Anda di halaman 1dari 9

Media Eksakta 16 (1) : 040-048, Mei 2020 ISSN : 0216-3144

ARANG AKTIF SERBUK GERGAJI KAYU JATI (TECTONA GRANDIS L.F) SEBAGAI BAHAN
ADSORBEN PADA PEMURNIAN MINYAK JELANTAH

Nusratullah dan Sitti Aminah

Jurusan Pendidikan MIPA


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Palu

Abstract
Used cooking oil can increase the potential for cancer in the body. Therefore, used cooking oil
processing efforts were made to improve its quality by using activated charcoal adsorbent of Tectona
Grandis L. F sawdust. This study aimed to improve the quality of used cooking oil through refinign by
using charcoal adsorbent of Tectona Grandis L.f sawdust. used cooking oil samples were obtained from
Ogoamas 1 Village, Sojol Utara District, Donggala Regency. Based on the results of testing the quality of
the oil obtained, the water content was 0.22%, free fatty acid content was 0.25% peroxide number was
1.83 meq / Kg, the iodic number was 45, specific gravity was 0.900 g / mL and oil color clear oil with
absorbance value was 0.031 A. Based on the quality of several parameters of cooking oil using activated
charcoal of Tectona Grandis L.f sawdust, it has fulfilled the quality requirements of cooking oil according
to SNI 3741-1995.

Keywords: Used cooking oil, tectona grandis l.f sawdust, activated charcoal.

PENDAHULUAN untuk meningkatkan kualitasnya. Salah satu


Minyak goreng sangat sulit dipisahkan dari metode untuk memperbaiki mutu minyak jelantah
kehidupan masyarakat. Selain berfungsi sebagai adalah dengan cara mengadsorpsi. Dalam upaya
media penghantar panas, minyak goreng juga meregenerasi minyak jelantah telah dicoba
berfungsi sebagai penambah rasa gurih makanan mengadsorpsi komponen-komponen dalam
serta memperbaiki cita rasa makanan dengan minyak jelantah dengan menggunakan adsorben
membentuk warna kuning kecoklatan pada saat dari bahan alami, seperti arang aktif (Rahayu dkk.,
penggorengan (Hidayati dkk., 2016). Namun tidak 2014).
jarang sebagian masyarakat Indonesia Pemurnian minyak goreng menggunakan arang
menggunakan minyak goreng bekas pakai secara aktif dari limbah penggergajian merupakan salah
berulang-ulang dengan alasan penghematan, satu alternatif yang dapat dikembangkan. Selain
Menurut para ahli kesehatan minyak goreng hanya bahannya yang mudah didapatkan dan biaya yang
dapat digunakan dua sampai empat kali dibutuhkan juga tidak banyak (Intan dkk., 2016).
penggorengan (Barau dkk., 2015). Salah satu bahan baku yang dapat
Penggunaan minyak goreng secara berulang- dikembangkan sebagai bahan arang aktif adalah
ulang pada suhu tinggi serta adanya interaksi serbuk gegaji kayu jati yang merupakan limbah
dengan udara dan air ketika proses penggorengan dari pegolahan penggergajian (Wardani dkk.,
akan menyebabkan terjadinya reaksi degradasi 2017). Limbah tersebut dapat menimbulkan
yang kompleks dalam minyak sehingga masalah karena pada kenyataannya masih ada
menghasilkan berbagai senyawa hasil reaksi. yang ditumpuk, dibuang ke aliran sungai, sehingga
Reaksi degradasi ini mengakibatkan kualitas perlu dilakukan penanganan maksimal terhadap
minyak menurun sehingga nilai gizi dari bahan limbah serbuk gergajian ini agar tidak merusak
pangan yang digoreng pun menurun. Minyak yang lingkungan (Intan dkk., 2016). Salah satu
mengalami reaksi ini tidak dapat dipakai lagi pemanfaatan limbah serbuk gergaji kayu adalah
(Barau dkk., 2015). dengan mengolah limbah tersebut menjadi
Minyak jelantah tidak layak pakai lagi karena adsorben pemurnian minyak jelantah, dimana sifat
mengakibatkan asam lemak yang terkandung serbuk gergaji yang mudah menyerap air (Hamzah,
dalam minyak akan semakin jenuh dan semakin 2016).
lama waktu pemanasan maka kandungan asam Minyak jelantah membahayakan bagi tubuh
lemak jenuh pun akan semakin meningkat. manusia serta potensi serbuk gergaji yang cukup
Sehingga pemakaian berulang pada minyak besar menjadi arang aktif namun belum
menyebabkan kerusakan mutu gizi pada makanan dimanfaatkan secara optimal maka dilakukan
dan asam lemak esensial pada minyak tersebut penelitian mengenai arang aktif serbuk gergaji
dan akan berdampak buruk pada kesehatan kayu jati (Tectona Grandis) sebagai bahan
masyarakat dan apabila minyak goreng bekas adsorben pada pemurnian minyak jelantah.
yang sudah tidak digunakan lagi dibuang
kelingkungan, maka lingkungan juga akan ikut METODE
tercemar (Nurhasanah dkk., 2017). Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah
Mengurangi resiko kesehatan dan pencemaran pipet tetes, gelas ukur 50 mL dan 100 mL, gelas
lingkungan akibat pemakaian minyak jelantah kimia 250 mL dan 1000 mL, Erlenmeyer 1000 mL,
perlu dilakukan upaya pengolahan minyak jelantah 125 mL dan 250 mL, labu ukur 100 mL dan 250

40
Arang Aktif Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona Grandis L.F) Sebagai Bahan Adsorben Pada Pemurnian
Minyak Jelantah
(Nusratullah)
mL, batang pengaduk, spatula, cawan porselin, Dimana, B = Massa cawan arang mula-mula
cawan krusibel, corong pisah 500 mL, botol (gram); F = Massa cawan arang yang telah
semprot, lumpang dan alu, ayakan 70 mesh, dikeringkan (gram); G = Massa cawan (gram).
magnetic stirrer, hot plate, desikator, oven, buret
50 mL, statif dan klem, pompa vakum, sentrifuge, Kadar abu
rak tabung reaksi, piknometer 10 mL, penangas Arang aktif ditimbang dengan teliti sebanyak 1
listrik, neraca digital, pH meter dan gram dalam cawan yang telah diketahui beratnya.
Spektrofotometer UV-Vis. Kemudian mengabukan dalam tanur pada
Bahan yang digunakan pada penelitian ini temperatur 700oC selama 1 jam. Setelah itu
adalah minyak goreng bekas merek Kunci Mas (5 mendinginkan dalam desikator dan
kali dipakai), serbuk gergaji kayu jati (Tectona menimbangnya. Perlakuan yang sama diulangi
Grandis L.f), indikator phenolphthalein (PP), sampai diperoleh bobot yang tetap (Federation,
aquades, ZnCl2 10%, campuran larutan CH3COOH 1986). Kadar abu dapat ditentukan dengan rumus
dan CHCl3 (3:2), larutan Na2S2O3 0,01 N, larutan berikut.
Na2S2O3 0,1 N kalium iodida (KI) jenuh, larutan
indikator pati 1%, etanol 96%, NaOH 0,096 N, mi
Kadar Abu= i x100%
NaOH 15% dan reagen iodin bromida.
(Federation, 1986).
Preparasi sampel
Dimana, B = massa cawan arang mula-mula
Serbuk gergaji kayu jati dibersihkan dari
(gram); F = massa cawan dengan abu (gram); G =
pengotor, lalu mengeringkan dibawah sinar
massa cawan (gram).
matahari sampai kering 1 jam. kemudian
mengarangkannya sebanyak 3 kg dengan
Proses pemurnian minyak jelantah
cara memasukkan serbuk gergaji ke dalam drum
Penghilangan bumbu
pembakaran, lalu membakarnya kemudian drum
Pemurnian minyak jelantah diawali dengan
ditutup 11 jam. Mengeluarkan arang dari drum proses despicing. Ditimbang sebanyak 500 gram
pembakaran. Setelah menjadi arang, lalu minyak jelantah kemudian ditambahkan air dengan
keringkan dibawah sinar matahari. Kemudian komposisi minyak-air (1:1) kedalam gelas kimia
menghaluskan arang menggunakan lumpang dan 1000 mL, selanjutnya dipanaskan sampai air
alu, lalu mengayak arang menggunakan ayakan didalam gelas kimia tinggal setengahnya,
70 mesh (Dzulhijjah, 2018).
kemudian lapisan minyak tersebut diambil dengan
corong pisah selama 1 jam, kemudian fraksi air
Aktivasi arang serbuk gergaji kayu jati pada bagian bawah dipisahkan sehingga diperoleh
Arang serbuk gergaji yang telah terbentuk fraksi minyak, selanjutnya dilakukan penyaringan
dilanjutkan dengan proses aktivasi. Aktivasi arang dengan kain bersih untuk memisahkan kotoran
diawali dengan menimbang 50 gram arang lalu yang tersisa (Ramdja dkk., 2010). Proses ini
memasukkan kedalam Erlenmeyer 1000 mL,
dilanjutkan dengan netralisasi melalui
kemudian menambahkan 250 mL larutan ZnCl2 penambahan 10 mL NaOH 15% kedalam 100 mL
10%. Selanjutnya diaktivasi dengan cara minyak hasil despicing kemudian dipanaskan pada
dipanaskan pada suhu 400oC menggunakan hot suhu 35oC menggunakan hot plate sambil diaduk
plate sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer menggunakan magnetik stirrer selama 10 menit.
selama 1 jam (Hagemann dkk., 2018). Kemudian Selanjutnya disaring menggunakan centrifuge
didiamkan selama 24 jam. Setelah itu, arang aktif
untuk memisahkan filtrat dan residunya (Novitriani,
disaring menggunakan pompa vakum lalu arang 2015).
aktif dicuci dengan aquades sampai pH netral
menggunakan pH meter. Selanjutnya arang aktif Adsorbsi minyak jelantah
dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama Sebanyak 50 mL minyak hasil proses
3 jam lalu ditimbang (Nurhikmah, 2019). netralisasi dimasukkan kedam gelas kimia 250 mL,
lalu ditambahkan adsorben sebanyak 5 gram.
Karakteristik arang aktif Kemudian dipanaskan diatas hot plate sambil
Kadar air diaduk menggunakan magnetic stirrer, suhu dijaga
Arang aktif ditimbang dengan teliti sebanyak 1 pada rentang 120-130oC selama 60 menit. Setelah
gram didalam cawan porselin yang telah diketahui itu minyak segera dipisahkan menggunakan
beratnya. Kemudian dikeringkan dalam oven pada centrifuge, kemudian saring menggunakan pompa
temperatur 105oC selama kurang lebih 3 jam.
vakum (Puspita & Tjahjani, 2018).
Setelah itu didinginkan dalam desikator dan
ditimbang. Perlakuan yang sama diulangi sampai Analisis kualitas minyak
diperoleh berat konstan (Federation, 1986). Kadar Kadar air
air dapat ditentukan dengan rumus berikut. Krusibel dicuci bersih dan dikeringkan lalu
im dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC selama
Kadar Air = i
x100% 30 menit. Selanjutnya didinginkan dalam desikator
(Federation, 1986). selama 15 menit. Kemudian krusibel ditimbang

41
Media Eksakta 16 (1) : 040-048, Mei 2020 ISSN : 0216-3144

dan dicatat bobotnya. Perlakuan ini diulang Sebanyak 0,5 gram minyak ditimbang dan
sampai diperoleh bobot yang tepat. Selanjutnya dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL yang
sampel minyak jelantah dimasukkan kedalam tertutup. Tambahkan 10 mL klorofom dan 25 mL
krusibel sebanyak 1 gram dan dipanaskan lagi reagen iodin bromida lalu diamkan diruang gelap
pada oven dengan suhu 105oC selama 1 jam, lalu selama 30 menit. Tambahkan 10 mL larutan KI
didinginkan dalam desikator selama 15 menit. 15% dan aquades yang telah dididihkan sebanyak
Perlakuan ini dilakukan sebanyak 3 kali (Barau 100 mL. kemudian segera dititrasi dengan larutan
dkk., 2015). Kadar air dapat ditentukan dengan Na2S2O3 0,1 N sampai larutan berwarna kuning
rumus berikut. pucat. Setelah itu tambahkan 2 mL larutan amilum
1% dan titrasi dilanjutkan hingga warna biru pada
Kadar air=
ͳi
x100% larutan hilang. Perlakuan ini dilakukan sebanyak 2
ͳ
kali (Rahayu dkk., 2014). Bilangan iod dapat
(Barau dkk., 2015)
ditentukan dengan rumus berikut.
Dimana, m1 = bobot cuplikan (gram); m2 = bobot i ͳ ,69ͳ
cuplikan setelah pengeringan (gram). Bilangan Iod =
(Rahayu dkk., 2014).
Asam lemak bebas
Sebanyak 5 gram minyak jelantah dimasukkan Dimana, B = Banyaknya Na2S2O3 0,1 N yang
kedalam Erlenmeyer 125 mL, lalu dilarutkan dalam dipakai pada titrasi blanko; S = Banyaknya
25 mL etanol 96% dan dipanaskan pada suhu Na2S2O3 0,1 N yang dipakai pada titrasi sampel; V
75oC selama 10 menit kemudian dinginkan, = Volume Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi; N
selanjutnya menambahkan indikator PP sebanyak = Normalitas Na2S2O3; m = Berat sampel (g)
3 tetes. Sampel diaduk selama 30 detik kemudian 12,691 =
‫݋ ݋‬ ‫݋ ݋‬i l
.
dititrasi dengan larutan NaOH 0,096 N. Titrasi ͳ
dihentikan jika larutan titrat berubah warna
menjadi warna merah muda yang bertahan tidak Berat jenis
kurang dari 10 detik. Perlakuan ini dilakukan Piknometer dicuci bersih dan dikeringkan lalu
sebanyak 2 kali (Sulistiyowati & Aajilaini, 2017). sampel minyak ditimbang dengan teliti didalam
Kadar asam lemak bebas dapat ditentukan piknometer 10 mL yang telah diketahui beratnya.
dengan rumus berikut. Perlakuan ini dilakukan sebanyak 2 kali (Buchori
dkk., 2018). Berat jenis dapat ditentukan dengan
Asam Lemak Bebas = ͳ
x 100% rumus berikut.
(Sulistiyowati & Aajilaini, 2017).
i
Berat Jenis =
Dimana, V = Volume NaOH yang digunakan untuk
titrasi (mL); N = Normalitas NaOH; A = Berat (Buchori dkk., 2018).
molekul asam laurat ; m = Berat sampel (g).
Dimana, a = berat piknometer kosong (gram); b =
Bilangan peroksida berat piknometer kosong + sampel minyak (gram);
Ditimbang sebanyak 3 gram minyak jelantah v = volume piknometer.
dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL,
kemudian ditambahkan 15 mL larutan asam Kejernihan atau warna minyak
asetat-klorofom (3:2), dikocok hingga homogen, Kejernihan atau warna minyak diukur dengan
selanjutnya ditambahkan 0,5 mL larutan KI jenuh menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Sampel
dan diamkan selama 2 menit. Kemudian minyak jelantah dimasukkan kedalam kuvet.
ditambahkan 15 mL aquades. Campuran dititrasi Setelah itu diukur absorbansinya pada panjang
dengan Na2S2O3 0,01 N sampai warna kuning gelombang 580 nm dengan menggunakan minyak
hampir hilang lalu titrat ditambahkan 0,5 mL yang belum digunakan sebagai blanko. Perlakuan
larutan amilum 1% dan dititrasi kembali sampai ini dilakukan sebanyak 2 kali (Dzulhijjah, 2018).
warna biru mulai hilang. Perlakuan ini dilakukan
sebanyak 2 kali (Suroso, 2013). Bilangan HASIL DAN PEMBAHASAN
peroksida dapat ditentukan dengan rumus berikut. Karakteristik arang aktif
Penelitian ini diawali dengan membuat arang
Bilangan Peroksida = aktif sebagai adsorben pada minyak jelantah.
ͳ Proses pembuatan arang dari serbuk gergaji kayu
meliputi tiga tahap yaitu dehidrasi, karbonisasi dan
(Suroso, 2013). aktivasi. Pada proses dehidrasi sampel serbuk
gergaji kayu jati dikeringkan dibawah sinar
Dimana, V = Volume Na2S2O3 yang digunakan matahari selama ± 1 hari, dimana pengeringan ini
untuk titrasi; N = Normalitas Na2S2O3; m = Berat bertujuan untuk menghilangkan air yang
sampel (g). terkandung dalam serbuk gergaji kayu jati.
Selanjutnya pada tahap kedua yaitu proses
Bilangan iod karbonisasi, pada tahap ini serbuk gergaji kayu jati

42
Arang Aktif Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona Grandis L.F) Sebagai Bahan Adsorben Pada Pemurnian
Minyak Jelantah
(Nusratullah)
diarangkan menggunakan drum pembakaran. Hal logam dalam arang aktif. Abu yang berlebihan
ini dilakukan agar dalam proses karbonisasi dapat akan menyebabkan terjadinya penyumbatan pori
dipantau dengan baik sehingga arang yang arang aktif sehingga luas permukaan arang aktif
dihasilkan optimal dan tidak menjadi abu. Tahap menjadi berkurang. Kadar abu rata-rata yang
terakhir yaitu proses aktivasi. Aktivasi arang diperoleh adalah 1,95%. Berdasarkan hasil yang
diawali dengan menimbang 50 gram arang lalu diperoleh, kadar abu arang aktif serbuk gergaji
memasukkan kedalam elenmeyer 1000 mL, kayu jati rendah dan sesuai dengan syarat arang
kemudian menambahkan 250 mL ZnCl2 10% lalu aktif yang baik menurut Standar Industri Indonesia
diaktivasi dengan cara dipanaskan pada suhu (SII No. 0258-79), dimana syarat kadar abu yang
400oC sambil diaduk menggunakan magnetic baik adalah maksimal 10%.
stirrer selama 1 jam. Aktivasi adalah suatu
perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk Analisis kualitas minyak jelantah
memperbesar pori yaitu dengan cara Langkah awal untuk menganalisis minyak
memecahkan ikatan hidrokarbon atau jelantah adalah dengan pemurnian minyak
mengoksidasi molekul-molekul permukaan jelantah. Proses pemurnian minyak jelantah pada
sehingga arang mengalami perubahan baik fisika penelitian ini dilakukan 3 yaitu proses
maupun kimia, yaitu luas permukaannya penghilangan bumbu (despicing), netralisasi,
bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya proses pemucatan (bleaching). Proses
adsorpsi (Saputro & Retnaningrum, 2016). Zat penghilangan bumbu adalah proses yang
aktivator yang digunakan adalah larutan ZnCl2 bertujuan untuk menghilangkan partikel halus
10%. Pengaktifan menggunakan ZnCl2 dapat tersuspensi seperti protein, karbohidrat, garam,
meningkatkan mutu arang aktif. Hal ini mengacu gula dan bumbu rempah-rempah, tanpa
pada penelitian yang telah dilakukan oleh mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam
Fernandez & Delgado (1994) yang menyatakan minyak. Selanjutnya dilanjutkan dengan proses
bahwa karbon aktif hasil pengaktifan kimiawi netralisasi, Proses netralisasi adalah proses untuk
dengan ZnCl2 memiliki kapasitas adsorpsi lebih memisahkan asam lemak bebas dari minyak
tinggi. dengan cara mereaksikan asam lemak bebas
dengan basa sehingga membentuk sabun.
Kadar air Selanjutnya dilanjutkan dengan proses bleaching,
Salah satu syarat dari arang aktif adalah kadar Proses bleaching adalah proses pemurnian untuk
air. Tujuan pengukuran kadar air adalah untuk menghilangkan zat-zat warna yang tidak disukai
mengetahui sifat higroskopis arang aktif serbuk dengan menggunakan adsorben. Adsorben yang
gergaji kayu jati. Kadar air yang tinggi akan digunakan dalam penelitian ini adalah arang aktif
menutup pori-pori arang sehingga dapat serbuk gergaji kayu jati. Proses bleaching pada
mengurangi daya adsorpsi arang aktif. Kadar air penelitian ini dilakukan dengan menambahkan
rata-rata arang aktif yang diperoleh adalah 3,70%. arang aktif serbuk gergaji kayu jati (Masyithah dkk.,
Berdasarkan hasil yang diperoleh, kadar air arang 2018).
aktif serbuk gergaji kayu jati relatif rendah dan
sesuai dengan syarat arang aktif yang baik Kadar air
menurut Standar Industri Indonesia (SII No. 0258- Kadar air minyak merupakan salah satu
79), syarat kadar air yang baik adalah maksimal parameter untuk menentukan tingkat kemurnian
15%. minyak dan berhubungan dengan kekuatan daya
simpannya, bau dan rasa. Kadar air berperan
Kadar abu dalam proses oksidasi maupun hidrolisis minyak
Parameter lainnya untuk syarat arang aktif yang akhirnya dapat menyebabkan ketengikan.
adalah kadar abu. Tujuannya adalah untuk Semakin tinggi kadar air, minyak akan semakin
menentukan jumlah kadar abu arang aktif serbuk cepat tengik (Barau dkk., 2015).
gergaji kayu jati. Penetapan kadar abu arang aktif Data hasil penelitian kadar air disajikan pada
dilakukan untuk mengetahui kandungan oksida Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Kadar Air Minyak Murni, Minyak Jelantah dan Minyak Hasil Adsorpsi

43
Media Eksakta 16 (1) : 040-048, Mei 2020 ISSN : 0216-3144

Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa berkurang. Waktu penyerapan juga mempengaruhi


minyak murni dengan kadar air 0,05% telah penurunan kadar air, semakin lama waktu
memenuhi ketentuan SNI, minyak jelantah memliki penyerapan semakin tinggi penurunan kadar air.
kadar air yang tinggi dengan rata-rata 0,41% dan Dalam penelitian ini jumlah kadar air yang
pada minyak jelantah yang telah teradsorpsi diperoleh lebih tinggi.
mengalami penurunan kadar air dengan nilai rata-
rata sebesar 0,22%. Pada penelitian ini, minyak Asam lemak bebas
hasil adsorbsi memiliki kadar air yang rendah dan Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam
telah sesuai dengan ketentuan Standar Nasional lemak bebas, serta dihitung berdasarkan berat
Indonesia (SNI). Kadar air sesuai SNI 3741-1995 molekul dari asam lemak atau campuran asam
adalah maksimal 0,3%. lemak. Semakin tinggi kadar asam lemak bebas
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Zulkifli pada minyak menunjukkan bahwa semakin
dkk., (2018) pada pemanfaatan arang aktif dari menurunnya kualitas minyak goreng. Hal ini
kulit pisang kepok sebagai adsorben dengan dikarenakan minyak mengalami reaksi hidrolisis
waktu kontak 6 jam dan menggunakan ukuran yang mengakibatkan kerusakan oleh adanya
partikel terbaik yaitu 140 mesh. Diperoleh nilai kandungan air dan menyebabkan terbentuknya
kadar air yaitu 0,47%. Adsorben kulit pisang yang asam lemak bebas dan gliserol (Hidayati dkk.,
digunakan dalam penelitian ini mampu menyerap 2016).
kadar air dalam minyak goreng, semakin halus Data hasil penelitian kadar asam lemak bebas
adsorben yang digunakan kadar air dalam minyak disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Kadar Asam Lemak Bebas Minyak Murni, Minyak Jelantah dan Minyak Hasil Adsorpsi

Pada gambar 2 menunjukkan bahwa minyak karena ukuran partikel terkait dengan luas
murni memiliki kadar asam lemak bebas dengan permukaan. Ukuran partikel arang aktif yang lebih
rata-rata sebesar 0,13%, minyak jelantah memiliki kecil adalah luas permukaan yang lebih besar,
kadar asam lemak bebas rata-rata sebesar 0,52% sehingga kecepatan adsorpsi meningkat dan
dan minyak jelantah hasil adsorpsi mengalami dapat menyerap lebih baik dalam penelitian ini
penurunan kadar asam lemak bebas dengan rata- jumlah yang diperoleh lebih tinggi.
rata sebesar 0,25%. Berdasarkan hasil
pengukuran asam lemak bebas pada minyak Bilangan peroksida
kemasan dan minyak hasil adsorpsi telah Bilangan peroksida adalah nilai terpenting
memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak
(SNI). atau lemak. Asam lemak tidak jenuh dapat
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Zulkifli mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya
dkk., (2018) pada pemanfaatan arang aktif dari sehingga membentuk peroksida. Peroksida ini
kulit pisang kepok sebagai adsorben yang dapat ditentukan dengan metode iodometri
menggunakan waktu kontak 6 jam dan ukuran (Hidayati dkk., 2016). Semakin tinggi bilangan
partikel tebaik yaitu 140 mesh. Diperoleh nilai peroksida, makin besar pula derajat kerusakan
asam lemak bebas 0,65%. Dapat diketahui bahwa pada minyak (Barau dkk., 2015).
semakin lama waktu penyerapan lemak bebas, Data hasil penelitian bilangan peroksida
penurunan asam lebih besar. Ukuran partikel juga disajikan pada Gambar 3.
mempengaruhi penurunan asam lemak bebas

44
Arang Aktif Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona Grandis L.F) Sebagai Bahan Adsorben Pada Pemurnian
Minyak Jelantah
(Nusratullah)

Gambar 3. Grafik Bilangan Peroksida Minyak Murni, Minyak Jelantah dan Minyak Hasil Adsorpsi

Berdasarkan gambar 3 menunjukkan bahwa adsorben 6 gram. Diperoleh nilai bilangan


minyak murni memiliki bilangan peroksida dengan peroksida yaitu 0,902 meq.kg. Dapat diketahui
rata-rata sebesar 1,17 meq.kg, pada minyak bahwa semakin lama waktu penyerapan peroksida
jelantah bilangan peroksida rata-rata sebesar 5,50 penurunan bilangan peroksida lebih besar, dalam
meq.kg, dan ketika minyak jelantah diadsorpsi penelitian ini jumlah yang diperoleh lebih rendah.
terjadi penurunan bilangan peroksida dengan rata-
rata sebesar 1,83 meq.kg. Berdasarkan hasil yang Bilangan iod
diperoleh minyak murni telah memenuhi ketentuan Bilangan iodin merupakan salah satu
Standar Nasional Indonesia (SNI), minyak jelantah parameter penentuan mutu dari minyak atau
memiliki bilangan peroksida yang besar dan tidak lemak. Bilangan iodin menyatakan ukuran
sesuai dengan ketentuan SNI namun ketika ketidakjenuhan minyak atau lemak dan berkaitan
diadsorpsi terjadi penurunan bilangan peroksida dengan kandungan asam lemak tidak jenuh dalam
yang sesuai dengan SNI. minyak atau lemak. Semakin besar bilangan iod
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh maka semakin bagus kualitas minyak karena
Buchori dkk., (2018) pada pemurnian minyak semakin banyak pula asam lemak tidak jenuh
goreng bekas menggunakan karbon aktif pada minyak (Rahayu dkk., 2014).
adsorben dari durian peel sebagai adsorben yang Data hasil penelitian bilangan iod disajikan
menggunakan waktu kontak 150 menit dan berat pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik Bilangan Iod Minyak Murni, Minyak Jelantah dan Minyak Hasil Adsorpsi

Berdasarkan gambar 4 menunjukkan bahwa diadsorpsi dan telah memenuhi ketentuan Standar
minyak murni memiliki bilangan iod lebih besar Nasional Indonesia (SNI).
yaitu 45,18 dibandingkan minyak jelantah yaitu Pada penelitian lain yang dilakukan oleh
44,16. Hal ini menunjukkan bahwa minyak murni Rachmat dkk., (2018) pada pemurnian minyak
memiliki asam lemak tidak jenuh yang tinggi jelantah menggunakan arang aktif dari sekam padi
dibandingkan minyak jalantah. Pada minyak sebagai adsorben yang menggunakan aktivasi
jelantah yang telah diadsorpsi terjadi peningkatan terbaik yaitu KOH 5% dan 10% dan menggunakan
bilangan iod yaitu 45 yang artinya terjadi perendaman terhadap minyak dan arang selama
peningkatan kualitas minyak jelantah setelah 22 jam. Diperoleh nilai bilangan iod yaitu 2,182.

45
Media Eksakta 16 (1) : 040-048, Mei 2020 ISSN : 0216-3144

Dapat diketahui bahwa penurunan bilangan iodium pada volume air dan minyak yang sama adalah
juga dipengaruhi oleh waktu kontak minyak nilai berat jenis. Terdapat hubungan antara nilai
jelantah dan arang aktif. Semakin lama berat jenis terhadap fraksi berat tiap-tiap
perendaman semakin berkurang daya serap arang komponennya. Nilai fraksi berat berbanding lurus
aktif terhadap pemurnian minyak jelantah, dalam terhadap densitas minyak. Penentuan berat jenis
penelitian ini jumlah yang diperoleh lebih rendah. dilakukan dengan menggunakan piknometer,
Berat jenis normal minyak adalah 0,900 g/cm3
Berat jenis (Ariani & Gumay, 2017).
Berat jenis adalah Salah satu sifat penting Data hasil penentuan berat jenis disajikan pada
parameter penentu kualitas minyak. Hasil Gambar 5.
perbandingan antara berat minyak dan berat air

Gambar 5. Grafik Penentuan Berat Jenis Minyak Murni, Minyak Jelantah dan Minyak Hasil Adsorpsi

Berdasarkan gambar 5 menunjukkan bahwa goreng bekas, oleh karena itu ikatan molekul
minyak yang diadsorpsi dengan arang aktif serbuk dalam minyak menjadi berkurang sehingga
gergaji kayu jati lebih rendah berat jenisnya yaitu menghilangkan bau dan pewarnaan gelap pada
0,900 g/mL dibandingkan dengan nilai berat jenis minyak, penentuan kepadatan dipengaruhi oleh
dari minyak jelantah yaitu 0,934 g/mL. Hal ini kadar air dan tingkat kotoran yang melekat pada
menunjukkan bahwa minyak yang diadsorpsi minyak.
dengan arang aktif serbuk gergaji kayu jati lebih
baik. Sedangkan untuk nilai minyak murni yaitu Warna
0,820 g/mL. Dari analisis kepadatan minyak Lemak atau minyak mengandung zat-zat warna
menunjukkan bahwa minyak hasil adsorpsi telah yang dapat meyerap spektrum cahaya. Warna ini
memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia menentukan mutu minyak dan lemak. Untuk
(SNI) yaitu 0,900 gr/mL. penentuan sifat-sifat ini digunakan alat
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh spektrofotometer misalnya spektroskop emisi,
Buchori dkk., (2018) pada pemurnian minyak spektrsokop fluorescence, atau spektroskop
goreng bekas menggunakan karbon aktif adsorpsi. Kejernihan yang tinggi pada minyak
adsorben dari durian peel sebagai adsorben yang menunjukkan bahwa pengotor-pengotor yang
menggunakan waktu kontak 150 menit dan berat terdapat pada minyak tersebut semakin kecil.
adsorben 6 gram. Diperoleh nilai berat jenis yaitu Warna minyak semakin gelap diperlihatkan
0,909 g/mL, dalam penelitian ini jumlah yang dengan nilai absorbansi yang tinggi (Rahayu dkk.,
diperoleh lebih rendah. Dapat diketahui bahwa 2014).
semakin lama waktu penyerapan penurunan Data hasil penentuan kejernihan atau warna
kerapatan minyak lebih besar. Penurunan ini minyak menggunakan spektrofotometer UV-Vis
karena adsorben telah mengadsorpsi sejumlah bilangan iod disajikan pada Gambar 6.
besar kotoran yang terkandung dalam minyak

46
Arang Aktif Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona Grandis L.F) Sebagai Bahan Adsorben Pada Pemurnian
Minyak Jelantah
(Nusratullah)

Gambar 6. Grafik Penentuan Warna Minyak Murni, Minyak Jelantah dan Minyak Hasil Adsorpsi

Berdasarkan gambar 6 menunjukkan bahwa Dzulhijjah, R. (2018). Pemanfaatan limbah kulit


minyak yang diadsorpsi dengan arang aktif serbuk durian (Durio zibethinus murr) sebagai
gergaji kayu jati lebih rendah nilai absorbansinya arang aktif pada pemurnian minyak jelantah.
yaitu 0,031 A dibandingkan dengan nilai Skripsi: Palu Universitas Tadulako.
absorbansi dari minyak jelantah yaitu 0,407 A. Hal Federation, E. C. O. C. M. (1986). Test method
ini menunjukkan bahwa minyak yang diadsorpsi for Activated Carbon. European Council Of
dengan arang aktif serbuk gergaji kayu jati lebih Chemical Manufacturers’ Federation.
jernih. Sedangkan untuk nilai absorbansi minyak Fernandez, E. C., & Delgado, T. S. (1994).
murni yaitu 0,028 A. Charcoal and activated charcoal from
coconut husks. Philippine Technology
KESIMPULAN Journal, 19(3), 59–66.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Hagemann, N., Spokas, K., Schmidt, H. P., Kägi,
dapat disimpulkan bahwa : R., Böhler, M. A., & Bucheli, T. D. (2018).
1. Arang aktif serbuk gergaji kayu jati dapat dijadikan Activated carbon, biochar and charcoal:
sebagai adsorben pada pemurnian minyak Linkages and synergies across pyrogenic
jelantah. carbon’s ABCs. Journal Water (Switzerland),
2. Kualitas beberapa parameter minyak hasil 10(2), 1–19.
pemurnian dengan arang aktif serbuk gergaji kayu Hamzah, S. (2016). Pengaruh penambahan abu
jati telah memenuhi syarat mutu minyak goreng serbuk gergaji kayu jati putih, dan abu
menurut SNI 3741-1995 dengan kadar air 0,41%, sampah organik terhadap kuat tekan dan
kadar asam lemak bebas 0,25%, bilangan daya serap air batu bata merah. Skripsi:
peroksida 1,83 meq.kg, bilangan iod 45, berat Palu Universitas Tadulako.
jenis 0,900 g/mL dan warna minyak jenih dengan Hidayati, F. C., Masturi, & Yulianti, I. (2016).
nilai absorbansinya 0,031 A. Purification of used cooking oil (Used) by
using corn charcoal. JIPF (Journal of
UCAPAN TERIMA KASIH Physics Education), 1(2), 67–70.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Intan, D., Said, I., & Abram, H. (2016).
pihak yang telah membantu penelitian ini, Pemanfaatan biomassa serbuk gergaji
khususnya kepala Laboratorium Kimia Fakultas sebagai penyerap logam timbal. J.
Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Kimia Fakultas Akademika Kim, 5(4), 166–171.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Masyithah, C., Aritonang, B., & Gultom, E. (2018).
Universitas Tadulako, sehingga penelitian ini Pembuatan arang aktif dari limbah kulit
berjalan dengan baik. durian sebagai adsorben pada minyak
goreng bekas untuk menurunkan kadar
DAFTAR PUSTAKA asam lemak bebas dan bilangan peroksida.
Ariani, T., & Gumay, O. P. U. (2017). Pengaruh Jurnal Kimia Saintek Dan Pendidikan, II(2),
absorben terhadap kualitas fisik minyak. 66–75.
Science and Physics Education Journal Novitriani, K. (2015). Pemurian minyak goreng
(SPEJ), 1(1), 1–6. bekas. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Barau, F., Nuryanti, S., & Pursitasari, D. (2015). Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan,
Minyak jelantah noni (Morinda citrifolia L.) Analisis Kesehatan Dan Farmasi, 9(1), 101.
fruit as adsorbent for cooking oil. J. Nurhasanah, S., Wulandari, N., Munarso, S. J., &
Akademika Kim, 4(1), 8–16. Hariyadi, P. (2017). Stabilitas oksidasi lipida
Buchori, L., Ubay, D. L., & Syahidah, K. (2018). terstruktur berbasis minyak kelapa dan
Biodiesel production from waste cooking oil minyak kelapa sawit. Jurnal Buletin Palma,
purified with activated charcoal of salak peel. 18(2), 53–62.
Journal Reaktor, 18(3), 149–154. Nurhikmah. (2019). Pemanfaatan arang aktif dari

47
Media Eksakta 16 (1) : 040-048, Mei 2020 ISSN : 0216-3144

kulit kacang tanah (Arachis hypogaea l.) logam pb (II) dan analisisnya menggunakan
sebagai adsorben logam kandium (Cd). solid-phase spectrophotometry (sps). Jurnal
Skripsi: Palu Universitas Tadulako. Kimia Dan Pendidikan Kimia (JKPK), 1(2),
Puspita, K. C., & Tjahjani, S. (2018). Aplication of 23–32.
activated carbon from keluwak shell Sulistiyowati, R., & Aajilaini, S. Al. (2017).
(Pangium edule) as adsorben for waste Pengaruh penambahan bawang merah
cooking oil purification. UNESA Journal of (Allium ascalonicum) terhadap penurunan
Chemistry, 7(1), 1–7. bilangan peroksida dalam minyak jelantah.
Rachmat, D., Mawarani, L. J., & Risanti, D. D. Jurnal Kesehatan Pena Medika, 7(2), 92–
(2018). Utilization of cacao pod husk 105.
(Theobroma cacao l.) as activated carbon Suroso, A. S. (2013). Kualitas minyak goreng
and catalyst in biodiesel production process habis pakai ditinjau dari bilangan peroksida,
from waste cooking oil. Journal IOP bilangan asam dan kadar air. Jurnal
Conference Series: Materials Science and Kefarmasian Indonesia, 3(2), 77–88.
Engineering, 299(1), 1–9. Wardani, K., Jumiati, & Sari, D. (2017). Utilization
Rahayu, L. H., Purnavita, S., & Sriyana, H. Y. of waste wood saws as mushroom planting
(2014). Potensi sabut dan tempurung kelapa media and patchwork to material in
sebagai adsorben untuk meregenerasi packaging fung-cube. Journal Proceeding
minyak jelantah. Jurnal Kimia Industri, 10(1), Biology Education Conference, 14(1), 83–87.
39–55. Zulkifli, Z., Rihayat, T., Suryani, S., Facraniah, F.,
Ramdja, A. F., Febrina, L., & Krisdianto, D. (2010). Habibah, U., Audina, N., Fauzi, T.,
Pemurnian minyak jelantah menggunakan Nurhanifa, N., Zaimahwati, Z., & Rosalina, R.
ampas tebu sebagai adsorben. Jurnal (2018). Purification process of jelantah oil
Teknik Kimia, 17(1), 7–14. using active chorcoal kepok’s banana.
Saputro, S., & Retnaningrum, A. (2016). Aplikasi Journal AIP Conference Proceedings,
karbon aktif dari serbuk gergaji kayu jati 20(49), 1–6.
(Tectona grandis L.f.) sebagai adsorben ion

48

Anda mungkin juga menyukai