Anda di halaman 1dari 11

Teknik Produksi Bersih

di PT. Keramik Paolo


Probolinggo
M. Fadillah Khair 1612068
Pendahuluan

 Ada berbagai cara untuk menerapkan langkah-langkah peningkatan efisiensi


untuk proses, produk dan layanan dalam kegiatan industri. Cara penerapan
produksi bersih harus melalui suatu metodologi tertentu untuk mencapai
tujuan dari produksi bersih itu. Dalam pelaksanaannya di lapangan metodologi
tersebut dilengkapi dengan pedoman teknis. Pemilihan teknologi merupakan
usaha pertama yang harus ditetapkan berdasarkan kesesuaian dengan kondisi
dan kemudahan untuk dipraktekkan di Indonesia
Proses produksi keramik

Bahan baku utamanya adalah tanah liat (feldspar) dan air, sedangkan bahan
penunjangnya adalah listrik, clay, talc, pigment, gas alam, air, kertas karton dan
isolasi.
Tahapan pembuatan keramik dibagi menjadi beberapa unit yaitu:
 A.Unit persiapan
 B.Unit Produksi
 C.Unit Finishing
A. Unit Persiapan
Persiapan yang dibutuhkan sebelum proses keramik dibuat adalah sebagai
berikut:
 Body
Body adalah bagian dari keramik yang masih berbentuk tanah. Sebelum dibentuk
body keramik diperlukan pengolahan bahan / material yang perlu disiapkan,
disebut body preparation.
 Glaze dan engobe
Glaze adalah bahan gelas/kaca yang diformulasikan secara kimia untuk menutupi
permukaan tile.
Engobe adalah bahan diformulasikan secara kimia yang bersifat refractory.
 Pasta
Pasta merupakan cairan yang digunakan untuk memberikan warna pada proses
printing
B. Unit Produksi
Unit produksi dibagi menjadi beberapa tahapan untuk menghasilkan suatu keramik di antaranya:
 Press dan horizontaal dryer
Press adalah suatu komponen mesin yang berfungsi untuk membentuk/mencetak serbuk tanah
liat dengan tekanan yang tinggi menjadi padat dan kokoh. Sedangkan horizontal dryer merupakan
mesin pemanas body tile out press yang berfungsi untuk membuang H2O yang ada di dalam tile
kurang lebih 6% (dari press) menjadi kuran dari 1%.
 Glazing line
Body keramik akan diberikan unsur tambahan berupa engobe dan glaze.
 Printing
Berfungsi untuk membuat motif diatas body yang sudah diberi aplikasi engobe dan glaze sehingga
muncul image yang diinginkan.
 Kiln
Merupakan mesin pembakaran setelah keramik melewati proses pengglasuran.
C. Unit Finishing
 Sorting Packing
Bagian yang menyeleksi dan mengelompokan keramik berdsarkan kualitas adalah sorting packing
Diagram Alir Proses Produksi PT Keramik Paolo
 Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa siklus produksi dimulai dari penggilingan bahan
baku utama yang berupa feldspar (tanah liat) bersama air dan clay. Beberapa proses
lainnya antara lain pengecekan laboratorium, pencetakan barang, pengeringan,
penyempurnaan bentuk penghalusan, pewarnaan, penyusunan, pembakaran,
kualifikasi, pengepakan, dan pemasaran produk. Penggunaan energi selama proses
produksi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Energi listrik untuk penggunaan peralatan produksi dan pompa air; dan
2. Energi Gas Alam (Natural Gas) untuk pembakaran dalam tungku
Limbah yang dihasilkan

 Berdasarkan diagram alir yang dimiliki oleh PT. Keramik Paolo, terlihat bahwa limbah
yang terjadi berupa: emisi, limbah cair, limbah padat yang memerlukan perlakukan
untuk diproses ulang, serta sedikit suara yang bising pada subproses penggilingan.
Penerapan Produksi Bersih
Industri keramik merupakan industri yang berbasis pada penggunaan energi (energy
intensive based industry). potensi penghematan yang dapat dilakukan dengan
penerapan konsep produksi bersih ini berkisar antara 10% dan 30% dari biaya produksi.
upaya produksi bersih yang dapat diterapkan adalah:
 Upaya pengoptimalan suhu pembakaran keramik menggunakan gas alam untuk
mengurangi produk yang tidak sesuai (unspecification products) yang akan
memberikan dampak pada penurunan limbah yang keluar pada proses
pembakaran.
 Pemanfaatan kembali limbah.
Limbah padat berupa potongan keramik sehabis penggilingan dan dapat diproses ulang
(digiling lagi) sebelum proses pewarnaan, sehingga potongan keramik tidak terbuang.
 Efisiensi energy
penggantian lampu biasa dengan lampu hemat energy serta pemasangan meteran
listrik (alat ukur konsumsi listrik) pada setiap peralatan produksi, sehingga dapat
memberikan informasi bagi manajemen dalam mengambil keputusan terkait dengan
penghematan.
 Clean In Place
Clean in place bertujuan untuk membersihkan alat sesudah pemakaian atau proses produksi
untuk mengurangi terjadinya pengkaratan dan efisiensi alat tidak menurun
 Uap panas dari proses pembakaran sudah dimanfaatkan yaitu untuk pengeringan
material atau bahan yang masih basah sehingga proses pengeringan tidak selalu
tergantung pada panas matahari, terutama pada musim penghujan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai