PENURUNAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (FFA), ANGKA PEROKSIDA (PV) DAN
KEPEKATAN WARNA PADA MINYAK GORENG BEKAS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Minyak goreng di Indonesia merupakan salah satu bahan kebutuhan
pokok makanan. Selain digunakan sebagai media penghantar panas pada
proses menggoreng makanan, minyak goreng juga banyak digunakan
sebagai bahan baku kue dan makanan khas Indonesia. Oleh karenanya
kebutuhan minyak goreng di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya.
Akan tetapi peningkatan kebutuhan itu tidak diimbangi dengan ketersediaan
minyak goreng di pasaran. Sehingga tidak sedikit dari para pengusaha
minyak goreng yang meningkatkan harga jual produknya dipasaran.
Semakin melambungnya harga miyak goreng tersebut membuat sebagian
besar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat menengah ke bawah
menggunakan minyak goreng dengan berkali-kali pemakaian sebagai media
untuk menggoreng. Padahal minyak goreng akan menurun kualitasnya
seiring dengan pemanasan yang berulang-ulang.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan jalan
memurnikan minyak goreng bekas menggunakan bantuan adsorben sebagai
penyerap zat-zat pengotor minyak goreng bekas. Salah satu bahan penyerap
yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan limbah pertanian yang
banyak mengandung selulosa seperti limbah kulit jagung.
Jagung merupakan salah satu tanaman pokok yang cukup dikenal
tidak hanya di Indonesia melainkan juga di di dunia. Tanaman jagung
memiliki banyak kegunaan bagi manusia, pada umumnya tanaman jagung
dimanfaatkan dalam industri pangan bagi manusia dan pembuatan pakan
ternak. Pemanfaatan tanaman jagung saat ini telah berkembang dan tidak
hanya terbatas pada dua bidang industri yang telah disebutkan sebelumnya.
Namun selain pemanfaatan dan pengembangan tersebut, tanaman jagung
Identifikasi Masalah
Penjernihan minyak jelantah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang mendasarinnya yaitu:
1.2.2.
Perumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh massa serbuk kulit jagung sebagai bioadsorben pada minyak
goreng bekas dalam menurunkan angka peroksida, kadar asam lemak
bebas dan kepekatan warna minyak goreng bekas. Ketiga parameter
tersebut adalah parameter dasar untuk mengukur kualitas minyak
goreng.
Tujuan Umum
Mendapatkan zat yang mampu memurnikan minyak goreng
bekas dengan memanfaatkan limbah pertanian.
1.3.2
Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh massa
serbuk jagung kering yang dimafaatkan sebagai bioadsorben terhadap
penurunan kadar asam lemak bebas, angka peroksida, dan kepekatan
warna pada minyak goreng bekas.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Bahan Baku
II.1.1. Minyak dan Lemak
Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau
minyak dapat menghasilkan 9 kkal/gram sedangkan karbohidrat dan
protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram.
Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung
asam-asam lemak essensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan
arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat
penumpukan kolesterol.
Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi
sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng, shortening
(mentega putih), lemak (gajih), mentega, dan margarin. Penambahan
lemak juga dimaksudkan untuk menambah kalori, serta memperbaiki
tekstur dan cita rasa bahan pangan.
Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut
kolesterol sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih
banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga umumnya
berbentuk cair.
Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak) yang biasanya
berasal dari lemak hewan darat seperti lemak susu dan lemak sapi.
Lemak hewan laut seperti ikan paus, minyak ikan herring yang
berbentuk cair dan disebut minyak.
Hampir semua bahan pangan banyak mengandung lemak dan
minyak, terutama bahan pangan yang berasal dari hewan. Lemak dalam
jaringan hewan terdapat dalam jaringan adiposa. Dalam tanaman, lemak
disintesis dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak
yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses
respirasi.
Minyak dan lemak adalah trigliserida yang berarti triester dari
gliserol. Minyak dan lemak terbentuk dari satu gugus gliserol yang
bereaksi dengan tiga gugus asam lemak dengan melepaskan tiga
molekul air. Reaksi pembentukan lemak/minyak adalah sebagai berikut:
H2C-OH
HC-OH
H2C-COOR1
+ 3 RCOOH
H2C-OH
Gliserol
HC-COOR2
+ 3 H2O
H2C-COOR3
asam lemak
trigliserida
air
Minyak Goreng
Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah
rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak
goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak
sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat
menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Makin tinggi titik asap,
makin baik mutu minyak goreng tersebut. Titik asap suatu minyak
goreng tergantung dari kadar gliserol bebas
2.
Mentega
Lemak dari susu dapat dipisahkan dari komponen lain dengan
baik melalui proses pengocokan atau churning yaitu proses
pemecahan emulsi minyak dalam air. Mentega merupakan emulsi air
dalam minyak dengan kira-kira 18% air terdispersi di dalam 80%
lemak dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat
pengemulsi (emulsifier)
3.
Margarin
Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau,
konsistensi, rasa, dan nilai gizi yang hampir sama. Margarin juga
merupakan
emulsi
air
dalam
minyak,
dengan
persyaratan
digoreng
terlarut
dalam
minyak
dan
menyebabkan
Kadar
melanoidin
dapat
ditentukan
dengan
dipanaskan
minyak
juga
mengalami
reaksi
Penyerapan bau
Lemak bersifat mudah menyerap bau. Apabila bahan
pembungkus dapat menyerap lemak, maka lemak yang terserap ini
akan teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan berbau. Bau dari
bagian lemak yang rusak ini akan diserap oleh lemak yang ada
dalam bungkusan yang menyebabkan seluruh lemak menjadi rusak.
Hidrolisis
Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol
dan asam lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam, dan enzimenzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase
sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan
yang mengandung minyak. Dengan adanya lipase, lemak akan
diuraikan sehingga kadar asam lemak bebas lebih dari 10%.
Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak goreng, Selama
penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak
bebas bertambah dan harus dihilangkan dengan proses pemurnian
dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih baik
mutunya.
Pencegahan ketengikan
Proses
ketengikan
sangat
dipengaruhi
oleh
adanya
II.1.3.
Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan
Kandungan
Berat Kering
Protein Kasar
Lemak Kasar
Serat Kasar
Sumber : Wahyono, 2004
Persentase (%)
42.561
3.400
2.548
23.318
Cellulose derivative*
Fungsi
Construction
materials
MC,
HEMC,
capacity, stability
filler, pastes)
Paints
CMC,
HEC,
strength
HEMC, stability of
HPMC, HEMCMC
suspension,
thickening, film
Paper manufacture
CMC,
HEC,
formation, wetting
HEMC, agents for binding
HPMC
and suspending,
sizing aids and
Textile
industry CMC,
(sizes,
MC,
stabilizers
HPMC, adhesive and film-
textile CMSEC
forming properties,
printing dyes)
thickening, soil
Polymerization
release
protective colloid,
Drilling
surface activity
industry CMC, CMSEC, HEC, water retention,
,mining
fluids)
Detergents
flow characteristics,
surface activity
anti-redeposition
power, wetting
ability, suspending
and emulsifying
Engineering
agents
friction reduction,
(extrusion, electrode
water retention,
construction,
enhanced ignition
ceramic sintering)
Cosmetics (creams, CMC,
lotions,
pharmaceuticals
Nur Annisaa Rachman
Teknik Kimia FT-UMJ
MC,
HEMC, HPMC
processes
HEC, thickeners, binding,
emulsifying and
stabilizing agents,
(ointments,
gels,
film formation,
shampoos), tablets,
tablet disintegrants
coated tablets)
Foodstuffs (sauces, CMC, HPMC, MC
thickeners, binding
milkshakes, bakery
agents, stabilizers
products)
and emulsifiers
selulosa merupakan homopolisakarida yang tersusun atas unit -Dglukopironosa yang terikat satu sama lain dengan ikatan glikosida.
Secara kimia, selulosa merupakan senyawa polisakarida yang
terdapat banyak di alam. Bobot molekulnya tinggi, strukturnya teratur
berupa polimer yang linear terdiri dari unit ulangan -DGlukopiranosa. Karakteristik selulosa antara lain muncul karena
adanya struktur kristalin dan amorf serta pembentukan mikro fibril
dan fibril yang pada akhirnya menjadi serat selulosa. Sifat selulosa
sebagai polimer tercermin dari bobot molekul rata-rata, polidispersitas
dan konfigurasi rantainya.
),
II.2. Adsorbsi
Secara umum adsorbsi adalah proses pemisahan komponen tertentu
dari satu fase fluida (larutan) ke permukaan zat padat yang menyerap
(adsorben). Pemisahan tejadi karena perbedaan bobot molekul atau
porositas, menyebabkan sebagian molekul terikat lebih kuat pada
permukaan dari pada molekul lainnya. Dalam banyak hal komponen yang
banyak diadsorbsi melekat sedemikian kuat sehingga memungkinkan
pemisahan komponen itu secara menyeluruh dari larutan tanpa terlalu
banyak adsorbsi terhadap komponen lain.
Adapun syarat-syarat adsorbsi untuk berjalannya suatu proses, yaitu:
1. Zat yang mengadsorbsi (adsorben)
Adsorbsi Fisika
<40 KJ/mol
Dibawah boiling point
Adsorbsi Kimia
>40 KJ/mol
Diatas boiling point
Adsorbsi naik
adsorbat
Kenaikan titik didih
adsorbat
Pada adsorbat dan
pada
Energi aktivasi
Proses
adsorbat
Tidak ada
Multi layer
adsorben
Termasuk
Mono layer
Suhu
2. Sifat fisik dan kimia dari fasa terserap, seperti: ukuran molekul,
polaritas molekul, komposisi kimia dan lain sebagainya.
3. Sifat dari fasa cair, seperti: pH dan temperatur.
4. Konsentrasi dari fasa terserap untuk fasa cair.
5. Waktu kontak antar fasa terserap dengan adsorben.
6. Konsentrasi atau massa fasa penyerap.
Semakin banyak massa penyerap yang digunakan, maka semakin
luas area kontak antara penyerap dan zat yang terserap. Hal ini akan
mengakibatkan jumlah zat yang terserap semakin besar
2.3 HIPOTESA
Dari teori diatas, maka dapat diduga bahwa serbuk kulit jagung dapat
digunakan sebagai bioadsorben pada proses pemurnian minyak goreng bekas
karena kulit jagung memiliki kandungan serat kasar yang cukup tinggi. Serat
kasar meupakan sumber selulosa yang baik. Selulosa adalah suatu polimer alami
yang memiiki gugus hidroksil (OH). gugus OH ini dapat berinteraksi satu sama
lain dengan gugus O, N, dan S, membentuk ikatan hydrogen. Ikatan H juga terjadi
antara gugus OH selullosa dengan air. Gugus OH selalu menyebabkan permukan
selulosa menjadi hidrofilik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai zat penyerap
(asorben) pada proses pemurnian minyak goreng bekas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Alat
a. Agitator
b. Alu
c. Beaker glass 1000 ml
d. Blender
e. Buret 25 ml
f. Cawan Goch
g. Cawan porcelain
h. Corong kaca
i. Electrothermal heater
j. Erlemeyer 1000 ml
k. Erlemeyer 250 ml
l. Erlemeyer vacuum
m. Gelas ukur
n. Hot plate
o. Indikator universal
p. Kertas saring
q. Labu leher tiga 500 ml
r. Labu ukur
s. Oven
t. Pipet tetes
u. Pipet ukur
v. Pompa vacum
w. Saringan Mesh
x. Thermometer
III.3. Rancangan Percobaan
Kemudian campuran
dengan
aquadest
panas.
Selanjutnya
padatan
residu
goreng
bekas
sebanyak
200
ml
ditambahkan
NaOH
HCl
Netralisasi (pH = 7)
Aquadest panas
Filtrasi dan Pencucian
Filtrat
B. Proses Adsorbsi
Minyak Jelantah 200 ml
Bioadsorben
(2 gr, 4 gr, 6 gr, 8 gr,
10 gr, 2 gr, 14 gr)
Adsorpsi
(1000 RPM, 110oC,1 jam)
Filtrasi
Ampas
Kulit Jagung
BM
Kelapa sawit
Palmitat
256
Laurat
200
Susu
Oleat
282
Jagung, Kelelai
Linoleat
278
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1.
Data Hasil
Jumlah
Bilangan
Derajat
Adsorben
Asam
Asam
(gr)
(mgrek/mg)
(mgrek/mg)
0
2
4
6
8
10
12
14
2.8286
1.0721
1.0597
1.0910
1.0886
1.2741
1.0597
1.1669
5.0421
1.9110
1.8890
1.9448
1.9404
2.2712
1.8890
2.0801
Kadar Asam
Lemak (%)
1.2908
0.4892
0.4836
0.4979
0.4967
0.5814
0.4836
0.5325
Jumlah Adsorben
Bilangan Peroksida
(mg)
(mgrek/mg)
26.496
2
4
6
8
10
12
14
9.568
6.256
2.208
2.208
3.68
3.312
6.992
Massa Adsorben
(gr)
0
2
4
6
8
10
12
14
IV.2. Pembahasan
ABS
1.498
1.442
1.386
1.386
1.370
1.345
1.407
1.412
H2C-OH
+ 3 H2O
H2C-COOR3
Trigliserida
HC-OH
+ 3 RCOOH
H2C-OH
Air
Gliserol
Asam Lemak
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
10
12
14
Dari tabel IV.2.1.1. Kadar asam lemak bebas yang diperoleh dengan
serbuk kulit jagung sebagai bioadsorben, dapat dilihat pada grafik
seperti dibawah ini :
3
2.5
2
f(x) = - 0.07x + 1.79
R = 0.28
1.5
1
0.5
0
0
10
12
14
16
Grafik 4.2.1. Grafik kadar asam lemak bebas vs jumlah massa bioadsorben
6
5
4
3
2
1
0
0
10
12
14
16
Gra
16
Jumlah Adsorben
Kadar Asam
(mg)
Lemak (%)
2
4
6
8
10
12
14
0.4892
0.4836
0.4979
0.4967
0.5814
0.4836
0.5325
Effisiensi (%)
62.10
62.54
61.43
61.52
54.96
62.54
58.75
20
15
10
5
0
0
10
12
14
16
Angka Peroksida
Effisiensi (%)
9.568
6.256
2.208
2.208
3.68
3.312
6.992
63.89
76.39
91.67
91.67
86.11
87.50
73.61
1.55
1.5
1.45
1.4
1.35
1.3
1.25
0
10
12
14
16
Nilai Absorbansi
Effisiensi (%)
1.442
1.386
1.386
1.370
1.345
1.407
1.412
3.74
7.48
7.48
8.54
10.21
6.08
5.74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Dari data hasil penelitian laboratorum yang kami lakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Serbuk kulit jagung dapat dijadikan biadsorben pada pemurnian
minyak goreng bekas.
2. Jumlah massa biadsorben (serbuk kulit jagung) mempengaruhi titik
optimum hasil adsorbsi minyak goreng bekas. Yakni semakin banyak