Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kompor telah digunakan untuk memasak semenjak dulu. Di Eropa, sejarah mengenai
kompor dimulai abad ke-18. Sebelumnya, masyarakat Eropa memasak menggunakan tungku. Pada abad
pertengahan, tungku dibuat lebih tinggi sehingga orang tidak harus berjongkok saat memasak.
Kemudian, kompor mulai dikembangkan sampai akhirnya tidak dipergunakan sejak tahun 1753,
karena banyak menghasilkan banyak asap dan berbahaya. Lalu, pada tahun 1922 muncul kompor gas yang
disebut AGA Cooker temuan Gustaf Dalen yang berkebangsaan Swedia dan masih popular sampai saat ini.
( Kompas, 2010)
Kompor yang masih mudah kita temui dan dipakai masyarakat adalah kompor minyak
tanah. Namun, seiring berjalannya waktu minyak tanah semakin langka dan mahal karena
persediaan minyak bumi semakin menipis, apalagi dengan adanya program konversi energi dari
minyak tanah ke LPG (Liquid Petroleum Gas) yang saat ini sedang dilakukan pemeritah. Oleh karena
itu, harus adanya bahan bakar alternatif sebagai pengganti minyak tanah disamping LPG. Salah
satu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan untuk bahan bakar kompor adalah minyak jelantah.
Menurut BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), menggunakan minyak bakar
yang berasal dari minyak jelantah lebih bermanfaat dari berbagai sisi.Penggunaan minyak jelantah sebagai
bahan bakar penganti (minyak tanah) berdampak positif, karena jika minyak jelantah dibuang di
sembarang tempat bisa mencemari lingkungan, sebaliknya jika terus dipakai berulang-ulang
untuk menggoreng, bahan gorengan yang dimakan manusia itu bisa menimbulkan penyakit
kanker. Namun limbah minyak goreng (waste of vegetable oil), memiliki potensi sebagai alternatif
2

energi bahan bakar nabati yang ramah lingkungan dan mampu menurunkan 100 persen emisi gas buangan
sulfur dan CO2 serta CO sampai dengan 50 persen.
Penggunaan minyak jelantah sisa penggorengan ini mampu mengurangi terjadinya
pencemaran air, tanah dan udara, karena masyarakat tidak lagi membuang minyak jelantah itu ke
dalam tanah atau pun saluran pembuangan. Limbah yang terbuang ke pipa pembuangan dapat menyumbat
pipa pembuangan karena pada suhu rendah minyak maupun lemak akan membeku dan mengganggu jalannya
air pada saluran pembuangan. Minyak ataupun lemak yang mencemari perairan juga dapat mengganggu
ekosistem perairan karena dapat menghalangi masuknya sinar matahari yang sangat dibutuhkan
oleh biota perairan dan tidak dapat terurai oleh tanah ataupun air. Minyak goreng yang telah
digunakan, akan mengalami beberapa reaksi yang menurunkan mutunya. Pada suhu pemanasan
sampai terbentuk akrolein. Akroleinadalah sejenis aldehida yang dapat menimbulkan rasa gatal
pada tenggorokan.
Minyak yang telah digunakan untuk menggoreng akan mengalami peruraian molekul-
molekul, sehingga titik asapnya turun. Bila minyak digunakan berulang kali, semakin cepat
terbentuk akrolein. Yang membuat batuk orang yang memakan hasil gorengannya.Jelantah juga mudah
mengalami reaksi oksidasi sehingga jika disimpan cepat berbau tengik.
Selain itu, jelantah juga disukai jamura flatoksin sebagai tempat berkembangbiak. Jamur
ini menghasilkan racun aflatoksin yang menyebabkan berbagai penyakit,terutama hati/liver. Jelantah
merupakan limbah dan bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-
senyawa yang bersifat karsinogenik-penyebab kanker. Jadi, jelas bahwa pemakaian minyak jelantah dapat
merusak kesehatan manusia. Menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat
mengurangi kecerdasan generasi berikutnya.
3

Selanjutnya, proses dehidrasi (hilangnya air dari minyak) akan meningkatkan kekentalan
minyak dan pembentukan radikal bebas (molekul yang mudah bereaksi dengan unsur lain). Proses ini
menghasilkan zat yang bersifat toksik (berefek racun) bagi manusia. Pada dosis 2,5% dalam
makanan, zat ini dapat mengakibatkan keracunan yang akut pada tikus setelah tujuh hari masa
percobaan.
Jadi, penggunaan minyak jelantah secara berulang berbahaya bagi kesehatan. Proses tersebut dapat
membentuk radikal bebas dan senyawa toksik yang bersifat racun. Pada minyak goreng merah, seperti
minyak kelapa sawit, kandungan karoten pada minyak tersebut menurun setelah penggorengan
pertama. Dan hampir semuanya hilang pada penggorengan keempat. Minyak jelantah sebaiknya tidak
digunakan lagi bila warnanya berubah menjadi gelap, sangat kental, berbau tengik, dan berbusa.
Dalam Tugas Akhir ini, penulis merencanakan kompor dengan bahan bakar minyak jelantah sebagai
pengganti kompor minyak tanah yang selama ini dipakai masyarakat disamping kompor gas.
Kompor ini menggunakan prinsip tekanan untuk menginjeksikan bahan bakar agar dapat terbakar dengan
sempurna.

1.2.Perumusan Masalah dan Batasan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis hadapi dalam penulisan tugas akhir ini adalah
bagaimana membuat kompor bahan bakar minyak jelantah sesuai dengan perencanaan. Agar alat yang
direncanakan tidak terlalu luas dan umum, sehingga akan menimbulkan kesulitan diluar
kemampuan penulis, maka dalam pembuatan tugas akhir menitik beratkan pada efisiensi bahan bakar
dan kualitas api yang dihasilkan.


4

1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1.Tujuan Umum
Adapun pembuatan kompor bahan bakar minyak jelantah ini bertujuan
memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:
1.Untuk mewujudkan suatu pembuatan kompor yang efektif dan efisien.
2.Dapat memasyarakatkan teknologi tepat guna khususnya kompor denga bahan bakar minyak
jelantah
3.Dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
1.3.3.Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah:
Dengan adanya alat ini diharapkan dapat dimanfaatkannya bahan bakar alternatif
dari minyak jelantah yang efektif dan efisien.
Diharapkan masyarakat dapat menggunaan teknologi kompor ini sehingga dapat
menggerakkan perekonomian masyarakat.
Dapat mengurangi polusi akibat penggunaan minyak tanah maupun mengurangi limbah minyak
jelantah.




5

1.4.Metode Pemecahan Masalah
Metode yang digunakan dalam pembuatan Proyek Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut :
Studi Literatur
Metode literatur digunakan untuk memperoleh informasi, dasar teori yang
diperoleh dari buku, internet, maupun majalah sebagai studi pustaka yang akan
mendukung pembuatan proyek akhir, serta analisa dan perhitungan data yang diperoleh.
Wawancara dan Diskusi
Metode wawancara dilakukan untuk menambah masukan serta
tambahanpengetahuan dari dosen pembimbing dan pihak lain yang
berpengalamandalam bidang ini agar lebih terarah. Serta diskusi dengan rekan-
rekan guna mendapatkan masukan sekaligus koreksi dan pembanding.
Studi Lapangan (Observasi)
Metode studi lapangan digunakan untuk memperoleh informasi dan data-datadari
hasil pengamatan yang dapat mendukung dalam pembuatan proyek tugasakhir,
antara lain survei ke tempat usaha pecel lele dan nasi goreng.
1.5. Sistematika Penulisan
Adapun sistemika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
HALAMAN JUDUL
ISI DAFTAR SIMBOL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
6

1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.4 Metode Pemecahan Masalah
1.5 Sisematika Penulisan
BAB II DASAR TEORI
2.8.Pengenalan Alat Dan Komponen
2.9.Proses Pembakaran
2.10.Bahan Bakar
2.11.Pengertian Panas dan Temperatur
2.12.Proses Perpindahan Panas
2.13.Konsep Dasar Pehitungan
2.14.Alat dan Bahan yang Digunakan
BAB III GAMBAR RANCANGAN
3.3.Gambar Rancangan Alat
3.4.Prinsip Kerja Alat
BAB IV PERHITUNGAN PERENCANAAN
4.8.Flow Chart Perencanaan Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah
4.9.Perhitungan Perencanaan Pemanasan Awal
4.10.Perhitungan Perencanaan Panjang Pipa Pemanasan
4.11.Perhitungan Perencanaan Jumlah Lilitan Pipa Pemanasan
4.12.Perhitungan Pemakaian Spiritus Untuk Pemanasan Awal
4.13.Perhitungan Pemakaian Minyak Jelantah Selama 1 Jam
7

4.14.Perhitungan Biaya Perencanaan
BAB IX PENUTUP
5.3. Kesimpulan
5.4. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

















8

BAB II
DASAR TEORI
2.1.Pengenalan Alat dan Komponen
Kompor dengan bahan bakar minyak jelantah ini terdiri dari beberapa bagian pokok antara lain:
tabung bahan bakar, pipa bahan bakar, semawar, dudukan semawar.

1.Tabung Bahan bakar
Tabung bahan bakar digunakan sebagai penampung minyak jelantah sementara sebelun
dialirkan melalui pipa dan digunakan untuk pembakaran. Tabung ini menggunakan
mekanisme tekanan udara yang dimampatkan. Tekanan tabung yang diijinkan berkisar antara 0,1 0,4
mPa.

Gambar 2.1 Tabung Bahan Bakar
Keterangan : 1.Keran Bahan Bakar
2.Manometer
9

3.Lubang Pentil Angin
4.Body Tabung Bahan Bakar
5.Tutup Saluran Masuk Bahan Bakar
2.Pipa Bahan Bakar
pipa bahan bakar disini digunakan sebagai penyalur bahan bakar dari tabungbahan
bakar ke semawar. Disamping itu pipa bahan bakar juga digunakan sebagai tempat pemanasan
minyak jelantah yang akan digunakan untuk proses pembakaran,pipa disini menggunakan
bahan tembaga karena factor penghantar panas yang baik.
3.Semawar/ Burner
Semawar disini digunakan sebagai burner atau tempat pembakaran yaitu tempat
keluarnya bahan bakar minyak jelantah yang telah dipanaskan pada pemanasan awal. Semawar ini
dililiti pipa tembaga yang berfungsi untuk pemanasan awal.


Gambar 2.2 semawar

4. Rangka/ Dudukan Semawar
10

Dudukan semawar ini digunakan sebagai tempat dudukan untuk semawar agar
posisinya bisa pas untuk memasak juga sebagai dudukan alat memasak seperti 10anic,
dan lain-lain.



2.3 rangka/dudukan kompor
2.2.Proses Pembakaran
Pembakaran adalah suatu urutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan suatu
oksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam bentuk pendar
atau api.


Gambar 2.4 segitiga api

Ada 3 unsur utama pada proses pembakaran yaitu :
11


Bahan Bakar : Setiap bahan yang mudah terbakar ( padat, gas, dan cair ) yang
umumnya mengandung zat hidrokarbon.
Oksigen :Diperlukan Suplai oksigen yang cukup ( udara atau zat oxydant ).
Panas : Panas dapat di akibatkan oleh gesekan, akibat sinar matahari, dan tenaga
listrik. Jika temperature meningkat akan sampai pada fase penyalaan.

2.3. Bahan Bakar
Bahan bakar adalah bahanbahan yang di gunakan dalam proses
pembakaran.Tanpa adanya bahan bakar tersebut pembakaran tidak akan mungkin dapat
berlangsung. Banyak sekali jenis bahan bakar yang kita kenal dalam kehidupan kita
seharihari. Penggolongan ini dapat dibagi berdasar dari asalnya bahan bakar dapat di bagi menjadi
tiga golongan, yaitu: (1) bahan bakar nabati, (2) bahan bakar mineral, dan (3) bahan bakar
fosil. Apabila dilihat dari bentuknya, maka bahan bakar di bagi menjadi tiga bentuk, yaitu: (1) bahan
bakar padat, (2) bahan bakar cair, dan (3) bahan bakar gas.Namun demikian hingga saat
ini bahan bakar yang paling sering di pakai adalah bahan bakar mineral cair. Hal ini dilakukan
karena banyaknya keuntungankeuntungan yang di perolah dengan menggunakan bahan bakar dengan
jenis mineral tersebut.
Bahan bakar minyak adalah bahan bakar mineral cair yang diperoleh dari hasil tambang
pengeboran sumur sumur minyak, dan hasil kasar yang diperoleh di sebut dengan minyak mentah
atau crude oil.
12

Hasil dari pengolahan minyak mentah ini akan menghasilkan bermacam bahan bakar
yang memiliki kualitas yang berbeda-beda. Minyak dalam hal ini merupakan bahan bakar yang
diIndonesia pemakaianya telah lama kita pergunakan dalam kehidupan seharihari.
Sebelumnya, lebih banyak di gunakan orang dengan istilah minyak tanah, yang
artinya minyak yang di hasilkan dari dalam tanah.

Macammacam bahan bakar minyak :
1.Bensin
Bensin berasal dari kata benzana,yang sebenarnya mempunyai sifat beracun dan
merupakan persenyawaan dari hidrokarbon tak jenuh, artinya dapat bereaksi dengan
mudah terhadap unsurunsur lain. Bentuk ikatan adalah rangkap, dan senyawa
molekulnya di sebut alkina. Bahan bakar jenis ini biasa disebut dengan kata lain
gasoline.Bensin pada dasarnya adalah persenyawaan jenuh dari hidrokarbon, dan
merupakan komposisi isooctane dengan normal-heptana. Serta senyawa molekulnya
tergolong dalam kelompok senyawa hidrokarbon alkana.Kualitas bensin dinyatakan
dengan angka oktan, atau
Octane number. Angka oktan adalah prosentase volume isooctane di dalam campuran antara
isooctane dengan normal heptana yang menghasilkan intensitas knocking atau daya ketokan dalam
proses pembakaran ledakan dari bahan bakar yang sama dengan bensin yang bersangkutan.
2. Minyak Tanah
Minyak tanah merupakan campuran kompleks antara beratus- ratus macam hidro
karbon dalam minyak tanah terdapat karbon tak jenuh, tetapi hasil kracking yaitu
penyulingan pada suhu dan tekanan yang tinggi terjadi pula senyawa hidrokarbon yang
13

tidak jenuh. Adapun terjadinya minyak tanah ini berdasarkan pertimbangan geologis
maupun dasar pertimbangan kimia yang telah di ketahui,menyatakan bahwa minyak
tanah terjadi dari sisa sisa hewan dan tumbuhan. Halini nampak dalam beberapa fraksi
minyak tanah mempunyai kegiatan optik dan terdapat porpirin yang ada hubunganya dengan
khlorofil maupun hemin. Sehingga dapat di simpulkan bahwa sisasisa tumbuhan
mengandung khlorofil,sedang sisasisa hewan mengandung haemoglobin.
3. Minyak Solar
Minyak solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi mentah, bahan
bakar ini mempunyai warna kuning cokelat yang jernih. Minyak solar ini biasanya digunakan
sebagai bahan bakar pada semua jenis motor Diesel dan juga sebagai bahan bakar untuk
pembakaran langsung di dalam dapurdapurkecil yang menghendaki hasil pembakaran yang
bersih.
Minyak ini sering di sebut juga sebagai gas oil, ADO, HSD, atau Dieseline. Pada
temperatur biasa, artinya pada suhu kamar tidak menguap, dan titik nyalanya jauh lebih tinggi dari
pada bahan bakar bensin. Kualitas solar dinyatakan dengan angka setane atau
cetanenumber (CN). Bilangan setane yaitu besar prosentase volume normal cetane dalam
campuranya dengan methylnaphthalene yang menghasilkan karakteristik pembakaran yang
sama dengan solar yang bersangkutan.
4. Minyak Diesel
Minyak Diesel adalah bahan bakar minyak jenis penyulingan kotor yang
mengandung fraksifraksi berat atau campuran dari jenis destilase dengan fraksi yang berat
(residual fuel oil) dan berwarna hitam dan gelap, tetapi tetap cair pada suhu rendah. Minyak Diesel
ini banyak di gunakan sebagai bahan bakar mesin Diesel yang berputar sedang atau lambat dan
14

juga sebagai bahan bakar untuk pembakaran langsung dalam dapurdapur industri. Bagi
kehidupan sehari-hari minyak ini sering disebut sebagai MDF (Medium Diesel Fuel).
5. Minyak Bakar
Minyak bakar adalah bahan bakar yang bukan berasal dari hasil penyulingan,tetapi jenis
residu. Minyak ini mempunyai tingkat kekentalan yang tinggi dan juga titik tuang (pour
point) yang lebih tinggi dari pada minyak Diesel,serta berwarna hitam gelap. Bahan bakar
jenis ini banyak di pergunakan sebagai bahan bakar pada sistem pembakaran langsung dalam
dapurdapur industri yangbesar. Pembakaran langsung yang di maksud adalah pada system
eksternal combustion engine atau mesin pembakaran luar, misalnya: pada mesin uap, dapur-
dapur baja, dan lain sebagainya. Minyak ini di sebut juga sebagai MFO (Medium Fuel Oil).

2.4. Pengertian Panas dan Temperatur
Dalam mempelajari tentang permasalahan perpindahan panas, kita seringmembuat
kesalahan atau tidak dapat membedakan dalam menggunakan istilah panas(heat) dan Temperatur
(suhu). Sebenarnya terdapat perbedaan yang mencolok diantarakeduanya.
Temperatur adalah sebuah ukuran dari jumlah energi yang terkandung didalam molekul
sebuah subtansi. Temperatur adalah ukuran relatif seberapa panas atau dinginsuatu zat dan dapat
digunakan untuk memprediksi arah perpindahan panas
(heat transfer). Simbol dari temperatur adalah T dan skala yang dipakai untuk mengukur temperatur
adalah Fahrenheit (F), Reamur (R), Celcius (C) dan Kelvin (K).
Panas (Heat) adalah energi yang berpindah. Panas dapat berpindah melalui media padat dan cair
melalui konduksi, melalui cair dengan konveksi dan melalui ruang hampa dengan radiasi. Simbol dari
15

panas adalah Q. Unit utama untuk mengukur panasbiasanya digunakan Kalori untuk SI system
(Internasional System of Units) dan BritishThermal Unit (BTU) pada English system unit.
2.5.Proses Perpindahan Panas
Dari ilmu termodinamika, energi bisa berpindah dengan adanya interaksi antara sistem
dengan lingkungannya. Interaksi ini disebut dengan kerja dan panas.
Tetapi termodinamika hanya bisa meramalkan akhir dari proses, tetapi tidak memberikan
informasi seperti apa selama proses atau berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan proses. Dalam ilmu perpindahan panas itu semua dapat diketahui.
Perpindahan panas terdiri dari 2 suku kata yaitu perpindahan dan panas.Perpindahan
merupakan suatu bentuk perubahan dalam hal ini berpindah dari suatuposisi ke posisi yang lain
(tidak hilang).Perpindahan selalu disebabkan oleh sesuatumisalnya akibat di dorong oleh suatu
gaya atau lainnya. Posisi bisa dari posisi a ke posisi b, bisa dari posisi tinggi ke posisi rendah dan
sebagainya. Dalam aliran panas ini perpindahan ini disebabkan oleh adanya perbedaan
temperatur. Sedangkan posisi dalam hal ini temperatur tinggi ke temperatur rendah.
Panas sendiri didefinisikan sebagai salah satu bentuk energi. Sehingga kalau digabung 2
suku kata tersebut, maka perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai perpindahan energi sebagai
akibat dari perbedaan temperatur yang arah perpindahannya dari temperatur tinggi ke temperatur lebih rendah.
Macam-macam proses perpindahan kalor, yaitu :
2.5.1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi.
Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana kalor mengalir
dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu
rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-mediumyang berlainan yang
bersinggungan secara langsung.
16



Gambar 2.5 Perpindahan kalor secara konduksi pada suatu plat Secara umum laju aliran
kalor secara konduksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
qk= -kA


2.5.2. Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi adalah proses tansport energi dengankerja gabungan
dari konduksi kalor, penyimpanan energi dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting
sebagai mekanisme perpindahan energy antara permukaan benda padat dan cair atau gas.
Perpindahan kalor secara konveksi dari suatu permukaan yang suhunya diatas suhu fluida disekitarnya
berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama,kalor akan mengalir dengan cara konduksi dari
permukaan ke partikel partikel fluida yang berbatasan. Energi yang berpindah dengan cara
demikian akan menaikkan suhu dan energi dalam partikel-partikel fluida tersebut. Kedua,
partikel-partikel tersebut akan bergerak ke daerah suhu yang lebih rendah dimana partikel
tersebut akan bercampur dengan partikel-partikel fluida lainnya.
17


Gambar 2.6 Perpindahan kalor secara konveksi pada suatu plat

Perpindahan kalor secara konveksi dapat dikelompokkan menurut gerakan alirannya,
yaitu konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced convection). Apabila gerakan
fluida tersebut terjadi sebagai akibat dari perbedaan densitas (kerapatan) yang disebabkan oleh
gradient suhu maka disebut konveksi bebas atau konveksi alamiah (natural convection). Bila
gerakan fluida tersebut disebabkan oleh penggunaan alat dari luar, seperti pompa atau kipas,
makaprosesnya disebut konveksi paksa.
Laju perpindahan kalor antara suatu permukaan plat dan suatu fluida dapatdihitung dengan
hubungan : qc= hc.A.T

2.5.3.Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Perpindahan panas radiasi adalah perpindahan panas yang melibatkan gelombang elektro
magnetik dalam proses perpindahannya di antara dua buah benda yang mempunyai temperature yang
berbeda. Semua benda mempunyai kemampuan untuk memancarkan energy dengan menggunakan
gelombang elektromagnetic. Semua benda yang mempunyai temperature diatas temperature
absolute bisa terjadi perpindahan panas bentuk ini. Radiasi tidak memerlukan media seperti udara
18

atau logam dalam perpindahan panasnya.Intensitas flux dari perpindahan panas ini sangat tergantung
kepada temperatur benda atau material dan sifat permukaan dari benda tersebut. Contoh
perpindahan panas ini yang sering kita alami sehari-hari misalnya kita akan terasapanas apabila
kita duduk didepan nyala api, walaupun kita tidak menyentuh api
tersebut. Contoh lainnya kita akan merasa panas jika berjalan dibawah terik matahari pada siang
hari padahal kita tidak bersentuhan langsung dengan sumber panasnya yaitu matahari. Banyak contoh
lainnya dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan perpindahan panas ini.
Berikut ini gambar ilustrasi perpindahan panas radiasi.


Gambar 2.7 Perpindahan kalor secara radiasi
Rumus : Q = . ( T
1
4
- T
2
4
)

2.6. Konsep Dasar Perhitungan
2.5.1.Perhitungan Perencanaan Pemanasan Awal
Untuk menghitung panas yang direncanakan untuk menaikkan temperature minyak
jelantah sehingga mencapai temperatur pembakaran yaitu:
Q = m . C p. ( T
f 1
T
f 2
)
19

Untuk mencari massa minyak jelantah (m) pada pipa yang digunakan pada saat pemanasan harus
diketahui dulu debit aliran dengan rumus:
Q
debit
= A . V
Maka dapat dicari massa minyak jelantah yaitu :
m = p . Q
debit

Perpindahan panas yang terjadi pada saat pemanasan yaitu :
Q =



2.5.2.Perhitungan Perencanaan Panjang Pipa
Q = U.A ( T
F1
-T
F2
)
Koefisien perpindahan kalor menyeluruh dapat dicari dengan rumus :
U =
1 + n(ro/ri) + 1
hi .k ho
Dengan adanya rumus perpindahan panas diatas maka panjang pipapemanas dapat dicari dengan
diameter pipa diasumsikan :
Q = U.A (T
F1
-T
F2
)
= (U (T
F1
-T
F2
)). A
= q
spesifik
. A

Maka :

A = Q
q
spesifIk
.d.i = Q
q
spesifik




20

Maka :

=

..d

2.5.3.Perhitungan Perencanaan Jumlah Lilitan Pemanasan
Setelah diketahui panjang pipa pemanasan minimal yang direncanakan,untuk
merencanakan jumlah lilitan pada pipa pemanasan yang dibuat berbentuk spiral harus dibuat
lebih panjang dari panjang pemanasan minimal tersebut,dengan alasan membuat api dari spiritus
lebih mengumpul pada satu ruang sehingga didapat pemanasan yang lebih efektif. Jika panjang
pipa yang akan digunakan untuk lilitan (L) direncanakan lebih panjang dari panjang pipa
pemanasan minimal, maka jumlah lilitan pipa pemanasan dapat dihitung dengan
rumus : N =


Tinggi lilitan pemanasan harus dihitung untuk menyesuaikan dengandimensi
burner /semawar. Tinggi lilitan dapat dihitung dengan
rumus : H = N.d
o


2.5.4.Perhitungan Volume Pemakaian Spiritus Untuk Pemanasan Awal
Untuk menghitung volume spiritus yang digunakan untuk pemanasan awal (Preheating)
digunakan
rumus : m =


Maka, untuk menghitung volume digunakan
rumus : m =


P.V =



21


Maka :
V =


2.7. Alat Dan Bahan Yang Digunakan
2.6.1. Alat Yang Digunakan
Adapun alat yang digunakan dalam membuat kompor dengan bahan bakar minyak jelantah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mesin Gerinda Tangan.
2. Mesin Las Asetilin
3. Mesin Las Listrik
4. Gergaji Besi
5. Mistar Baja
6. Vernier Caliper
7. Palu Besi
8. Palu Terak
9. Ragum

2.6.2.Bahan Yang Digunakan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam membuat kompor denganbahan bakar
minyak jelantah ini adalah :
1. Tabung bahan bakar volume 5 liter.
2. Pipa tembaga dengan diameter luar 6,6 mm dan diameter dalam 4,5 mm
22

3. Besi pejal ST37 dengan diameter 7,5mm.
4. Burner / kompor semawar model 750.
5. Elektroda secukupnya.
6. Kawat tembaga las secukupnya.



















23

BAB III
PERENCANAAN

2.8.Gambar Rancangan


Gambar 3.1 Gambar Rancangan Alat
Keterangan : 1. Rangka
2. Pipa Bahan Bakar
3. Penampung Spiritus
4. Pengarah Api
5. Semawar
6. Tabung Bakar
24


Gambar 3.2 Gambar Penampang Tabung
Keterangan: 1.Pipa Saluran Keluar Bahan Bakar
2.Keran Bahan Bakar
3.Pentil Pengisian Angin
4.Saluran Masuk Bahan Bakar
5.Bagian Dalam Tabung

2.9.Prinsip Kerja Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Prinsip kerja kompor ini adalah pada saat tabung bahan bakar telah diisi dengan minyak
jelantah dan diisi angin dengan cara dipompa, didalam tabung terjadi tekanan yang memampatkan
bahan bakar minyak jelantah. Udara yang bertekanan pada tabung ini digunakan untuk mengeluarkan
minyak jelantah untuk selanjutnya digunakan untuk bahan bakar. Apabila keran bahan bakar diputar
sedikit kearah kiri akan membuat perbedaan tekanan pada tabung dan udara bebas, tekanan pada
tabung akan lebih tinggidari udara luar, minyak jelantah akan keluar dari burner semawar melalui
25

pipa bahan bakar. Minyak jelantah yang keluar tadi dibakar dengan cara dipancing dengan
spiritusdi tempat pengumpan pembakaran dan dibiarkan selama 5 menit untuk
pre heating (pemanasan awal). Pre heating ini dilakukan untuk memanaskan bahan bakar minyak jelantah
yang melewati pipa pemanasan sehingga viskositasnya menurun dan panasnya meningkat agar mudah
terbakar. Apabila telah 5 menit dan semawar telah panas, keran bahan bakar diputar kekiri lagi untuk
mengeluarkan bahan bakar yang lebih banyak.Dengan semakin banyaknya minyak jelantah yang
keluar, api yang hidup akan semakin besar.

















26

BAB IV
PERHITUNGAN PERENCANAAN

4.1 Flow Chart Perencanaan Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah



4.2.Perhitungan Perencanaan Pemanasan Awal
Untuk menghitung panas yang direncanakan untuk menaikkan temperatur
minyak jelantah sehingga mencapai temperatur pembakaran yaitu:
Karena massa belum diketahui, diameter dalam diasumsikan 4,5 mm, kecepatan aliran udara 0,5
m/s, maka massa dapat dicari dengan menghitung debit :
q
debit
= A.V
=

.(4,5x10
-3
m)
2
.0,5 m/s
= 7,948125x10
-6
m
3
/5

Dengan diketahui debit bahan bakar, dan massa jenis minyak jelantah yaitu 931,6kg/m, maka massa yaitu :

m = p.q
debit
=
931,6

.7,948125 x 10
-6
m/s
= 7,40447325 x 10
-3
kg/s

Jadi minyak jelantah mengalir sebanyak
selama 1 detik,karena pemanasan awal tidak terjadi aliran, maka waktu diabaikan.Dengan
diketahui massa dengan kalor jenis minyak jelantah yaitu 2 kJ/kg C dantitik nyala minyak jelantah
yaitu 270 C dan suhu awal diasumsikan dengan 30 C maka panas yang diperlukan yaitu :
q = m.Cp. (T
f1
-T
f2
)
START
27

= 7,40447325 x 10
-3
kg. 2


= 3,55414716

Dengan waktu pemanasan diasumsikan sekitar 5 menit atau 300 detik,maka perpindahan panas yang
terjadi yaitu :

Q =


= 3554,14176 = 11.8471572 watt
3005


4.3.Perhitungan Perencanaan Panjang Pipa Pemanasan
Untuk mencari panjang pipa pemanasan dapat dihitung dengan
rumus : Q = U . A . (T
F1
-T
F2
)
Dengan asumsi kecepatan aliran fluida dalam pipa 0,5 m/s, aliran luar pipa1m/dtk, bahan yang dipakai adalah
pipa tembaga dengan koefisisien termal yaitu 385 dengan pipa yang dipakai dengan diameter luar 6,6 mm, dan
diameterdalam 4,5 mm, maka koefisien perpindahan panas menyeluruh dapat dihitung dengan
rumus : U =


= 13,84495331 w/m
2
.c
Perpindahan panas spesifik dicari dengan
rumus : Q
spesifik
=

U. (T
f1
-T
f2
)
= 13,84495331 w/m
2
.c x (270c-30c)
= 3322,788795 w/ m
2

28

Dengan didapat nilai panas spesifik, maka panjang pipa pemanasan minimal dicari dengan
rumus : L =



= 0,172043326 m
4.4.Perhitungan Perencanaan Jumlah Lilitan Pipa Pemanasan (N)
Setelah diketahui panjang pipa pemanasan minimal yang direncanakan,
untuk merencanakan jumlah lilitan pada pipa pemanasan yang dibuat berbentuk spiral harus
dibuat lebih panjang dari panjang pemanasan minimal tersebut, dengan alasan membuat api dari spiritus
lebih mengumpul pada satu ruang sehingga didapat pemanasan yanglebih efektif. Jika panjang
pipa yang akan digunakan untuk lilitan (L) direncanakan 2m,maka jumlah lilitan pipa pemanasan dapat
dihitung dengan
Rumus : N =


=



= 8,4925
= 8 lilitan

Jadi, jumlah lilitan yang direncanakan adalah 8 lilitan, tinggi lilitan pipapemanasan dapat dihitung
dengan
Rumus : H = N.do
= 8 x (6,6 x 10
-3
m)
= 0,0528 m

29

4.5. Perhitungan Pemakaian Spiritus Untuk Pemanasan Awal
Pemakaian spiritus yang dibutuhkan dihitung dengan rumus dibawah,dan diketahui High
Heat Value spiritus 22884 kJ/kg , massa jenis spiritus 0,7918 kg/m:
V =



= 1,961417234 X 10
-4
m
3

4.6. Perhitungan Biaya Perencanaan
4.6.1. Biaya Bahan Baku dan Material
Perhitungan biaya perencanaan bahan dan material yang akan digunakan pada alat
ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Biaya Bahan Baku dan Material
No Nama Bahan Jumlah Harga Satuan Total
1 Nama Bahan 750 1 set Rp 135.000 Rp135.000

2 Pipa tembaga diameter 6,6 mm 2 m Rp 15.000 Rp 30.000
3 Tabung bahan bakar kapasitas 5 liter 1set Rp 105.000 Rp 105.000
4 Besi ST37 diameter7,5 mm 1 Batang Rp
45.000,00
45.000,00
5 Elektroda Las 1 kotak Rp 135.000,00 Rp 135.000,00
Total Rp 450.000,00



30

4.6.2. Biaya Penyewaan Alat Tabel
4.2 Biaya Penyewaan Alat
Nama Alat JumlahJam Harga/ Jam Total
Mesin Las Listrik 3 Rp 6.000,00 Rp 18.000,00
Mesin Las
Asetilin
3 Rp 6.000,00 Rp 18.000,00
Mesin Gerinda
Tangan
2 Rp 4.000,00 Rp 8.000,00
Total Rp 48.000,00


4.6.3. Biaya Upah PekerjaTabel
4.3 Biaya Upah Pekerja
No Jenis Biaya Biaya/ Hari JumlahHari JumlahPekerja Total Harga
1 Gaji Pekerja Rp 44.000,00 1 1 Rp 44.000,00

4.6.4. Total Biaya KeseluruhanTabel
4.4 Total Biaya Keseluruhan
No Jenis Biaya Total
1 Bahan Baku dan Material Rp 450.000,00
2 Biaya Penyewaan Alat Rp 48.000,00
3 Upah Pekerja Rp 44.000,00
Total Rp 542.000,0
31

BAB V
KESIMPULAN
5.1.Kesimpulan
Setelah merencanakan kompor dengan bahan bakar minyak jelantah, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Minyak jelantah dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kompor dengan
cara dilakukan pemanasan terlebih dahulu sehingga mencapai titik nyala yang diperlukan
yaitu 270 C.
2. Selama 1 jam, minyak jelantah yang dipakai adala 0,0286 dan spiritusyang digunakan untuk
pemanasan awal adalah 1,961417234
3. Panjang pipa pemanasan minimal yaitu 0,172 m atau 17,2 cm, panjang pipa pemanasan
akan berpengaruh pada waktu pemanasan awal.
4. Biaya total yang diperlukan untuk membuat kompor minyak jelantah ini yaituRp.
542.000,00.
5.2. Saran
Untuk pengembangan kompor dengan bahan bakar minyak jelantah, penulis memberikan saran-
saran sebagai berikut :
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai minyak jelantah dan pemrosesannya agar bisa lebih
efisien dan kualitas api yang dihasilkan lebih bagus.
2. Kedepannya diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai kompor inidengan bentuk
kompor konvensional agar bisa lebih mudah diaplikasikan dirumah tangga.
3. Untuk pemanasan yang lebih baik sebaiknya menggunakan pemanasan dari listrik.

32

DAFTAR PUSTAKA

1991, Doe Fundamentals Handbook Thermodynamics, Heat Transfer, And Fluid Flow,
Volume 2 from 3, U.S. Department of Energy Washington, D.C. 20585.
Bayu , Asep, 2007, Optimasi Komposisi Katalis Campuran Pekat Dalam Sintesis Metil Ester Melalui Reaksi
Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas Dengan Metanol Sebagai Bahan Biodiesel, Skripsi
FakultasMatematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta.
Bram, 2009, Teori Segitiga Api, termuat di http://www.uklik.net/2009/12/16/teori-segitiga-
api/ diakses tanggal 29 Maret 2010 jam 13.30.
Holman, J.P, 1986, Heat Transfer, 6th edition, McGraw-Hill Book Company, NewYork.
Hydrogen Analysis Resource Center, Lower and Higher Heating Values of Hydrogenand
Fuels, termuat
dihttp://hydrogen.pnl.gov/cocoon/morf/projects/hydrogen/datasheets/lower_and_higher_
heating_values.xls diakses tanggal 22 Juli 2010 jam 13.16.
Iskandar & Irwansyah, 2005, Perencanaan Dan Pembuatan Alat Pembuat Asap Cair, Tugas Akhir Teknik
Mesin, Politeknik Negeri Pontianak, Pontianak.
Kominfo-Newsroom, 2009, Minyak Jelantah Sebagai Salah Satu Bahan BakarAlternatif,
termuat dihttp://www.bipnewsroom.info/?_link=loadnews.php&newsid=58463, diakses
tanggal 25 Maret 2010 jam 11.50.
Pope, J. Edward, 1997, Rules Of Thumb For Mechanical Engineers, Gulf Publishing.Co, Texas.
Rusadi, S.T, 2009, Buku Ajar Teknik Pendingin Dan Perpindahan Panas, Politeknik Negeri Pontianak,
Pontianak.
33

Sanusi, Ahmad, 2008, Oksigen dan Nyala Api, termuat
dihttp://sanoesi.wordpress.com/2008/09/20/oksigen-dan-nyala-api/ diakses tanggal 29
Maret 2010 jam 13.16.
Supraptono, Drs. MPd, 2004, Paparan Kuliah Bahan Bakar Dan Pelumas, Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang
Tabel KapasitasPanas Spesifik, termuat
dihttp://www2.ucdsb.on.ca/tiss/stretton/Database/Specific_Heat_Capacity_Table.html
diakses tanggal 21 Juli 2010 jam 02.24 WIB.
Tambang News, 2010, BPPT Presentasikan Kompor Minyak Jelantah, termuat
dihttp://tambangnews.com/berita/utama/424-bppt-presentasikan-kompor-minyak-
jelantah.html, diakses tanggal 25 Maret 2010 jam 11.34.
UNEP,Peralatan Termal: Bahan Bakar dan Pembakaran, termuat
dihttp://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20%20Fuels%20
and%20combustion%20%28Bahasa%20Indonesia%29.pdf diakses tanggal 3april 2010 jam
00.28
Universitas Indonesia, Bahan Bakar dan Pembakaran, termuat
dihttp://www.chemeng.ui.ac.id/~wulan/Materi/lecture%20notes/umum.PDF tanggal 1
april 2010 jam 10.34Wikipedia Bahasa Indonesia, 2009, Methanol termuat
dihttp://id.wikipedia.org/wiki/Metanol tanggal 21 Juli 2010 jam 12.49.
Wikipedia Bahasa Indonesia, Minyak Jelantah, termuat
dihttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_jelantah diakses tanggal 24 Maret 2010
jam13.00.

34

Yatiman, 2010, Analisis Perubahan Kelengkungan Paraboloid Pada Fluida Yang Diputar, Skripsi
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai