,
2. Bengkulu,
3. Jawa Barat/DKI Jakarta,
4. Jambi,
5. Lampung,
6. Sumatera Selatan.