CIPK Kencanawati*1 , NPG Suardana2, I Ketut Gede Sugita3 dan I Wayan Budiasa
Suyasa4
1,2,3)Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana
4)Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana
Abstrak
Getah yang dihasilkan pohon Pinus merkusii digolongkan sebagai oleoresin yang merupakan cairan asam-asam resin
dalam terpentin yang menetes keluar apabila saluran resin pada kayu atau kulit pohon jenis jarum tersayat atau pecah.
Penamaan oleoresin ini dipakai untuk membedakan getah pinus dari getah alamiah (natural resin) yang muncul pada
kulit atau terdapat dalam rongga-rongga jaringan kayu. Getah pinus berwarna kuning pekat dan lengket, yang terdiri
dari asam terpen dan asam abietic, dari hasil penyulingan getah Pinus Merkusii rata-rata dihasilkan 64% gondorukem,
22,5% terpentin, dan 12,5% kotoran.
Melalui penelitian ini dilakukan pengujian density dengan variasi penambahan zat aditif MEKPO pada getah pinus yang
temperatur dan waktu pemanasan berbeda, selanjutnya akan dilakukan pengujian density, kekerasan, kekuatan
bending dan pengamatan morfologynya.
Dari hasil pengujian karakteristik fisik diperoleh densitas bioresin getah pinus berkisar antara 1,06 gr/cm 3 sampai
dengan 1,08 gr/cm3. Dengan tegangan bending dan regangan bending maksimumnya 0,75 MPa dan 0,03. Sedangkan
nilai kekerasan maksimumnya sebesar 8,13 VHN.
Abstract
The pine resin produced by Pinus merkusii tree is classified as oleoresin which is a liquid resin acid in turpentine which
drips out when the resin channel in the wood or needle tree type is cut or broken. The naming of this oleoresin is used
to distinguish pine resin from natural resin that appears on the skin or is present in the cavities of wood tissue. The pine
resin is deep yellow and sticky, which consists of terpene acid and abietic acid, from the result of distillation of the
Pinus Merkusii sap on average produced 64% Gondorukem, 22.5% turpentine, and 12.5% impurity.
Through this research, density testing was carried out with variations in the addition of MEKPO additives on pine resin
which had different temperatures and heating times, then the density, hardness, bending strength and morphological
observations were carried out.
From the results of testing the physical characteristics obtained pine resin bioresin density ranged from 1.06 gr/cm3 to
1.08 gr/cm3. With a bending stress and bending strain the maximum is 0.75 MPa and 0.03. While the maximum
hardness value is 8.13 VHN.
Kekerasan (HVN)
menit dan kemudian dicampurkan mekpo dengan
6
perbandingan 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%, dan diaduk
5
hingga homogen, kemudian dicetak sesuai dengan
4
ASTM pengujian dan dilakukan pengujian bending, uji
3
kekerasan dan pengujian densitas.
2
1
2.1. Alat Penelitian
0
Adapaun alat-alat penelitian yang digunakan 1% 2% 3% 4% 5%
Persentasi mekpo
antara lain :
1. Alat uji bending tensilon RTG 1310 dengan Gambar 2. Grafik hasil pengujian kekerasan
menggunakan ASTM D790 dan timbangan uji
densitas 1,085
1,075
dilapisi aluminium foil
3. Alat ukur: becker, thermometer, stopwatch, 1,07