“SEMEN”
KELOMPOK 1:
Andrea Lyonny Lesar 20014003
Angelica Anastasia Kuhrmeyer 20014004
Edgar David Olii 20014012
Christiandy Lady Umboh 20014006
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena kami bisa
Semen, hasil diskusi dan kerja kelompok kami ingin berterima kasih kepada
dosen yang kami hormati dan para teman sekalian atas kesempatan yang telah
KATA PENGANTAR……………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………….………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………….. 1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………….. 2
C. TUJUAN ………………..………………………………………… 2
BAB II ISI…………………………………………………………........…. 3
A. PENGERTIAN SEMEN…………………………………………... 3
A. SIMPULAN……………………………………………………… 18
B. SARAN……………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
diantaranya:
jenis semen
A. PENGERTIAN SEMEN
Proses basah
Proses kering
Proses kering terjadi di dalam duodan mill.
Material-material dimasukkan bersama dengan
dialirkannya gas panas yang berasal dari suspension
pre-heater dan menara pendingin. Pada ruangan
pengering terdapat filter yang berfungsi untuk
mengangkut dan menaburkan material sehingga gas
panas dan material berkontaminasi secara merata.
Terjadi pemisahan material kasar dan halus dalam
separator.
5. Pendinginan
6. Penggilingan akhir
Sifat fisika
1) Kehalusan butir luas permukaan spesifik partikel semen,
nilai ini diperoleh dengan metode permeabilitas udara
(Blaine). Semen semakin tinggi Blaine, semakin tinggi
kehalusan pada saringan mesh 200 dan 325 mesh.
Partikel> 45 memiliki reaktivitas rendah dan tidak
memberikan kontribusi yang signifikan bagi
perkembangan kekuatan semen. Partikel> 75 mungkin
tidak bereaksi sama sekali.
2) Waktu pengikatan
Campuran semen dengan air akan membentuk adonan
yang bersifat kenyal dan dapat dibentuk (workable). Pada
tahap selanjutnya, pasta yang terbentuk menjadi semakin
kaku hingga mencapai tingkat dimana pasta lunak,tetapi
sudah tidak dapat dibentuk lagi.
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkatan ini
disebut initial setting time (waktu pengikatan awal).
Selanjutnya, pasta menjadi semakin kaku menjadi
padatan yang keras dang etas (rigid). Tahap ini disebut
final set dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
tingkatan ini disebut final setting time (waktu pengikatan
akhir).
3) Kekuatan tekanan
Kuat tekan semen salah satunya ditentukan oleh
komponen penyusun semen, terutama kalsium silikat.
Pada pengembangan kuat tekan awal (misalnya sampai
umur 28 hari), didominasi oleh hidrasi C3S yang
didukung oleh C3A. Untuk C2S dan C4AF akan
memberikan kontribusi terhadap kuat tekan untuk umur
yang lebih lama. Selain itu, yang mempengaruhi
pengembangan kuat tekan adalah kehalusan semen
(fineness) dan kandungan gypsum dalam semen.
4) Panas hidrasi
Panas hidrasi dari komponen semen bersifat eksotermis,
sehingga pada saat proses hidrasi berlangsung, akan
melepaskan sejumlah panas.
5) Soundness
Soundness didefinisikan sebagai kemampuan pasta semen
yang mengeras untuk mempertahankan volumenya
setelah proses pengikatan berakhir. Kestabilan volume ini
dapat terganggu karena adanya CaO bebas (free lime) dan
MgO bebas (periclase) yang berlebihan (mengakibatkan
ekspansi).
6) Konsistensi
Konsistensi didefinisikan sebagai kemampuan pasta
semen untuk mengalir. Pada pengujian, konsistensi
normal ditunjukan dengan penetrasi jarum vicat sebesar
10 ± 1 mm. Sifat ini digunakan untuk mengatur
perbandingan antara jumlah air dengan semen pada
pembuatan pasta semen.
7) Ketahanan terhadap sulfat
Salah satu hal paling penting dalam penggunaan semen
dalam struktur beton adalah ketahanan terhadap sulfat.
Komponen penyusun semen yang mempengaruhi
terhadap ketahanan terhadap sulfat adalah C3A. Pada saat
terjadi proses hidrasi semen, C3A akan bereaksi dengan
sulfat dan air membentuk ettringite. Ettringite ini
mempunyai volume yang lebih besar dibandingkan
volume komponen penyusunnya sehingga bila berlebihan
mengakibatkan terjadinya ekspansi yang dapat
menyebabkan kerusakan pada struktur beton.
Sifat kimia
KEUNTUNGAN :
1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan
konstruksi.
2. Mampu menahan beban yang berat.
3. Tahan terhadap temperature yang tinggi
4. Tahan terhadap penngkaratan / pembusukkan oleh kondisi
alam.
5. Kuat tekan tinggi.
6. Harga relatif murah.
KEKURANGAN:
1. Bentuk yang telah dibuat, sulit untuk diubah.
2. Lemah terhadap kuat tarik.
3. Pelaksanaan pekerjaan memiliki ketelitian tinggi.
4. Sulit kedap air.
A. SIMPULAN
B. SARAN
Industry diharapkan mendaur atau menetralisasi
limbah pabrik sebelum dibuang.
Pemerintah diharapkan berperan aktif untuk
mengawasi industry-industri dalam hal pengolahan
limbah.
Masyarakat juga diharapkan turut serta mengawasi
pengolahan limbah pabrik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/130109797/Makalah-Semen
https://kelompokapti2uty.blogspot.com/2016/04/makalah-semen.html