Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN MINYAK OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

DENGAN PENCAMPURAN MINYAK PIROLISIS


1
La Ode Asman Darsono Asidu 2Muh.Hasbi, ST.,MT, 3Prinob Aksar, ST.,MT
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Halu Oleo Kendari
2,3
Dosen Tenaga Penggajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Halu Oleo Kendari
J.L. H.E.A Mokodompit Kampus Baru Tridarma, Anduonohu 93232
E-mail: asman.ant@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data-data karakteristik sifat fisik meliputi massa
jenis dan viskositas dinamik dari hasil pencampuran minyak oli bekas dan minyak pirolisis,
menghasilkan nyala api pada pencampuran minyak oli bekas dan minyak pirolisis, serta untuk
menghasilkan efisiensi penggunaan kompor bertekanan berbahan bakar minyak tanah dan campuran
minyak oli bekas dan minyak pirolisis terhadap penggunaan kompor berbahan bakar gas. Penelitian
ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo dan
Laboratorium Pendidikan Kimia Riset Terpadu, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Halu Oleo. Hasil penelitian ini menunjukkan Nilai massa jenis dan Viskositas pada tiap-tiap
persentase campuran minyak oli bekas dan minyak pirolisis menggalami peningkatan, Nilai Laju
Aliran bahan bakar minyak oli bekas dan minyak pirolisis pada tiap-tiap persentase campuran
menggalami Penurunan, Karakteristik Nyala Api yang dihasilkan pada pencampuran minyak oli bekas
dan minyak pirolisis adalah berwarna kuning merah pada setiap persentase pencampuran, dan
Penggunaan kompor bertekanan berbahan bakar minyak tanah dan campuran minyak oli bekas dan
minyak pirolisis lebih efisien terhadap penggunaan kompor berbahan bakar gas, dengan perbandingan
4 liter air.

Kata Kunci: Minyak Oli Bekas, Minyak Pirolisis, Kompor Gas, Kompor Bertekanan.

ABSTRACT
The purpose of this research is to produce physical characteristic data, including density and
dynamic viscosity from mixing of used oil and pyrolysis oil, producing flame of mixing used oil and
pyrolysis oil, and also to produce efficient use of pressured stove kerosene And mixture of used oil
and pyrolysis oils towards the use of gas fueled stoves. This research was conducted at University
Halu Oleo Faculty of Mechanical Engineering Laboratory and Integrated Chemical Research
Laboratory, math and science fakulty University Halu Oleo. The results of this research indicated that
the mass density and the viscosity of each percentage of used oil and pyrolysis oil mixture are
increased, the rate of flow of spent kerosene oil and pyrolysis oil at each percentage of mixture is
sufficient. Decrease in Fuel Flow Rate, Characteristic The flame generated on mixing used oil and
pyrolysis oils is red yellow with a maximum height of 25 cm at each percentage of mixing, and The
use of pressured stoves fuel and used oil mixtures and pyrolysis oils is more efficient against the use
of gas-fired stoves , With a ratio of 4 liters of water.

Keywords: Used Oil, Pyrolysis Oil, Pressure Gas, Pressure Cooker.

1
1. Pendahuluan pelumas bekas, antara lain: acid-clay process,
Selama ini oli bekas baik yang berasal dari solvent extraction process, dan pirolisis. Pada
sepeda motor maupun mobil hanya menjadi limbah penelitian ini, proses pirolisis dilakukan dengan
bagi lingkungan dan bahkan dapat mencemari memanaskan minyak pelumas bekas pada
perairan di sekitarnya. Oli bekas pada umumnya temperatur di atas temperatur jenuhnya pada sebuah
hanya digunakan untuk melumasi rantai motor dan reaktor dengan tanpa oksigen menggunakan katalis
tentu saja hal ini tidak efektif untuk memanfaatkan zeolit 5% (w/w). Temperatur pirolisis divariasi
oli bekas yang memiliki kandungan hidrokarbon pada 400 °C, 410 °C, 430 °C, 450 °C, 470 °C,
yang cukup tinggi. 490°C dan 510 °C. Pirolisis dimulai pada
Produksi sampah rumah tangga selama ini temperatur kamar (30°C) dan secara bertahap
juga menjadi permasalahan yang tidak lepas dari temperatur dinaikkan dengan laju pemanasan 5°C
kehidupan manusia. Sampah dihasilkan setiap hari /menit hingga temperatur pirolisis tertentu tercapai.
sebagai bukti dari aktivitas manusia dan Setelah temperatur pirolisis tertentu tercapai,
lingkungannya. Pernyataan ini membuktikan bahwa temperatur dijaga konstan sampai proses pirolisis
manusia adalah penghasil sampah, tetapi kemudian selesai. Hasil pirolisis berupa gas yang dapat
pernyataan ini perlahan-lahan ditepis dengan diembunkan, gas yang tak dapat diembunkan, dan
adanya pengolahan sampah menjadi sumber energi residu padat. Gas yang dapat diembunkan
atau produk subtitusi lainnya yang memiliki fungsi selanjutnya diembunkan di kondensor sehingga
dan tujuan yang sama. Pengolahan sampah dalam diperoleh produk cair yang bernilai.
rangka memenuhi kebutuhan energi menunjukkan
adanya upaya untuk menguraikan sampah menjadi Minyak pelumas bekas
fungsi tambahan, seperti sampah pastik yang tidak Minyak pelumas bekas dihasilkan dari
mudah terurai. Sampah plastik ini diolah menjadi minyak pelumas yang digunakan pada kendaraan
sumber energi dalam bentuk minyak pirolisis. dan mesin-mesin. Minyak pelumas bekas
merupakan salah satu sumber polutan yang dapat
Dengan proses mengkomposisi kimia bahan
mengkontaminasi air tanah, dan akan merusak
organik melalui proses pemanasan tanpa atau kandungan air tanah, bahkan dapat membunuh
sedikit oksigen. mikro-organisme di dalam tanah serta minyak
2. Pustaka Terdahulu pelumas bekas dapat menghambat proses oksidasi
Wahyu Purwo Raharjo, (2004) meneliti biologi dari sistem lingkungan.
Pemanfaatan oli bekas sebagai salah satu alternatif
solusi untuk mengurangi kebutuhan minyak bakar. Sampah Plastik
ada dua alternatif solusi untuk mengatasi masalah Plastik adalah suatu material organik
pelumas bekas yaitu dengan cara dibakar dengan sintetik atau material organik semi sintetik yang
incinerator untuk mengurangi pencemaran udara berasal dari minyak bumi dan gas alam. Dari
dan didaur ulang menjadi minyak bakar. Metode produk plastik, dihasilkan polyethylene
pendaur ulangan oli bekas dapat dilakukan dengan terephthalate (PET), high density polyethylene
penambahan asam sulfat pekat dan lempung. (HDPE), polyvinyl chloride (PVC), low density
Walaupun lebih murah namun proses ini beresiko polyethylene (LDPE), polypropylene (PP),
menimbulkan pencemaran baru bila H2SO4 dan polistirena (PS), polyurethane dan polifenol, (K &
lempung yang telah dipakai dibuang sembarangan. Zainuri, 2014).
Metoda pengolahan oli bekas yang lain adalah
dengan mendestilasikan oli bekas sehingga Pirolisis
didapatkan hasil atas yang berada di antara fraksi Pirolisis merupakan proses penguraian
solar dan Industrial Diesel Oil (IDO). Hasil bawah material organik secara thermal pada temperatur
dapat dimanfaatkan sebagai pelumas dengan tinggi tanpa adanya oksigen. Produk pirolisis
penambahan aditif. umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu gas (H2, CO,
Gama Askaditya, (2010) meneliti Berbagi CO2, H2O, dan CH4), tar (pyrolitic oil), dan arang.
metode dilakukan untuk mengolah kembali minyak A.S Chaurasia., B.V Babu, dalam (Santoso, 2010).

2
Titik leleh beberapa jenis plastik khususnya
plastik polypropilene dapat dilihat di dalam tabel
2.1.
Tabel 2.1 Titik leleh beberapa jenis plastic
(Mujiarto, 2005).

Gambar 2.1 Viskometer Oswald


(Sumber: http//:Penentuan Viskositas Cairan
Dengan Alat Viskometer Oswald – KIMIATIP
htm).

Pada penilitian ini viskositas diukur hanya


pada kondisi suhu kamar (30°C). dimana :
ₓ ₓ
ƞ= ₐ ₐ
ƞx (2.1)
Dimana :
ηx = kekentalan zat cair (Ns/m2 ).
Bahan Bakar Cair ta = waktu alir zat cair rata-rata (s)
Bahan bakar cair merupakan gabungan tx = waktu alir air rata-rata (s)
senyawa hidrokarbon yang diperoleh dari alam ρa = massa jenis air (g/ml)
maupun secara buatan. Bahan bakar cair umumnya ρx = massa jenis zat cair (g/ml)
berasal dari minyak bumi. (Wiratmaja, 2010).
Tabel 2.2 Viskositas beberapa jenis fluida
Karakteristik (sifat fisik) Bahan Bakar Cair (Santoso, 2010)
Secara umum, sifat-sifat fisik bahan bakar No
Jenis Suhu
Viskositas Pustaka
Minyak (°C)
minyak yang perlu diketahui adalah berikut : (Cp)
Handbook of
1. Specific Gravity dan API Gravity
Pharmaceutical
2. Titik Nyala (Flash Point) dan Titik Bakar 1 Air 25 0,89
Excipient, 6th
(Fire Point) edition
Alkohol
3. Temperatur Penyalaan Sendiri (Auto- 2
Ethyl
20 1,2
Ignition Temperature) Minyak
4. Viskositas (Viscosity) Mesin
3 30 200
(SAE Dounglas C.
5. Massa jenis 10) Giaancouli,
6. Nilai Kalor (Heating Value) 4 20 1500 D.C., 1997
Gliserin
5 Udara 20 0,018
Pengujian Karakteristik Minyak Oli Bekas dan 6
Hidroge
0 0,009
Minyak Pirolisis n
Minyak 0,294 -
Pengujian karakteristik sifat fisik Minyak Oli 7 28 http://www.en.
tanah 3,34
Bekas dan Minyak Pirolisis yaitu: wikipedia.org
8 Bensin 20 0,625
1. Viskositas 9 Alkohol 27 0,8609 Percobaan di
Laboratorium
Viskositas adalah ketidak leluasaan aliran cairan
10 27 0,34 MIPA UNS,
dan gas yang disebabkan oleh gesekan antara Aseton 2011
bagian cairan tersebut, dan menyebabkan atau
disebut juga kekentalan. 2. Massa jenis
Massa jenis suatu zat dapat ditentukan
Viscometer Oswald untuk mengukur
dengan berbagai alat, salah satunya adalah
sampel yang encer atau kurang kental. Berikut
dengan menggunakan piknometer. Piknometer
contoh gambar dari Viskometer Oswald.
adalah suatu alat yang terbuat dari kaca,
bentuknya menyerupai botol parfum atau

3
sejenisnya.. Berikut contoh gambar dari Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit
piknometer. aliran (Q):
Q=V/t (2.3)
Dimana :
Q = Debit Aliran (ml/s)
V = Volume (ml)
t = waktu (s)

Gambar 2.2 Piknometer 3. Metode Penelitian


(Sumber:http//:ALAT LABOR cara menggunakan,
fungsi dan pengertian PIKNOMETER.htm). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Satuan SI massa jenis adalah kg/m³. Rumus Desember 2016 bertempat di Laboratorium Teknik
untuk menentukan massa jenis adalah: Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo dan
ρ= (2.2) Laboratorium pendidikan kimia, Fakultas Keguruan
Dimana : dan Ilmu Pendidkan, Universita Halu Oleo Kendari.
ρ = massa jenis (kg/m³) Adapun alat yang digunakan dalam penelitian
m = massa (kg) atau gram/ml ini diantaranya adalah sebagai berikut :
V = volume (m³) atau ml 1. Kompor Bertekanan
2. Viskometer Oswald
Tabel 2.3 Massa jenis beberapa fluida (Santoso, 3. Piknometer
2010) 4. Stopwatch
Massa 5. Termokopel
Jenis
No Jenis Pustaka 6. pompa sepeda/ tangan
Minyak
(kg/L) 7. Kamera Digital
1 Bensin 0,68 Giancouli, D.C., 1997 8. Mistar Besi
Adapun bahan yang digunakan dalam
2 Alkohol 0,79 penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :
3 Air laut 1,025 1. Minyak pirolisis dari plastik jenis
polyproplyiene (PP).
4 Raksa 1,36
Giancouli, D.C., 1997
2. Minyak oli bekas (SEA 10W-40).
5 Air 1
4. Pembahasan
1,29 x Grafik Massa Jenis Bahan Bakar
6 Dari hasil penelitian yang dilakukan maka
Udara 10¯³
di peroleh massa jenis pada masing-masing
Minyak 0,78 - http://www.en.wikipedia.o
7 persentase pencampuran minyak oli bekas dan
tanah 0,81 rg
minyak pirolisis dapat dilihat pada grafik di bawah
Laju Aliran Bahan Bakar ini
Fluida adalah zat yang dapat mengalir.
Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena
kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan
benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak
digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa
mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air
merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu
dapat dikelompokan ke dalam fluida karena
sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke
tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga
Grafik 4.1 Massa jenis (gram/ml) vs Persentase
termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari Campuran (%)
satu satu tempat ke tempat lain.

4
Dari grafik 4.1 dapat dilihat bahwa massa
jenis minyak oli bekas dan minyak pirolisis pada
tiap-tiap persentase campuran menggalami
peningkatan nilai massa jenisnya, disebabkan
persentase pencampuran minyak oli bekas pada
setiap persentase campuran cenderung semakin
bertambah, sedangkan minyak pirolisis cenderung
semakin berkurang persentase campurannya, karena
nilai massa jenis minyak oli bekas lebih tinggi
dibandingkan dengan minyak pirolisis.
Grafik 4.3 Laju aliran (Q) vs Persentase
Grafik Viskositas Bahan Bakar Campuran (%).
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka di Dari grafik 4.3 dapat dilihat bahwa Laju
peroleh viskositas pada masing masing persentase Aliran bahan bakar minyak oli bekas dan minyak
pencampuran minyak oli bekas dan minyak pirolisis pada tiap-tiap persentase campuran
pirolisis dapat dilihat pada grafik di bawah ini : menggalami Penurunan nilai Laju Aliran bahan
bakarnya, disebabkan persentase pencampuran
minyak oli bekas pada setiap persentase campuran
cenderung semakin bertambah, sedangkan minyak
pirolisis cenderung semakin berkurang presentase
campurannya, karena kekentalan minyak oli bekas
lebih tinggi dibandingkan dengan minyak pirolisis,
sehingga memperlambat laju aliran bahan bakar.

Bentuk Api dan pengujian Temperatur Api


Dari hasil penelitian diperoleh temperatur
Grafik 4.2. Viskositas bahan bakar (Ns/m²) vs api pada pembakaran pencampuran minyak Oli
Persentase Campuran (%). Bekas dan minyak Pirolisis dapat dijadikan bahan
Dari grafik 4.2 dapat dilihat bahwa bakar alternatif, pada data hasil pengujian masing-
Viskositas minyak oli bekas dan minyak pirolisis masing persentase pencampuran dilakukan tiga (3)
kali pengujian yang dimana pengambilan data
pada tiap-tiap persentase campuran menggalami
temperatur api pada setiap pengujian dilakukan
peningkatan nilai Viskositasnya, disebabkan sebanyak lima (5) kali pengulangan, antara lain
persentase pencampuran minyak oli bekas pada dapat dilihat pada gambar Posisi bnetuk api berikut
setiap persentase campuran cenderung semakin ini.
bertambah, sedangkan minyak pirolisis cenderung 1. Posisi Bentuk Api dan dan Temperatur Api
semakin berkurang persentase campurannya, karena pada Persentase pencampuran 10% : 90%.
nilai Viskositas minyak oli bekas lebih tinggi
dibandingkan dengan minyak pirolisis.
Tinggi 3 = 20 Cm dan
Temperatur Api Rata-rata =270,6°C
Laju Aliaran Bahan Bakar
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka
Tinggi 2 = 14 Cm dan
di peroleh Laju aliran bahan bakar pada masing- Temperatur Api Rata-rata =256,2°C

masing persentase pencampuran minyak oli bekas Tinggi 1 = 9 Cm dan


Temperatur Api Rata-rata =222,2°C
dan minyak pirolisis dapat dilihat pada grafik di
bawah ini.

Gambar 4.1 Posisi penggambilan temperatur api


10% : 90%.

5
2. Posisi Bentuk Api dan dan Temperatur Api 4. Posisi Bentuk Api dan Temperatur Api pada
pada Persentase pencampuran 20% : 80%. Persentase Pencampuran 40% :60%.

Tinggi 3 = 20 cm dan
Tinggi 3 = 20 cm dan
Temperatur Api Rata-rata =317,8 °C
Temperatur Api Rata-rata =366,6 °C

Tinggi 2 = 15 cm dan
Temperatur Api Rata-rata =275,6 °C Tinggi 2 = 15 cm dan
Temperatur Api Rata-rata =357,6 °C
Tinggi 1 = 10 cm dan
Temperatur Api Rata-rata =237,6 °C
Tinggi 1 = 10 cm dan
Temperatur Api Rata-rata =329 °C

Gambar 4.2 Posisi penggambilan temperatur api


20% : 80%.

3. Posisi Bentuk Api dan dan Temperatur Api Gambar 4.4 Posisi penggambilan temperatur api
pada Persentase pencampuran 30% : 70%. 40% : 60%.

5. Penutup
Kesimpulan
1. Karakteristik sifat fisik pencampuran
Tinggi 3 = 21 cm dan minyak oli bekas dan minyak pirolisis
Temperatur Api Rata-rata =348,2 °C
adalah sebagai berikut :
Tinggi 2 = 15 cm dan a. Nilai massa jenis dan Viskositas pada
Temperatur Api Rata-rata =329 °C tiap-tiap persentase campuran minyak
Tinggi 1 = 10 cm dan oli bekas dan minyak pirolisis
Temperatur Api Rata-rata =324,2 °C
menggalami peningkatan.
b. Nilai Laju Aliran bahan bakar minyak
oli bekas dan minyak pirolisis pada
tiap-tiap persentase campuran
Gambar 4.3 Posisi penggambilan temperatur api menggalami Penurunan nilai Laju
30% :70%. Aliran bahan bakarnya.
2. Karakteristik Nyala Api yang dihasilkan
pada pencampuran minyak oli bekas dan
minyak pirolisis adalah berwarna kuning
merah dengan ketinggian maksimal 25 cm
pada setiap persentase Pencampuran.
3. Penggunaan kompor bertekanan berbahan
bakar Pencampuran minyak oli bekas dan
minyak pirolisis lebih efisien terhadap
penggunaan kompor berbahan bakar gas,
dengan perbandingan 4 liter air.
Saran
Perlu dilakukan penyaringan terlebih
dahulu sebelum di masukkan kedalam tabung

6
bahan bakar, karena akan menyumbat aliran
minyak keruang bakar.

Daftar Putaka

Askaditya, G. (2010). Studi Eksperimental Pirolisis


Minyak Pelumas Bekas Menggunakan
Katalis Zeolit.

K, D. M., & Zainuri, F. (2014). Pirolisis Sampah


Plastik HIingga Suhu 900oC SebagaiI
Upaya Menghasilkan Bahan Bakar
Ramah Lingkungan. Simposium Nasional
RAP XIII- 2014 FT UMS , 98-99.

Mujiarto, I. (2005). Sifat dan Karakteristik Material


Plastik dan Bahan Aditif. Staf Pengajar
AMNI Semarang , 65.

Raharjo, W. P. (2004). Pemanfaatan Oli Bekas


Sebagai Salah Satu Alternatif Solusi
Untuk Mengurangi Kebutuhan Minyak
Tanah. Staf Pengajar Jurusan TekniK
Mesin FT UNS, Mekanik Vol 3. No 1,
September .

Santoso, J. (2010). Uji Minyak Pirolisis dan Uji


Performasi Kompor Berbahan Bakar
Minyak Pirolisis dari Sampah Plastik. 4,
7, 8, 10, 11.

Wiratmaja, I. G. (2010). Pengujian


KarakteristikFisika Biogasoline Sebagai
Bahan Bakar Pengganti Bensin Murni.
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakra.M
Vol.4 No.2 Oktober 2010 , 147-148.

7
8

Anda mungkin juga menyukai