Anda di halaman 1dari 8

Semen Non-Hidrolis dan Semen

Hidrolis
Muhammad Ridho Zainiadi
2110921053
Semen Non-Hidrolis
Semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air,
akan tetapi dapat mengeras di udara. Semen non-hidrolik meliputi
material seperti batu kapur dan gipsum yang harus tetap kering
supaya bertambah kuat dan mempunyai komponen cair. Contohnya
adukan semen kapur yang ditetapkan hanya dengan pengeringan,
dan bertambah kuat secara lambat dengan menyerap karbon
dioksida dari atmosfer untuk membentuk kembali kalsium karbonat.
Kapur dihasilkan oleh proses kimia dan mekanis dari alam. Kapur
telah digunakan selama berabad-abad lamanya sebagai bahan
adukan dan plesteran untuk bangunan. Hal tersebut dapat dilihat
pada piramida-piramida di Mesir yang dibangun 4500 tahun sebelum
masehi. Kapur digunakan sebagai bahan pengikat selama zaman
Romawi dan Yunani. Pondasi jalan pada zaman Romawi, termasuk
jalan Via Appia, merupakan tanah yang distabilkan dengan kapur.
Kini kapur digunakan dalam bidang pertanian, industri kimia, industri
karet, industri kayu, industri farmasi, industri baja, industri gula dan
industri semen.
Semen Hidrolis
Semen hidrolik adalah material yang menetap dan
mengeras setelah dikombinasikan dengan air, sebagai hasil
dari reaksi kimia dari pencampuran dengan air, dan setelah
pembekuan, mempertahankan kekuatan dan stabilitas
bahkan dalam air.
Kebanyakan konstruksi semen saat ini adalah semen
hidrolik dan kebanyakan didasarkan pada semen Portland,
yang dibuat dari batu kapur, mineral tanah liat tertentu, dan
gypsum, pada proses dengan temperatur yang tinggi yang
menghasilkan karbon dioksida dan berkombinasi secara
kimia yang menghasilkan bahan utama menjadi senyawa
baru
Bahan Baku Pembuatan Semen
• Batu kapur (CaCO3), Batu kapur merupakan Komponen yang banyak mengandung CaCO3
dengansedikit tanah lia, Magnesium Karbonat, Alumina Silikat dan senyawa oksidalainnya.
Senyawa besi dan organik menyebabkan batu kapur berwarna abu-abuhingga kuning.2.
• Tanah Liatt (Al2O3.2SiO2.xH2O), Komponen utama pembentuk tanah liat adalah senyawa
Alumina Silikat HidratKlasifikasi Senyawa alumina silikat berdasarkan kelompok mineral
yangdikandungnya : Kelompok Montmorilonite Meliputi : Monmorilosite, beidelite, saponite,
dan nitronite Kelompok Kaolin Meliputi : kaolinite, dicnite, nacrite, danhalaysite Kelompok
tanah liat beralkali Meliputi : tanah liat mika (ilite
• Pasir Besi (Fe2O3)( dan Pasir Silikat (Si2O3), Bahan ini merupakan Bahan koreksi pada
campuran tepung baku (Raw Mix)Digunakan sebagai pelengkap komponen kimia esensial
yang diperlukan untuk pembuatan semen Pasir Silika digunakan untuk meneikkan
kandungan SiO2 PasirBesi digunakan untuk menaikkan kandungan Fe2O3 dalam Raw
Mix.4.
• Gypsum ( CaSO4. 2 H2O ), Berfungsi sebagai retarder atau memperlambat proses
pengerasan dari semenHilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya atau
berkurangnya sifatgipsum sebagai retarder.
Proses Pembuatan Semen

Proses Basah (Wet Process)


Pada proses ini semua bahan baku dicampur dengan air, dihancurkan dan
diuapkan lalu dibakar menggunakan bahan bakar minyak (bunker crude oil). Proses
ini jarang digunakan karena keterbatasan energi BBM. Proses basah ini diawali
dengan pengecilan ukuran bahan baku (raw material) menggunakan crusher. Setelah
digiling, setiap jenis bahan baku disimpan di tempat yang terpisah. Proses
penggilingan disertai dengan penambahan air ke wash mill, sehingga kombinasi
bahan baku yang dihasilkan berupa slurry yang mengandung air 25-40%. Slurry
diaduk sehingga menghasilkan campuran yang homogen. Slurry yang homogen
dibakar menggunakan long rotary kiln untuk menghasilkan clinker kemudian
didinginkan dalam cooler. Komponen tambahan yang diperlukan untuk membuat
clinker menjadi semen Portland adalah gypsum yang telah digiling. Gypsum dan
clinker digiling dengan menggunakan ball mill, sehingga dihasilkan semen dalam
bentuk bubuk kemudian siap dikemas.
Proses Pembuatan Semen
Proses Kering (Dry Process)
Pada proses ini teknik yang digunakan adalah teknik penggilingan dan
blending kemudian dibakar dengan bahan bakar batu bara. Proses ini
terdiri dari lima tahap pengelolaan, yaitu sebagai berikut:
1) Proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan
roller meal.
2) Proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk memperoleh
campuran yang homogen.
3) Proses pembakara raw meal untuk memperoleh terak (clinker), bahan
setengah jadi yang diperlukan untuk pembuatan semen).
4) Proses pendinginan clinker. 5)
5) Proses penggilingan akhir, dimana clinker dan gypsum digiling dengan
cement mill.
Dari proses diatas akan terjadi penguapan karena pembakaran pada suhu
900°C sehingga menghasilkan sisa (residu) yang tidak larut, sulfur
trioksida, silika yang larut, besi dan aluminium oksida, kalsium, oksida
besi, magnesium, fosfor, kapur bebas dan alkali.
Komponen Senyawa Pada
Semen
Komponen yang terdapat didalam semen adalah sebagai berikut:
• Dicalsium Silicate (2CaO.SiO2 atau C2S)
• Tricalcium Silicate (3CaO.SiO2 atau C3S)
• Tricalcium Alumina (3CaO.Al2O3 atau C3A)
• Tetra Calcium Aluminate Ferrite (4CaO.Al2O3 atau C4AF)

Bahan baku pembuatan semen adalah sebagai berikut:


• Batu Kapur (CaCO3)
• Tanah Liat (Al2O3.2SiO2.xH2O)
• Pasir Besi (Fe2O3)
• Pasir Silika (Si2O3)
Daftar Pustaka

https://osf.io/4djwv/download/?format=pdf
http://denianaksipil.blogspot.com/2014/03/bahan-semen.html
http://rumah12.blogspot.com/2012/12/semen-non-hidrolik.html

Anda mungkin juga menyukai