Anda di halaman 1dari 6

TAHAP PROSES PRODUKSI

Proses produksi Crumb Rubber terdiri dari proses basah dan proses kering.
Proses basah terdiri dari pencacahan dan penggilingan, kemudian dilakukan
penyadaian dan menuju proses kering yaitu proses peremahan, pengovenan, dan
pengempaan.
Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam Standar Indonesia
Rubber (SIR). SIR adalah Karet bongkah (karet remah) yang telah dikeringkan
dan dikilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan.
Karet alam SIR-20 berasal dari koagulum (lateks yang sudah
digumpalkan) atau hasil olahanseperti lum,sit angin, getah keeping sisa, yang
diperoleh dari perkebunan rakyat dengan asal bahan baku yang sama dengan
koagulum.Prinsip tahapan proses pengolahan karet alam SIR-20 yaitu
-Sortasi bahan baku
-Pembersihan dan pencampuran makro
-Peremahan
-Pengeringan
-Pengempaan bandela
-Pengemasan

1. Penanganan Bahan Olahan Karet (Bokar)


Bahan baku yang baru datang akan langsung masuk dalam proses penyortasian
dengan cara membelah Bokar dengan mesin, pembelahan ini bermaksud untuk
melihat kualitas dari isi Bokar karena seringkali saat dibelah terlihat kotoran-
kotoran yang menyebabkan penurunan kualitas Bokar. Kemudian Bokar tersebut
digolongkan ke dalam mutu A, B, dan C, penggolongan mutu dilakukan dengan
visualisasi mata saja. Pada saat sortasi awal juga diselingi dengan penyiraman
dengan air, hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar kotoran maupun lumpur
yang menempel sehingga dapat mengurangi kadar kontaminan. Pembekuan yang
diterima oleh perusahaan adalah pembekuan yang menggunakan cuka, asam
semut dan bahan kimia yang sesuai standar atau diperbolehkan. Selain daripada
itu langsung ditolak oleh perusahaan.
Kualitas bahan baku yang diterima yaitu:
a. Kualitas A merupakan Bokar yang memiliki mutu paling bagus, dimana
hanya terdapat sangat sedikit kotoran dan memiliki kandungan air yang rendah.
b. Kualitas B merupakan Bokar yang memiliki mutu sedang, dimana terdapat
sedikit kotoran.
c. Kualitas C merupakan Bokar dengan mutu jelek, dimana terdapat banyak
pengotor seperti pasir, batu, dan ranting-ranting.

2. Proses Basah
Proses basah merupakan proses pengolahan Bokar menjadi lembaran yang biasa
disebut blanket. Inti dari proses ini adalah pencucian, sehingga didapatkan Bokar
dengan sedikit kontaminasi. Hal ini berpengaruh dalam kualitas Bokar itu sendiri.
Runtutan utama dari proses basah adalah: pencacahan, penggilingan, dan
penyadaian.

2.1. Pencacahan
Bahan baku berupak bokar yang berupa: asapan, slab, dan lump
dimasukkan kedalam conveyorbelt dengan perbandingan bahan baku mengikuti
petunjuk pada papan yang berada didekat mesin produksi conveyor ini kemudian
bergerak menuju breaker yang akan mencacah gumpalan Bokar menjadi
potongan-potongan kecil. Gumpalan Bokar yang sudah tercacah bergerak menuju
rotary breaker yang berfungsi untuk mencuci cacahan bokar, didalam rotary
breaker terdapat pipa besi yang berfungsi untuk menyemprotkan air, sehingga
lumput, tanah, pasir maupun bahan kontaminan lainnya akan dapat terlepas dari
Bokar.
Kemudian Bokar yang telah masuk rotary breaker jatuh dan kembali
berjalan dengan conveyor belt menuju ke mesin hammer mill. Pada conveyor belt
yang berjalan ini terdapat 3 orang karyawan yang bertugas untuk memungut
kontaminan pada Bokar yang berupa kayu, ranting, plastik, tali rafia, daun, dan
lainnya. Karyawan juga melakukan sortasi apabila ada gumpalan karet yang
terlalu besar maka akan dikembalikan ke breaker agar dicacah lagi lebih halus.
Ukuran karet cacah berkisar 0,5 kg.
Kemudian masuk ke proses hammermill. Ukuran hasil pencacahan pada
proses ini berkisar 0,05 kg. Kemudian Bokar dibawa dengan conveyor belt
menuju bak pencucian. Bak pencucian ini berupa conveyor penangguk yang ada
tiga buah dengan fungsi yang sama. Setelah melalui tiga conveyor penangguk ini,
kemudian masuk kebak besar untuk pencucian terakhir sebelum masuk kedalam
proses penggilingan. Pada kolam ini terdapat baling-baling yang berfungsi untuk
memutar karet yang sudah dihancurkan sehingga dengan adanya perputaran
tersebut kotoran yang terdapat pada karet diharapkan dapat terlepas dan
mengendap kebawah dan keluar melalui saringan yang terdapat pada bagian
bawah setiap kolam.

2.2. Penggilingan
Penggilingan dimaksudkan untuk membentuk karet menjadi lembaran
yang disebut blanket. Ukuran blanket yang sudah siap sadai yaitu maksimal 7
mm, dengan panjang minimal 8 meter. Penggilingan dilakukan dengan
menggunakan mesin yang disebut mangle. Dari setiap line yang ada terdapat 8
unit mangle.

2.3. Penyadaian
Penyadaian adalah proses mengangin-anginkan lembaran blanket di dalam
suatu kamar yang tidak memiliki dinding tetapi memiliki atap. Penyadaian
dimaksudkan untuk mengurangi kadar air.

3. Proses Kering
Proses kering merupakan proses pemasakan blanket menjadi bandela. Proses
kering dilakukan setelah blanket diturunkan dari kamar sadai, sehingga kadar air
blanket sudah menurun. Pada proses kering ini terdapat 2 line, dimana keduanya
digunakan bersama-sama pada waktu yang bersamaan.

3.1. Peremahan
Setelah dilakukan penyadaian, lembaran blanket dilakukan peremahan.
Lembaran-lembaran blanket dimasukkan kedalam mesin pemotong. Setelah
sebelumnya dicek kontaminasinya secara visualisasi, apabila ada kontaminasi
maka pekerja akan mencungkilnya dengan tang. Ukuran remahan berkisar kurang
dari 0,025 kg. remahan-remahn yang telah dicuci dialirkan kedalambak yang
terdapat pendayung yang mendorong remahan karet menuju tenggukan.

3.2. Pengovenan
Pengovenan dilakukan dengan oven dryer selama 15 menit dengan suhu
kurang lebih 150OC, dimana 10 menit pengovenan dan 5 menitnya didinginkan
dengan blower yang masih menjadi satu dengan mesin oven dryer.

3.3. Pengempaan
Bandela-bandela yang telah dingin dikeluarkan dari dalam troli dan
langsung ditimbang. Berat timbangan bandela berkisar antara 34,5-35,5 kg,
kemudian dilakukan pengempaan. Pengempaan ini dilakukan selama kurang lebih
10 detik. Ukuran bandela yaitu tinggi 20 cm, lebar 40 cm, dan panjang 60 cm.
bandela kemudian diambil sampel untuk diuji di laboratorium.

Alat dan Mesin Pengolahan Karet Remah (Crumb Rubber)

A. `Fungsi Prebreaker/Hammermill :
B. Memecah bahan olah karet
C. Melepaskan kotoran (pasir,tatal,kayu,dll) dari bahan olah
D. Pencampuran makro (macroblending)

B. Fungsi Creper

1. Untuk membentuk lembaran krep dan memecah butiran karet


2. Memudahkan kotoran halus dan air dari bagian dalam butiran
3. Merupakan pencampuran secara mikro
C. Granulator
Fungsi : Mengolah lembaran krep menjadi remah agar permukaan semakin luas

D. Cuttermill
Fungsi : Memecah lembaran krep menjadi remah berukuran 20-40 mm

E. Alat Pengering (Drier)


Fungsi : Mengeringkan remah hingga kadar zat menguap maksimum 0,80 %.

F. Ballpress
Fungsi : Untuk membentuk bal SIR empat persegi panjang sehingga mudah
disusun dalam kemasan seperti Pallet dan Shrink wrap
DAFTAR PUSTAKA

Kaban, jamaran. 2002. Diklat teknologi pengolahan karet, Universitas Sumatera


Utara. FMIPA. Medan

Anonyim.2008.http://panduankaret.blogspot.co.id/2008/07/alat-dan-mesin-
pengolahankaret-remah.html diakses pada 31.mei.2017

Anda mungkin juga menyukai