Abstrak
Minyak jelantah adalah minyak goreng yang sudah digunakan beberapa kali pemakaian.
Selain warnanya yang tidak menarik dan berbau tengik, minyak jelantah juga mempunyai
potensi besar dalam membahayakan kesehatan tubuh. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan
kembali dengan cara mengadsorpsi kotoran-kotoran dan warna yang terdapat di dalam
minyak jelantah dengan menggunakan adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki
kualitas minyak jelantah dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan dan kadar air,
beserta warna dari minyak jelantah dengan menggunakan adsorben ampas tebu dengan
variasi ukuran 60 dan 80 mesh dengan waktu adsorpsi 1 hari, 2 hari dan 3 hari. Hasil
penelitian terbaik untuk asam lemak bebas, bilangan penyabunan, dan massa jenis minyak
berturut-turut adalah pada waktu 2 hari dengan ukuran ampas tebu 80 µm.
28
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 6, No.1, April 2021, Hal 28-36 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891
Dewasa ini telah ditemukan suatu minyak dan lemak memiliki titik didih yang
0
teknologi daur ulang mengolah minyak jelantah tinggi (sekitar 200 C) maka biasa dipergunakan
menjadi minyak layak pakai kembali dalam untuk menggoreng makanan sehingga bahan
keadaan bersih tanpa kotoran, dengan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar
menggunakan ampas tebu sebagai bahan air yang dikandungnya dan menjadi kering.
penyerap. Bahan penyerap tebu yang sudah Minyak dan lemak juga memberikan rasa gurih
dijadikan partikel bisa langsung digunakan spesifik minyak yang lain dari gurihnya protein.
dengan mudah oleh ibu-ibu rumah tangga untuk Minyak kelapa adalah produk utama dari
memproses minyak jelantah menjadi minyak tanaman kelapa dan merupakan minyak nabati
layak pakai. Penggunaan ampas tebu juga yang dipergunakan dalam pengolahan bahan
merupakan satu solusi mengurangi limbah pangan seperti dalam proses penggorengan.
padat perkotaan. Selain itu, minyak kelapa memiliki berbagai
Ampas tebu adalah limbah dari hasil kegunaan dalam bidang non pangan antara lain
samping proses ekstraksi cairan tebu. Residu sebagai bahan dasar pembuatan sabun,
yang terkandung dalam ampas tebu berupa serat margarin dan kosmetik. Minyak kelapa juga
yang 50% seratnya diperlukan untuk bahan dapat digunakan secara tradisional seperti pada
bakar boiler dan 50% lagi sebagai limbah. minyak lampu dan sebagai bahan bakar
Komposisi ampas tebu terdiri dari selulosa, alternatif pengganti minyak solar dalam
hemiselulosa dan lignin. Ampas tebu kendaraan bermesin diesel. Dalam teknologi
mengandung selulosa yang di dalam struktur pengolahan bahan pangan, minyak kelapa
molekulnya mengandung gugus hidroksil atau berperan penting untuk menggoreng makanan
gugus OH. Minyak jelantah mengandung sehingga bahan pangan yang digoreng akan
gugus-gugus yang dapat bereaksi dengan gugus mengalami kehilangan banyak air dan menjadi
OH dari selulosa sehingga zat warna tersebut kering.
dapat terikat pada ampas tebu. Zat warna reaktif
dapat mewarnai serat selulosa dalam kondisi Minyak Jelantah
tertentu dan membentuk senyawa dengan ikatan Minyak yang telah dipakai menggoreng
kovalen atau ikatan hidrogen dengan selulosa biasa disebut minyak jelantah. Kebanyakan
(Farida Ali dkk. 2017). minyak jelantah sebenarnya merupakan minyak
Ramdja dkk. (2010), telah melakukan yang telah rusak. Minyak yang tinggi
penelitian mengenai pemurnian minyak jelantah kandungan LTJ (Lemak Tak Jenuh)-nya
dengan proses adsorpsi menggunakan ampas memiliki nilai tambah hanya pada gorengan
tebu sebagai adsorben. Pemurnian ini dilakukan pertama saja, sementara yang tinggi ALJ (Asam
dengan menambahkan ampas tebu sebanyak 5- Lemak Jenuh)-nya bisa lebih lama lagi, meski
7% berat minyak ke dalam minyak jelantah dan pada akhirnya akan rusak juga.
direndam hingga 72 jam. Setelah dilakukan Oleh proses penggorengan sebagian ikatan
penyaringan didapatkan minyak dengan warna rangkap akan menjadi jenuh. Penggunaan yang
gelas yang telah berisi minyak, secara perlahan lama dan berkali-kali dapat menyebabkan
lebih jernih. Penelitian ini dilakukan ikatan rangkap teroksidasi, membentuk gugus
menggunakan ukuran adsorben yang berbeda peroksida dan monomer siklik (Ramdja, dkk,
dengan penelitian sebelumnya. Selain itu 2010).
penelitian ini dilakukan dengan Secara umum, minyak goreng sangat
membandingkan kadar analisis akhir setelah rentan terhadap kerusakan oksidasi akibat
diproses menggunakan adsorben ampas tebu. proses penggorengan berulang yang digunakan
di industri pangan. Reaksi ini akan
Karakteristik Minyak mengakibatkan ketengikan dan membuat
Minyak merupakan salah satu kelompok minyak goreng maupun produk gorengan
yang termasuk kelompok lipida. Satu sifat yang mengalami penurunan mutu. Reaksi oksidasi
khas dan mencirikan golongan lipida (termasuk pada minyak goreng dimulai dengan adanya
minyak) adalah daya larutnya dalam pelarut pembentukan radikal-radikal bebas yang
organik (misalnya ether, benzene, khloroform) dipercepat oleh cahaya, panas, logam (besi dan
atau sebaliknya ketidak-larutannya dalam tembaga), dan senyawa oksidator pada bahan
pelarut air. pangan yang digoreng (seperti klorofil,
Dalam teknologi makanan, minyak dan hemoglobin, dan pewarna sintetik tertentu).
lemak memegang peranan penting. Karena Faktor lain yang mempengaruhi laju oksidasi
adalah jumlah oksigen, derajat ketidakjenuhan aktivitas biologis tanaman penghasil minyak,
asam lemak dalam minyak, dan adanya maupun warna yang didapat pada saat diproses
antioksidan. untuk mendapatkan minyak dari bahan
Minyak kelapa yang digunakan untuk bakunya.
menggoreng dapat mengalami reaksi oksidasi Selain dari proses pemucatan, minyak
yang disebabkan oleh suhu tinggi (±175-180ºC) jelantah bisa dipakai kembali dalam keadaan
mengakibatkan kerusakan dengan bersih tanpa kotoran, dengan menggunakan
menghasilkan bau dan cita rasa yang ampas tebu sebagai bahan penyerap. Bahan
menyimpang dari aslinya. Reaksi oksidasi dapat penyerap tebu yang sudah dijadikan partikel
menghasilkan produk bersifat toksik dan bisa langsung digunakan dengan mudah oleh
berdampak buruk bagi kesehatan. Selain itu ibu-ibu rumah tangga untuk memproses minyak
hasil oksidasi minyak goreng sangat merusak jelantah menjadi minyak layak pakai. Ampas
sifat organoleptik sehingga minyak hampir tebu dalam analisa itu berfungsi sebagai bahan
tidak dapat digunakan lagi. Kerusakan minyak penyerap yang bagus, selain itu penggunaan
dan lemak ditandai dengan degradasi warna dan ampas tebu merupakan satu solusi mengurangi
yang paling utama adalah terjadinya limbah padat perkotaan.
penyimpangan dalam bau dan rasa yang terjadi
dalam proses ketengikan. Kemungkinan Analisa Minyak
kerusakan atau ketengikan dalam lemak dapat Analisa lemak dan minyak yang umum
disebabkan oleh 4 faktor yaitu : 1). Absorbsi dilakukan pada bahan makanan dapat
bau oleh lemak. 2). Aksi oleh enzim dalam digolongkan dalam tiga kelompok :
jaringan bahan yang mengandung lemak. 3). 1. Penentuan kuantitatif atau penentuan kadar
Aksi mikroba dan 4). Oksidasi oleh oksigen lemak atau minyak yang terdapat dalam
yang ada di udara atau kombinasi dari dua atau bahan makanan.
lebih dari penyebab kerusakan tersebut diatas. 2. Penentuan kualitas minyak (murni) sebagai
Bentuk kerusakan pada minyak kelapa bahan makanan yang berkaitan dengan
terutama ketengikan yang disebabkan oleh aksi proses ekstraksinya, atau ada tidaknya
oksigen yang ada di udara terhadap lemak. perlakuan pemurnian lanjutan misalnya
Dekomposisi lemak oleh mikroba hanya dapat penjernihan (refining), penghilangan bau
terjadi jika terdapat air, senyawa nitrogen dan (deodorizing), penghilangan warna
garam mineral. Sedangkan oksidasi oleh (bleaching), dan sebagainya. Penentuan
oksigen udara (autooksidasi) terjadi secara tingkat kemurnian minyak ini sangat
spontan jika bahan yang mengandung lemak berhubungan erat dengan kekuatan daya
dibiarkan kontak dengan udara sedangkan simpannya, sifat gorengnya, baunya maupun
kecepatan proses oksidasinya tergantung dari rasanya. Tolok ukur kualitas ini termasuk
tipe lemak itu sendiri. Kondisi penggorengan angka asam lemak bebas (Free Fatty Acid
secara niaga sangat tidak menguntungkan, suhu atau FFA), bilangan peroksida, tingkat
yang terlalu tinggi selama minyak dipanaskan ketengikan, bilangan penyabunan dan kadar
menyebabkan proses autooksidasi sangat air.
dipercepat. Selain itu, beberapa perubahan lain 3. Penentuan sifat fisis maupun kimiawi yang
dapat terjadi dalam minyak goreng, seperti khas atau mencirikan sifat minyak tertentu.
asam lemak bebas dapat terbentuk dan warna
dapat berubah menjadi gelap. Proses oksidasi Penentuan Kualitas Minyak
diawali dengan pembentukan peroksida dan Kadar Air
hidroperoksida. Tingkat selanjutnya adalah Air bila terdapat dalam minyak dapat
terurainya asam-asam lemak disertai dengan mempercepat terjadinya hidrolisa minyak
konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan menjadi gliserol atau asam lemak (FFA). Bila
keton (Rorong, Johnly dkk, 2008). minyak terhidrolisa, maka minyak akan
menjadi tengik sehingga dapat menurunkan
Proses Refinery Minyak Jelantah kualitas minyak. Reaksi hidrolisa minyak dapat
Pemucatan adalah suatu tahap proses terjadi selama penyimpanan. Kadar Asam
pemurnian untuk menghilangkan zat-zat warna Lemak Bebas (Free Fatty Acid / FFA)
yang tidak disukai dalam minyak. Warna Asam lemak bebas ditentukan sebagai
minyak mentah dapat berasal dari warna kandungan asam lemak yang terdapat paling
alamiah, yaitu warna yang dihasilkan oleh banyak dalam minyak tertentu. Demikian asam
30
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 6, No.1, April 2021, Hal 28-36 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891
Tabel 2. Komposisi Kimia Ampas Tebu 1. Timbang ±10 gram minyak(A) dalam
Kandungan Kadar (%) cawan porselin.
Abu 0,79 2. Oven pada suhu 105ºC sampai berat
Lignin 12,7 konstan, lalu timbang berat konstan(B).
Selulosa 44,7
Sari 2
Pentosa 27,9
Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA)
Rancangan Penelitian 1. Bahan harus diaduk merata dan berada
Variabel yang digunakan dalam penelitian dalam keadaan cair pada waktu diambil
ini adalah sebagai berikut : contohnya. Timbang sebanyak 28,2 ± 0,2 g
Lama perendaman : contoh dalam Erlenmeyer. Tambahkan 50
1 hari, 2 hari, 3 hari ml alkohol netral yang panas dan 2 ml
Ukuran partikel ampas tebu : indikator phenolphthalein (PP).
60 μm dan 80 μm. 2. Titrasilah dengan larutan 0,1 N NaOH yang
telah di standarisasi sampai warna merah
Alat dan bahan yang digunakan : jambu tercapai dan tidak hilang selama 30
Alat yang digunakan yaitu erlenmeyer, alat detik.
titrasi, beaker gelas, hot plate, pipet tetes, 3. Persen asam lemak bebas dinyatakan
termometer, pengaduk, ayakan, kertas saring, sebagai oleat pada kebanyakan minyak dan
neraca analitis, blender. Adapun bahan yang lemak. Untuk minyak kelapa dan minyak
digunakan adalah minyak jelantah , minyak inti kelapa sawit dinyatakan sebagai laurat,
goreng baru, KOH, Indikator PP, ampas tebu, sedang pada minyak kelapa sawit dinyatakan
aquadest, alkohol sebagai palmitat.
32
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 6, No.1, April 2021, Hal 28-36 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891
34
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 6, No.1, April 2021, Hal 28-36 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891
banyak jumlah asam lemak bebas yang diikat (mg) KOH yang dibutuhkan untuk
oleh permukaan adsorben. menyabunkan satu gram minyak atau lemak,
Ukuran partikel adsorben sangat alkohol yang ada dalam KOH berfungsi untuk
berpengaruh terhadap kapasitas adsorben dalam melarutkan asam lemak hasil hidrolisa dan
proses adsorbsi. Dapat dilihat dari hasil analisa mempermudah reaksi dengan basa sehingga
asam lemak pada Tabel 4, bahwa terdapat terbentuk sabun. Sehingga semakin besar angka
selisih yang signifikan antara minyak yang penyabunan maka asam lemak akan semakin
menggunakan adsorben ukuran 60 μm dan 80 kecil dan kualitas minyak akan semakin bagus,
μm. Sesuai dengan teori ukuran adsorben sebaliknya jika angka penyabunan kecil maka
diatas. Namun hasil yang didapat pada hari asam lemak besar dan kualitas menurun.
ketiga tidak beda jauh dengan hari kedua. Angka penyabunan adalah angka yang
Dapat disimpulkan bahwa adsorben telah menunjukkan jumlah miligram KOH yang
melewati waktu optimum adsorben. Hal ini dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram
terjadi karena adsorben telah jenuh oleh minyak. Besarnya angka penyabunan
adsorbat, sehingga bila dilanjutkan tergantung dari massa molekul minyak,
kemungkinan akan terjadi proses pelepasan semakin besar massa molekul semakin rendah
kembali adsorben oleh adorben. Pada hasil angka penyabunannya.
kadar asam lemak bebas mesh 80 μm dengan Hasil pemeriksaan bilangan penyabunan
waktu rendam 3 hari mengalami kenaikan kadar yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6
asam lemak bebas bahkan melebihi hasil pada dibawah ini.
hari pertama. Dugaan sementara karena
terjadinya kesalahan saat proses penyaringan, Tabel 6. Analisa Bilangan Penyabunan
yaitu terjadi penekanan pada ampas tebu di Minyak Goreng
kertas saring yang menyebabkan minyak yang Variabel Bilangan
telah terserap oleh ampas tebu terlepas kembali. Penyabunan
Hari ke- Ukuran Partikel
Sedangkan bilangan asam didapat dengan 1 60 μm 193,9929
mengalikan kadar asam lemak bebas dengan
faktor konversi, yaitu bobot molekul (BM) 1 80 μm 197,9670
KOH (56,1 g/mol) dibagi persepuluh BM asam 2 60 μm 196,9570
lemak. 2 80 μm 198,6330
Nilai bilangan asam minyak jelantah 3 60 μm 196,3030
tergolong tinggi yaitu 0,9443 mg KOH/g. 3 80 μm 197,9780
Untuk menetralkan asam lemak-asam lemak Minyak Baru 199,7630
dalam minyak jelantah hitam tersebut sampai Minyak Jelantah 189,1640
diperlukan KOH lebih dari 1 miligram setiap Syarat SNI SNI 01-3741-2002 196-206
100 gram minyak. Tingginya bilangan asam ini
artinya setara dengan tinggi pula kadar asam Sama halnya dengan Tabel 4 dan 5, tabel
lemak bebasnya. Trigliserida yang terkandung di atas juga memperlihatkan angka penyabunan
di dalam sudah banyak yang terurai menjadi yang semakin lama perendaman semakin kecil
asam lemak bebasnya akibat reaksi hidrolisa. pula angka penyabunan. Namun sama pula
Hal ini bisa terjadi pada proses pemanasan seperti tabel sebelumnya, bahwa penelitian
minyak pada suhu tinggi dan berulang-ulang. menunjukkan kenaikan angka penyabunan
Setelah melihat seluruh hasil analisa asam setelah minyak tersebut diolah.
lemak bebas terhadap sampel minyak jelantah Untuk laju penurunan angka penyabunan
hasil purifikasi, dapat dilihat jika dibandingkan pada grafik ini, perubahan tidak terjadi secara
dengan syarat SNI 01-3741-2002 masih belum drastis. Pada waktu perendaman selama 1 hari
memenuhi syarat. dan 2 hari, terjadi perubahan yang begitu kecil.
Perubahan yang tidak begitu besar ini
ANALISA BILANGAN PENYABUNAN disebabkan karena daya adsorpsi dalam rentang
Penentu tingkat kerusakan minyak waktu perendaman ampas tebu tidak begitu
selanjutnya adalah bilangan penyabunan, jauh berbeda.
dengan menunjukkan secara relatif besar Ukuran partikel ampas tebu yang semakin
kecilnya molekul asam-asam lemak yang kecil juga sangat mempengaruhi kemampuan
terkandung dalam gliserida. Bilangan ampas tebu dalam mengadsorpsi. Semakin kecil
penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya
ukuran partikel ampas tebu, maka proses Gizi, Fakultas Pangan Ilmu Halal,
adsorpsi akan berjalan semakin baik. Universitas Djuanda Bogor.
Dalam analisa Tabel 6 ini ditemukan Badan Standardisasi Nasional, Standar Minyak
kondisi optimum, dimana nilai angka Goreng: SNI 01-3741-2002, Jakarta,
penyabunan yang paling mendekati minyak 2002.
baru pada perendaman selama 2 hari dengan Farida Ali, Annisa Rahmathul Fithri, dan Rifky
ukuran partikel 80 μm. Hasil ini sama hal nya Harisya Adhitya, 2017, Pemanfaatan
dengan hasil kadar asam lemak bebas yang Limbah Karet Alam Dan Ampas Tebu
didapat. Sebagai Adsorben Crude Oil Spills,
Minyak yang disusun oleh asam lemak Jurnal Teknik Kimia, Universitas
berantai C pendek berarti mempunyai berat Sriwijaya.
molekul relatif kecil akan mempunyai bilangan Hesti Wijayanti, Harmin Nora, Rajihah Amelia,
penyabunan yang besar dan jumlah KOH yang 2012, Pemanfaatan Arang Aktif Dari
dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram lemak Serbuk Gergaji Kayu Ulin Untuk
atau minyak juga semakin banyak. Begitu pula Meningkatkan Kualitas Minyak Goreng
sebaliknya. Secara teori bilangan penyabunan Bekas, Program Study Teknik Kimia,
dapat dipergunakan untuk menentukan berat Fakultas Teknik, Universitas Lambung
molekul minyak dan lemak secara kasar. Mangkurat.
Peningkatan bilangan penyabunan dipengaruhi Ramdja, A. Fuadi, Lisa Febriana, dan Daniel
oleh berat ampas tebu, karena penambahan Krisdianto, 2010, Pemurnian Minyak
ampas tebu dapat memecah ikatan rantai C pada Jelantah Menggunakan Ampas Tebu
minyak goreng bekas. Selain itu, semakin lama Sebagai Adsorben, Jurnal Teknik Kimia,
waktu pengadukan maka molekul-molekul Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
asam lemak yang terdapat dalam minyak akan Universitas Sriwijaya.
semakin pecah, berat molekul minyak goreng Ratna Dewi Kususmaningtyas, Nur Qudus, Rr.
bekas akan menjadi semakin kecil sehingga Dewi Artanti Putri, dan Rini
bilangan penyabunan yang diperoleh semakin Kusumawardani, 2018, Penerapan
besar (Hesti Wijayanti dkk,2016). Teknologi Pengolahan Limbah Minyak
Goreng Bekas Menjadi Sabun Cuci
3. KESIMPULAN Piring Untuk Pengendalian Pencemaran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dan Pemberdayaan Masyarakat, Jurusan
dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain : Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Ampas tebu merupakan serat yang dapat Universitas Negeri Semarang.
digunakan sebagai adsorben untuk mengikat Rorong, Johnly, Henry Aritonang, dan Ferdian
pengotor pada minyak. P Ranti, 2008, Sintesis Metil Ester Asam
1. Kadar air dalam minyak dapat diturunkan Lemak Dari Minyak Kelapa Hasil
hingga 0,331 %, kadar FFA minyak bekas Pemanasan, Jurusan Tteknik Kimia
pakai dapat diturunkan hingga 0,169%, dan Fakultas MIPA UNSRAT, Manado.
angka penyabunan dapat mencapai angka
198,633.
2. Lama perendaman mempengaruhi hasil
penjernihan minyak yang diharapkan. Dari
hasil penelitian membuktikan bahwa waktu
yang optimal adalah 2 hari.
3. Semakin kecil diameter partikel adsorben
(ampas tebu), pada penelitian ini maka
penyerapan zat pengotor berlangsung
semakin optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aminullah, D Kuswandi, dan SI Rahmawati,
2018, Perubahan Sifat Fisikokimia
Minyak Sawit Bekas Pakai(Jelantah)
Pada Penggorengan Daging Ayam,
Program Study Teknologi Pangan dan
36