Anda di halaman 1dari 36

TANAH LIAT

Nama Anggota
Alifrian
Willie Sandjaya
Fadhli Setyabudi
Bondan Fortian
PENDAHULAN
Tanah liat dihasilkan oleh alam, yang berasal dari pelapukan
kerak bumi yang sebagian besar tersusun oleh batuan feldspatik,
terdiri dari batuan granit dan batuan beku. Kerak bumi terdiri
dari unsur unsur seperti silikon, oksigen, dan aluminium.
Aktivitas panas bumi membuat pelapukan batuan silika oleh
asam karbonat kemudian membentuk terjadinya tanah liat.
Tanah liat (lempung) adalah salah satu komoditi yang tergabung
dalam bahan galian industri yang mempunyai arti penting
dalam kehidupan manusia dan termasuk mineral komoditi yang
dapat juga mendatangkan keuntungan, baik untuk para
pengusaha maupun bagi negara sebagai suatu sumber devisa.
Mineralogi Dari Tanah Liat
Mineral penyusun batuan asal yang terubah
menjadi mineral lempung adalah :

1.Felspar
2.Olivin
3.Piroksin
4.Amfibol
5.Mineral Mika
Mineral lempung dibedakan atau
diklasifikasi menjadi beberapa
kelompok antara lain (Carol, 1970) :
a. Kelompok mineral kaolinit yang mempunyai komposisi
kimia Al2O3 : SiO2 : H2O = 1 : 2 : 2. Kelompok ini terdiri dari
mineral : kaolinit, dikit, haloysit, mulorit, anauksit, dofan, dan
serpentin.

b. Kelompok mineral smektit, terdiri dari : monmorilonit,


saponit, berdelit, nontronit, hektorit, sankonit, farasikit,
lembugit, volkhomskoit, pirelit, dan kardenit. Mineral ini
sebenarnya mempunyai struktur kristal dan komposisi yang
sama, tetapi berbeda dalam jumlah dan jenis unsur (ion)
pengotornya.
c. Kelompok mineral hormit yang terdiri dari :
poligorshit dan sepiolit. Mineral poligorshit disebut juga
vilolit, lasalit, atapulgit dengan rumus kimia : Mg5 Si8
O20 (OH)2 (OH2) . 4H2O, sedang sepidit disebut juga
meerschaum dengan rumus kimia : H6 Mg8 Si12 O30
(OH)20 . 6H2O.

d. Kelompok mineral ilit, terdiri dari ilit, glaukonit, dan


selabonit.
d. Kelompok mineral vermikulit disebut juga kelompok
klorit dengan rumus kimia (Mg, Fe, Al)3 (Al, Si)4.4H2O.
Kelompok ini tediri dari muskovit, paragonit, biotit,
flogonit, penine, klinokhore, dan ploklorit.

e. Kelompok mineral pirofilit yang terdiri dari pirofilit,


talk, dan batu sabun .
f. Kelompok mineral campuran. Dalam
setiap endapannya terdiri dari lapisan
yang mempunyai struktur yang dimiliki
oleh dua atau beberapa mineral
tersebut di atas.
Sifat fisik yang paling utama pada mineral
lempung

 Plastisitas : kemampuan untuk dibentuk


tanpa mudah retak
 Fusibilitas : kemampuan untuk dilebur
 Daya Serap
 Daya Pembersih
 Daya Pengembang
 Derajat Pergantian Ion
 Derajat Kecerahan
Ciri Dan Jenis Tanah Liat
Tanah Liat atau tanah lempung memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.

1. Tanahnya sulit menyerap air sehingga tidak cocok


untuk dijadikan lahan pertanian.
2. Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam
keadaan basah dan kuat menyatu antara butiran tanah
yang satu dengan lainnya.
3. Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-
pecah secara halus.
4. Merupakan bahan baku pembuatan tembikar dan
kerajinan tangan lainnya yang dalam pembuatannya
harus dibakar dengan suhu di atas 1000C.
Tanah liat di bagi dalam dua jenis, primer dan
sekunder

1. Tanah liat Primer


Yang disebut tanah liat primer (residu) adalah jenis tanah liat
yang dihasilkan dari pelapukan batuan feldspatik oleh tenaga
endogen yang tidak berpindah dari batuan induk (batuan
asalnya), karena tanah liat tidak berpindah tempat sehingga
sifatnya lebih murni dibandingkan dengan tanah liat
sekunder. Selain tenaga air, tenaga uap panas yang keluar
dari dalam bumi mempunyai andil dalam pembentukan tanah
liat primer. Karena tidak terbawa arus air dan tidak tercampur
dengan bahan organik seperti humus, ranting, atau daun
busuk dan sebagainya, maka tanah liat berwarna putih atau
putih kusam. Suhu matang berkisar antara 1300C–1400C,
bahkan ada yang mencapai 1750C.
Contoh tanah liat primer
Tanah liat primer memiliki ciri-ciri:

warna putih sampai putih kusam


cenderung berbutir kasar,
tidak plastis,
daya lebur tinggi,
daya susut kecil
bersifat tahan api
2. Tanah liat Sekunder
Tanah liat sekunder atau sedimen (endapan) adalah
jenis tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik
yang berpindah jauh dari batuan induknya karena
tenaga eksogen yang menyebabkan butiran-butiran
tanah liat lepas dan mengendap pada daerah
rendah seperti lembah sungai, tanah rawa, tanah
marine, tanah danau. Dalam perjalanan karena air
dan angin, tanah liat bercampur dengan bahan-
bahan organik maupun anorganik sehingga
merubah sifat-sifat kimia maupun fisika tanah liat
menjadi partikel-partikel yang menghasilkan tanah
liat sekunder yang lebih halus dan lebih plastis.
Contoh tanah liat sekunder
Tanah liat sekunder memiliki ciri-ciri:
•Kurang murni.
•Cenderung berbutir halus.
•Plastis.
•Warna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning,
kuning muda, kuning kecoklatan, kemerahan,
kehitaman.
•Daya susut tinggi.
•Suhu bakar 12000C–13000C, ada yang sampai 14000C
(fireclay, stoneware, ballclay).
•Suhu bakar rendah 9000C–11800C, ada yang sampai
12000C (earthenware).
Eksplorasi & Eksploitasi
Biasanya, lempung dan serpih umum ditambang dari tambang
terbuka, dan lubang-lubang ini terletak di dekat pabrik
pengolahan untuk meminimalkan biaya produksi. Biasanya,
baik bahan baku maupun produk jadi memiliki tahapan
produksi yang berat dan margin keuntungan rendah, sehingga
biaya produksi harus dikontrol. Sebagian besar produk yang
terbuat dari bahan-bahan tersebut diproses dan dipasarkan
dengan cara yang mirip dengan tanah liat tahan panas.
Lempung dan shale memerlukan sedikit peningkatan nilai.
Biasanya mereka dihancurkan atau digiling hanya sebelum
penggilingan dan ekstrusi. Kontaminan fisik seperti
concretions dikeluarkan oleh penyaringan kering.
Penghancuran primer mengurangi ukuran material dari sekitar
satu meter sampai menjadi beberapa sentimeter dalam ukuran
diameter. Biasanya penghancuran ini dilakukan menggunakan
jaw atau gyratory crusher. Rotating pan crushers, cone
crushers, smooth roll crushers, toothed roll crushers, dan
hammer mills adalah alat alat yang digunakan untuk
melakukan penghancuran sekunder, yang selanjutnya
mengurangi ukuran partikel ke 3 mm (0,1 in.) atau kurang.
Untuk beberapa keperluan tertentu, penghancuran
tersier/pengurangan ukuran diperlukan dan dilakukan dengan
cara bola, batang, atau pabrik kerikil, yang sering
dikombinasikan dengan pemisah udara. Penyaringan biasanya
dilakukan dengan cara dua atau lebih multi-deck sloping
screens yang bergetar baik secara manual atau dengan
bantuann listrik. Pug Mills digunakan untuk blunging,
dan rotary, fluid bed, dan vibrating grate dryers digunakan
untuk pengeringan bahan tanah liat.
Potensi Sumberdaya
Tanah Liat
Berdasarkan informasi dari Direktorat Sumberdaya
Mineral melalui Publikasi Khusus No. 36 Tahun 1990
yang dikelompokkan atas penyelidikan umum, lanjutan
dan terinci; potensi tanah liat di Indonesia tersebar di
seluruh wilayah nusantara ini, mulai dari Nangroe Aceh
Darrusalam, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Propinsi Irian
Jaya.
Pemanfaatan Tanah Liat
Pengolahan tanah liat ada dua macam, yaitu
pengolahan dengan teknik basah dan teknik
kering. Pengolahan tanah liat dengan teknik
kering merupakan pengolahan yang sederhana
untuk menghasilkan tanah liat siap pakai
dalam jumlah kecil. Untuk jumlah yang besar
pengolahan akan lebih efisien apabila
menggunakan pengolahan teknik basah.
Teknik Kering Teknik Basah
Berikut beberapa contoh produk yang
terbuat dari bahan baku tanah liat.
1.Batu Bata Merah
2.Genting
3.Keramik
4.Kendi
5.Pot Bunga
6.Piring
7.Cangkir
8.Tegel
9.Porselin
10. Kecantikan
Pemanfaatan Tanah
Liat
III. Proses Pembuatan Keramik

Bahan
Penyiapan Pembentukan
Baku

Pembakaran Pengeringan

Penyempurnaan Produk keramik


1. Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku
dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan
keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat
dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara
manual ataupun masinal.

2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan
tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga
keteknikan utama dalam membentuk benda keramik:
pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar
(throwing), dan teknik cetak (casting).
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap
selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari
tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang
terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik
plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting:
(1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke
permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel
saling bersentuhan dan penyusutan berhenti;
(2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan
(3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
4. Pembakaran

Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik


dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi
massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan
dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa
parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu
sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral
yang terlibat
Tahap pembakaran ini adalah tahap paling penting
Pembakaran dilakukan pada kiln perodik atau kiln kontinu

1. Kiln kontinu
– Efisiensi panas baik Cocok untuk
– Ongkos buruh rendah produksi
– Siklus waktu proses lebih singkat skala besar

Cocok untuk jumlah


2. Kiln periodik
– Berlawanan dengan kiln kontinu
terbatas & kualitas
khusus
5.Pengglasiran

Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan


sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda
keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara
dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk
benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir
dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk
benda-benda yang besar pelapisan dilakukan
dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk
keramik adalah untuk menambah keindahan,
supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-
efek tertentu sesuai keinginan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai