PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Minyak Kemiri
Minyak kemiri dikenal dengan istilah candle nut oil. Minyak kemiri
mempunyai sifat mudah menguap dibanding dengan minyak jenis lain seperti
linseed oil (minyak biji rami) sehingga sering digunakan sebagai minyak
pengering dalam industri. Minyak kemiri dimanfaatkan pula dalam industri
sebagai shampo dan 5 minyak rambut. Minyak biji kemiri juga digunakan
sebagai cat, pernis, dan bahan bakar. Minyak kemiri pada umumnya tidak
dapat dicerna secara langsung karena bersifat laksatif dan biasanya digunakan
sebagai bahan tinta cetak, pembuatan sabun dan sebagai pengawet kayu.
Komponen utama penyusun minyak kemiri adalah asam lemak tak jenuh.
Minyak biji kemiri juga mengandung asam lemak jenuh dengan presentase
yang relative kecil.
Minyak kemiri merupakan minyak lemak yang memiliki banyak
manfaat, baik dalam bidang kesehatan maupun kosmetik dan industri. Selain
itu, kemiri merupakan tanaman asli Indonesia dan banyak dijumpai di daerah-
daerah di Indonesia. Dalam satu kali penanaman kemiri, masing-masing
pohon akan menghasilkan sekitar 30 – 80 kg kacang kemiri. Inti biji kemiri
mengandung 60-66% minyak. Kemiri mengandung energi sebesar 636
kilokalori, protein 19 gram, karbohidrat 8 gram, lemak 63 gram, kalsium 80
miligram, fosfor 200 miligram, dan zat besi 2 miligram. Selain itu didalam
kemiri juga mengandung vitamin b1 0,06 miligram.
Di dalam minyak kemiri terdapat kandungan asam linoleat diperlukan
untuk fungsi otak yang sehat, kulit dan pertumbuhan rambut, kepadatan
tulang, produksi energi dan kesehatan reproduksi. Selain itu terdapat
kandungan zat gizi mikro yang terdapat dalam kemiri yaitu protein, lemak
dan karbohidrat. Mineral dominan yang terdapat dalam kemiri adalah kalium,
fosfor, magnesium, dan kalsium serta fitosterol yang dapat merusak enzim
pembentuk kolesterol dalam hati sehingga dapat menghambat pembentukan
kolesterol.
Minyak kemiri dapat dijadikan alternatif bahan bakar, dan digunakan
dalam pengobatan berbagai penyakit. Minyak kemiri mula-mula dipakai
sebagai pengganti linseed oil, yaitu minyak yang dapat digunakan sebagai cat
dan pernis, karena mempunyai sifat yang lebih baik dari linseed oil.
Minyak biji kemiri dapat diambil melalui beberapa cara antara lain
dengan proses rendering, pengepresan mekanik dan ekstraksi menggunakan
pelarut (solvent ekstraction). Ekstraksi dengan menggunakan pelarut (solvent
ekstraction) merupakan cara ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam biji
kemiri menggunakan pelarut, melalui proses ini dapat dihasilkan minyak
yang lebih murni karena pelarut hanya akan melarutkan minyaknya saja
bukan komponen lain dari biji kemiri sehingga rendeman yang dihasilkan
besar. Salah satu alat yang effisien digunakan untuk proses ekstraksi dengan
menggunaan pelarut adalah Soxhlet karena dengan alat Soxhlet, pelarut yang
kontak dengan bahan berlangsung secara kontinyu.
2.2.1 Sifat kimia dan fisika minyak kemiri menurut SNI 01-4462-199
No Parameter Persyaratan
1. FFA (%) 0.10-1.50
2. Bilangan iodine (g 12/100 g sampel) 136-167
3. Bilangan penyabunan (mg KOH/g sampel) 184-202
4. Warna Normal
5. Densitas (gr/cm²) 0.9240-0.9290
6. Indeks bias 1.4730-1.4790
7. Kadar air (%) maks, 0.15
2.3.2 Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah
oksigen dengan minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada minyak dan lemak. Oksidasi biasanya
dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tahap
selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi
hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam-asam lemak bebas.
Rancidity terbentuk oleh aldehida bukan oleh peroksida. Jadi kenaikan
peroxide value(PV) hanya indikator dan peringatan bahwa minyak sebentar
lagi akan berbau tengik. Oksidasi yang lebih lanjut dapat menghasilkan keton,
karena reaksi ini reaksi disertai hidrolisis. Peristiwa ini dikenal dengan
ketonic rancidity.Oksidasi dapat mempengaruhi nilai karakterisasi dari
minyak kemiri.
Di dalam minyak kemiri terkandung vitamin E yang tergolong sebagai
antioksidan alami yang larut dalam lemak, tetapi jumlah vitamin E yang
terkandung dalam minyak kemiri relatif rendah untuk dapat mencegah reaksi
oksidasi. Sehingga diperlukan penambahan antioksidan sintetik dari luar
untuk mencegah terjadinya reaksi oksidasi. Oleh karena itu untuk mencegah
terjadinya oksidasi dan untuk meningkatkan ketahanan minyak kemiri,
diperlukan tambahan antioksidan dari luar sebagai pengganti antioksidan
alami yang hilang akibat proses pengolahan dan penyimpanan. Salah satu
antioksidan sintetik yang sering digunakan adalah butil hidroksi toluene
(BHT).
Reaksi oksidasi yang terjadi:
2.7 Distilasi
Proses pembuatan minyak dari kemiri dilakukan dengan cara ekstraksi
menggunakan pelarut tertentu kemudian untuk memisahkan minyak dari
pelarutnya digunakan cara distilasi.
Distilasi dapat didefinisikan sebagai pemisahan komponen-komponen yang
mudah menguap dari suatu campuran dengan cara menguapkannya berdasarkan
perbedaan titik dididh dari masing-masig zat tertentu. Proses distilasi dapat
dilakukan apabila terdapat perbedaan komposisi antara fase uap dan fase cair,
yaitu fase uap yang mengandung komponen yang mudah menguap dalam jumlah
yang relative lebih banyak bila dibandingkan dengan fase cair. Kalau komposisi
fase uap sama dengan komposisi fase cair maka pemisahan dengan jalan distilasi
tidak dapat dilakukan.
Dalam proses distilasi terdapat 2 tahap proses yaitu tahap penguapan dan
dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan.
Atas dasar ini maka perangkat peralatan distilasi menggunakan alat pemanas dan
alat pendingin. Proses distilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju
kondensor yang merupakan kondensor, proses pendinginan terjadi karena uap
memalui kondensor yang dialiri air (bagian luar kondensor), sehingga uap yang
yang dihasilkan akan kembali ke fase cair. Proses ini berjalan terus menerus dan
akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam
campuran homogen tersebut.
Macam-macam distilasi:
1. Distilasi sederhana, pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah
perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat
volatil. Distilasi sederhana atau biasa adalah tekhnik pemisahan kimia
untuk memisahkan 2 atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik
didih yang jauh, misalnya air dan alkohol. Selain perbedaan titik didih,
juga perbedaan kevolatilan,yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk
menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
2. Distilasi fraksionasi (destilasi bertingkat), dalam distilasi fraksionasi
terdapat kolom fraksionasi. Pada kolom tersebut terjadi pemanasan secara
bertahap dengan suhu yang berbeda pada setiap platnya, Pemanasan yang
berbeda bertujuan untuk memurnikan distilat yang lebih dari plat
dibawahnya.
3. Distilasi uap, digunakan pada campuran senyawa dengan titik didih
200°C atau lebih.Destilasi ini bisa menguapkan senyawa dengan suhu
mendekati 100°C dalam tekanan atmosfer dengan uap atau air mendidih.
Selain itu, distilasi ini juga bisa digunakan untuk campuran yang tida
terlarut dalam air di semua temperatur, namun bisa didistilasi dengan air.
4. Distilasi vakum, distilasi ini digunakan ketika titik didih senyawa yang
diinginkan sulit dicapai atau akan menyebabkan senyawa tersebut terurai.
5. Distilasi azeotrop, ya itu distilasi dengan menguapkan zat cair tanpa
perubahan komposisi. Jadi ada perbedaan komposisi antara fase cair dan
fase uap dan hal ini merupakan syarat utama supaya pemisahan dengan
distilasi dapat dilakukan.
2.6 N-heksane
N-hexane adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia
C6H14 (isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3). Awalan
heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran
-ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang
menghubungkan atom-atom karbon tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak
reaktif, dan sering digunakan sebagai pelarut organik yang inert. Heksana juga
umum terdapat pada bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil. N-hexane luas
digunakan sebagai pelarut non polar yang murah, ralatif aman, secara umum
tidak reaktif dan mudah diuapkan.
Dalam keadaan standart senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang
tidak larut dama air, n-Hexane merupakan konstituen bensin. Mereka semua
cuiran tak berwarna pada suhu kamar, dengan titik didih antara 50 dan 70⁰C,
dengan bau seperti bensin.
Sifat-sifat n-Hexane
1. Rumus Molekul C6H14
2. Berat Molekul 86,18 gr mol-¹
3. Densitas 0,6548 gr/ml
4. Titik Didih 68-70 ⁰C
5. Viskositas 0,294 Cp
6. Titik Nyala -23,3 ⁰C
7. Penampilan Cairan bening tidak berwarna
2.8.3 viskositas
Viskositas atau kekentalan merupakan suatu sifat cairan yang berhubungan
erat dengan hambatan untuk mengalir, dimana makin tinggi tingkat
kekentalan maka semakin besar tingkat hambatannya.
2.8.4 Specific Gravity (SG)
Specific Gravity (SG) merupakan perbandingan densitas suatu fluida
terhadap fluida standar (reference). Di dalam proses pengolahan migas,
istilah ini banyak dijumpai terutama berkaitan dengan analisis karakteristik
atau spesifikasi feed dan produk. SG suatu fluida dinyatakan dalam angka
dengan 4 digit di belakang koma dan tidak bersatuan. Fluida standar untuk
zat cair adalah air dengan densitas 1 g/cm3
Dengan rumus sebagi berikut
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
B. Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan
1. Biji Kemiri Padat 75 Gram
2. n-Heksane Cair 300 Ml
3. Vaseline Cream Secukupnya Gram
C. Prosedur
1. Menyiapkan dan memasang peralatan yang akan digunakan untuk distilasi
pastikan air pendingin bekerja dengan baik (mengalir secara kontinyu).
2. Memanaskan campuran minyak dan n-Hexane hasil ekstraksi ke dalam labu
leher dua, tambahkan juga labu didih kedalamnya
3. Menghidupkan alat pemanas dan melakukan proses distilasi
4. Mengamati kenaikan temperatur pada thermometer dan suhu dijaga ±68-
70°C
5. Menunggu hingga pelarut menguap dan terpisah dari minyak, kemudian
mengukur volume pelarut yang diperoleh
6. Memurnikan minyak kemiri yang dihasilkan kedalam oven bersuhu 70°C
selama ±15 menit. Untuk menghilangkan n-Hexane yang masih tertinggal
didalam minyak.
7. Memasukkan kedalam desikator ±5 menit
8. Menimbang minyak kemiri yang sudah konstan dan menghitung
volumenya dengan rumus densitas
•Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan
1. Minyak Kemiri Cair Secukupnya ml
•Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan
1. Minyak Kemiri Cair 5 ml
2. Air Cair 5 ml
•Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan
1. Minyak Kemiri Cair ml
2. Air Cair Secukupnya ml
•Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan
1. Aquades Cair 75 ml
2. Asam Oksalat Padat 0,1575 gram
3. NaOH Padat 0,2 gram
4. Minyak Kemiri Cair gram
5. Alkohol Cair ml
•Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan
1. Kemiri Padat Gram
2. Minyak kemiri Cair Gram