Anda di halaman 1dari 29

PRESENTASI

INDUSTRI
KIMIA
Bahan Baku
Bahan baku keramik ada beberapa macam, yaitu :
1. Kaolin

2. Kuarsa (Silika)

3. Fledspar

4. Lempung (Clay)

5. Karbon Aktif
1. Kaolin
Kaolin berasal dari bahasa China kaoling yang berarti
pegunungan tinggi.
kaolin.
Kaolin digolongkan dalam 2 type :

1. Kaolin yang berasal dari proses hidrotermal, pengikisan

yang terjadi akibat pengaruh air panas yang ada pada


retakan dan daerah permeable lainnya.
2. Kaolin yang berasal dari proses pelapukan atau
sedimentasi, yaitu pada batuan beku dan batuan
metamorphic.
2. Kuarsa (Silika)
Adalah salah satu mineral yang berupa kristal sempurna yang
terdiri dari kristal-kristal silika. Yang merupakan hasil
pelapukan batuan mineral utama seperti : Al 2O3, Fe2O3, Cr2O3,
Na2O3, TiO2, K2O
Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air dan
angin lalu terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.
Endapan yang berupa hasil pelapukan tersebut jika sudah
bertahun-tahun dapat membentuk semacam bukit batu yang
sangat keras dan kokoh.
3. Fledspar
Feldspar terbentuk dari pengkristalan magma intisiv
maupun ekstrusiv dan merupakan mineral batuan
metamorphic, batuan pegmatic dan juga batuan sedimen.
Secara kimia dibagi menjadi empat kelompok mineral, yaitu

kalium feldspar (KAlSi3O5), natrium feldspar (NaAlSi3O5),


kalsium feldspar (CaAl2Si2O5), barium feldspar (Ba
Al2Si2O5 )
Secara mineralogy feldspar dikelompokkan menjadi
plagioklas dan K- feldspar
4. Lempung (Clay)
Merupakan jenis mineral halus, berbentuk kepingan, gentian atau
hablur yang terbentuk dari batuan sedimen (sedimensary rock) dengan
ukuran butir < 1/256 mm (skalawentworth). Clay tersusun atas group
alumina silikat (seperti Al,Fe,Mg,Si) bisa terbentuk dilaut (marine
clay), atau di darat (terrestrial clay), dengan proses pembentukan dapat
secara anallogic clay (dari luar cekungan sedimentas) atau secara
authigenic clay (terbentuk di dalam lingkaran sedimentasi).
5. Karbon Aktif
Karbon aktif adalah bahan yang mengandung karbon yang telah
ditingkatkan daya absopsinya. Aktifasi merupakan suatu proses yang
menyebabkan perubahan fisik pada permukaan karbon melalui
penghilangan hidrokarbon, gas-gas dan air dari permukaan.
Karbon aktif atau karbon berpori digunakan secara luas sebagai
adsorben dalam proses industri untuk menghilangkan sejumlah
pengotor, terutama yang berhubungan dengan zat warna, pengolahan
limbah, pemurnian air, obat-obatan, yang biasanya digunakan dalam
bentuk bubuk.
Produk Utama yang Dihasilkan:
a. Alumina dan silikon nitrida sebagai pemotong, pembentuk dan
penghancur logam.
b. Keramik tipe zirconias, silikon nitrida maupun karbida sebagai
saluran pada rotor turbo charger diesel temperatur tinggi dan
Gas-Turbine Engine.
c. Aluminum oksida (AlO3) sebagai insulator, sebagai
semikonduktor adalah barium titanate (BaTiO3) dan strontium
titanate (SrTiO3). Sebagai superkonduktor adalah senyawa
berbasis tembaga oksida.
d. Keramik dengan campuran semen dan logam untuk pelapis
pelindung panas pada pesawat ulang-alik dan satelit.
e. Keramik Biomedical jenis porous alumina sebagai implants pada
tubuh manusia.
f. Butiran uranium termasuk keramik untuk pembangkit listrik
tenaga nuklir, yang dibentuk dari gas uranium hexafluorida
(UF6).
g. Keramik berbasis feldspar dan tanah liat digunakan pada
industri bahan bangunan.
h. Keramik juga digunakan sebagai coating (pelapis) untuk
mencagah korosi. Keramik yang digunakan adalah jenis
enamel. Peralatan rumah tangga yang menggunakan pelapisan
enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor gas, mesin cuci,
mesin pengering.
Kegunaan Produk
a. Manfaat Keramik
Manfaat keramik beragam disesuaikan dengan kemampuan
dan daya tahannya. Keramik dengan property elektrik dan
magnetic dapat digunakan sebagai isolator, semikoncuktor,
konduktor dan magnet. Keramik dengan property yang
berbeda dapat digunakan pada aerospace, biomedis,
konstruksi bangunan dan industry nuklir.
b. Peranan Keramik
Keramik pakai bertujuan yang bersifat praktis dan fungsional,
terutama untuk kebutuhan sehari-hari. Sebagai seni pakai
keramik jenis ini merupakan produk hasil dari suatu rancangan
untuk keperluan yang bersifat fisik atau material seperti
peralatan rumah tangga, maupun sebagai bahan dan komponen
suatu rancang bangun.
Peralatan dan Proses yang
Digunakan
Proses pembuatan keramik di Floor Tile 4 terdiri dari dua
macam :
1. Keramik Single Firing, prosesnya langsung menuju glass
application
2. Keramik Double Firing, terdapat 7 proses yaitu : body
preparation, pressing, biscuit firing, glaze preparation,
glaze application, gloss firing, dan sorting and packing.
Body Preparation
Body preparation adalah proses awal dari proses pembuatan
keramik. Dalam proses ini terjadi beberapa proses lagi yang
mengilah bahan baku mentah menjadi powder yang
merupakan bahan baku dari keramik.
Bahan baku mentah disini berupa beberapa material yang
kemudian diolah menjadi adonan seperti bubur yang disebut
dengan slip. Dalam proses body preparation ini juga dipakai
sejumlah mesin yaitu mesin grinding, milling, dan drier.
Turbo Blunger
Turbo blunger adalah suatu mesin untuk mencampurkan material
plastis (clay) dengan bahan baku pembantunya adalah water glass
dan air.
Water glass berfungsi untuk mengencerkan clay. Pada mesin ini
material diaduk dan dicampur rata selama +2 jam. Water glass yang
digunakan hanya sekitar 2,23% dan total volume 14-20 gram/liter.
Hasil dari campuran ini adalah berupa suatu adonan yang disebut
clay slip dengan kandungan air +35%.
Clay slip ini disaring terlebih dahulu, dengan saringan MESH 16,
sebelum ditampung di Clay Slip Tank yang ada di bawah tanah
(kapasitas 18000 liter).
Setelah ditampung di Clay Slip Tank. Clay slip ini dialirkan melalui
pipa dibantu oleh pompa wellden menuju Milling Time Continous,
untuk diolah lagi dan menjadi homogen bersama dengan hard
material yang sudah dihaluskan.
Milling time continous (MTC)
Milling Time Continous (MTC) adalah suatu alat untuk
mencampurkan clay slip dengan material hard.
Terdapat dua buah alat MTC yang ada di Floor Tile 4.
MTC terdiri dari tiga ruangan dengan dibatasi oleh ruang
diafragma.
MTC bekerja selama + 2 jam untuk sekali proses dengan
kapasitas maksimum 20 ton/jam. Hasil dari proses ini
kemudian disebut dengan body slip.
Body slip ini kemudian disaring terlebih dahulu dengan
saringan pertama 18 MESH dan saringan kedua 80
MESH. Setelah itu hasil saringan ini ditampung kedalam
bodytank.
Untuk saringan 18 MESH, residu yang ada dibuang,
sedangkan untuk saringan 80 MESH, residu yang ada
dimasukkan ke MTC untuk diolah kembali
Body slip yang telah disaring dan ditampung kemudian
ditransfer dengan hydraulic pump untuk ditampung di
service tank.
Body slip yang telah ditampung di service tank dipompa ke
atas dengan hydraulic pump untuk diolah di spay dryer.
Spray Drier
Spray Drier adalah alat yang digunakan untuk mengubah body
slip menjadi powder dengan menggunakan proses pengeriangan
dan pemanasan.
Proses pertama, body slip yang telah masuk di spray drier
disemprotkan oleh nozzle yang ada di dalam spray drier dengan
tekanan 20 30 Bar.
Body slip tadi kemudian dikeringkan dengan suhu 400 -600 C
dan dengan panas yang merata.
Setelah keluar dari spray drier maka body slip tersebut akan
berupa powder. Powder yang dihasilkan ada dua macam yaitu
powder satuan besar dan powder satuan kecil. Sebelum
sampai ke konveyor bely, keduanya telah tercampur. Powder
tersebut akan disaring sebanyak tiga kali melalui konveyor belt
Lalu ditampung di silo dan siap untuk proses selanjutnya
yaitu proses Pressing. Silo yang ada di Body Preparation ini
untuk silo powdernya ada 10 buah. Stok maksimum dalam 1
silo adalah 190.000 m2
Pressing
Proses pressing merupakan proses yang dilakukan setelah body
preparation. Proses ini membuat biscuit tile dari powder yang
dihasilkan dari body preparation.
Output yang dihasilkan dari proses ini adalah suatu biscuit tile yang
disebut green tile. Green tile ini merupakan bentukan dari suatu
powder sehingga kekuatannya pun masih belum sempurna
dikarenakan masih banyaknya kadar air dalam tile.
Ada tiga tahap dalam proses pressing, yaitu :
1. Transfer Powder (dari Body Preparation ke Pressing)
Powder ditransfer dari silo powder yang terdapat pada body
preparation dengan menggunakan konveyor, menuju proses silo
press. Sebelum ditampung dilakukan penyaringan sebanyak satu kali.
Setelah itu powder akan di transfer ke plotting grid dan filler box.
Plotting grid dan filler box akan bergerak maju mundur untuk
mengisi lower die box dengan powder sampai cetakan penuh.
2. Proses Pressing pada mesin press.
Proses pressing pada FT4 dilakukan 2 kali yaitu:

a. Press 1 untuk membentuk kepadatan dan mengeluarkan


udara dalam lower die box pada saat punch turun. Besarnya
tekanan yang diberikan 30 Bar.
b. Press 2 merupakan press yang sebenarnya, dilakukan untuk
memadatkan green tile yang terbentuk sehingga akan lebih
kuat. Tekanan yang diberikan lebih besar dari yang pertama,
yaitu sebesar 280 Bar.
3. Proses Finishing Tile
Setelah pada proses pressing dihasilkan green tile, green tile

yang kemudian mengalami 3 proses :


a. Green tile dimasukkan ke kompensator (tempat
penampungan sementara sebelum green tile masuk ke kiln).
b. Dalam perjalanan menuju kompensator, green tile
mengalami proses scapper, yaitu untuk membersihkan
sisi-sisi dari green tile yang masih tajam.
c. Kemudian brushing untuk bagian atas dan bawah juga
untuk membersihkan dari kotoran.
Setelah ketiga proses tersebut dilakukan, kemudian green tile
akan di cek terlebih dahulu sebelum masuk ke proses
pembakaran. Pengecekan tersebut dilakukan secara visual yaitu
dengan cara melihat secara kasat mata apakah green tile
tersebut cacat atau tidak
Biscuit Firing
Proses biscuit firing merupakan proses pembakaran green tile
menjadi biskuit dengan menggunakan mesin kiln. Proses ini juga
ditujukan untuk membuat biskuit tile lebih kuat dari green tile,
karena dalam pembakaran kadar air yang terdapat dalam green tile
terserap sehingga membuat biskuit tile lebih kuat dari green tile.
Proses biskuit firing ada 4 tahapan yaitu :
Driying, Pre heating, Firing dan Colding.

PROSES
BISCUIT FIRING
1. Drying
Proses drying merupakan awal dari proses biskuit firing. Pada proses ini green tile
disemprot dengan udara panas pada suhu 200o - 250o C. Proses ini dilakukan selama
17 menit dari total proses biscuit firing dengan panjang jalur 35,7 m.
2. Pre heating
Proses Pre heating adalah proses dimulainya green tile akan dibakar. Proses ini
diperlukan karena tidak mungkin green tile langsung diberi suhu yang sangat panas
karena akan mengakibatkan green tile patah/pecah. Suhu yang digunakan adalah
8000-10000C.
3. Firing
Merupakan hal utama dari biscuit firing. Disini green tile dibakar dengan suhu
yang paling tinggi untuk menyerap kadar air. Pada proses firing ini menggunakan
suhu sebesar 10100-10580C.
4. Colding
Colding merupakan proses kebalikan dari drying. Disini yang disemprotkan adalah
udara dingin yang berfungsi untuk menurunkan suhu tinggi yang ada pada biscuit
tile. Udara dingin ini akan membuat suhu biscuit tile turun menjadi 6500-4500C.
Kemudian biscuit tile yang keluar ditaruh di storage untuk kemudian diangkut
untuk proses selanjutnya.
Glaze Preparation
Proses glaze preparation ini merupakan proses awal sebelum
glaze application.
Bertujuan untuk mempersiapkan bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membuat permukaan depan tile yang
bermotif atau memiliki suatu corak tertentu. Bahan-bahan
tersebut adalah untuk mempersiapkan engobe, glasur, dan
pasta yang akan digunakan pada proses glaze application.
a.Engobe, berfungsi untuk menghubungkan dan menyatukan
antara body dengan glasur, diletakkan pada lapisan
pertama. Selain itu, juga berfungsi untuk penahan air yang
datang dari bagian belakang tile sehingga tidak tembus ke
bagian depan.
Formula dasar engobe : clay, kaolin, slika, dll.
b. Glasur / Glaze
Glasur merupakan bahan yang melapisi keramik dan sebagai warna
dasar dari keramik serta mengatur tingkat kilapan dan keramik.
Bahan untuk glasur banyak mengandung frit.
Formula dasar : FJ 328, FAT 40477, dll
c. Pasta
Pasta digunakan untuk memberikan warna pada motif yang
digunakan. Pasta dibuat dengan mesin mikronet untuk rotocolor
jam. Sedangkan untuk printing 2 jam.
Formula dasar : inkoil/minyak, bentoinite, PS 98, dll.
d. Ball Mill
Bahan-bahan yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke ball
mill untuk digiling selama 10 13 jam. Penggilingan dilakukan
dengan bantuan alubit sperti yang terdapat pada ball mill, body
preparation, dengan kecepatan tertentu. Kemudian dicampur
dengan air sebanyak 32% dari total berat kering material.
e. Pengecekan
Pengecekan yang dilakukan untuk gkasur, engobe, dan
pasta meliputi pengecekan terhadap density, viscosity,
residu serta pengecekan secara visual.
Pada proses kerja Glaze Preparation setelah dimiling di
ball mill dilakukan pengecekan, antara lain : colour,
surface, glossiness, autoclaf.
Glaze Application
Proses Glaze Application ini merupakan proses
pengaplikasian glasur, engobe, pasta pada biscuit tile.
Glasur/engobe/pasta yang digunakan berasal dari glaze
preparation.
Biscuit tile berasal dari biscuit kiln yang ditampung pada
biscuit storage.
Pada proses single firing dilakukan secara direct yaitu setelah
biscuit tile keluar dari mesin press langsung masuk ke mesin
drier lalu keluar dari dreier masuk ke glazing line.
Gloss Firing / Kiln
Proses Gloss Firing ini merupakan proses yang paling
penting karena pada tahapan inilah proses pembentukan
keramik yang sesungguhnya terjadi.
Proses gloss kiln adalah proses pembakaran tile yang telah
diaplikasikan untuk mematangkan glasur. Temperatur dan
lamanya pembakaran akan sangat mempengaruhi kualitas tile
yang dihasilkan.
Pembakaran terjadi di roller kiln, yang terbagi atas 43 tahap,
panjang 90,3 meter, lembar 2,5 meter dengan cycle / lama
pembakaran 30 menit.
Pembakaran dilakukan dari dua arah yaitu atas dengan bawah
dari green tile.
Proses Glaze Application
Sorting and Packing
Proses ini merupakan proses inspeksi dan kemudian
finishing terakhir dari tile sebelum dikirim ke
konsumen dan pasar.
Disini sudah tidak dilakukan pembenaran produk
melainkan hanya pelaporan jika terjadi defect yang
terlalu fatal untuk mencegah terjadinya lagi untuk
proses selanjutnya.
Pengolahan Limbah
Salah satu limbah dari industri keramik adalah adanya sisa
pemakaian gypsum pada proses glasir keramik. Gypsum ini
merupakan limbah padat yangcukup banyak dan belum
dimanfaatkan.
Kemudian dilakukan analisis untuk memurnikan gypsum ini
agar dapat dimanfaatkan. Pemurnian dan pengaktifan gypsum
ini dilakukan secara kimia fisika, melalui pencucian dan
pelarutan bahan pengotor dengan air dan asam sulfat pada pH 4-
5, sedangkan pengaktifan dilakukan dengan pemanasan pada
suhu 160-170 derajat C.
Hasil pemurnian dikarakterisasi dengan difraktometer sinar X,
analisa kimia basah dan uji fisika dibandingkan dengan gypsum
standar. Gypsum hasil pemurnian dan pengaktifanmemberikan
sifat yang layak untuk dipakai kembali.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai