Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No.

2: 115 - 122

GASIFIKASI MINYAK JELANTAH PADA KOMPOR BERTEKANAN


[WASTE COOKING OIL GASIFICATION WITH PRESSURE STOVES]
Oleh :
Tamrin1
1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
komunikasi penulis, email : tamrin62@yahoo.com
Naskah ini diterima pada 29 Oktober 2013; revisi pada 4 November 2013;
disetujui untuk dipublikasikan pada 18 November 2013

ABSTRACT
Kerosene gasification with pressure stoves have been applied to people such mawar stoves. use of waste
cooking oil as fuel for pressure stoves are still in the early stages of research. Waste cooking oil viscosity
higher than that of kerosene, this is a problem in the use of the mawar stove, since mawar stove used of oil
pipeline smaller than 2.5 mm. The research was carried out by utilizing the mawar stove by using waste
cooking oil fuel. The results showed that the flow rate of kerosene from 2.33 to 4.08 ml/s on stove and flow
rate of waste cooking oil on the stove from 0.39 to 0.66 ml/s with a pressure stove 6-3 psia. Waste cooking oil
can be used as fuel for mawar stoves with pressure more than 4 psia and fire to preheat stove for waste
cooking oil is greater than with the use of kerosene fuel.

Keywords: Gasification, Kerosene Oil, Waste Cooking Oil, Mawar Stove And Pressure Stove

ABSTRAK
Gasifikasi minyak tanah dengan kompor bertekanan sudah diaplikasikan ke masyarakat seperti kompor
mawar. Sedang penggunaan minyak jelantah sebagai bahan bakar untuk kompor bertekanan masih
dalam taraf penelitian. Viskositas minyak jelantah lebih tinggi dibandingkan dengan minyak tanah, hal ini
merupakan masalah dalam penggunaan kompor mawar, karena pipa penyalur minyak kompor mawar
cukup kecil yaitu 2,5 mm. Penelitian ini dilaksanakan dengan memanfaatkan kompor mawar dengan
menggunakan bahan bakar minyak jelantah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debit aliran minyak
tanah dan minyak jelantah pada pipa kompor mawar masing-masing 2,33 – 4,08 ml/s dan 0,39 – 0,66
ml/s dengan tekanan kompor 6 – 3 psia. Minyak jelantah dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk
kompor mawar dengan tekanan kompor yang digunakan lebih besar dari 4 psia dan api untuk pemanasan
awal kompor untuk minyak jelantah lebih besar dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar minyak
tanah.

Kata Kunci: Gasifikasi, Minyak Tanah, Minyak Jelantah, Kompor Mawar dan Kompor bertekanan

115
Gasifikasi Minyak Jelantah.... ( Tamrin)

I. PENDAHULUAN pembakaran yang melalui proses gasifikasi


memiliki emisi yang sangat bersih. Dalam
Pimpinan negara telah memikirkan prosesnya, gasifikasi merupakan rangkaian
pentingnya sektor energi yang diperlihatkan proses termal hingga terbentuk gas.
dengan telah dikeluarkannya Perpres No. 5 Disamping itu gasifikasi juga ditujukan untuk
Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi mengendalikan proses termal secara
Nasional, Inpres No. 1 Tahun 2006 tentang terpisah yang biasanya tercampur dalam
Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar proses pembakaran sederhana dan diatur
Nabati dan Inpres No. 2 Tahun 2006 tentang sehingga menghasilkan produk yang
batu bara yang dicairkan. Dimana didalam diinginkan.
Perpres telah ditentukan sasaran bauran
energi untuk peranan masing-masing jenis Penelitian ini akan mengembangkan
energi pada tahun 2025 yaitu: diantara lain teknologi gasifikasi minyak jelantah (cair)
pemakaian bahan bakar nabati lebih dari untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar
5%. (Kadiman, 2009). untuk rumah tangga. Teknologi gasifikasi ini
akan menghasilkan bahan bakar yang lebih
Menurut Fatah, dkk (2013) bahwa beberapa bersih untuk digunakan di dapur. Disamping
minyak nabati dipergunakan sebagai bahan itu dapat meningkatkan penggunaan bahan
bakar untuk bahan bakar kompor di dapur nabati sebagai bahan bakar di dapur.
misalnya minyak dari biji jarak pagar, kapas Penelitian bertujuan untuk
dan kapuk. Minyak nabati mempunyai mengembangkan teknologi gasifikasi
potensi untuk digunakan pengganti minyak minyak jelantah untuk merubah bahan bakar
tanah. Minyak jelantah merupakan salah satu cair menjadi gas hidrocarbon dengan
bahan bakar nabati yang dapat dimanfaatkan memanaskan melebihi titik didihnya.
untuk bahan bakar di dapur, karena Prastowo (2008), telah mengembangkan
ketersediaan bahan bakar tersebut kompor bertekanan tipe tabung digunakan
menyebar di sekitar masyarakat, sehingga minyak nabati berasal dari biji jarak pagar
tidak masalah dalam mendistribusinya.
Disamping itu minyak jelantah merupakan Gasifikasi Minyak
limbah minyak goreng yang telah dipakai
berkali-kali dan tidak baik untuk kesehatan. Minyak sawit menduduk posisi nomor 1
Teknologi pemanfaatkan minyak jelantah yang dihasilkan pada tahun 2007 sebanyak
tersebut untuk bahan bakar di dapur baru 184,6 juta ton. Secara teoritis dapat
mengunakan kompor sumbu. Pembakaran menghasilkan gas Hidrogen sebanyak 2.16
minyak pada kompor sumbu kurang 1010 kg H2 per tahun dengan kandungan
sempurna, terbukti masih banyak jelaga energi sebesar 2,59 EJ setara dengan 50%
yang dihasilkan. permintaan H2 dunia (Kelly Young dkk.,
2007). Minyak dalam bentuk serpihan dapat
Pemanfaatkan teknologi gasifikasi untuk di gasifikasi dengan bantuan katalisator dan
merubah minyak jelantah untuk menghasilkan syngas. Syngas ini mudah
meningkatkan efisiensi bahan bakar. dipindahkan dan merupakan salah satu cara
Gasifikasi bahan padat bertujuan untuk untuk menproduksi bahan bakar cair.
memutuskan ikatan dari molekul komplek Konsentrasi energi matahari digunakan
ini menjadi gas yang sederhana yaitu gas sebagai sumber panas untuk proses
hidrogen dan karbon monoksida (H2 dan gasifikasi (Ingel dkk., 1991).
CO). Kedua gas ini merupakan gas yang
mudah terbakar serta memiliki kerapatan Efisiensi Konversi Energi
energi dan densitas. Keduanya merupakan
gas yang sangat bersih dan hanya Gas yang dihasilkan dari proses gasifikasi
memerlukan satu atom oksigen untuk hanya mengandung energi yang berasal dari
dibakar menghasilkan karbon dioksida dan bahan biomassa asal. Efisiensi konversi
air (CO2, H2O). Inilah yang menyebabkan energi dari biomassa asal menjadi gas

116
Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 2: 115 - 122

sintetis (syn-gas) untuk tipe sederhana perbandingan pereaksi pada pembuatan


downdraft gasifier umumnya berkisar antara metil ester biodiesel dari distilat asam lemak
75% - 85%. Jika biomassa dibakar langsung sawit.
untuk memanasi boiler maka masih banyak
energi hasil pembakaran biomassa (20%- Minyak merupakan trigliserida yang
60%) ikut keluar bersama-sama dengan gas tersusun atas tiga unit asam lemak,
buang melalui stack. Dengan demikian uap berwujud cair pada suhu kamar (25°C) dan
yang dihasilkan dari boiler ini hanya lebih banyak mengandung asam lemak tidak
mengandung 40%-60% dari energi jenuh sehingga mudah mengalami oksidasi.
biomassa. Proses gasifikasi umumnya Minyak yang berbentuk padat biasa disebut
mempunyai efisiensi konversi energi dari dengan lemak. Minyak dapat bersumber dari
biomassa menjadi bentuk yang lebih tanaman, misalnya minyak zaitun, minyak
bermanfaat 50% lebih besar dari pada jagung, minyak kelapa, dan minyak bunga
pembakaran gas secara langsung. Kenaikan matahari. Minyak dapat juga bersumber dari
efisiensi ini disebabkan oleh rancangan hewan, misalnya minyak ikan sardin, minyak
proses bentuk tertutup, dimana hanya ikan paus dan lain-lain (Ketaren, 1986).
sebagian kecil dari panas proses yang akan Minyak sayur adalah jenis minyak yang
terbuang (KK Teknik Fisika, Institut digunakan dalam pengolahan bahan pangan,
Teknologi Bandung, 2008). biasanya terbuat dari kelapa maupun kelapa
sawit.
Proses gasifikasi untuk minyak jelantah
untuk menjadikan gas dengan cara merubah Rumus kimia minyak goreng kelapa sawit
fase cair menjadi gas dengan memanaskan (Widayat, 2009):
dengan suhu lebih besar dari titik didih.
Peoses merubah fase cair minyak jelantah CH2 – O – OC – (CH2)14 – CH3 (1)
menjadi gas hidrocarbon dapat dilakukan
dengan bantuan kompor mawar. Kompor CH – O – OC – CH = CH – (CH2)14 – CH3 (2)
mawar sudah di pakai oleh masyarakat
dengan bahan bakar minyak tanah. CH2 – O – OC – C C – (CH2)14 – CH3 (3)

Minyak Jelantah II. BAHAN DAN METODE

Minyak jelantah (waste cooking oil) Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret
merupakan limbah dan bila ditinjau dari sampai juni 2012. di Laboratorium Rekayasa
komposisi kimianya, minyak jelantah Pasca Panen dan Mesin Pertanian. Penelitian
mengandung senyawa-senyawa yang dilakukan dengan cara menentukan debit
bersifat karsinogenik, yang terjadi selama aliran didalam pipa kompor bertekanan.
proses penggorengan. Pemakaian minyak Penelitian dilakukan terhadap aliran minyak
jelantah yang berkelanjutan dapat merusak tanah, campuran minyak tanah dengan
kesehatan manusia, menimbulkan penyakit minyak jelantah dengan perbandingan 1:1
kanker, dan akibat selanjutnya dapat dan minyak jelantah murni. Penelitian
mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. dilakukan dengan cara mengalirkan dan
Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar menampung 200 ml dengan wadah gelas
limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat ukur kemudian dicatat waktu
dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek pengalirkannya. Percobaan dilakukan
kesehatan manusia dan lingkungan terhadap 4 tingkat tekanan yaitu 6, 5, 4 dan 3
psi. (1 atm = 14,7 psi). Pengukuran
Kemudian perusahaan Nanko di Jepang dilakukan 6 kali ulangan. Sebelum minyak
membuat mesin diesel pembangkit listrik jelantah digunakan sebagai bahan bakar,
dengan bahan bakar dari minyak goreng kotoran minyak jelantah yang berukuran
jelantah yang telah disaring dan kemudian besar dihilangkan dengan cara melakukan
ditambah methanol. Supranto dkk (2003) pengendapan 2-3 hari, kemudian melakukan
meneliti tentang pengaruh suhu dan saringan dengan kain.

117
Gasifikasi Minyak Jelantah.... ( Tamrin)

Penelitian selanjutnya adalah melakukan cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan
gasifikasi minyak jelantah untuk merubah mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara
minyak dalam wujud cair, menjadi wujud gas distilasi fraksional dari petroleum pada
dengan pemanasan dengan suhu lebih tinggi 150 °C and 275 °C (rantai karbon dari C12
dari titik didihnya 175 – 180 oC. campuran sampai C15). Minyak dipanaskan didalam
minyak jelantah dengan minyak tanah pipa, kemudian menyak tanah akan berubah
dengan perbandingan 1:1 dan minyak tanah. menjadi gas . ketika cairan minyak tanah
Percobaan untuk mendapatkan suhu saat berubah menjadi gas, maka tekanan didalam
awal keluar gas dengan menggunakan pipa tersebut akan meningkat. Gas dari
kompor mawar. Percobaan dilakukan 3 kali minyak tanah akan tersembur keluar dan
ulangan setiap perlakuan. langsung terbakar. Prinsip kerja Kompor
mawar dan kompor mawar dapat dilihat
pada Gambar 1. berikut.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Prinsip kerja kompor mawar ini dapat juga
A. Kompor Mawar digunakan untuk kompor minyak jelantah.
Minyak jelantah dimasukan kedalam kompor
Kompor mawar adalah kompor yang mawar, kemudian dipanaskan minyak
menghasilkan api kembang seperti bunga jelantah akan menguap. Titik didih minyak
mawar. Banyak digunakan di masyarakat jelantah (minyak goreng) 175 0C. (Fessenden
Indonesia, terutama untuk pedagang kecil. and Fessenden, 1986).
Kompor mawar menggunakan bahan bakar
minyak tanah. Minyak tanah merupakan

Gambar 1. a) Kompor mawar dan b) prinsip kerja kompor mawar

118
Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 2: 115 - 122

B. Debit Aliran Minyak Pada Kompor Cairan dengan viskositas yang tinggi akan
Mawar menpunyai tahanan yang lebih besar.
Menurut Kreith and Berger (1999) bahwa
Kompor mawar merupakan kompor gaya gesekan aliran didalam pipa
bertekanan. Kompor mawar menpunyai pipa dipengaruhi oleh banyak parameter, salah
yang rela-tive kecil yaitu dengan diameter satunya adalah tingkat kekentalan fluida
sebesar 2,5 mm. Besar lobang pipa ini yang dialirkan. Semakin tinggi tingkat
kurang menguntungkan jika dialiran minyak kekentalan, maka semakin tinggi gaya
jelantah, karena viskositas minyak jelatah gesekan cairan tersebut atau semakin sulit
sekitar 15 kali lebih besar dari pada minyak cairan tersebut dialirkan. Besarnya aliran
tanah. Besar debit aliran minyak pada minyak didalam pipa kompor mawar (Tabel
kompor mawar dapat dilihat pada Table 1. 1) juga dipengaruhi oleh besar tekanan pada
tabung minyak. Semakin besar tekanan
Tabel 1. Laju aliran minyak jelantah dan minyak tanah didalam pipa dengan diameter 2,5
mm dan panjang 1 m pada 4 tingkat tekanan (ml/detik)
Tekanan Ulangan
(psia) 1 2 3 4 5 6 Rata-rata
Minyak tanah
6 4,06 4,44 4,32 4,25 4,70 4,34 4,35
5 3,63 3,94 3,82 3,63 3,69 3,47 3,70
4 3,07 3,20 3,08 3,02 2,95 2,83 3,03
3 2,33 2,56 2,17 2,57 2,66 2,59 2,48
Minyak jelantah
6 0,66 0,63 0,60 0,69 0,76 0,74 0,68
5 0,49 0,55 0,54 0,65 0,68 0,65 0,59
4 0,52 0,48 0,49 0,54 0,51 0,54 0,51
3 0,39 0,49 0,46 0,46 0,46 0,47 0,46

yang digunakan, maka semakin besar aliran


Laju minyak tanah pada aliran dalam pipa yang mengalir pada pipa. Besar aliran
dengan diameter 2,5 mm lebih besar dari minyak atau suplai bahan bakar
pada debit aliran minyak jelantah. Hal ini menunjukkan besar energi yang dapat
dimungkinkan karena minyak tanah dihasilkan oleh kompor mawar, karena
mempunyai viskositas lebih tinggi sebagian besar minyak yang berubah akan
dibandingkan dengan minyak tanah atau terbakar dan menghasikan energi panas
minyak jelantah lebih kemtal dari minyak
tanah.

Tabel 2. Suhu dinding pipa saat gas keluar pertama dari kompor mawar

No Minnyak Tanah (oC) Minyak jelantah (oC)


1 225 251
2 223 254
3 221 247
4 227 245
5 229 261
Rata-rata 225 252

119
Gasifikasi Minyak Jelantah.... ( Tamrin)

C. Suhu Saat Gas Keluar Dari Kompor Pemanasan awal dinding kompor pertama
Mawar. berasal dari api pemicu panas dengan
menggunakan sumbu dan bahan bakar
Minyak tanah dan minyak jelantah yang minyak tanah.Suhu minyak dinding kompor
berbentuk cair diubah menjadi gas mawar akan terus meningkat. Besar suhu
hidrokarbon dengan cara dipanaskan yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh besar
melebihi suhu titik didih didalam suatu api yang menyala. Besar api yang menyala
ruang. Titik didih minyak tanah 150 oC, akan dipengaruhi oleh debit aliran minyak
sedangkan titik didih minyak jelantah adalah yang sampai pada ruang pendidihan minyak.
175-180 oC. Hasil pengamatan dengan
menggunakan bahan bakar minyak tanah Disamping itu laju debit aliran bahan bakar
dan minyak jelantah dengan cara mengukur juga dipengaruhi oleh tekanan tangki
suhu dinding luar kompor mawar didapat kompor yang digunakan. Semakin tinggi
hasil rata-rata suhu dinding seperti pada tekanan, kompor, maka semakin besar debit
Tabel 2. aliran bahan bakar dan semakin tinggi suhu
diding yang akan dihasilkan.
Suhu dinding pada kompor mawar saat gas
awal keluar dan menyala akan lebih besar Gas yang baru keluar setelah satu menit,
pada bahan bakar minyak jelantah seperti pada Gambar 2-a. Pada saat itu api
dibandingkan dengan minyak tanah. Hal ini sebagai pemanas awal masih menyala
menggambarkan bahwa titik didih minyak memenuhi lingkaran wadah pembakaran,
jelantah lebih besar daripada minyak tanah. sedang setelah 3 menit api pemanas awal
Dalam prateknya api pemanasan awal yang masih menyala tinggal setengah lingkaran.
akan digunakan harus lebih besar, sehingga Api pemanas awal ini akan mati setelah 5 –
waktu gas yang dihasil pertama akan sama. 10 menit gas minyak hidrokarbon api keluar.
Waktu api pemicu panan ini mati sangat
Suhu dinding pipa kompor akan lebih besar tergantung pada banyaknya bahan bakar
dari titik didih ke dua minyak tersebut. Hal yang diberikan pada sumbu pembakaran
ini dimungkinkan karena pipa akan awal.
memanaskan dan mendidihkan minyak.

(a) (b)
Gambar 3. a) satu menit setelah pertama gas keluar, b) 3 menit setelah gas pertama keluar

120
Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 2: 115 - 122

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
1. Minyak jelantah dapat digunakan sebagai
bahan bakar kompor mawar
2. Api pemicu untuk memanaskan pipa
tempat menguapkan minyak jelantah
dibutuhkan lebih besar bila dibandingan
dengan api pemanasan minyak tanah
3. Tekanan ruang bahan bakar untuk
minyak jelantah harus lebih besar
daripada menggunakan bahan bakar
minyak tanah.
Suhu dinding pipa untuk menguapkan
minyak tanah dan minyak jelantah lebih
besar dari titik didihnya dari kedua jenis
minyak tersebut

4.2. Saran

Minyak jelantah yang telah dibersihkan


dapat digunakan sebagai bahan bakar
kompor Mawar, dan hindari minyak
jelantah kotor yang digunakan sebagai bahan
bakar, karena akan menyumbat aliran
minyak keruang penguapan minyak.

121
Gasifikasi Minyak Jelantah.... ( Tamrin)

DAFTAR PUSTAKA

Widayat, L.B. 2009. Pembuatan Biodisel Dari


Fessenden, R.J and Joan S. Fessenden,
Fessenden 1986.
Minyak Goreng Bekas dengan Proses
Organic Chemistry. Third Edition,
Catalytic Cracking.. Seminar Nasional
University Of Montana, Wadsworth, Inc,
Teknik Kimia Indonesia – SNTKI 2009,
Belmont, Califfornia 94002,
Bandung, 19-2020 Oktober 2009
Massachuset, USA.

Fatah, G.S., A. D. Hastono, dan Soebandi.


2013. Modifikasi Dan Uji Kinerja
Kompor Bertekanan Tipe Tabung
Dengan Bahan Bakar Minyak Jarak
Pagar (Jatropha
Jatropha curcas L.) Jurnal
Teknologi Pertanian
rtanian Vol. 14 No. 2. p 87-
87
94

Ingel, G., M. Levy and J. Gordon. 1991.


Gasification of oil shales by solar energy.
Solar Energy Materials.. 24 pp. 478-489
478

Kadiman, K. 2009. Keamanan Energi (Energy


Security). Workshop on Sustainable
Biofuel Development. Jakarta, 4 Februari
2009
Kelly-Yong,
Yong, T.L., K. T. Lee, A. R. Mohamed and
S. Bhatia. 2007. Potential of hydrogen
from oil palm biomass as a source of
renewable energy worldwide. Energy
Policy 35 pp 5692-5701.
Ketaren, S., (1986), ”Minyak
Minyak dan Lemak
Pangan”, Indonesia : UI – Press
KK Teknik Fisika, Institut Teknologi
Bandung, 2008. Prinsip dasar gasifikasi.
Kreith, F and S.A. Berger. 1999. Fluid
Mechanics, Mechanical Enggineering
Handbooks, Penerbit rbit CRC Press. LLC,
Boca Raton.
Supranto, Suhardi dan Purnomo, (2003),
“Rancangan Proses Produksi Biodiesel
Bahan Bakar Mesin Diesel dari Limbah
Proses Pengolahan Minyak Goreng
Berbasis Crude Palm Oil”, Prosiding
Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan
Proses Teknik Kimia,, Universitas
Diponegoro Semarang

Prastowo, B. 2008. Inovasi teknologi


pertanian mendukung pengembangan
bahan bakar nabati. Prosiding Seminar
Nasional Teknik Pertanian. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.

122

Anda mungkin juga menyukai