2: 115 - 122
ABSTRACT
Kerosene gasification with pressure stoves have been applied to people such mawar stoves. use of waste
cooking oil as fuel for pressure stoves are still in the early stages of research. Waste cooking oil viscosity
higher than that of kerosene, this is a problem in the use of the mawar stove, since mawar stove used of oil
pipeline smaller than 2.5 mm. The research was carried out by utilizing the mawar stove by using waste
cooking oil fuel. The results showed that the flow rate of kerosene from 2.33 to 4.08 ml/s on stove and flow
rate of waste cooking oil on the stove from 0.39 to 0.66 ml/s with a pressure stove 6-3 psia. Waste cooking oil
can be used as fuel for mawar stoves with pressure more than 4 psia and fire to preheat stove for waste
cooking oil is greater than with the use of kerosene fuel.
Keywords: Gasification, Kerosene Oil, Waste Cooking Oil, Mawar Stove And Pressure Stove
ABSTRAK
Gasifikasi minyak tanah dengan kompor bertekanan sudah diaplikasikan ke masyarakat seperti kompor
mawar. Sedang penggunaan minyak jelantah sebagai bahan bakar untuk kompor bertekanan masih
dalam taraf penelitian. Viskositas minyak jelantah lebih tinggi dibandingkan dengan minyak tanah, hal ini
merupakan masalah dalam penggunaan kompor mawar, karena pipa penyalur minyak kompor mawar
cukup kecil yaitu 2,5 mm. Penelitian ini dilaksanakan dengan memanfaatkan kompor mawar dengan
menggunakan bahan bakar minyak jelantah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debit aliran minyak
tanah dan minyak jelantah pada pipa kompor mawar masing-masing 2,33 – 4,08 ml/s dan 0,39 – 0,66
ml/s dengan tekanan kompor 6 – 3 psia. Minyak jelantah dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk
kompor mawar dengan tekanan kompor yang digunakan lebih besar dari 4 psia dan api untuk pemanasan
awal kompor untuk minyak jelantah lebih besar dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar minyak
tanah.
Kata Kunci: Gasifikasi, Minyak Tanah, Minyak Jelantah, Kompor Mawar dan Kompor bertekanan
115
Gasifikasi Minyak Jelantah.... ( Tamrin)
116
Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 2: 115 - 122
Minyak jelantah (waste cooking oil) Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret
merupakan limbah dan bila ditinjau dari sampai juni 2012. di Laboratorium Rekayasa
komposisi kimianya, minyak jelantah Pasca Panen dan Mesin Pertanian. Penelitian
mengandung senyawa-senyawa yang dilakukan dengan cara menentukan debit
bersifat karsinogenik, yang terjadi selama aliran didalam pipa kompor bertekanan.
proses penggorengan. Pemakaian minyak Penelitian dilakukan terhadap aliran minyak
jelantah yang berkelanjutan dapat merusak tanah, campuran minyak tanah dengan
kesehatan manusia, menimbulkan penyakit minyak jelantah dengan perbandingan 1:1
kanker, dan akibat selanjutnya dapat dan minyak jelantah murni. Penelitian
mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. dilakukan dengan cara mengalirkan dan
Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar menampung 200 ml dengan wadah gelas
limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat ukur kemudian dicatat waktu
dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek pengalirkannya. Percobaan dilakukan
kesehatan manusia dan lingkungan terhadap 4 tingkat tekanan yaitu 6, 5, 4 dan 3
psi. (1 atm = 14,7 psi). Pengukuran
Kemudian perusahaan Nanko di Jepang dilakukan 6 kali ulangan. Sebelum minyak
membuat mesin diesel pembangkit listrik jelantah digunakan sebagai bahan bakar,
dengan bahan bakar dari minyak goreng kotoran minyak jelantah yang berukuran
jelantah yang telah disaring dan kemudian besar dihilangkan dengan cara melakukan
ditambah methanol. Supranto dkk (2003) pengendapan 2-3 hari, kemudian melakukan
meneliti tentang pengaruh suhu dan saringan dengan kain.
117
Gasifikasi Minyak Jelantah.... ( Tamrin)
Penelitian selanjutnya adalah melakukan cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan
gasifikasi minyak jelantah untuk merubah mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara
minyak dalam wujud cair, menjadi wujud gas distilasi fraksional dari petroleum pada
dengan pemanasan dengan suhu lebih tinggi 150 °C and 275 °C (rantai karbon dari C12
dari titik didihnya 175 – 180 oC. campuran sampai C15). Minyak dipanaskan didalam
minyak jelantah dengan minyak tanah pipa, kemudian menyak tanah akan berubah
dengan perbandingan 1:1 dan minyak tanah. menjadi gas . ketika cairan minyak tanah
Percobaan untuk mendapatkan suhu saat berubah menjadi gas, maka tekanan didalam
awal keluar gas dengan menggunakan pipa tersebut akan meningkat. Gas dari
kompor mawar. Percobaan dilakukan 3 kali minyak tanah akan tersembur keluar dan
ulangan setiap perlakuan. langsung terbakar. Prinsip kerja Kompor
mawar dan kompor mawar dapat dilihat
pada Gambar 1. berikut.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Prinsip kerja kompor mawar ini dapat juga
A. Kompor Mawar digunakan untuk kompor minyak jelantah.
Minyak jelantah dimasukan kedalam kompor
Kompor mawar adalah kompor yang mawar, kemudian dipanaskan minyak
menghasilkan api kembang seperti bunga jelantah akan menguap. Titik didih minyak
mawar. Banyak digunakan di masyarakat jelantah (minyak goreng) 175 0C. (Fessenden
Indonesia, terutama untuk pedagang kecil. and Fessenden, 1986).
Kompor mawar menggunakan bahan bakar
minyak tanah. Minyak tanah merupakan
118
Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 2: 115 - 122
B. Debit Aliran Minyak Pada Kompor Cairan dengan viskositas yang tinggi akan
Mawar menpunyai tahanan yang lebih besar.
Menurut Kreith and Berger (1999) bahwa
Kompor mawar merupakan kompor gaya gesekan aliran didalam pipa
bertekanan. Kompor mawar menpunyai pipa dipengaruhi oleh banyak parameter, salah
yang rela-tive kecil yaitu dengan diameter satunya adalah tingkat kekentalan fluida
sebesar 2,5 mm. Besar lobang pipa ini yang dialirkan. Semakin tinggi tingkat
kurang menguntungkan jika dialiran minyak kekentalan, maka semakin tinggi gaya
jelantah, karena viskositas minyak jelatah gesekan cairan tersebut atau semakin sulit
sekitar 15 kali lebih besar dari pada minyak cairan tersebut dialirkan. Besarnya aliran
tanah. Besar debit aliran minyak pada minyak didalam pipa kompor mawar (Tabel
kompor mawar dapat dilihat pada Table 1. 1) juga dipengaruhi oleh besar tekanan pada
tabung minyak. Semakin besar tekanan
Tabel 1. Laju aliran minyak jelantah dan minyak tanah didalam pipa dengan diameter 2,5
mm dan panjang 1 m pada 4 tingkat tekanan (ml/detik)
Tekanan Ulangan
(psia) 1 2 3 4 5 6 Rata-rata
Minyak tanah
6 4,06 4,44 4,32 4,25 4,70 4,34 4,35
5 3,63 3,94 3,82 3,63 3,69 3,47 3,70
4 3,07 3,20 3,08 3,02 2,95 2,83 3,03
3 2,33 2,56 2,17 2,57 2,66 2,59 2,48
Minyak jelantah
6 0,66 0,63 0,60 0,69 0,76 0,74 0,68
5 0,49 0,55 0,54 0,65 0,68 0,65 0,59
4 0,52 0,48 0,49 0,54 0,51 0,54 0,51
3 0,39 0,49 0,46 0,46 0,46 0,47 0,46
Tabel 2. Suhu dinding pipa saat gas keluar pertama dari kompor mawar
119
Gasifikasi Minyak Jelantah.... ( Tamrin)
C. Suhu Saat Gas Keluar Dari Kompor Pemanasan awal dinding kompor pertama
Mawar. berasal dari api pemicu panas dengan
menggunakan sumbu dan bahan bakar
Minyak tanah dan minyak jelantah yang minyak tanah.Suhu minyak dinding kompor
berbentuk cair diubah menjadi gas mawar akan terus meningkat. Besar suhu
hidrokarbon dengan cara dipanaskan yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh besar
melebihi suhu titik didih didalam suatu api yang menyala. Besar api yang menyala
ruang. Titik didih minyak tanah 150 oC, akan dipengaruhi oleh debit aliran minyak
sedangkan titik didih minyak jelantah adalah yang sampai pada ruang pendidihan minyak.
175-180 oC. Hasil pengamatan dengan
menggunakan bahan bakar minyak tanah Disamping itu laju debit aliran bahan bakar
dan minyak jelantah dengan cara mengukur juga dipengaruhi oleh tekanan tangki
suhu dinding luar kompor mawar didapat kompor yang digunakan. Semakin tinggi
hasil rata-rata suhu dinding seperti pada tekanan, kompor, maka semakin besar debit
Tabel 2. aliran bahan bakar dan semakin tinggi suhu
diding yang akan dihasilkan.
Suhu dinding pada kompor mawar saat gas
awal keluar dan menyala akan lebih besar Gas yang baru keluar setelah satu menit,
pada bahan bakar minyak jelantah seperti pada Gambar 2-a. Pada saat itu api
dibandingkan dengan minyak tanah. Hal ini sebagai pemanas awal masih menyala
menggambarkan bahwa titik didih minyak memenuhi lingkaran wadah pembakaran,
jelantah lebih besar daripada minyak tanah. sedang setelah 3 menit api pemanas awal
Dalam prateknya api pemanasan awal yang masih menyala tinggal setengah lingkaran.
akan digunakan harus lebih besar, sehingga Api pemanas awal ini akan mati setelah 5 –
waktu gas yang dihasil pertama akan sama. 10 menit gas minyak hidrokarbon api keluar.
Waktu api pemicu panan ini mati sangat
Suhu dinding pipa kompor akan lebih besar tergantung pada banyaknya bahan bakar
dari titik didih ke dua minyak tersebut. Hal yang diberikan pada sumbu pembakaran
ini dimungkinkan karena pipa akan awal.
memanaskan dan mendidihkan minyak.
(a) (b)
Gambar 3. a) satu menit setelah pertama gas keluar, b) 3 menit setelah gas pertama keluar
120
Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 2: 115 - 122
4.1. Kesimpulan
1. Minyak jelantah dapat digunakan sebagai
bahan bakar kompor mawar
2. Api pemicu untuk memanaskan pipa
tempat menguapkan minyak jelantah
dibutuhkan lebih besar bila dibandingan
dengan api pemanasan minyak tanah
3. Tekanan ruang bahan bakar untuk
minyak jelantah harus lebih besar
daripada menggunakan bahan bakar
minyak tanah.
Suhu dinding pipa untuk menguapkan
minyak tanah dan minyak jelantah lebih
besar dari titik didihnya dari kedua jenis
minyak tersebut
4.2. Saran
121
Gasifikasi Minyak Jelantah.... ( Tamrin)
DAFTAR PUSTAKA
122