Anda di halaman 1dari 10

BAB II

IDENTIFIKASI AWAL
2.1

Proses Produksi Keramik Lantai dari Proses Awal Sampai Proses


Akhir
Proses produksi keramik PT Ubin Keramik Kemenangan Jaya terdiri
atas 6 proses yaitu Proses Persiapan Bahan Baku, Proses
Menimbang, Body Preparation Section (BPS), Pressing and Vertikal
Dryer, Glaze Preparation, Glazing Line, Kiln, Sorting and Packing.
1. Proses Persiapan Bahan Baku

Proses ini adalah awal dari semua proses produksi


untuk pembuatan keramik lantai pada PT. Ubin Keramik
Kemenangan Jaya. Sebelum di lakukan pembuatan keramik
lantai, terleih dahulu mempersiapkan bahan baku yang akan
digunakan untuk pembuatan keramik lantai. Proses persiapan
bahan baku di mulai dari pesanan bahan baku yaitu tanah
dari mitra pada perusahaan tersebut, kemudian dikirim ke
perusahaan setelah di perusahaan keramik kemenangan jaya,
tanah yang dikirim kemudian ditimbang bersama
angkutannya (truk) dengan menggunakan timbangan
otomatis. Setelah di timbang bahan baku tersebut, di simpan
di gudang penyimpanan bahan baku atau tanah. Bahan baku
atau tanah yang digunakan untuk memproduksi keramik
lantai adalah tanah apal, tanah belitung, tanah kaulin dan
tanah efcr.
2. Proses Menimbang

Proses menimbang pada perusahaan keramik, di bagi


menjadi 2 tahap, yaitu:
1. Tahap pertama

Pada tahap pertama, proses menimbang dilakukan


pada saat tanah sebelum di masukkan kedalam
gudang penyimpanan tanah, proses menimbang
pada tahap pertama dilakukan ketika angkutan
tanah masuk kemudian di timbang bersama
dengan angkutannya dengan menggunakan mesin
timbangan otomatis.
2. Tahap kedua

Pada tahap kedua, proses menimbang dilakukan


setelah tanah disimpan di gudang tanah, kemudian
dimasukkan ke dalam mesin wegging box untuk
di timbang pada tahap kedua, yang selanjutnya
akan di produksi. Mesin wegging box merupakan
tempat untuk menimbang dan menampung tanah
yang telah diisi. Adapun ketentuan standart pada

mesin wegging box yaitu max 20 ton, kemudian


akan diteruskan ke proses selanjutnya.
3. Proses Body Preparation Section (BPS)
Proses di BPS di bagi menjadi 3 proses yaitu :
1. Proses Mixing (pencampuran dan penggilingan)

Mesin Ballmill

Proses mixing adalah proses pencampuran dan


penggilingan setelah semua tanah ditimbang dan
tanah tersebut ditransfer melalui Conveyor untuk
dimasukkan ke dalam mesin ball mill, tujuannya
untuk menggiling serta mencampurkan semua
tanah, batuan dan air 8000/ball mill. Adanya
bahan campuran lain adalah watter glass
fungsinya untuk mengukur kepadatan tanah.
Waktu penggilinggan selama 7-8 jam. Setelah
digiling di dalam ball mill, tanah hasil gilingan
akan berbentuk lumpur.

2. Proses Penyaringan

Mesin

Didalam nya terdapat tempat


penyimpanan bernama Tank Slip

Proses penyaringan adalah proses setelah proses


mixing selesai menjadi lumpur, kemudian lumpur
tersebut disaring dan disimpan ke dalam tangki
tank slip (tangki slip). Kemudian lumpur disaring
kembali menggunakan mesin vibrating. hal ini
bertujuan untuk menyaring kotoran yang masih
kasar pada lumpur sampai benar-benar bersih.
3. Proses Spray Drying

Pompa
Pompa Piston

Spray
Spray Dryer

Proses spray drying adalah proses lumpur yang


sudah bersih dimasukkan ke dalam tangki slip
spray dryer agar dipompa oleh mesin piston
dimana mesin pompa ini menggunakan tenaga
pompa api gas dari udara. Proses spray drying ini
untuk menghasilkan powder (bubuk).
4. Proses Pressing and Vertikal Dryer
4.1 Proses Pressing

Mesin Pressing

Tempat Penyimpanan Silo

Proses pressing merupakan proses pembentukan


body dari keramik dari powder. Sebelum proses
pressing dilakukan proses pembentukan powder
terlebih dahulu. Pembentukan powder dilakuan
dengan mesin spray hasilnya dikirim dengan
conveyor dari bagian Body Preparation. Powder
yang telah terbentuk kemudian disimpan kedalam
silo penyimpanan dan kemudian dikirim ke silo silo kecil yang ada di mesin press.
4.2 Proses Vertikal Dryer
Proses Vertikal Dryer merupakan proses
berikutnya setelah green tile dihasilkan oleh
proses pressing. Proses drying bertujuan untuk
menghilangkan kadar air dalam green tile sampai
kadar air tertentu yang telah ditetapkan. Kadar air
dari green tile harus dikurangi karena memiliki
pengaruh terhadap proses glazing. Sebagai contoh
kadar air yang terlalu berlebihan akan
menyebabkan rusaknya lapisan glazing karena
pada waktu proses pembakaran dalam kiln akan
menyebabkan air menguap dan akan merusak
lapisan glazing.
5. Proses Glaze Preparation Section (GPS)

GPS adalah proses lanjutan setelah proses dari BPS telah


selesai, pada proses GPS proses yang akan dierjakan
adalah proses engobe.
5.1 . Proses Engobe
Proses pelapisan engobe bertujuan untuk
menahan uap air dari body dan juga sebagai
penutup warna body sebelum dilakukan printing.
Sebelum diberi lapisan engobe, tile terlebih
dahulu di spray dengan air untuk menurunkan
suhu.
6. Proses Glazing Lane
Pada tahap ini ada 2 proses yaitu :
6.1 Proses Glasur (glazing)
Pelapisan glasur dilakukan setelah green tile
dilapisi engobe dimana aplikasinya sama dengan
proses pelapisan engobe. Glasur adalah lapisan
diatas engobe yang berfungsi memberi warna
dasar, memberi keindahan pada keramik karena
glasur memberi warna mengkilap pada lapisan.
6.2 Proses Printing
Proses Printing adalah proses pembentukkan
motif dari green tile. Pada proses pemberian
motif ini terdapat aplikasi yang digunakan adalah
Auto Digit.
7. Proses Kiln (Pembakaran)

Klin atau tungku adalah suatu alat untuk


membakar tile (keramik). Proses kiln adalah
proses pembakaran keramik mentah menjadi
padat, kedap air dan higienis. Proses pembuatan
keramik terakhir yaitu pada proses pembakaran
didalam kiln.
Dalam pembuatan tile (keramik) ada beberapa proses yang
umum dilakukan dalam proses pembakaran yaitu :

1. Proses Pembakaran
Proses pembakaran keramik dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga jenis, yaitu :
a) Single firing
Yaitu proses pembakaran keramik dengan satu kali
pembakaran. Umumnya, jenis pembakaran ini digunakan
untuk menghasilkan keramik lantai karena dengan single
firing, keramik yang dihasilkan memiliki bending strength
yang relatif lebih tinggi. Dengan bending strength yang tinggi
keramik lantai diharapkan akan mampu untuk menahan
beban yang cukup berat. Single Firing biasanya untuk
keramik lantai dimana antara Body dan Glaze dibakar dan
matang secara bersamaan.
b) Double firing
Yaitu proses pembakaran keramik dengan dua kali
pembakaran. Umumnya jenis pembakaran ini untuk
memproduksi keramik dinding karena dengan double firing,
keramik yang dihasilkan akan memiliki permukaan yang
relatif lebih mengkilap dan biasanya lebih tahan gores
daripada produk yang dibakar dengan satu kali pembakaran.
Double Firing biasanya digunakan untuk membuat keramik
dinding dan melalui dua tahap pembakaran yaitu :
Pembakaran pembentukan Biscuit (Green Tile yang telah
dibakar) dan Glost Firing, pada proses ini Biscuit yang telah
dilengkapi dengan Glaze dibakar untuk mendapatkan hasil
yang baik.
c) Third Firing

Third Firing biasanya digunakan untuk tile yang berdekorasi,


ditempelkan pada permukaan Glaze matang dengan desain
tertentu kemudian di proses bakar.
Jenis Pembakaran yang dilakukan pada PT. Ubin Keramik
Kemenangan Jaya adalah jenis single firing dan double firing.
2. Jenis Kiln
Ada beberapa jenis kiln dalam pembuatan tile (keramik
lantai) yang biasanya digunakan, antara lain:
a) Roller Kiln

Menggunakan Roll Ceramic, yaitu tile diletakkan diatas Roll


Ceramic yang berputar dengan putaran cepat atau lambat dan
hasil bisa diketahui setelah 60 menit.
b) Tunnel Kiln
Menggunakan lorry yang masuk kedalam terowongan, tile
yang tersusun di dalam lory masuk kedalam terowongan kiln,
keluar dari Tunnel bisa 24 jam untuk mendapatkan hasilnya.
Di PT. Ubin Keramik Kemenangan Jaya menggunakan jenis
Roller kiln, kiln ini bisa dibuat panjang dan pendek sesuai
dengan kebutuhan. Dalam pengendalian proses pembakaran
untuk memperoleh hasil bakar yang sempurna diperlukan
beberapa instrumen pengukuran seperti: Isapan dalam Kiln,
tekanan di Firing dan tekanan angin dan Gas di spray dryer.
Faktor lain yang juga mempengaruhi Firing adalah Cycle
(kecepatan) bakar ditentukan berdasarkan jenis barang,
kepadatan susunan, tebal barang dan penampang kiln itu
sendiri.
3. Fase Pembakaran Keramik
a) Preheating

Di zona ini bahan (tile dan glasir) pada proses ini akan
hilangnya air Hidrokopis dan air Hidrat (air kristal) terjadi
pada temperatur 350 800C, tahapan proses Preheating
yang tak sempurna akan mempengaruhi proses bakar pada
temperatur yang lebih tinggi.
b) Firing
Di Proses ini oksida oksida akan mengalami perubahan
susunan atom-atom solid menjadi cair dengan cara melebur
sehingga bahan keramik tersebut benar benar matang dan
menjadi padat karena tertutup bahan gelas.
c) Cooling
Di proses ini keramik yang telah melewati zona firing di
dinginkan secara perlahan agar pada saat keluar dari kiln
mampu beradaptasi dengan suhu ruangan.
8. Proses Sorting
Proses ini merupakan proses pengamatan yang terfokus pada
tampilan motif, brightess, dan shading. Produk yang
mengalami crack atau pecah bisanya jarang ditemukan pada
unit ini. Hal ini disebabkan karena produk yang masuk
kedalam unit polishing telah disortir agar bebas dari crack.
Pengecekan lainnya dilakukan terhadap planaritas produk,
seperti cembung atau cekungnya bentuk tile.
Produk yang tidak sesuai standar akan diberi tanda dan
disortir berdasarkan tanda tersebut. produk dengan tanda
yang sama akan diambil dari dari conveyor dan disimpan
diatas pallet. Selannjutnya pallet diangkut oleh Forklift
menuju unit packing.
Pada unit sorting ini, produk akan diklasifikasikan menjadi
produk Kualitas 1 (KW 1), kualitas 2 (KW 2), kualitas 3 (KW
3), atau rejected.
9. Proses Packing
Proses packing dilakukan secara manual yang dikerjakan oleh
pekerja atau karyawan, pada proses packing ini termasuk juga
proses pengikatan keramik yang telah di masukkan ke dalam
kardus dan kemudian diikat dengan tali, yang dikerjakan
secara manual juga. Selanjutnya Produk tile (keramik) di

tumpukkan di atas pallet dan kemudian di bawa ke tempat


gudang penyimpanan dengan menggunakan forklift dengan
kapasitas yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai