Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Ukuran Partikel dan Waktu Perendaman… (Nurdiani, dkk)

PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN WAKTU PERENDAMAN AMPAS TEBU


PADA PENINGKATAN KUALITAS MINYAK JELANTAH

Indah Nurdiani*, Suwardiyono, Laeli Kurniasari


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Semarang
Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236
*Email : Indahdiani8@gmail.com

Abstrak
Minyak jelantah adalah minyak goreng yang sudah digunakan beberapa kali pemakaian.
Selain warnanya yang tidak menarik dan berbau tengik, minyak jelantah juga mempunyai
potensi besar dalam membahayakan kesehatan tubuh. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan
kembali dengan cara mengadsorpsi kotoran-kotoran dan warna yang terdapat di dalam
minyak jelantah dengan menggunakan adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki
kualitas minyak jelantah dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan dan kadar air,
beserta warna dari minyak jelantah dengan menggunakan adsorben ampas tebu dengan
variasi ukuran 60 dan 80 mesh dengan waktu adsorpsi 1 hari, 2 hari dan 3 hari. Hasil
penelitian terbaik untuk asam lemak bebas, bilangan penyabunan, dan massa jenis minyak
berturut-turut adalah pada waktu 2 hari dengan ukuran ampas tebu 80 µm.

Kata kunci : Minyak jelantah, ampas tebu, adsorbsi

1. PENDAHULUAN tersebut dikatakan telah rusak atau dapat


Salah satu dari sembilan bahan pokok yang disebut minyak jelantah dan kurang baik untuk
dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat dikonsumsi. Penggorengan makanan pada suhu
ialah minyak goreng. Minyak goreng adalah tinggi, yang dilakukan dengan menggunakan
minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau minyak yang memiliki kadar asam lemak jenuh
hewan yang dimurnikan, berbentuk cair dalam yang tinggi, mengakibatkan makanan menjadi
suhu kamar dan biasanya digunakan untuk berbahaya bagi kesehatan. Minyak goreng
menggoreng makanan. Minyak goreng dari bekas yang terserap oleh makanan yang
tumbuhan dihasilkan dari tanaman seperti digoreng dan termakan oleh manusia akan
kelapa, biji-bijian, kacang-kacangan, jagung masuk dan dicerna di dalam tubuh manusia.
dan kedelai (Kusumaningtyas, Ratna Dewi dkk. Minyak goreng bekas yang masuk ke
2018). dalam tubuh manusia ini jika dibiarkan
Tanda rusaknya minyak goreng bisa dilihat bertahun-tahun menumpuk di dalam tubuh akan
dari sifat fisikokimianya. Kerusakan pada sifat menimbulkan penyakit bagi manusia, meskipun
fisikanya adalah warna pada minyak goreng efeknya akan terlihat dalam jangka panjang.
yang mengalami perubahan, hal ini biasanya Beberapa potensi dampak buruk bagi kesehatan
terjadi karena reaksi oksidasi dapat dapat terjadi akibat terlalu banyak mengkon-
menyebabkan hilangnya warna karotenoid sumsi minyak goreng bekas, misalnya adalah
dalam makanan. Reaksi oksidasi karotenoid deposit lemak yang tidak normal, kanker, kon-
juga dipicu oleh suhu yang relatif tinggi. trol tak sempurna pada pusat syaraf (Ratna
Karotenoid mengalami kerusakan oleh Dewi Kusumaningtyas dkk. 2018).
pemanasan pada suhu diatas 60ºC. Komponen Pertumbuhan jumlah penduduk, serta
utama yang menyebabkan warna pada minyak perkembangan industri, restoran, dan usaha
goreng adalah pigmen karoten sebagai fastfood akan menyebabkan dihasilkannya
penyumbang warna kuning, antosianin sebagai minyak goreng bekas dalam jumlah yang cukup
penyumbang warna merah dan klorofil sebagai banyak. Namun apabila minyak goreng bekas
penyumbang warna hijau (Aminullah dkk. tersebut dibuang sangatlah tidak efisien dan
2018). mencemari lingkungan. Karena itu minyak
Minyak goreng dapat digunakan hingga 3- goreng bekas dapat dimanfaatkan kembali,
4 kali penggorengan. Akan tetapi, jika minyak salah satunya dengan menggunakan ampas tebu
goreng digunakan berulang kali, maka asam untuk meningkatkan kualitas minyak goreng
lemak yang terkandung akan semakin jenuh dan bekas.
akan berubah warna. Minyak goreng bekas

28
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 6, No.1, April 2021, Hal 28-36 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891

Dewasa ini telah ditemukan suatu minyak dan lemak memiliki titik didih yang
0
teknologi daur ulang mengolah minyak jelantah tinggi (sekitar 200 C) maka biasa dipergunakan
menjadi minyak layak pakai kembali dalam untuk menggoreng makanan sehingga bahan
keadaan bersih tanpa kotoran, dengan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar
menggunakan ampas tebu sebagai bahan air yang dikandungnya dan menjadi kering.
penyerap. Bahan penyerap tebu yang sudah Minyak dan lemak juga memberikan rasa gurih
dijadikan partikel bisa langsung digunakan spesifik minyak yang lain dari gurihnya protein.
dengan mudah oleh ibu-ibu rumah tangga untuk Minyak kelapa adalah produk utama dari
memproses minyak jelantah menjadi minyak tanaman kelapa dan merupakan minyak nabati
layak pakai. Penggunaan ampas tebu juga yang dipergunakan dalam pengolahan bahan
merupakan satu solusi mengurangi limbah pangan seperti dalam proses penggorengan.
padat perkotaan. Selain itu, minyak kelapa memiliki berbagai
Ampas tebu adalah limbah dari hasil kegunaan dalam bidang non pangan antara lain
samping proses ekstraksi cairan tebu. Residu sebagai bahan dasar pembuatan sabun,
yang terkandung dalam ampas tebu berupa serat margarin dan kosmetik. Minyak kelapa juga
yang 50% seratnya diperlukan untuk bahan dapat digunakan secara tradisional seperti pada
bakar boiler dan 50% lagi sebagai limbah. minyak lampu dan sebagai bahan bakar
Komposisi ampas tebu terdiri dari selulosa, alternatif pengganti minyak solar dalam
hemiselulosa dan lignin. Ampas tebu kendaraan bermesin diesel. Dalam teknologi
mengandung selulosa yang di dalam struktur pengolahan bahan pangan, minyak kelapa
molekulnya mengandung gugus hidroksil atau berperan penting untuk menggoreng makanan
gugus OH. Minyak jelantah mengandung sehingga bahan pangan yang digoreng akan
gugus-gugus yang dapat bereaksi dengan gugus mengalami kehilangan banyak air dan menjadi
OH dari selulosa sehingga zat warna tersebut kering.
dapat terikat pada ampas tebu. Zat warna reaktif
dapat mewarnai serat selulosa dalam kondisi Minyak Jelantah
tertentu dan membentuk senyawa dengan ikatan Minyak yang telah dipakai menggoreng
kovalen atau ikatan hidrogen dengan selulosa biasa disebut minyak jelantah. Kebanyakan
(Farida Ali dkk. 2017). minyak jelantah sebenarnya merupakan minyak
Ramdja dkk. (2010), telah melakukan yang telah rusak. Minyak yang tinggi
penelitian mengenai pemurnian minyak jelantah kandungan LTJ (Lemak Tak Jenuh)-nya
dengan proses adsorpsi menggunakan ampas memiliki nilai tambah hanya pada gorengan
tebu sebagai adsorben. Pemurnian ini dilakukan pertama saja, sementara yang tinggi ALJ (Asam
dengan menambahkan ampas tebu sebanyak 5- Lemak Jenuh)-nya bisa lebih lama lagi, meski
7% berat minyak ke dalam minyak jelantah dan pada akhirnya akan rusak juga.
direndam hingga 72 jam. Setelah dilakukan Oleh proses penggorengan sebagian ikatan
penyaringan didapatkan minyak dengan warna rangkap akan menjadi jenuh. Penggunaan yang
gelas yang telah berisi minyak, secara perlahan lama dan berkali-kali dapat menyebabkan
lebih jernih. Penelitian ini dilakukan ikatan rangkap teroksidasi, membentuk gugus
menggunakan ukuran adsorben yang berbeda peroksida dan monomer siklik (Ramdja, dkk,
dengan penelitian sebelumnya. Selain itu 2010).
penelitian ini dilakukan dengan Secara umum, minyak goreng sangat
membandingkan kadar analisis akhir setelah rentan terhadap kerusakan oksidasi akibat
diproses menggunakan adsorben ampas tebu. proses penggorengan berulang yang digunakan
di industri pangan. Reaksi ini akan
Karakteristik Minyak mengakibatkan ketengikan dan membuat
Minyak merupakan salah satu kelompok minyak goreng maupun produk gorengan
yang termasuk kelompok lipida. Satu sifat yang mengalami penurunan mutu. Reaksi oksidasi
khas dan mencirikan golongan lipida (termasuk pada minyak goreng dimulai dengan adanya
minyak) adalah daya larutnya dalam pelarut pembentukan radikal-radikal bebas yang
organik (misalnya ether, benzene, khloroform) dipercepat oleh cahaya, panas, logam (besi dan
atau sebaliknya ketidak-larutannya dalam tembaga), dan senyawa oksidator pada bahan
pelarut air. pangan yang digoreng (seperti klorofil,
Dalam teknologi makanan, minyak dan hemoglobin, dan pewarna sintetik tertentu).
lemak memegang peranan penting. Karena Faktor lain yang mempengaruhi laju oksidasi

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 29


Pengaruh Ukuran Partikel dan Waktu Perendaman… (Nurdiani, dkk)

adalah jumlah oksigen, derajat ketidakjenuhan aktivitas biologis tanaman penghasil minyak,
asam lemak dalam minyak, dan adanya maupun warna yang didapat pada saat diproses
antioksidan. untuk mendapatkan minyak dari bahan
Minyak kelapa yang digunakan untuk bakunya.
menggoreng dapat mengalami reaksi oksidasi Selain dari proses pemucatan, minyak
yang disebabkan oleh suhu tinggi (±175-180ºC) jelantah bisa dipakai kembali dalam keadaan
mengakibatkan kerusakan dengan bersih tanpa kotoran, dengan menggunakan
menghasilkan bau dan cita rasa yang ampas tebu sebagai bahan penyerap. Bahan
menyimpang dari aslinya. Reaksi oksidasi dapat penyerap tebu yang sudah dijadikan partikel
menghasilkan produk bersifat toksik dan bisa langsung digunakan dengan mudah oleh
berdampak buruk bagi kesehatan. Selain itu ibu-ibu rumah tangga untuk memproses minyak
hasil oksidasi minyak goreng sangat merusak jelantah menjadi minyak layak pakai. Ampas
sifat organoleptik sehingga minyak hampir tebu dalam analisa itu berfungsi sebagai bahan
tidak dapat digunakan lagi. Kerusakan minyak penyerap yang bagus, selain itu penggunaan
dan lemak ditandai dengan degradasi warna dan ampas tebu merupakan satu solusi mengurangi
yang paling utama adalah terjadinya limbah padat perkotaan.
penyimpangan dalam bau dan rasa yang terjadi
dalam proses ketengikan. Kemungkinan Analisa Minyak
kerusakan atau ketengikan dalam lemak dapat Analisa lemak dan minyak yang umum
disebabkan oleh 4 faktor yaitu : 1). Absorbsi dilakukan pada bahan makanan dapat
bau oleh lemak. 2). Aksi oleh enzim dalam digolongkan dalam tiga kelompok :
jaringan bahan yang mengandung lemak. 3). 1. Penentuan kuantitatif atau penentuan kadar
Aksi mikroba dan 4). Oksidasi oleh oksigen lemak atau minyak yang terdapat dalam
yang ada di udara atau kombinasi dari dua atau bahan makanan.
lebih dari penyebab kerusakan tersebut diatas. 2. Penentuan kualitas minyak (murni) sebagai
Bentuk kerusakan pada minyak kelapa bahan makanan yang berkaitan dengan
terutama ketengikan yang disebabkan oleh aksi proses ekstraksinya, atau ada tidaknya
oksigen yang ada di udara terhadap lemak. perlakuan pemurnian lanjutan misalnya
Dekomposisi lemak oleh mikroba hanya dapat penjernihan (refining), penghilangan bau
terjadi jika terdapat air, senyawa nitrogen dan (deodorizing), penghilangan warna
garam mineral. Sedangkan oksidasi oleh (bleaching), dan sebagainya. Penentuan
oksigen udara (autooksidasi) terjadi secara tingkat kemurnian minyak ini sangat
spontan jika bahan yang mengandung lemak berhubungan erat dengan kekuatan daya
dibiarkan kontak dengan udara sedangkan simpannya, sifat gorengnya, baunya maupun
kecepatan proses oksidasinya tergantung dari rasanya. Tolok ukur kualitas ini termasuk
tipe lemak itu sendiri. Kondisi penggorengan angka asam lemak bebas (Free Fatty Acid
secara niaga sangat tidak menguntungkan, suhu atau FFA), bilangan peroksida, tingkat
yang terlalu tinggi selama minyak dipanaskan ketengikan, bilangan penyabunan dan kadar
menyebabkan proses autooksidasi sangat air.
dipercepat. Selain itu, beberapa perubahan lain 3. Penentuan sifat fisis maupun kimiawi yang
dapat terjadi dalam minyak goreng, seperti khas atau mencirikan sifat minyak tertentu.
asam lemak bebas dapat terbentuk dan warna
dapat berubah menjadi gelap. Proses oksidasi Penentuan Kualitas Minyak
diawali dengan pembentukan peroksida dan Kadar Air
hidroperoksida. Tingkat selanjutnya adalah Air bila terdapat dalam minyak dapat
terurainya asam-asam lemak disertai dengan mempercepat terjadinya hidrolisa minyak
konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan menjadi gliserol atau asam lemak (FFA). Bila
keton (Rorong, Johnly dkk, 2008). minyak terhidrolisa, maka minyak akan
menjadi tengik sehingga dapat menurunkan
Proses Refinery Minyak Jelantah kualitas minyak. Reaksi hidrolisa minyak dapat
Pemucatan adalah suatu tahap proses terjadi selama penyimpanan. Kadar Asam
pemurnian untuk menghilangkan zat-zat warna Lemak Bebas (Free Fatty Acid / FFA)
yang tidak disukai dalam minyak. Warna Asam lemak bebas ditentukan sebagai
minyak mentah dapat berasal dari warna kandungan asam lemak yang terdapat paling
alamiah, yaitu warna yang dihasilkan oleh banyak dalam minyak tertentu. Demikian asam

30
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 6, No.1, April 2021, Hal 28-36 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891

lemak bebas berikut ini dipakai sebagai tolok KOH/g


ukur jenis minyak tertentu, berdasarkan jenis- 5. Berat Jenis 0,900 g/liter
jenis asam lemak bebasnya. 6. Bilangan Peroksida Max 2 Meq/Kg
Hubungan kadar asam lemak (%FFA) 7. Bilangan 196-206
Penyabunan
dengan angka asam dapat dituliskan sebagai
8. Indeks Bias 1,448-1,450
berikut: 9. Cemaran logam Max 0,1 mg/kg
Angka Asam= (Kecuali seng)
(Sumber : SNI 01-3741-2002 Standar Mutu
Angka asam = Faktor konversi x % FFA Minyak Goreng)
Faktor konversi untuk Oleat = 1,99 Tebu (Sugar Cane)
Faktor konversi untuk Palmitat = 2,19 Tebu (Sacharum officinarum, Linn.)
Faktor konversi untuk Laurat = 2,80 merupakan tanaman bahan baku pembuatan
Faktor konversi untuk Linoleat = 2,01 gula yang hanya dapat ditanam di daerah
beriklim tropis. Umur tanaman sejak ditanam
Penentuan Angka Penyabunan sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih
Angka penyabunan (Saponification Value) satu tahun. Tebu termasuk keluarga Graminae
menunjukkan secara relatif besar kecilnya atau rumput-rumputan dan cocok ditanam pada
molekul asam-asam lemak yang terkandung daerah dengan ketinggian 1 sampai 1300 meter
dalam gliserida. Angka penyabunan dinyatakan di atas permukaan air laut. Tebu dari
sebagai banyaknya mg KOH yang dibutuhkan perkebunan diolah menjadi gula di pabrik gula.
untuk menyabunkan minyak secara sempurna Dalam proses produksi gula, dari setiap tebu
dari 1 gram minyak tersebut. yang diproses dihasilkan ampas tebu sebesar
Alkohol yang ada dalam KOH berfungsi 90%, gula yang dimanfaatkan hanya 5% dan
untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa sisanya berupa tetes tebu (molase) dan air.
dan mempermudah reaksi dengan basa Ampas tebu merupakan limbah pabrik gula
sehingga terbentuk sabun. Sehingga semakin yang sangat mengganggu apabila tidak
besar angka penyabunan maka asam lemak dimanfaatkan. Ampas tebu mengandung serat
akan semakin kecil dan kualitas minyak akan (selulosa, pentosan, dan lignin), abu, dan air
semakin bagus, sebaliknya jika angka (Farida Ali dkk. 2017).
penyabunan kecil maka asam lemak besar dan Ampas tebu umumnya digunakan sebagai
kualitas menurun. Besarnya angka penyabunan bahan bakar untuk menghasilkan energi yang
tergantung dari massa molekul minyak, diperlukan pada pembuatan gula. Selain itu,
semakin besar massa molekul semakin rendah ampas tebu dapat juga digunakan sebagai pakan
angka penyabunannya (Ramdja dkk, 2010). ternak, bahan baku serat, papan, plastik, dan
Kerusakan minyak akibat pemanasan dapat kertas. Ampas tebu juga dapat dimanfaatkan
diamati dari perubahan warna, kenaikan sebagai adsorben logam berat seperti seng,
kekentalan, peningkatan bilangan peroksida. kadmium, tembaga, dan timbal (Farida Ali dkk.
Selain itu dapat juga dilihat dari penurunan 2017).
bilangan iod dan penurunan asam lemak tak Ampas tebu ini dapat pula dijadikan arang
jenuh. Berikut ini pada Tabel 1 dapat dilihat aktif sebagai adsorben. Hal ini dikarenakan
standart persyaratan minyak goreng yang layak ampas tebu memiliki kandungan selulosa dan
dikonsumsi. pori-pori yang baik yang dapat mengikat
partikel setelah di aktivasi. Dengan
Tabel 1. Standart Mutu Minyak Goreng pemanfaatan ampas tebu sebagai adsorben dan
NO Kriteria Pesyaratan arang aktif ini dapat mengurangi limbah ampas
1. Bau dan Rasa Normal
tebu di sekitar pabrik pembuatan gula yang
2. Warna Putih, kuning pucat
sampai kuning dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
3. Kadar Air Max 0.3% b/b (Farida Ali dkk. 2017).
4. Asam Lemak bebas Hasil analisis serat bagas tercantum dalam
Asam Laurat Maks 0,3 % b/b Tabel 2 (Ramdja dkk 2010)
Asam linoleat Maks 2,00 % b/b
Asam palmitat Maks 0,30 % b/b
Asam oleat Maks 0,30 % b/b
5. Bilangan Asam Maks. 0,6 mg

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 31


Pengaruh Ukuran Partikel dan Waktu Perendaman… (Nurdiani, dkk)

Tabel 2. Komposisi Kimia Ampas Tebu 1. Timbang ±10 gram minyak(A) dalam
Kandungan Kadar (%) cawan porselin.
Abu 0,79 2. Oven pada suhu 105ºC sampai berat
Lignin 12,7 konstan, lalu timbang berat konstan(B).
Selulosa 44,7
Sari 2
Pentosa 27,9
Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA)
Rancangan Penelitian 1. Bahan harus diaduk merata dan berada
Variabel yang digunakan dalam penelitian dalam keadaan cair pada waktu diambil
ini adalah sebagai berikut : contohnya. Timbang sebanyak 28,2 ± 0,2 g
 Lama perendaman : contoh dalam Erlenmeyer. Tambahkan 50
1 hari, 2 hari, 3 hari ml alkohol netral yang panas dan 2 ml
 Ukuran partikel ampas tebu : indikator phenolphthalein (PP).
60 μm dan 80 μm. 2. Titrasilah dengan larutan 0,1 N NaOH yang
telah di standarisasi sampai warna merah
Alat dan bahan yang digunakan : jambu tercapai dan tidak hilang selama 30
Alat yang digunakan yaitu erlenmeyer, alat detik.
titrasi, beaker gelas, hot plate, pipet tetes, 3. Persen asam lemak bebas dinyatakan
termometer, pengaduk, ayakan, kertas saring, sebagai oleat pada kebanyakan minyak dan
neraca analitis, blender. Adapun bahan yang lemak. Untuk minyak kelapa dan minyak
digunakan adalah minyak jelantah , minyak inti kelapa sawit dinyatakan sebagai laurat,
goreng baru, KOH, Indikator PP, ampas tebu, sedang pada minyak kelapa sawit dinyatakan
aquadest, alkohol sebagai palmitat.

Prosedur Penelitian : Asam lemak bebas dinyatakan sebagai % FFA.


1. Siapkan ampas tebu yang diperoleh dari Penentuan kadar asam lemak bebas (Free Fatty
sisa-sisa penggilingan sari tebu. Acid) pada minyak :
2. Kemudian cuci bersih ampas tebu tersebut
dari kotoran-kotoran yang melekat.
3. Keringkan ampas tebu tersebut di bawah
terik matahari. Selanjutnya giling ampas
tebu yang telah kering hingga menjadi Penentuan Angka Penyabunan
bubuk tebu. 1. Timbang minyak dengan teliti antara 1,5
4. Bubuk tebu tersebut di ayak dengan – 5,0 gram dalam Erlenmeyer 200 ml.
berbagai variasi ukuran diameter partikel. Tambah 50 ml larutan KOH yang dibuat
5. Siapkan minyak goreng yang telah dipakai dari 40 gram KOH dalam 1 liter alkohol.
beberapa kali (jelantah) dan juga minyak 2. Tutup dengan pendingin balik, didihkan
goreng yang bagus (baru). dengan hati-hati selama 30 menit.
6. Analisis terlebih dahulu kandungan pada 3. Dinginkan dan tambahkan beberapa tetes
minyak jelantah dan minyak yang baru. indikator phenolphthalein (PP) dan
7. Siapkan minyak goreng yang telah dipakai titrasilah kelebihan larutan KOH dengan
beberapa kali (jelantah) dan juga minyak standar 0,5 N HCL. Untuk mengetahui
goreng yang bagus(baru). kelebihan larutan KOH ini perlu dibuat
8. Masukan bubuk ampas tebu kedalam masing titrasi blanko, yaitu dengan prosedur yang
masing minyak tersebut. sama kecuali tanpa bahan minyak.
9. Rendam ampas tebu kedalam minyak, lalu 4. Angka penyabunan dinyatakan sebagai
disaring sesuai dengan variabel waktu. banyaknya mg KOH yang dibutuhkan
10. Analisa minyak yang sebelumnya telah untuk menyabunkan minyak secara
direndam dengan ampas tebu dan telah sempurna dari 1 gram minyak tersebut.
disaring.

Penentuan Kadar Air


Penentuan kadar air minyak dengan cara
Thermogravimetri sebagai berikut :

32
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 6, No.1, April 2021, Hal 28-36 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891

2. HASIL DAN PEMBAHASAN sama, baik menggunakan ampas tebu dengan


Pada penelitian ini pengujian yang ukuran 60 µm maupun 80 µm.
dilakukan meliputi penentuan angka asam
dengan menentukan kadar asam lemak bebas ANALISA KADAR AIR
dan penentuan bilangan penyabunan. Beberapa Penentu tingkat kerusakan minyak dapat
studi menyebutkan uji di atas sudah cukup dilihat dengan adanya air dalam minyak.
dapat menggambarkan kualitas minyak. Minyak akan lebih mudah mengalami proses
Walaupun begitu, akan lebih baik lagi jika hidrolisis bila sudah tercampur dengan air, yang
dilakukan pemeriksaan secara fisika, yakni merupakan awal dari proses peruraian minyak
dengan penetapan kadar air. Sebelumnya selanjutnya.
dilakukan pengujian pada minyak goreng bekas Minyak yang mengandung makin banyak
tanpa variasi suhu dan penambahan ampas tebu air, semakin meningkat hidrolisisnya. Air yang
dengan variasi waktu perendaman(24 jam, 48 ditetapkan ini adalah air yang terikat secara
jam dan 72 jam) serta variasi ukuran ampas fisik dengan minyak. Prinsip penetapan kadar
tebu (60 μm dan 80 μm). air dengan metode oven adalah menguapkan air
Sebelumnya dilakukan perbandingan yang terkandung dalam minyak dengan cara
secara visual antara minyak goreng baru, dikeringkan dalam oven selama kurang lebih 4
minyak jelantah, kemudian berturut-turut jam pada suhu 100-105ºC untuk mendapatkan
minyak jelantah yang telah diadsorb selama 1 berat yang konstan. Berat konstan menunjukkan
hari, 2 hari, dan 3 hari. bahwa kandungan air pada minyak telah
menguap seluruhnya, dan hanya tersisa berat
kering minyak itu sendiri. Air adalah konstituen
yang keberadaannya dalam minyak sangat tidak
diinginkan karena akan menghidrolisis minyak
menghasilkan asam - asam lemak bebas yang
menyebabkan bau tengik pada minyak. Hasil
analisis kadar air minyak goreng dapat dilihat
pada Tabel 3.
Kadar air sangat penting dalam
menentukan daya awet dari bahan makanan
Gambar 1. Perbandingan warna minyak karena mempengaruhi sifat fisik, kimia,
jelantah dengan ampas tebu perubahan mikrobiologi, dan perubahan
berukuran 60 µm enzimatis. Kandungan air dalam bahan
makanan ikut menentukan penerimaan
konsumen, kesegaran, dan daya tahan bahan.
Kandungan air yang tinggi pada bahan
menyebabkan daya tahan bahan rendah. Untuk
memperpanjang daya tahan suatu bahan,
sebagian air dalam bahan harus dihilangkan
dengan berbagai cara tergantung jenis bahan.
Minyak goreng juga mudah terkontaminasi oleh
udara dan air (teroksidasi) yang dapat
menimbulkan ketengikan sehingga
mempengaruhi cita rasa, daya simpan minyak
Gambar 2.Perbandingan warna minyak goreng tersebut menjadi lebih singkat.
jelantah dengan ampas tebu berukuran Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
80µm. lama perendaman dan ukuran partikel ampas
tebu mempengarui hasil kadar air minyak
Jika dilihat dari hasil percobaan diatas, goreng bekas. Bila dibandingkan dengan syarat
secara visual minyak jelantah mengalami SNI 01-3741-2002 yaitu maksimal 0,3 % b/b,
perubahan warna menjadi lebih cerah jika minyak goreng yang direndam selama 1 hari
dibandingkan minyak jelantah yang tidak dengan ukuran partikel 60 μm memiliki kadar
direndam menggunakan ampas tebu. Namun air lebih dari 0,3% yaitu 0,4940. Bila
dari ketiga minyak hasil perendaman dengan dibandingkan dengan minyak jelantah yang
ampas tebu menghasilkan warna yang relatif belum direndam yaitu 0,5294% maka sudah

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 33


Pengaruh Ukuran Partikel dan Waktu Perendaman… (Nurdiani, dkk)

mengalami penurunan. Hasil kadar air minyak 2 80 μm 0,3089


pada perendaman selama satu hari dengan 3 60 μm 0,3642
ukuran partikel 80 μm mengalami penurunan 3 80 μm 0,3371
kadar air yang signifikan yaitu 0,2381%, Minyak Baru 0,2248
kemudian dilanjutkan perendaman selama 2 Minyak Jelantah 0,4755
hari dengan ukuran partikel 60 μm dan 80 μm,
Syarat SNI SNI 01-3741- Maks 0,3
didapat hasil berturut-turut 0,2364% dan
2002
0,1987%.
Hasil kadar air yang diperoleh tidak
Tabel 5. Hasil bilangan Asam minyak goreng
mengalami penurunan yang tajam dari hari Variabel Bilangan
kedua ke hari ketiga dan cenderung sama. Hal Hari ke- Ukuran Asam (mg
ini menunjukan jika dalam waktu 2 hari ampas Partikel KOH/g)
tebu dapat menyerap air yang terkandung pada 1 60 μm 0,8326
ampas tebu secara optimal baik menggunakan 1 80 μm 0,6633
ukuran partikel 60 μm maupun 80 μm. Namun 2 60 μm 0,7243
bila dibandingkan ukuran partikel 80 μm lebih 2 80 μm 0,6135
menyerap kadar air secara optimal, hal ini 3 60 μm 0,7232
dikarenakan semakin kecil ukuran partikel 3 80 μm 0,6695
maka semakin luas pula daya sentuh adsorben Minyak Baru 0,4463
terhadap bahan yang akan di adsorb. Minyak Jelantah 0,9443
Syarat SNI SNI 01-3741- Maks. 0,6
ANALISA ASAM LEMAK BEBAS dan 2002
BILANGAN ASAM
Pada penelitian ini metode yang digunakan Berdasarkan kedua tabel menunjukkan
adalah metode titrasi dengan larutan standart bahwa sampel minyak goreng bekas pakai tidak
NaOH 0.1 N. Minyak ditambah alkohol, tujuan memenuhi syarat kelayakan untuk pemakaian
penambahan alkohol agar minyak dapat larut atau dikonsumsi karena nilai persen asam
dan dapat bereaksi dengan basa alkali sehingga lemak bebas dan bilangan asamnya tidak
mudah untuk dititrasi. Kenaikan bilangan asam memenuhi standar mutu minyak goreng.
lemak bebas juga dapat disebabkan karena Minyak baru memiliki asam lemak bebas
kadar air yang tinggi sehingga mempercepat rendah atau bilangan asam rendah. Trigliserida,
hidrolisis dari minyak goreng. Keberadaan air karena adanya air, terhidrolisis menjadi gliserol
pada minyak akan mempercepat proses dan asam lemak bebas. Tingginya bilangan
hidrolisis dari minyak goreng. Asam lemak asam ini artinya setara dengan tinggi pula kadar
bebas merupakan asam yang dihasilkan pada asam lemak bebasnya. Trigliserida yang
saat hidrolisa lemak. Asam lemak bebas yang terkandung di dalam sudah banyak yang terurai
terdapat di dalam minyak kelapa sawit menjadi asam lemak bebasnya akibat reaksi
normalnya < 1 %, nilai asam lemak bebas > 1% hidrolisa. Hal ini bisa terjadi pada proses
menyebabkan minyak berbau tengik. Dengan pemanasan minyak pada suhu tinggi dan
demikian, semakin tinggi kadar asam lemak berulang-ulang.
bebas maka dapat menurunkan kualitas minyak Berdasarkan Tabel 4 dan 5, dapat dilihat
dan minyak dapat berubah menjadi tengik. pengaruh waktu adsorpsi dan ukuran adsorben
Hasil analisa nilai asam lemak bebas dan terhadap kadar asam lemak bebas. Semakin
bilangan asam dapat dijelaskan pada Tabel 4 kecil ukuran ampas tebu dan waktu adsorpsi
dan Tabel 5. yang semakin lama, maka nilai asam lemak
bebas cenderung menurun. Hal ini dikarenakan
Tabel 4. Analisa kadar asam lemak bebas waktu adsorpsi yang lama menyebabkan
minyak goreng semakin kecil dan semakin lama terjadinya
Variabel Kadar Asam kontak antara permukaan adsorben dan minyak
Hari ke- Ukuran Partikel Lemak Bebas jelantah. Semakin kecil ukuran adsorben maka
(% b/b) semakin baik proses adsorpsi yang berlangsung
1 60 μm 0,4193 karena semakin luas permukaan tempat
1 80 μm 0,3340 terjadinya proses adsorpsi dan waktu kontak
yang semakin lama menyebabkan semakin
2 60 μm 0,3647

34
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 6, No.1, April 2021, Hal 28-36 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891

banyak jumlah asam lemak bebas yang diikat (mg) KOH yang dibutuhkan untuk
oleh permukaan adsorben. menyabunkan satu gram minyak atau lemak,
Ukuran partikel adsorben sangat alkohol yang ada dalam KOH berfungsi untuk
berpengaruh terhadap kapasitas adsorben dalam melarutkan asam lemak hasil hidrolisa dan
proses adsorbsi. Dapat dilihat dari hasil analisa mempermudah reaksi dengan basa sehingga
asam lemak pada Tabel 4, bahwa terdapat terbentuk sabun. Sehingga semakin besar angka
selisih yang signifikan antara minyak yang penyabunan maka asam lemak akan semakin
menggunakan adsorben ukuran 60 μm dan 80 kecil dan kualitas minyak akan semakin bagus,
μm. Sesuai dengan teori ukuran adsorben sebaliknya jika angka penyabunan kecil maka
diatas. Namun hasil yang didapat pada hari asam lemak besar dan kualitas menurun.
ketiga tidak beda jauh dengan hari kedua. Angka penyabunan adalah angka yang
Dapat disimpulkan bahwa adsorben telah menunjukkan jumlah miligram KOH yang
melewati waktu optimum adsorben. Hal ini dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram
terjadi karena adsorben telah jenuh oleh minyak. Besarnya angka penyabunan
adsorbat, sehingga bila dilanjutkan tergantung dari massa molekul minyak,
kemungkinan akan terjadi proses pelepasan semakin besar massa molekul semakin rendah
kembali adsorben oleh adorben. Pada hasil angka penyabunannya.
kadar asam lemak bebas mesh 80 μm dengan Hasil pemeriksaan bilangan penyabunan
waktu rendam 3 hari mengalami kenaikan kadar yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6
asam lemak bebas bahkan melebihi hasil pada dibawah ini.
hari pertama. Dugaan sementara karena
terjadinya kesalahan saat proses penyaringan, Tabel 6. Analisa Bilangan Penyabunan
yaitu terjadi penekanan pada ampas tebu di Minyak Goreng
kertas saring yang menyebabkan minyak yang Variabel Bilangan
telah terserap oleh ampas tebu terlepas kembali. Penyabunan
Hari ke- Ukuran Partikel
Sedangkan bilangan asam didapat dengan 1 60 μm 193,9929
mengalikan kadar asam lemak bebas dengan
faktor konversi, yaitu bobot molekul (BM) 1 80 μm 197,9670
KOH (56,1 g/mol) dibagi persepuluh BM asam 2 60 μm 196,9570
lemak. 2 80 μm 198,6330
Nilai bilangan asam minyak jelantah 3 60 μm 196,3030
tergolong tinggi yaitu 0,9443 mg KOH/g. 3 80 μm 197,9780
Untuk menetralkan asam lemak-asam lemak Minyak Baru 199,7630
dalam minyak jelantah hitam tersebut sampai Minyak Jelantah 189,1640
diperlukan KOH lebih dari 1 miligram setiap Syarat SNI SNI 01-3741-2002 196-206
100 gram minyak. Tingginya bilangan asam ini
artinya setara dengan tinggi pula kadar asam Sama halnya dengan Tabel 4 dan 5, tabel
lemak bebasnya. Trigliserida yang terkandung di atas juga memperlihatkan angka penyabunan
di dalam sudah banyak yang terurai menjadi yang semakin lama perendaman semakin kecil
asam lemak bebasnya akibat reaksi hidrolisa. pula angka penyabunan. Namun sama pula
Hal ini bisa terjadi pada proses pemanasan seperti tabel sebelumnya, bahwa penelitian
minyak pada suhu tinggi dan berulang-ulang. menunjukkan kenaikan angka penyabunan
Setelah melihat seluruh hasil analisa asam setelah minyak tersebut diolah.
lemak bebas terhadap sampel minyak jelantah Untuk laju penurunan angka penyabunan
hasil purifikasi, dapat dilihat jika dibandingkan pada grafik ini, perubahan tidak terjadi secara
dengan syarat SNI 01-3741-2002 masih belum drastis. Pada waktu perendaman selama 1 hari
memenuhi syarat. dan 2 hari, terjadi perubahan yang begitu kecil.
Perubahan yang tidak begitu besar ini
ANALISA BILANGAN PENYABUNAN disebabkan karena daya adsorpsi dalam rentang
Penentu tingkat kerusakan minyak waktu perendaman ampas tebu tidak begitu
selanjutnya adalah bilangan penyabunan, jauh berbeda.
dengan menunjukkan secara relatif besar Ukuran partikel ampas tebu yang semakin
kecilnya molekul asam-asam lemak yang kecil juga sangat mempengaruhi kemampuan
terkandung dalam gliserida. Bilangan ampas tebu dalam mengadsorpsi. Semakin kecil
penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 35


Pengaruh Ukuran Partikel dan Waktu Perendaman… (Nurdiani, dkk)

ukuran partikel ampas tebu, maka proses Gizi, Fakultas Pangan Ilmu Halal,
adsorpsi akan berjalan semakin baik. Universitas Djuanda Bogor.
Dalam analisa Tabel 6 ini ditemukan Badan Standardisasi Nasional, Standar Minyak
kondisi optimum, dimana nilai angka Goreng: SNI 01-3741-2002, Jakarta,
penyabunan yang paling mendekati minyak 2002.
baru pada perendaman selama 2 hari dengan Farida Ali, Annisa Rahmathul Fithri, dan Rifky
ukuran partikel 80 μm. Hasil ini sama hal nya Harisya Adhitya, 2017, Pemanfaatan
dengan hasil kadar asam lemak bebas yang Limbah Karet Alam Dan Ampas Tebu
didapat. Sebagai Adsorben Crude Oil Spills,
Minyak yang disusun oleh asam lemak Jurnal Teknik Kimia, Universitas
berantai C pendek berarti mempunyai berat Sriwijaya.
molekul relatif kecil akan mempunyai bilangan Hesti Wijayanti, Harmin Nora, Rajihah Amelia,
penyabunan yang besar dan jumlah KOH yang 2012, Pemanfaatan Arang Aktif Dari
dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram lemak Serbuk Gergaji Kayu Ulin Untuk
atau minyak juga semakin banyak. Begitu pula Meningkatkan Kualitas Minyak Goreng
sebaliknya. Secara teori bilangan penyabunan Bekas, Program Study Teknik Kimia,
dapat dipergunakan untuk menentukan berat Fakultas Teknik, Universitas Lambung
molekul minyak dan lemak secara kasar. Mangkurat.
Peningkatan bilangan penyabunan dipengaruhi Ramdja, A. Fuadi, Lisa Febriana, dan Daniel
oleh berat ampas tebu, karena penambahan Krisdianto, 2010, Pemurnian Minyak
ampas tebu dapat memecah ikatan rantai C pada Jelantah Menggunakan Ampas Tebu
minyak goreng bekas. Selain itu, semakin lama Sebagai Adsorben, Jurnal Teknik Kimia,
waktu pengadukan maka molekul-molekul Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
asam lemak yang terdapat dalam minyak akan Universitas Sriwijaya.
semakin pecah, berat molekul minyak goreng Ratna Dewi Kususmaningtyas, Nur Qudus, Rr.
bekas akan menjadi semakin kecil sehingga Dewi Artanti Putri, dan Rini
bilangan penyabunan yang diperoleh semakin Kusumawardani, 2018, Penerapan
besar (Hesti Wijayanti dkk,2016). Teknologi Pengolahan Limbah Minyak
Goreng Bekas Menjadi Sabun Cuci
3. KESIMPULAN Piring Untuk Pengendalian Pencemaran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dan Pemberdayaan Masyarakat, Jurusan
dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain : Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Ampas tebu merupakan serat yang dapat Universitas Negeri Semarang.
digunakan sebagai adsorben untuk mengikat Rorong, Johnly, Henry Aritonang, dan Ferdian
pengotor pada minyak. P Ranti, 2008, Sintesis Metil Ester Asam
1. Kadar air dalam minyak dapat diturunkan Lemak Dari Minyak Kelapa Hasil
hingga 0,331 %, kadar FFA minyak bekas Pemanasan, Jurusan Tteknik Kimia
pakai dapat diturunkan hingga 0,169%, dan Fakultas MIPA UNSRAT, Manado.
angka penyabunan dapat mencapai angka
198,633.
2. Lama perendaman mempengaruhi hasil
penjernihan minyak yang diharapkan. Dari
hasil penelitian membuktikan bahwa waktu
yang optimal adalah 2 hari.
3. Semakin kecil diameter partikel adsorben
(ampas tebu), pada penelitian ini maka
penyerapan zat pengotor berlangsung
semakin optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Aminullah, D Kuswandi, dan SI Rahmawati,
2018, Perubahan Sifat Fisikokimia
Minyak Sawit Bekas Pakai(Jelantah)
Pada Penggorengan Daging Ayam,
Program Study Teknologi Pangan dan

36

Anda mungkin juga menyukai