ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data-data karakteristik sifat fisik meliputi massa
jenis dan viskositas dinamik dari hasil pencampuran minyak oli bekas dan minyak pirolisis,
menghasilkan nyala api pada pencampuran minyak oli bekas dan minyak pirolisis, serta untuk
menghasilkan efisiensi penggunaan kompor bertekanan berbahan bakar minyak tanah dan campuran
minyak oli bekas dan minyak pirolisis terhadap penggunaan kompor berbahan bakar gas. Penelitian
ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo dan
Laboratorium Pendidikan Kimia Riset Terpadu, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Halu Oleo. Hasil penelitian ini menunjukkan Nilai massa jenis dan Viskositas pada tiap-tiap
persentase campuran minyak oli bekas dan minyak pirolisis menggalami peningkatan, Nilai Laju
Aliran bahan bakar minyak oli bekas dan minyak pirolisis pada tiap-tiap persentase campuran
menggalami Penurunan, Karakteristik Nyala Api yang dihasilkan pada pencampuran minyak oli bekas
dan minyak pirolisis adalah berwarna kuning merah pada setiap persentase pencampuran, dan
Penggunaan kompor bertekanan berbahan bakar minyak tanah dan campuran minyak oli bekas dan
minyak pirolisis lebih efisien terhadap penggunaan kompor berbahan bakar gas, dengan perbandingan
4 liter air.
Kata Kunci: Minyak Oli Bekas, Minyak Pirolisis, Kompor Gas, Kompor Bertekanan.
ABSTRACT
The purpose of this research is to produce physical characteristic data, including density and
dynamic viscosity from mixing of used oil and pyrolysis oil, producing flame of mixing used oil and
pyrolysis oil, and also to produce efficient use of pressured stove kerosene And mixture of used oil
and pyrolysis oils towards the use of gas fueled stoves. This research was conducted at University
Halu Oleo Faculty of Mechanical Engineering Laboratory and Integrated Chemical Research
Laboratory, math and science fakulty University Halu Oleo. The results of this research indicated that
the mass density and the viscosity of each percentage of used oil and pyrolysis oil mixture are
increased, the rate of flow of spent kerosene oil and pyrolysis oil at each percentage of mixture is
sufficient. Decrease in Fuel Flow Rate, Characteristic The flame generated on mixing used oil and
pyrolysis oils is red yellow with a maximum height of 25 cm at each percentage of mixing, and The
use of pressured stoves fuel and used oil mixtures and pyrolysis oils is more efficient against the use
of gas-fired stoves , With a ratio of 4 liters of water.
1
1. Pendahuluan pelumas bekas, antara lain: acid-clay process,
Selama ini oli bekas baik yang berasal dari solvent extraction process, dan pirolisis. Pada
sepeda motor maupun mobil hanya menjadi limbah penelitian ini, proses pirolisis dilakukan dengan
bagi lingkungan dan bahkan dapat mencemari memanaskan minyak pelumas bekas pada
perairan di sekitarnya. Oli bekas pada umumnya temperatur di atas temperatur jenuhnya pada sebuah
hanya digunakan untuk melumasi rantai motor dan reaktor dengan tanpa oksigen menggunakan katalis
tentu saja hal ini tidak efektif untuk memanfaatkan zeolit 5% (w/w). Temperatur pirolisis divariasi
oli bekas yang memiliki kandungan hidrokarbon pada 400 °C, 410 °C, 430 °C, 450 °C, 470 °C,
yang cukup tinggi. 490°C dan 510 °C. Pirolisis dimulai pada
Produksi sampah rumah tangga selama ini temperatur kamar (30°C) dan secara bertahap
juga menjadi permasalahan yang tidak lepas dari temperatur dinaikkan dengan laju pemanasan 5°C
kehidupan manusia. Sampah dihasilkan setiap hari /menit hingga temperatur pirolisis tertentu tercapai.
sebagai bukti dari aktivitas manusia dan Setelah temperatur pirolisis tertentu tercapai,
lingkungannya. Pernyataan ini membuktikan bahwa temperatur dijaga konstan sampai proses pirolisis
manusia adalah penghasil sampah, tetapi kemudian selesai. Hasil pirolisis berupa gas yang dapat
pernyataan ini perlahan-lahan ditepis dengan diembunkan, gas yang tak dapat diembunkan, dan
adanya pengolahan sampah menjadi sumber energi residu padat. Gas yang dapat diembunkan
atau produk subtitusi lainnya yang memiliki fungsi selanjutnya diembunkan di kondensor sehingga
dan tujuan yang sama. Pengolahan sampah dalam diperoleh produk cair yang bernilai.
rangka memenuhi kebutuhan energi menunjukkan
adanya upaya untuk menguraikan sampah menjadi Minyak pelumas bekas
fungsi tambahan, seperti sampah pastik yang tidak Minyak pelumas bekas dihasilkan dari
mudah terurai. Sampah plastik ini diolah menjadi minyak pelumas yang digunakan pada kendaraan
sumber energi dalam bentuk minyak pirolisis. dan mesin-mesin. Minyak pelumas bekas
merupakan salah satu sumber polutan yang dapat
Dengan proses mengkomposisi kimia bahan
mengkontaminasi air tanah, dan akan merusak
organik melalui proses pemanasan tanpa atau kandungan air tanah, bahkan dapat membunuh
sedikit oksigen. mikro-organisme di dalam tanah serta minyak
2. Pustaka Terdahulu pelumas bekas dapat menghambat proses oksidasi
Wahyu Purwo Raharjo, (2004) meneliti biologi dari sistem lingkungan.
Pemanfaatan oli bekas sebagai salah satu alternatif
solusi untuk mengurangi kebutuhan minyak bakar. Sampah Plastik
ada dua alternatif solusi untuk mengatasi masalah Plastik adalah suatu material organik
pelumas bekas yaitu dengan cara dibakar dengan sintetik atau material organik semi sintetik yang
incinerator untuk mengurangi pencemaran udara berasal dari minyak bumi dan gas alam. Dari
dan didaur ulang menjadi minyak bakar. Metode produk plastik, dihasilkan polyethylene
pendaur ulangan oli bekas dapat dilakukan dengan terephthalate (PET), high density polyethylene
penambahan asam sulfat pekat dan lempung. (HDPE), polyvinyl chloride (PVC), low density
Walaupun lebih murah namun proses ini beresiko polyethylene (LDPE), polypropylene (PP),
menimbulkan pencemaran baru bila H2SO4 dan polistirena (PS), polyurethane dan polifenol, (K &
lempung yang telah dipakai dibuang sembarangan. Zainuri, 2014).
Metoda pengolahan oli bekas yang lain adalah
dengan mendestilasikan oli bekas sehingga Pirolisis
didapatkan hasil atas yang berada di antara fraksi Pirolisis merupakan proses penguraian
solar dan Industrial Diesel Oil (IDO). Hasil bawah material organik secara thermal pada temperatur
dapat dimanfaatkan sebagai pelumas dengan tinggi tanpa adanya oksigen. Produk pirolisis
penambahan aditif. umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu gas (H2, CO,
Gama Askaditya, (2010) meneliti Berbagi CO2, H2O, dan CH4), tar (pyrolitic oil), dan arang.
metode dilakukan untuk mengolah kembali minyak A.S Chaurasia., B.V Babu, dalam (Santoso, 2010).
2
Titik leleh beberapa jenis plastik khususnya
plastik polypropilene dapat dilihat di dalam tabel
2.1.
Tabel 2.1 Titik leleh beberapa jenis plastic
(Mujiarto, 2005).
3
sejenisnya.. Berikut contoh gambar dari Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit
piknometer. aliran (Q):
Q=V/t (2.3)
Dimana :
Q = Debit Aliran (ml/s)
V = Volume (ml)
t = waktu (s)
4
Dari grafik 4.1 dapat dilihat bahwa massa
jenis minyak oli bekas dan minyak pirolisis pada
tiap-tiap persentase campuran menggalami
peningkatan nilai massa jenisnya, disebabkan
persentase pencampuran minyak oli bekas pada
setiap persentase campuran cenderung semakin
bertambah, sedangkan minyak pirolisis cenderung
semakin berkurang persentase campurannya, karena
nilai massa jenis minyak oli bekas lebih tinggi
dibandingkan dengan minyak pirolisis.
Grafik 4.3 Laju aliran (Q) vs Persentase
Grafik Viskositas Bahan Bakar Campuran (%).
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka di Dari grafik 4.3 dapat dilihat bahwa Laju
peroleh viskositas pada masing masing persentase Aliran bahan bakar minyak oli bekas dan minyak
pencampuran minyak oli bekas dan minyak pirolisis pada tiap-tiap persentase campuran
pirolisis dapat dilihat pada grafik di bawah ini : menggalami Penurunan nilai Laju Aliran bahan
bakarnya, disebabkan persentase pencampuran
minyak oli bekas pada setiap persentase campuran
cenderung semakin bertambah, sedangkan minyak
pirolisis cenderung semakin berkurang presentase
campurannya, karena kekentalan minyak oli bekas
lebih tinggi dibandingkan dengan minyak pirolisis,
sehingga memperlambat laju aliran bahan bakar.
5
2. Posisi Bentuk Api dan dan Temperatur Api 4. Posisi Bentuk Api dan Temperatur Api pada
pada Persentase pencampuran 20% : 80%. Persentase Pencampuran 40% :60%.
Tinggi 3 = 20 cm dan
Tinggi 3 = 20 cm dan
Temperatur Api Rata-rata =317,8 °C
Temperatur Api Rata-rata =366,6 °C
Tinggi 2 = 15 cm dan
Temperatur Api Rata-rata =275,6 °C Tinggi 2 = 15 cm dan
Temperatur Api Rata-rata =357,6 °C
Tinggi 1 = 10 cm dan
Temperatur Api Rata-rata =237,6 °C
Tinggi 1 = 10 cm dan
Temperatur Api Rata-rata =329 °C
3. Posisi Bentuk Api dan dan Temperatur Api Gambar 4.4 Posisi penggambilan temperatur api
pada Persentase pencampuran 30% : 70%. 40% : 60%.
5. Penutup
Kesimpulan
1. Karakteristik sifat fisik pencampuran
Tinggi 3 = 21 cm dan minyak oli bekas dan minyak pirolisis
Temperatur Api Rata-rata =348,2 °C
adalah sebagai berikut :
Tinggi 2 = 15 cm dan a. Nilai massa jenis dan Viskositas pada
Temperatur Api Rata-rata =329 °C tiap-tiap persentase campuran minyak
Tinggi 1 = 10 cm dan oli bekas dan minyak pirolisis
Temperatur Api Rata-rata =324,2 °C
menggalami peningkatan.
b. Nilai Laju Aliran bahan bakar minyak
oli bekas dan minyak pirolisis pada
tiap-tiap persentase campuran
Gambar 4.3 Posisi penggambilan temperatur api menggalami Penurunan nilai Laju
30% :70%. Aliran bahan bakarnya.
2. Karakteristik Nyala Api yang dihasilkan
pada pencampuran minyak oli bekas dan
minyak pirolisis adalah berwarna kuning
merah dengan ketinggian maksimal 25 cm
pada setiap persentase Pencampuran.
3. Penggunaan kompor bertekanan berbahan
bakar Pencampuran minyak oli bekas dan
minyak pirolisis lebih efisien terhadap
penggunaan kompor berbahan bakar gas,
dengan perbandingan 4 liter air.
Saran
Perlu dilakukan penyaringan terlebih
dahulu sebelum di masukkan kedalam tabung
6
bahan bakar, karena akan menyumbat aliran
minyak keruang bakar.
Daftar Putaka
7
8