Anda di halaman 1dari 18

TUGAS 2

PROSES INDUSTRI KIMIA:


“PROSES INDUSTRI KACA”
Alfathan Rizkya Ramadhan Wibowo 21030119130092
Berlian Aulia Salsabilla 21030119130108
Dennis Mathew Jonathan 21030119130132
Faustina Alda Nurushofa 21030119130158
Muhammad Hisyam 21030119130104
Tanti Nabella Putri 21030118130140
A. Blok Diagram Proses
B. Tahapan Proses
a. Persiapan bahan baku (batching)
• Tahap persiapan dimulai dengan penggilingan (untuk
bahan-bahan yang masih menyisakan bentuk gumpalan)
dan pengayakan (untuk memisahkan dari kotoran-kotoran
yang ada di dalam setiap bahan). Selanjutnya secara
mekanik, setiap bahan akan ditimbang sesuai komposisi
yang telah ditetapkan oleh tiap pabrik atau industri, sesuai
kekhasan produksi masing-masing pabrik. Tahap
selanjutnya adalah pengadukan campuran bahan baku
dalam suatu mixer, agar semua bahan tercampur secara
homogen sebelum dilelehkan.
B. Tahapan Proses
b. Pencairan (melting/fusing)
• Sebelum masuk ke dalam tungku pencair, campuran
bahan yang telah homogen diayak terlebih dahulu, agar
hanya bahan dengan butiran yang benar-benar sangat
halus yang masuk ke dalam tungku. Proses pencairan
atau pelelehan bahan-bahan ini menggunakan pemanas
bersuhu sekitar 1600ºC. Pencampuran berbagai bahan
baku secara merata sebelum proses pencairan akan
menurunkan suhu yang dibutuhkan untuk mencairkan.
B. Tahapan Proses
c. Pembentukan (forming/shaping)
• Setelah semua bahan mencair, maka langkah lanjutan adalah
pengaliran bahan yang berbentuk cair ke dalam alat
pencetak/pembentuk. Ada beberapa jenis proses pembentukkan
kaca, diantaranya adalah proses setengah mekanik dan mekanik.
1. Proses setengah mekanik (campuran antara proses mekanik dan
manual)
• Proses kaca datar
• Proses tiup (blow)
2. Proses mekanik:
• Proses Fourcault
• Proses Colburn (atau proses Libbey-Owens)
• Proses apung atau proses Pilkington (float process)
• Proses tiup (blow)
B. Tahapan Proses
d. Annealing
• Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya
tegangan-tegangan antar molekul pada kaca yang tidak merata
sehingga dapat menimbulkan pecahnya kaca. Proses annealing
hanya dilakukan pada pembuatan kaca datar atau kaca
lembaran. Proses annealing kaca terdiri dari 2 jenis, yaitu:
• Menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas suhu kritis
tertentu untuk menurunkan regangan internal.
• Mendinginkan kaca sampai suhu ruang secara perlahan-lahan
untuk menahan regangan sampai titik maksimumnya.
• Proses ini berlangsung di dalam “annealing lehr”. Untuk jenis
kaca lembaran, annealing lehr ini berupa kaca-kaca yang
bergerak di atas roda berjalan.
B. Tahapan Proses
e. Finishing dan pengendalian kualitas (quality control)
Beberapa proses penyelesaian akhir pada industri kaca adalah
cutting, cleaning
and polishing, enameling, dan coating.
• 1. Cutting
• Cutting dilakukan secara memanjang dan melintang. Cutting
memanjang untuk membuang sisi tepi hasil cetakan yang tidak
rata, sehingga diperoleh sisi kaca memanjang yang rata, dengan
lebar sekitar 4 m. Sisa potongan tepi ini umumnya akan
dimanfaatkan menjadi cullet sebagai campuran bahan utama
pembuat kaca dalam proses produksi kaca. Sementara potongan
melintang adalah memotong kaca lembaran untuk memperoleh
panjang tertentu untuk proses pengepakan, pengangkutan, dan
pemasaran.
B. Tahapan Proses
2. Cleaning
Proses cleaning kaca pada akhir proses produksi sangatlah penting. Hal ini
bertujuan untuk membersihkan kaca dari sisa-sisa material hasil
pencetakan atau material lain yang menempel selama proses produksi di
dalam industri. Elemen terpenting dalam proses cleaning adalah air, sabun
(detergen) dan cara pencucian.
3. Polishing
Proses polishing ditempuh untuk membersihkan permukaan kaca lebih
detil dan menyeluruh, termasuk menghilangkan goresan-goresan kecil
pada kaca. Selain polishing, dapat juga dilakukan proses grinding, yaitu
proses untuk menghaluskan permukaan kaca agar menjadi lebih halus.
Pada proses polishing digunakan peralatan penggosok yang halus.
Sementara pada proses grinding, digunakan permukaan yang lebih kasar,
bahkan dapat berupa batuan gosok. Setelah proses grinding, perrmukaan
kaca dapat menjadi lebih tipis akibat penggosokan dengan material kasar
tersebut.
B. Tahapan Proses
4. Enameling
Enameling adalah proses penambahan lapisan keramik tipis, baik
berwarna maupun tidak ke permukaan kaca jika diperlukan.
Proses ini dilakukan pada suhu tertentu setelah kaca kering dan
bersih. Lapisan enamel yang diaplikasikan umumnya memiliki
ketebalan 10-100 µm. Pada jenis-jenis kaca modern, proses
semacam enameling ditempuh untuk melapiskan material-material
lain pada pemukaan kaca sesuai keperluan. Enameling khusus ini
disebut coating, yaitu penambahan lapisan pada permukaan kaca
untuk tujuan memberikan manfaat tambahan pada kaca,
contohnya seperti anti sinar ultra violet (UV) coating. Setelah
proses enameling atau coating, kaca akan mengalami tempering
(proses pemanasan lanjut) agar lapisan yang telah menempel
dapat bertahan lama terhadap goresan dan perubahan cuaca.
C. Reaksi dan Mekanisme Reaksi
C. Reaksi dan Mekanisme Reaksi
• Semua reaksi diatas terjadi di tahap pencairan/melting.
Pada tahap tersebut, semua bahan dimasukkan ke dalam
satu reaktor sehingga ada kemungkinan satu bahan
bereaksi dengan bahan lainnya seperti Na2CO3 dari soda
bereaksi dengan SiO2 dari pasir, atau CaCO3 dari
limestone bereaksi dengan SiO2 dari pasir. Namun,
produk yang dibutuhkan setelah pencampuran di reaktor
pada proses ini adalah aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO
sehingga reaksi aSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO ↔
aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO menjadi reaksi utama pada
proses pembuatan kaca
D. Reaktor
• Semua bahan baku yang telah tercampur homogen
dicairkan di dalam tungku. Adapun tungku dalam industri
kaca, terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
• Tungku pot (pot furnace)
• Biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus
(special glass) seperti kaca seni atau kaca optik dengan
skala produksi yang kecil <2 ton. Tungku pot terbuat dari
bata Silica-alumina (lempung) khusus atau platina. Pada
tungku pot berbahan lempung, akan cukup sulit untuk
melelehkan bahan mentah kaca tanpa terkontaminasi oleh
material tungku pot yang ikut meleleh. Pada tungku pot
berbahan platina, kemungkinan ikut melelehnya bahan
tungku lebih kecil karena platina bersifat lebih tahan panas.
D. Reaktor
• Tungku tanki (tank furnace)
• Tungku tanki lebih digunakan pada industri kaca skala
besar. Tungku ini terbuat dari bata tahan panas dan
mampu menampung sekitar 1350 ton cairan kaca. Cairan
bahan mentah kaca ini akan berwujud seperti kolam di
dalam tungku.
D. Reaktor
• Tungku regeneratif (regenerative furnace)
• Tungku regeneratif adalah jenis tungku terbaru yang
memanfaatkan panas dari gas buang untuk diputar
kembali guna memanaskan tungku. Prinsip kerja tungku
ini ditemukan pertama kali oleh Charles William Siemens.
Tungku ini memiliki dua bagian ruang, salah satunya
disebut tungku pemeriksa. Kedua tungku ini beroperasi
dalam dua siklus, dan setiap 20 menit sekali, aliran di
dalam tungku berbalik sehingga udara pembakaran baru
dapat dipanaskan oleh tungku pemeriksa. Industri kaca
dewasa ini umumnya menggunakan tungku regeneratif.
E. Kondisi Operasi Pembuatan Kaca
• Kondisi Operasi :
• a. Persiapan bahan baku
• T = Suhu Ruangan (25oC)
• P = 1 atm
• b. Pencairan
• T = 1600oC
• P = 1 atm
• c. Pembentukan
•- Proses setengah mekanik
• T = Suhu Ruangan (25oC)
• P = 1 atm
E. Kondisi Operasi Pembuatan Kaca
- Proses mekanik
• Proses Fourcault
• T = 650-670 oC
• P = 1 atm
• Proses Colburn
• T = 650-670 oC
• P = 1 atm
• Proses Pilkington
• T = ± 600oC
• P = 1 atm

d. Annealing
• T = 150 menurun ke 25 oC
• P = 1 atm
E. Kondisi Operasi Pembuatan Kaca
e. Finishing and quality control
1. Cutting
• T = Suhu Ruangan (25oC)
• P = 1 atm
2. Cleaning
• T = Suhu Ruangan (25oC)
• P = 1 atm
3. Polishing
• T = Suhu Ruangan (25oC)
• P = 1 atm
4. Enameling
• T = Suhu Ruangan (25oC)
• P = 1 atm
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai