Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KIMIA DASAR

“SEMEN”

KELOMPOK 1:
Andrea Lyonny Lesar 20014003
Angelica Anastasia Kuhrmeyer 20014004
Edgar David Olii 20014012
Christiandy Lady Umboh 20014006

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena kami bisa

menyelesaikan tugas mata kuliah Kimia Dasar yang membahas tentang

Semen dalam bentuk makalah.

Sebelum memulai membahas sedikit ilmu yang kami ketahui tentang

Semen, hasil diskusi dan kerja kelompok kami ingin berterima kasih kepada

dosen yang kami hormati dan para teman sekalian atas kesempatan yang telah

diberikan. Tujuan kami membahas tentang Semen adalah sebagai tugas

kelompok yang diberikan oleh dosen yang kami hormati.

Semoga pembahasan ini bisa bermanfaat untuk semua pihak khususnya

kami dan teman-teman. Amin.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………….………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1

A. LATAR BELAKANG…………………………………………….. 1

B. RUMUSAN MASALAH………………………………………….. 2

C. TUJUAN ………………..………………………………………… 2

BAB II ISI…………………………………………………………........…. 3

A. PENGERTIAN SEMEN…………………………………………... 3

B. REAKSI KIMIA SEMEN…………………………………………. 3

C. PROSES PEMBENTUKAN SEMEN…………………………….. 4

D. SIFAT MATERIAL SEMEN…………………………………...… 9

E. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN SEMEN…………...… 11

F. JENIS-JENIS SEMEN DAN FUNGSINYA…………………….. 12

BAB III PENUTUP………………………………………………………. 18

A. SIMPULAN……………………………………………………… 18

B. SARAN……………………………………………………………18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 19
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semen berasal dari bahasa Latin “ CAEMENTUM “ yang berarti


bahan perekat. Semen merupakan senyawa/zat pengikat hidrolis yang
terdiri dari senyawa C-H-S (Kalsium Silikat Hidrat) yang apabila
bereaksi dengan air akan dapat mengikat bahan-bahan padat lainnya,
membentuk satu kesatuan massa yang kompak, padat dan keras.
Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal
bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek
moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat
putih telur, ketan ataupun menggunakan aspal alam. Sebelum mencapai
bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya
merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis.
Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di
Pozzuoli, dekat teluk Napoli,Italia. Bubuk itu lantas dinamai
pozzuolana .
Joseph Aspdin adalah insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824
mengurus hak paten ramuan yang dia sebut semen portland. Adonan
semen portland ini mengandalkan dua bahan utama, batu kapur (kaya
akan kalsium karbonat) dan tanah lempung yang banyak mengandung
silika (sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina)
serta dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi sampai terbentuk
cairan baru.
B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalah

yaitu antara lain:

1. Apa pengertian semen?

2. Bagaimana reaksi kimia semen?

3. Bagaimana proses pembentukan semen beserta?

4. Apa sifat material semen beserta karakteristik dan jenisnya?

5. Apa keuntungan dan kekurangan semen?

C. TUJUAN

Dari rumusan masalah diatas dapat diperoleh beberapa tujuan,

diantaranya:

1. Untuk mengetahui pengertian dari semen

2. Untuk mengetahui reaksi kimia yan terjadi pada semen

3. Untuk mengetahui proses pembentukan semen

4. Untuk mengetahui tentang sifat material semen, karakteristik, dan

jenis semen

5. Untuk mengetahui keuntungan serta kekurangan dari semen


BAB II
ISI

A. PENGERTIAN SEMEN

Semen adalah suatu campuran senyawa kimia yang bersifat


Hidrolis artinya jika dicampur dengan air dalam jumlah tertentu akan
mengikat bahan-bahan lain menjadi satu kesatuan massa yang dapat
memadat dan mengeras.   Semen berasal dari kata Caementum yang
berarti bahan perekat yang mampu mempesatukan atau mengikat
bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh atau suatu
produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat antara dua
atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau
dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang  memberikan
sifat rekat antara batuan-batuan konstruksi bangunan.

B. REAKSI KIMIA SEMEN

Pada saat kalsinasi terjadi penguraian terhadap kalsium karbonat


menjadi senyawa-senyawa penyusunnya.
Reaksinya:
CaCO3→CaO + CO2
MgCO3→MgO + CO2
Dan pada pemijaran terjadi reaksi oksida-oksida yang terdapat
dalam material yang membentuk senyawa hidrolisis
C4AF,C3A,C3S,C2S.
Reaksi-reaksi yang terjadi waktu proses pembuatan semen adalah
sebagai berikut:
1) Batu kapur : CaO + CO2 Kapur karbon dioksida
Lempung : SiO2 + Al2O3 + Fe2O3 + H2O Silica alumina
oksida besi air
2) CaO + 2CaO.SiO2 → 3CaOSiO2 Trikalsium silikat (C3S)
2CaO + SiO2 → 2CaOSiO3 Dikalsium silikat (C2S)
3CaO +Al2O3 → 3CaO.Al2O3 Trikalsium Aluminat
(C3A)
4CaO + Al2O3 + Fe2O3 → 4CaO.Al2O3.Fe2O3
Tetrakalsium Aluminoferit (C4AF)

Bahan-bahan tersebut merupakan klinker semen. Trikalsium


silikat (C3S), Trikalsium Aluminat (C3A) dan Tetrakalsium
Aluminat dan Tetrakalsium Aluminoferit (C4AF) merupakan
komponen karakteristik dari semen.

C. PROSES PEMBENTUKAN SEMEN

1. Penambangan bahan baku (Quarry)

a. Penambangan batu kapur


Membuang lapisan atas tanah (stripping) pengeboran
membuat lubang dan peledakkan (drilling and blasting).
b. Penambangan batu silika dan pasir besi
Penambangan dilakukan dengan mendorong batu
silika menggunakan dozer ke tepi tebing dan jatuh di
loading area. Penambangan pasir besi adalah dengan
melakukan penggalian (digging).
c. Penambangan tanah liat
Penambangan tanah liat dilakukan dengan
pengerukan lapisan tanah dengan eksavator yang diawali
dengan pembuatan jalan dengan sistem selokan yang
selang-seling.

2. Penyiapan bahan baku

1) Bahan baku berupa batu kapur dan tanah liat akan


dihancurkan untuk memperkecil ukurannya agar
mudah dalam proses pendinginan.
2) Alat penghancur batu kapur dinamakan crusher dan
alat penghacur tanah liat dinamakan clay cutter.
3) Crusher digunakan untuk memecah batu dari ukuran
diameter (100-1500mm) menjadi ukuran yang lebih
kecil dengan diameter (5-300mm)
4) Produk dari limestone crusher dan clay crusher
bercampur dalam belt conveyor dan ditumpuk di
dalam storage mix.
5) Setelah itu, raw material akan mengalami proses pre-
homogenisasi dengan pembuatan mix pile.
3. Penggilingan awal

 Proses basah

Penggilingan dilakukan dalam raw mill dengan


menambahkan sejumlah air sehingga menghasilkan
slurry dengan kadar air 34-38%. Ditambah air yang
diumpankan ke dalam raw mill karena adanya
putaran material akan bergerak dari satu ruang ke
ruang selanjutnya. Pada kamar satu terjadi
pemecahan dan kamar 2/3 terjadi gesekan sehingga
campuran bahan mentah menjadi slurry.

 Proses kering
Proses kering terjadi di dalam duodan mill.
Material-material dimasukkan bersama dengan
dialirkannya gas panas yang berasal dari suspension
pre-heater dan menara pendingin. Pada ruangan
pengering terdapat filter yang berfungsi untuk
mengangkut dan menaburkan material sehingga gas
panas dan material berkontaminasi secara merata.
Terjadi pemisahan material kasar dan halus dalam
separator.

4. Proses pembakaran / pembentukan clinker


Pembakaran / pembentukan clinker terjadi di dalam kiln.
Kiln adalah alat berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat
semburan api.

Tahapan pembentukan clinker:


I. Pengeringan slurry: terjadi pada daerah 1/3
panjang kiln dari inlet pada temperature 100-
500℃ sehingga terjadi pelepasan air bebas dan air
terikat untuk mendapatkan padatan tanah kering.
II. Pemanasan awal : setelah mengalami
homogenisasi material terlebih dahulu ditampung
ke dalam feed bin. Alat utama dalam pemanasan
ini adalah suspension pre-heater. Pemanasan awal
terjadi pada daerah 1/3 setelah panjang kiln dari
inlet. Selama pemanasan tidak terjadi perubahan
massa material tetapi hanya peningkatan suhu
hingga 600 ℃ dengan menggunakan pre-heater.
III. Kalsinasi : penguraian kalsium karbonat menjadi
senyawa-senyawa penyusunnya pada suhu 600℃.
Reaksinya :
CaCO3 →CaO + CO2
MgCO3 → MgO + CO2
IV. Pemijaran : reaksi oksida-oksida yang terdapat
dalam material yang membentuk senyawa
hidrolisis C4AF,C3A,C2S,C3S pada 1450℃
membentuk clinker.
V. Pendinginan : terjadi pendinginan clinker secara
mendadak dengan aliran udara sehingga, clinker
berukuran 1150-1250 gr/liter. Setelah itu, clinker
di kirim ke penampungan clinker ( clinker silo)
menggunakan pan conveyor.

5. Pendinginan

Terjadi pendinginan clinker secara mendadak dengan aliran


udara sehingga clinker berukuran 1150-1250 gr/liter. Clinker
yang keluar dari cooler bersuhu 150-250℃.
Clinker menuju ke tempat penampungan clinker (clinker silo)
dengan menggunakan pan conveyor.
Di bagian ujung discharge cooler dilengkapi crusher untuk
memecah clinker sebelum ditransport ke silo menggunakan
pan conveyor.

6. Penggilingan akhir

Menggiling bersama antara terak dengan 3%-5% gypsum


natural atau sintesis (untuk pengendalian setting dinamakan
retarder) dan beberapa jenis aditif (pozzolan,slag dan batu
kapur) yang ditambahkan dalam jumlah tertentu selama
memenuhi kualitas dan spesifikasi yang dipersyaratkan.
7. Pengemasan
Pengemasan semen dibagi menjadi dua:
 Pengemasan menggunakan sak (kraft dan woven)
 Pengemasan dalam bentuk curah, yang di distribusikan
ke proyek.

D. SIFAT MATERIAL SEMEN

 Sifat fisika
1) Kehalusan butir luas permukaan spesifik partikel semen,
nilai ini diperoleh dengan metode permeabilitas udara
(Blaine). Semen semakin tinggi Blaine, semakin tinggi
kehalusan pada saringan mesh 200 dan 325 mesh.
Partikel> 45 memiliki reaktivitas rendah dan tidak
memberikan kontribusi yang signifikan bagi
perkembangan kekuatan semen. Partikel> 75 mungkin
tidak bereaksi sama sekali.

2) Waktu pengikatan
Campuran semen dengan air akan membentuk adonan
yang bersifat kenyal dan dapat dibentuk (workable). Pada
tahap selanjutnya, pasta yang terbentuk menjadi semakin
kaku hingga mencapai tingkat dimana pasta lunak,tetapi
sudah tidak dapat dibentuk lagi.
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkatan ini
disebut initial setting time (waktu pengikatan awal).
Selanjutnya, pasta menjadi semakin kaku menjadi
padatan yang keras dang etas (rigid). Tahap ini disebut
final set dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
tingkatan ini disebut final setting time (waktu pengikatan
akhir).
3) Kekuatan tekanan
Kuat tekan semen salah satunya ditentukan oleh
komponen penyusun semen, terutama kalsium silikat.
Pada pengembangan kuat tekan awal (misalnya sampai
umur 28 hari), didominasi oleh hidrasi C3S yang
didukung oleh C3A. Untuk C2S dan C4AF akan
memberikan kontribusi terhadap kuat tekan untuk umur
yang lebih lama. Selain itu, yang mempengaruhi
pengembangan kuat tekan adalah kehalusan semen
(fineness) dan kandungan gypsum dalam semen.

4) Panas hidrasi
Panas hidrasi dari komponen semen bersifat eksotermis,
sehingga pada saat proses hidrasi berlangsung, akan
melepaskan sejumlah panas.

5) Soundness
Soundness didefinisikan sebagai kemampuan pasta semen
yang mengeras untuk mempertahankan volumenya
setelah proses pengikatan berakhir. Kestabilan volume ini
dapat terganggu karena adanya CaO bebas (free lime) dan
MgO bebas (periclase) yang berlebihan (mengakibatkan
ekspansi).

6) Konsistensi
Konsistensi didefinisikan sebagai kemampuan pasta
semen untuk mengalir. Pada pengujian, konsistensi
normal ditunjukan dengan penetrasi jarum vicat sebesar
10 ± 1 mm. Sifat ini digunakan untuk mengatur
perbandingan antara jumlah air dengan semen pada
pembuatan pasta semen.
7) Ketahanan terhadap sulfat
Salah satu hal paling penting dalam penggunaan semen
dalam struktur beton adalah ketahanan terhadap sulfat.
Komponen penyusun semen yang mempengaruhi
terhadap ketahanan terhadap sulfat adalah C3A. Pada saat
terjadi proses hidrasi semen, C3A akan bereaksi dengan
sulfat dan air membentuk ettringite. Ettringite ini
mempunyai volume yang lebih besar dibandingkan
volume komponen penyusunnya sehingga bila berlebihan
mengakibatkan terjadinya ekspansi yang dapat
menyebabkan kerusakan pada struktur beton.

 Sifat kimia

Sifat C₃S C₂S C₃A C₄AF


a. Reaksi dengan air sedang lambat cepat Lambat sekali

b. Panas hidrasi, 120 60 207 100


cal/gr
c. Nilai rekatan Baik Baik Baik Tidak ada
d. Pengembangan Tidak Tidak Tidak Pasif
karena reaksi ada ada ada
E. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN SEMEN

 KEUNTUNGAN :
1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan
konstruksi.
2. Mampu menahan beban yang berat.
3. Tahan terhadap temperature yang tinggi
4. Tahan terhadap penngkaratan / pembusukkan oleh kondisi
alam.
5. Kuat tekan tinggi.
6. Harga relatif murah.

 KEKURANGAN:
1. Bentuk yang telah dibuat, sulit untuk diubah.
2. Lemah terhadap kuat tarik.
3. Pelaksanaan pekerjaan memiliki ketelitian tinggi.
4. Sulit kedap air.

F. JENIS-JENIS SEMEN DAN FUNGSINYA

 Jenis semen biasa / Abu-abu


Semen jenis ini memiliki nama lain Portland yang
merupakan semen bubuk yang berwarna abu kebiruan.
Kegunaannya antara lain untuk penggunaan umum seperti
rumah dan bangunan tinggi. Berbahan dasar batu kapur
atau gamping yang diolah dengan dalam suhu tinggi.
Ada 5 tipe dari semen ini :

1. Jenis Semen Portland Type 1


Jenis ini biasa digunakan untuk konstruksi bangunan
umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus untuk
hidrasi panas dan kekuatan tekan awal. Kegunaan
Semen Portland Type I diantaranya konstruksi
bangunan untuk rumah permukiman, gedung bertingkat,
dan jalan raya. Karakteristik Semen Portland Type
I ini cocok digunakan di lokasi pembangunan di
kawasan yang jauh dari pantai dan memiliki kadar sulfat
rendah. 

2. Jenis Semen Portland Type 2


Kegunaan Semen Portland Type II pada umumnya
sebagai material bangunan yang letaknya dipinggir laut,
tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, dan
bendungan. Karakteristik Semen Portland Type
II yaitu tahan terhadap asam sulfat antara 0,10 hingga
0,20 persen dan hidrasi panas  yang bersifat sedang.

3. Jenis Semen Portland Type 3


 Karakteristik Semen Portland Type III diantaranya
adalah memiliki daya tekan awal yang tinggi pada
permulaan setelah proses pengikatan terjadi, lalu
kemudian segera dilakukan penyelesaian
secepatnya. Jenis semen Portland type III digunakan
untuk pembuatan bangunan tingkat tinggi, jalan beton
atau jalan raya bebas hambatan, hingga bandar udara
dan bangunan dalam air yang tidak memerlukan
ketahanan asam sulfat.

4. Jenis Semen Portland Type 4


Karakteristik Semen Portland IV adalah jenis semen
yang dalam penggunaannya membutuhkan panas hidrasi
rendah.  Jenis semen portland type IV diminimalkan
pada fase pengerasan sehingga tidak terjadi keretakkan.
Kegunaan Portland Type IV digunakan untuk dam
hingga lapangan udara.

5. Jenis Semen Portland Type 5


Karakteristik Semen Portland Type V untuk
konstruksi bangunan yang membutuhkan daya tahan
tinggi terhadap kadar asam sulfat tingkat tinggi lebih
dari 0,20 persen. Kegunaan Semen Potrtland Type
V dirancang untuk memenuhi kebutuhan di wilayah
dengan kadar asam sulfat tinggi seperti misalnya rawa-
rawa, air laut atau pantai, serta kawasan tambang. Jenis
bangunan yang membutuhkan jenis ini diantaranya
bendungan, pelabuhan, konstruksi dalam air, hingga
pembangkit tenaga nuklir.

 Jenis semen campur :

1. Kegunaan Portland Composite (PCC)


Kegunaan Portland Composite (PCC) ini secara luas
adalah bahan pengikat untuk konstruksi beton umum,
pasangan batu bata, beton pra cetak, beton pra tekan, paving
block, plesteran dan acian, dan sebagainya. Karakteristik
Portland  Composite Cement (PCC) lebih mudah
dikerjakan, kedap air, tahan sulfat, dan tidak mudah retak.
Material ini terdiri dari beberapa unsur diantaranya terak,
gypsum, dan bahan anoraganik.

2. Super Portland Pozzolan Composite Cement (PPC)


Kegunaan super portland pozzolan composite cement
diantaranya adalah sebagai konstruksi beton massa,
konstruksi di tepi pantai dan tanah rawa yang harus memiliki
ketahanan terhadap sulfat, tahan hidrasi panas sedang,
pekerjaan pasangan dan plesteran. Beberapa jenis bangunan
yang menggunakan produk ini diantaranya perumahan, jalan
raya, dermaga, irigasi, dan sebagainya. Semen ini
merupakan pengikat hidrolis seperti halnya PCC namun
terdiri dari campuran terak, gypsum, dan pozzolan.

3. Special Blended Cemeny (SBC)


Special belended cement (SBC) atau semen campur karena
khusus dirancang dalam pembangunan jembatan terbesar
yang menghubungkan Surabaya dengan Madura yang
dikenal dengan Jembatan Suramadu. Karakteristik special
blended cement tentu memenuhi kebutuhan konstruksi
bangunan pada air laut seperti halnya jembatan Suramadu
yang berdiri diatas laut.

4. Super Mansory Cement (SMC)


Kegunaan Super Masonry Cement (SMC) diantaranya
sebagai bahan baku genteng beton, tegel, hollow brick, dan
paving block. Selain itu, digunakan hanya pada kisaran
konstruksi bangunan rumah atau irigasi dengan struktur
beton paling besar K225.

5. Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR (High Sulfate


Resistance)
Karakteristik Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR yang
tahan terhadap sulfat tinggi ini merupakan jenis yang dibuat
untuk kegunaan khusus di kedalaman dan temperatur
tertentu yang bisa disesuaikan dan kecepatan pengerasan
dikurangi. Diantara proyek yang menggunakan material ini
yaitu sumur minyak bumi di bawah permukaan bumi dan
laut.

6. Semen Thang Long PCB40


Karakteristik semen thang long PCB40 yang memiliki daya
tahan tinggi terhadap sulfat sesuai untuk konstruksi
bangunan bawah tanah dan air. Tak hanya itu, semen ini juga
memeiliki daya tahan terhadap penyerapan air, erosi
lingkungan, dan tahan lama. Jenis ini juga hemat digunakan
karena kekuatannya. Iklim Vietnam sangat pas untuk
penggunaan jenis semen ini.

7. Semen Thang Long PC50


Kegunaan semen thang long PC50 yang banyak
digunakan untuk proyek-proyek besar dan rumit
sehingga membutuhkan jenis semen dengan
spesifikasi tinggi. Standarisasi yang setara Asia, Eropa,
bahkan Amerika ini diaplikasikan untuk jembataan
hingga pembangkir listrik. Karakteristik semen thang
long PC50 diantaranya memiliki ketahanan tinggi
terhadap sulfat sehingga bisa pula digunakan di bawah
tanah dan air.
 semen putih (white Portland cement)
Kegunaan semen putih diaplikasikan untung lapisan
keramik hingga dekorasi interior dan eksterior
bangunan. Merek yang beredar dipasaran adalah
Semen Tiga Roda, Plamur Kingkong, Semen Putuh Cap
Gajah dan Semen Putih Panda.

 Semen acian putih / mortar TR30


Katarekteristik semen acian putih atau mortar TR30 ialah
memiliki daya rekat yang tinggi dan dapat menghasilkan
permukaan acian yang lebih halus. Oleh karena itu, tidak
mudah retak, dan terkelupas. Waktu pengerjaannya juga
cenderung lebih cepat. Kegunaan semen acian putih
adalah untuk untuk finishing seperti diantaranya
plesteran, acian, pasangan keramik.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

- Semen berasal dari bahasa latin “CAEMENTUM” yang


berarti bahan perekat.
- Bahan pembuatan semen : batu kapur, tanah liat, pasir silica,
pasir besi dan gypsum
- Terdapat 2 sifat material semen yaitu sifat fisika dan sifat
kimia.
- Semen memiliki banyak kelebihan namun juga memiliki
beberapa kekurangan.
- Tahapan proses pembuatan semen:
a. Penambangan bahan baku
b. Penyiapan bahan baku
c. Penggilingan awal
d. Proses pembakaran / pembentukan clinker
e. Penggilingan akhir
f. Pengemasan

B. SARAN
 Industry diharapkan mendaur atau menetralisasi
limbah pabrik sebelum dibuang.
 Pemerintah diharapkan berperan aktif untuk
mengawasi industry-industri dalam hal pengolahan
limbah.
 Masyarakat juga diharapkan turut serta mengawasi
pengolahan limbah pabrik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/130109797/Makalah-Semen

https://kelompokapti2uty.blogspot.com/2016/04/makalah-semen.html

Anda mungkin juga menyukai