Anda di halaman 1dari 32

PENGENALAN PABRIK

KELOMPOK 4

M.Rio Saputra
Rahma Asta Fitri
Singgih Nurachman
PABRIK SEMEN
RIWAYAT PERUSAHAAN/PERSERO
Perseroan menjalankan roda usaha secara khusus dalam produksi Terak yang berpusat di
Baturaja,Sumatera Selatan. Sedangkan proses penggilingan dan pengantongan semen dilaksanakan di
Pabrik Baturaja, Pabrik Palembang dan Pabrik Panjang, yang selanjutnya didistribusikan ke daerah-
daerah pemasaran Perseroan.
Kini, Perseroan telah merambah pasar utama di sekitar Sumatera Selatan dan Lampung serta wilayah-
wilayah Indonesia yang sedang menikmati pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan stabil. Sasaran
wilayah pemasaran ini juga sebagai langkah meningkatkan penjualan serta mencapai kapasitas terpasang.
Sedangkan untuk menyalurkan setiap produk, Perseroan menggunakan distributor dengan jaringan yang
tersebar diseluruh wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu.
Hadirnya Perseroan di tengah-tengah masyarakat dipercaya mampu memberikan manfaat baik kepada
Pemerintah Pusat dan Daerah berupa pajak dan retribusi, juga kepada pemegang saham melalui
pemberian dividen, dividen serta kepada masyarakat sekitar melalui penyerapan tenaga kerja lokal,
maupun dalam bentuk kemitraan dan bina Lingkungan bagi masyarakat sekitar pabrik.
PENGERTIAN SEMEN

Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang
mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu
kesatuan yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan
perekat antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang
kompak atau dalam pengertian yang luas adalah
Semen bila dicampur dengan air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahan-
bahan lain menjadi substansi yang memadat dan mengeras dengan sifat seperti
batu yang disebut dengan concrete (beton).
BAHAN
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam yang
mengandung oksida - oksida kalsium, alumina, silika dan besi. Bahan baku tersebut
terdiri dari tiga kelompok yaitu bahan baku utama, bahan baku penunjang (korektif) dan bahan baku
tambahan.
Bahan baku utama merupakan bahan baku yang mengandung komposisi kimia oksida - oksida
kalsium, silika dan alumina. Bahan baku utama yang digunakan yaitu batu kapur (Lime Stone) dan
tanah liat (Clay).
-Batu kapur(Lime Stone)
Calsium carbonat (CaCO3) berasal dari pembentukan geologis yang pada
umumnya dapat dipakai untuk pembuatan semen portlad sebagai sumber senyawa kapur(CaO).
-Tanah liat(Clay)
Tanah liat (Al203.K20.6Si02.2H20) merupakan bahan baku semen yang
mempunyai sumber utama senyawa silika, senyawa alumina, dan senyawa besi.
Semua senyawa utama untuk semen terdapat dalam batu kapur dan tanah liat, tetapi tidak semua batu
kapur dan tanah liat memiliki komposisi kimia yang memenuhi untuk membuat semen dengan
kualitas semen yang diinginkan. Oleh karena itu, pada proses pembuatan semen, bahan baku utama
tersebut biasanya ditambah bahan lain sebagai koreksi bahan kimia yang kurang, yaitu berupa pasir
besi dan pasir silika.
Senyawa kimia yang terdapat dalam bahan baku dan yang diperlukan adalah Oksida
Kalsium (CaO),Oksida Silisium (SiO2), Oksida Aluminium (A1203) dan Oksida
Besi(Fe203). terdapat juga senyawa-senyawa lain yang keberadaannya tidak diinginkan
dan harus dibatasi, seperti Magnesium Oksida (MgO),Alkali,Klorida,Sulfur, dan Fosfor.

-Oksida Kalsium(CaO)
Oksida kalsium merupakan komponen yang terbesar jumlahnya, dan akan bereaksi
dengan oksida silikat, aluminium silikat, alumina, dan oksida besi dan membentuk
senyawa mineral potensial penyusun semen.

-Oksida Silikat/Silisium(SiO2)
Oksida silikat merupakan oksida komponen terbesar kedua setelah oksida kalsium.
Oksida ini juga sangat menentukan dalam pembentukan mineral potensial. Oksidasilikat
diperoleh dari penguraian dan dekomposisi mineral- mineral montmorilnit,kaolinit,
ataupun ilit yang berasal dari tanah liat. Disamping itu, oksida silikat dapat juga diperoleh
dari batuan pasir silika (silica sand).
-Oksida Aluminium/Alumina (Al203)
Oksida aluminium bersama oksida kalsium membentuk oksida kalsium aluminat
(C3A). Oksida aluminium bersama dengan oksida besi dan oksida kalsium dalam
pembakaran di kiln akan membentuk senyawa kalsium alumina ferrit (C4AF).
Oksida aluminium sebagian besar diperoleh dari tanah liat (clay). Oksida alumina
selain ikut ambil bagian dalam reaksi-reaksi pembentukan mineral potensial juga
berperan untuk menurunkan titik leleh pada proses pembakaran di kiln. Oksida
alumina ini juga menentukan tingkat kekentalan lelehan hasil pembakaran di kiln
dengan nilai berbanding lurus.

-Oksida Besi(ferrit)(Fe203)
Oksida besi bersama oksida kalsium dan aluminium pada proses pembakaran di kiln
akan bereaksi membentuk senyawa kalsium alumina ferrit (C4AF). Oksida besi juga
bersifat menurunkan titik leleh dan juga menentukan tingkat fase cair dalam
klinkerisasi dengan nilainya berbanding lurus.
Bahan baku pendukung adalah bahan tambahan pada bahan baku utama apabila pada
pencampuran bahan baku utama komposisi oksida - oksidanya belum memenuhi persyaratan
secara kualitatif dan kuantitatif.
Pada umumnya, bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida silika, oksida alumina
dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silika (silica sand) dan pasir besi (iron sand).

-Pasir silika (silica sand)


Pasir silika digunakan sebagai pengkoreksi kadar SiO2 dalam tanah liat yang rendah.

-Pasir besi(iron sand)


Pasir besi digunakan sebagai pengkoreksi kadar Fe203 yang biasanya dalam
bahan baku utama masih kurang.

-Gypsum atau gips adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang mendominasi
pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat
ALAT YANG DIGUNAKAN
DAN BESERTA FUNGSINYA
1.Crusher
Crusher merupakan peralatan yang digunakan untuk menghancurkan material menjadi
ukuran yang lebih kecil. Di Industri Semen, Crusher berfungsi sebagai pregrinding raw
material sebelum masuk ke area produksi.Setelah proses penambangan selesai,
barulah
bahan baku berupa batu kapur dan tanah liat direduksi ukurannya menjadi lebih kecil.
Batu kapur dari tambang, dikumpulkan didalam limestone hopper lalu diangkut oleh
apron feeder menuju ruang crushing. Crusher yang digunakan jenis Single Shaft
Hammer Crusher. Setelah melalu proses crushing batu kapur yang telah berukuran
kecil
tadi diangkut menggunakan belt conveyor menuju tempat penyimpanan batu kapur.
Limestone Crusher tersebut memiliki kapasitas 650 [ton/jam]. Adapun pada tanah liat,
dihancurkan menggunakan mesin Roller Crusher sampai berukuran ± 35 [mm] untuk
selanjutnya diangkut menggunakan belt conveyor dan disimpan di Clay Storage. Clay
Crusher memiliki kapasitas sebesar 450 [ton/jam].
a.Roller crusher, digunakan untuk memecahkan tanah liat dengan kapasitas alat 500
ton tanah liat/jam(WB).
b. Hammer crusher, digunakan untuk memecah batu kapur dengan kapasitas
600 ton batu kapur/jam (WB).
Tujuan dari proses penghancuran ini agar memudahkan masuknya material pada proses
selanjutnya. Dan tujuan dari penyimpanan tersebut untuk mengatur kapasitas bahan
yang masuk, dikarenakan pabrik semen ini menggunakan sistem continue dimana
proses penyimpanan dimaksudkan untuk menghindari kurangnya pasokan bahan baku.
2. Stacker dan Reclaimer
Raw material yang berasal dari Tambang atau dari luar area produksi memiliki kualitas
yang berbeda-beda sehingga perlu melalui proses pencampuran sehingga memiliki
kualitas yang sama rata dan sesuai dengan target kualitas yang diinginkan. Proses ini
dinamakan Preblending atau PreHomogenisasi. Peralatan yang digunakan adalah
Stacker dan Reclaimer. Jenis-jenisnya pun bermacam-macam stacking yang digunakan
adalah jenis Pit Stock dan untuk Reclaimernya adalah jenis Bucket Excavator
3.Raw Mill digunakan untuk menggiling dan mengeringkan bahan mentah dengan
kapasitas 360 ton/jam(DB). Raw Mill merupakan peralatan yang digunakan untuk
menghaluskan raw material menjadi butiran halus hingga berukuran partikel (micron)
yang disebut Raw Meal. Selain untuk menghaluskan,Raw Mill juga berfungsi untuk
mengeringkan material sehingga proses pembakaran nanti di Kiln akan lebih baik.Dalam
proses penggilingan melalui Raw Mill, kualitas produk yang dihasilkan juga harus sesuai
dengan target kualitas yang diinginkan untuk proses produksi.
Pada proses Rawmill ini meliputi beberapa bagian antara lain proses pengambilan bahan
mentah berupa batu kapur dari ruang penyimpanan (Limestone Storage), selanjutnya
masuk kedalam Bin Limestoneyang kemudian ditimbang pada alat Dosimat Feeder untuk
selanjutnya dicampur dengan tanah liat dan bahan koreksi berupa pasir besi dan silika.
Kemudian bahan baku tersebut diangkut menggunakan Belt Feeding, dimasukkan
kedalam Vertical Mill untuk digiling dan dikeringkan. Produk dari vertical mill ini disebut
Rawmeal, disimpan di CF SILO
4.Preheater
Alat preheater berfungsi sebagai pemanasan awal sebelum masuk ke proses selanjutnya.
Media pemanasan, yaitu berasal dari panas gas dari Kiln. Namun, Inti utamanya dari
proses pemanasan ini adalah untuk terjadinya proses Pre-calcination. Dari proses
kalsinasi ini mulai lah terbentuk oksida-oksida pembentuk Klinker (hasil proses di Kiln).
Proses kalsinasi adalah sebagai berikut:
CaCO3-CaO+CO2
Reaksi ini terjadi pada suhu sekitar 800°C. Dari reaksi di atas, yang paling utama adalah
CaO. Proses kalsinasi di Pre-heater hanya sekitar 95% nya, sisanya dilakukan di Kiln.
Setelah keluar dari Pre-heater, material ini disebut dengan Kiln Feed. Kiln Feed ini
masuk ke unit operasi pembentuk klinker (terak) yang disebut dengan Rotary Kiln.
Cyclone preheater, digunakan untuk pemanasan awal dengan kapasitas 1700
ton/hari.Cyclone preheater dengan precalsiner (secondary burner), digunakan untuk
calsinasi raw meal dengan kapasitas 2500 ton/hari.
5.Rotary Kiln
Rotary kiln adalah sebuah silinder panjang berputar pada porosnya. Fungsi utama rotary kiln
adalah sebagai tempat terjadinya kontak antar gas panas dan material umpan kiln sehingga
terbentuk senyawa-senyawa penyusun semen yaitu C3S, C2S, C3A dan C4AF.
6.Cooler
Cooler adalah peralatan yang digunakan untuk mendinginkan material klinker setelah
keluar dari kiln sebelum masuk ke tempat penyimpanan. Di Pabrik Semen,tipe Cooler
yang digunakan adalah Grate Cooler.
7.Cement Mill
Cement Mill merupakan peralatan yang digunakan untuk menggiling Klinker (Terak
Semen Portland) bersama dengan material lainnya seperti Gypsum, Trash,Ash,
Pozzoland,Limestone dan sebagainya sehingga menjadi produk akhir dari Semen yang
bisa kita gunakan sehari-hari. Untuk jenisnya sama seperti Raw Mill, ada jenis Horizontal
Mill (Tube Mill) dan juga ada jenis Vertikal Roller Mill.
8.PENGANTONGAN SEMEN (PACKING PLANT)
Packing plant adalah sebuah kombinasi mesin dari alat transpor sampai ke packer. Packer
berfungsi untuk melakukan pembungkusan atau pengepakan semen bungkus atau zak dan
timbangan berat yang ditetapkan. Packer merupakan unit terakhir dari proses produksi dari
suatu pabrik semen dimana produk packer yang telah dikemas berupa semen zak, 50 kg, big bag
1 ton untuk dipasarkan di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Jambi.
9.Coal Mill
Coal Mill merupakan peralatan yang digunakan untuk menggiling Coal(Batu Bara)
sehingga didapatkan material batu bara yang berukuran partikel sebelum digunakan untuk
bahan bakar di Kiln dan Calciner.
FLOWSHEET PRODUKSI SEMEN
PROSES PRODUKSI SEMEN
1. QUARRY ( PENAMBANGAN )
Bahan tambang berupa batu kapur, batu silika,tanah liat, dan material-material lain yang
mengandung kalsium, silikon,alumunium,dan besi oksida yang diekstarksi menggunakan drilling
dan blasting.
– Penambangan Batu Kapur:Membuang lapisan atas tanah Pengeboran Membuat lubang
dengan bor untuk tempat Peledakan Blasting ( peledakan ) Dengan teknik electrical detonation.
– Penambangan Batu Silika:Penambangan silika tidak membutuhkan peledakan karena batuan
silika merupakan butiran yang saling lepas dan tidak terikat satu sama lain. Penambangan
dilakukan dengan pendorongan batu silika menggunakan dozer ke tepi tebing dan jatuh di
loading area.
– Penambangan Tanah Liat:Penambangan Tanah Liat Dilakukan dengan pengerukan pada lapisan
permukaan tanah dengan excavator yang diawali dengan pembuatan jalan dengan sistem
selokan selang seling.
2.CRUSHER
Setelah dikirim ke pabrik semen, Bahan mentah tersebut memasuki tahap
penggilingan awal bahan mentah dengan mesin penghancur (crusher).
Bahan baku berupa batu kapur dan tanah liat akan dihancurkan untuk
memperkecil ukuran agar mudah dalam proses penggilingan. Alat untuk menghancurkan
bahan baku tersebut dinamakan Crusher. Crusher adalah equipment atau alat yang
berfungsi untuk memecahkan material, seperti batu kapur, clay, coal, dan clinker.
Untuk material Limestone (batu kapur) bahan mentah ditransportasikan dari area penambangan
ke lokasi pabrik untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan belt conveyor
untuk kemudian disimpan di Stock Pile (storage).

3.HOMOGENISASI
Kemudian Bahan mentah tersebut diteliti terlebih dahulu didalam laboratorium,apabila bahan
mentah tersebut masih belum memenuhi syarat maka dicampur bahan tambahan seperti pasir
silika dan pasir besi dengan proporsi yang tepat Proses prehomogenisasi adalah proses yang
sangat penting untuk menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan baik dari raw meal hingga
produk akhir, yaitu semen.
4. RAW MILL
Dari Stock Pile dimasukkan ke Raw Mill ditambahkan Pasir Besi dan Pasir Silika untuk digiling dan
dikeringkan menjadi Raw Meal. Raw Meal atau tepung baku adalah bahan baku untuk
pembuatan terak (Clinker). Raw Meal berbentuk seperti powder yang mempunyai kehalusan
tertentu. Raw Meal mempunyai sifat fisika dan sifat kimia tertentu yang digunakan sebagai
kontrol kualitas produk. Sifat kimia digunakan sebagai pengatur proporsi bahan-bahan yang akan
diumpankan ke dalam proses. Raw Meal dihasilkan dari sebuah sistem peralatan yaitu Raw Mill
Plant yang terdiri dari alat-alat utama, sistem transport dan alat-alat separasi untuk kemudian
disimpan di Raw Meal Silo.

5.Preheater
Preheater berguna untuk pemanasan awal raw meal sehingga pemanasan selanjutnya dalam
kiln lebih mudah. Preheater adalah tempat terjadinya pertukaran panas antara material dengan
gas panas pada kiln. Dari perjalanan material dari atas ke bawah melalui susunan preheater,
material menyerap panas dari gas datangnya dari bawah yaitu dari kiln (process counter
current), karena menyerap panas maka sebagian material akan terurai dan menguap,
diantaranya akan melepaskan H2O dan CO2.
6. KILN
Pemanasan dilanjutkan di dalam kiln sehingga bereaksi membentuk kristal
klinker.Proses pembakaran menggunakan bahan bakar batu bara yang telah digiling dan
dikeringkan melalui coal mill.di kiln terjadi reaksi-reaksi logam sehingga dihasilkan mineral-
mineral baru, yaitu: C4AF, C3A, C2S,C3S mineral-mineral ini yang kemudian membentuk Clincker
(klinker/terak).

7.COOLER
clinker tersebut terlebih dahulu didinginkan di dalam cooler sebelum disimpan di
dalam clinker silo, Klinker sebagian digunakan ke cement mill Baturaja, Cement Mill di
Palembang dengan angkutan Kereta Api dan Truk sedangkan Cement Mill di Panjang dengan
angkutan Truk untuk diproses menjadi Semen Curah.
8. PENGGILINGAN CLINKER (CEMENT MILL)
Klinker yang ditranspor dari Klinker Silo Baturaja digiling di Cement Mill dengan menambahkan
Gypsum, gypsum yang dapat digunakan adalah gypsum alami dan gypsum sintetic. Fungsi dari
penambahan gypsum sebagai retarder yaitu memperlambat waktu pengerasan semen.
Proses penggilingan semen ini merupakan tahapan dimana kita akan mendapatkan semen
seperti yang di pasar. Material ini bersama-sama diumpankan ke semen mill kemudian
mengalami proses penggilingan dan produknya berupa semen OPC Tipe I dan PCC. Setelah
didapat semen yang berkualitas maka semen tersebut disimpan melalui semen silo kemudian
ditranspor ke bin semen melalui air slide, belt conveyor, dan vibrating screen. Keluaran dari
semen silo berupa semen curah sebagian dijual dalam bentuk Semen Curah dengan alat
transpor berupa mobil kapsul dan gerbong kereta kapsul ke Palembang, Baturaja, dan Lampung
dan sebagian dikirim ke Packing Plant Baturaja.

9. PENGANTONGAN SEMEN (PACKING PLANT)


Packing plant adalah sebuah kombinasi mesin dari alat transpor sampai ke packer. Packer
berfungsi untuk melakukan pembungkusan atau pengepakan semen bungkus atau zak dan
timbangan berat yang ditetapkan. Packer merupakan unit terakhir dari proses produksi dari
suatu pabrik semen dimana produk packer yang telah dikemas berupa semen zak, 50 kg, big bag
1 ton untuk dipasarkan di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Jambi.
PRODUK

-Portland Composite Cement (PCC)


Portland Composite Cement (PCC) merupakan salah satu jenis produk Semen Baturaja yang memenuhi kriteria
SNI 7064 : 2014 dan dapat direkomendasikan untuk keperluan bangunan konstruksi pada umumnya.PCC
mempunyai keunggulan karena memiliki panas hidrasi lebih rendah sehingga akan lebih mudah dalam proses
pengerjaan dan dapat menghasilkan permukaan beton serta plester yang lebih rapat dan halus. PCC juga
memiliki daya rekat yang kuat, kedap air dan kekuatan tekan yang baik.
PCC tersedia dalam kemasan zak 50 kilogram, bigbag 1000 kilogram dan curah. PCC biasanya diaplikasikan
pada bangunan konstruksi pada umumnya seperti bangunan perumahan, gedung bertingkat, jembatan, batako,
paving block.
-Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I
Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I merupakan salah satu jenis produk Semen Baturaja yang memenuhi kriteria SNI
2049 : 2015 dan dapat direkomendasikan untuk keperluan bangunan konstruksi pada umumnya untuk semua mutu beton
dimana syarat-syarat khusus tidak diperlukan.
OPC Tipe I mempunyai keunggulan karena cepat kering, memiliki daya rekat yang kuat, hasil adukan yang tidak mudah retak
dan kekuatan tekan yang baik.
OPC Tipe I tersedia dalam kemasan zak 50 kilogram, bigbag 1000 kilogram dan curah. OPC Tipe I biasanya diaplikasikan
pada struktur jembatan, jalan beton, komponen bangunan bertingkat seperti panel beton, tiang pancang, landasan pacu
pesawat udara.

-Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe II


Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe II merupakan salah satu jenis produk Semen Baturaja yang memenuhi kriteria SNI
2049 : 2015 dan dapat direkomendasikan untuk keperluan bangunan konstruksi yang memerlukan ketahanan terhadap
kandungan asam sulfat sedang (0.10 – 0.20%) & panas hidrasi bersifat sedang “Medium Resistance”.
OPC Tipe II tersedia dalam kemasan bigbag 1000 kilogram dan curah. OPC Tipe II biasanya diaplikasikan pada bangunan
yang letaknya di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi dan bendungan.

-Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe V


Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe V merupakan salah satu jenis produk Semen Baturaja yang memenuhi kriteria SNI
2049 : 2015 dan dapat direkomendasikan untuk keperluan bangunan konstruksi yang memerlukan ketahanan terhadap
kandungan asam sulfat tinggi (lebih dari 0.20%) & panas hidrasi bersifat tinggi “Ultra Resistance”.
OPC Tipe V tersedia dalam kemasan bigbag 1000 kilogram dan curah. OPC Tipe V biasanya diaplikasikan pada bangunan
konstruksi di bawah air, pelabuhan, terowongan, kawasan tambang, bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan
project geothermal.
-Baturaja Mortar
Semen Mortar atau yang lebih dikenal dengan Baturaja Mortar merupakan jenis produk semen
instan milik Perseroan yang diformulasikan dengan fungsi dan kegunaan spesifik. Penggunaan Baturaja Mortar
sangat mudah karena penggunaannya tidak perlu penambahan material lain, tapi dapat langsung diaplikasikan
hanya dengan menambahkan air secukupnya.
Semen instan ini dapat menjadi bahan bangunan alternatif pengganti adukan semen-pasir konvensional.
Kelebihan dari penggunaan mortar yaitu aplikasi lebih tipis, sehingga lebih hemat pemakaian, serta
menggunakan aditif khusus untuk meningkatkan kualitas. Baturaja Mortar memiliki banyak keunggulan karena
lebih praktis, berkualitas dan efisien. Produk ini terdiri dari 5 (lima) varian: perekat keramik, pasangan bata dan
plesteran, pasangan bata ringan, acian abu-abu dan acian putih yang tersedia dalam kemasan zak 40 kilogram
dan 25 kilogram.
Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan
Sebagai perusahaan yang mengelola sumber daya alam di industri semen, Semen Baturaja berkomitmen untuk
secara maksimal memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan kepada seluruh pemangku kepentingan.
Tidak hanya pada pemerintah daerah, pelanggan, dan mitra-mitra kerja, tetapi juga untuk masyarakat, komunitas,
dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di sekitar wilayah operasional.
Masyarakat dan komunitas yang tinggal di sekitar wilayah operasional memiliki dampak yang cukup signifikan
terhadap keberlangsungan usaha Perseroan. Kami menyadari bahwa kemajuan masyarakat di sekitar wilayah
operasional merupakan salah satu wujud perkembangan dan keberhasilan Perusahaan. Untuk itu, kami selalu
mengedepankan praktik-praktik usaha yang baik, keadilan sosial, dan keadilan lingkungan yang sesuai dengan
hukum dan norma yang berlaku sehingga perusahaan dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat kepada
masyarakat di sekitar wilayah operasional.
Kami pun memiliki misi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemandirian di wilayah operasional
melalui berbagai kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga ekonomi masyarakat dapat
terus meningkat. Kontribusi kami tersebut merupakan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)
BUMN yg disalurkan sebagian besar dikelola melalui Department Corporate Social Responsibility (CSR).
SESI TANYA JAWAB
KAMU NENYAA ??
KAMU BERTANYA
TANYA??

SINI BIAR AKU KASIH TAU


YAA
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai