SAWIT
Tugas Makalah
Untuk memenuhi tugas mata kuliah PRB Limbah Padat dan Gas
Anggota Kelompok :
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas
berjudul “” ini disusun guna memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah PRB
Limbah Padat dan Gas yang diberikan oleh Bapak Ir. H. Prayitno,
Penyusunan tugas ini masih terdapat banyak kesalahan maupun
kekurangan. Baik dari segi isi, tata bahasa, sistematika makalah, dan sebagainya,
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar lebih
baik lagi.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui jenis limbah padat yang dapat diolah melalui proses
gasifikasi.
2. Mengetahui ukuran alat yang digunakan untuk proses gasifikasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Biomassa
Biomassa merupakan suatu bentuk energi diperoleh dari limbah, residu
pertanian, dan kehutanan yang dapat didegradasi secara biologis. Biomassa dalam
industri merupakan produksi energi yang merujuk pada bahan biologis yang hidup
atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk
produksi industrial. Biomassa tidak mencakup material organik yang telah
tertransformasi oleh proses geologis menjadi zat seperti batu bara atau minyak
bumi. Energi dari biomassa merupakan salah satu bagian dari siklus karbon.
Energi biomassa yang terkandung pada tumbuhan diperoleh dari karbondioksida
yang diserap dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis menjadi
energi kimia. Pada saat biomassa dibakar, energinya akan terlepas dalam bentuk
panas. Karbon pada biomassa yang bereaksi dengan oksigen di udara membentuk
karbondioksida, sedangkan karbon yang bereaksi dengan hidrogen akan
membentuk rantai hidrokarbon (metana).
Secara umum, energi dari bahan baku biomassa dapat diperoleh dengan
pembakaran langsung dan tidak langsung oleh proses termokimia[5]. Metode
pembakaran langsung melibatkan biomassa padat seperti arang, batu bara dan
kayu. Sedangkan, metode pembakaran tidak langsung dengan mengkonversi
biomassa padat menjadi cairan (dikenal dengan biofuel) atau gas (dikenal dengan
biogas). Cairan (biofuel) atau gas (biogas) ini kemudian dibakar untuk
menghasilkan panas yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Nilai kalor biomassa tidak jauh berbeda dengan batubara, sehingga energi
biomassa dapat juga digunakan sebagai pembangkit energi listrik menggantikan
batubara. Energi biomassa lebih menjadi diunggulan dari pada energi terbarukan
lain karena proses konversi menjadi energi listrik memiliki nilai investasi yang
lebih murah bila dibandingkan dengan jenis sumber energi terbarukan lainnya.
Dari ketiga rute tersebut, rute yang dapat digunakan untuk menghasilkan gas
produser dengan kandungan utama CO dan H2 adalah rute gasifikasi. Kedua jenis
bahan bakar tersebut kemudian dapat digunakan untuk dikonversi menjadi bahan
kimia lainnya..
Proses gasifikasi biomassa dilakukan dengan cara melakukan pembakaran
secara tidak sempurna di dalam sebuah ruangan yang mampu menahan temperatur
tinggi yang disebut reaktor gasifikasi. Agar pembakaran tidak sempurna dapat
terjadi, maka udara dengan jumlah yang lebih sedikit dari kebutuhan stokiometrik
pembakaran dialirkan ke dalam reaktor untuk mensuplai kebutuhan oksigen
menggunakan fan/blower. Proses pembakaran yang terjadi menyebabkan reaksi
termokimia yang menghasilkan CO, H2, dan gas metan (CH4). Selain itu, dalam
proses ini juga dihasilkan uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO) yang tidak
terbakar.
Proses gasifikasi biomasa terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan pertama
adalah pyrolisis yang terjadi ketika bahan bakar biomasa mulai mengalami
kenaikan temperatur. Pada tahap ini uap air yang terkandung pada biomasa
(tandan kosong kelapa sawit) terlepas dan menghasilkan padatan.
Tahapan kedua adalah terjadinya proses pembakaran (combustion). Pada
tahapan ini volatil dan sebagian arang yang memiliki kandungan karbon (C)
bereaksi dengan oksigen membentuk CO2 dan CO2 serta menghasilkan panas
yang digunakan pada tahap selanjutnya yaitu tahap gasifikasi. Reaksi kimia yang
terjadi pada tahap ini adalah'2':
Reaksi pembakaran
CO + Vi 02 « CO2
H2 + Vi 02 « H20
Tahapan berikutnya adalah tahap gasifikasi. Tahapan ini terjadi ketika arang
bereaksi dengan CO2 dan uap air yang menghasilkan gas CO dan H2 yang
merupakan produk yang diinginkan dari keseluruhan proses gasifikasi. Reaksi
kimia yang terjadi pada tahap ini adalah:
Reaksi Boudouard C + CO2 <=> 2CO
Reaksi water gas C + H20 <=> CO + H2
Tahapan tambahan dalam proses ini adalah tahap water shift reaction.
Melalui tahapan ini, reaksi termo-kimia yang terjadi di dalam reaktor gasifikasi
mencapai keseimbangan. Sebagian CO yang terbentuk dalam reaktor bereaksi
dengan uap air dan membentuk CO2 dan H. Reaksi kimia yang terjadi pada tahap
ini adalah:
Reaksi water shift CO+ H20 <=> CO2 + H2
Jika proses gasifikasi dapat dikendalikan sehingga temperatur reaksi terjadi
di bawah 1000°C, maka akan terjadi reaksi pembentukan CH4. Hal ini terjadi
ketika C bereaksi dengan H2, sesuai dengan reaksi:
Reaksi metana C + 2H2 » CH4
Pada tipe moving-bed, biomas akan mengalir ke bawah secara lambat dalam
reaktor berbentuk tabung, seiring dengan laju pembakaran yang terjadi pada
bagian bawah tumpukan tersebut. Pada tipe tersebut selama proses gasifikasi,
front nyala api terjadi di bagian bawah reaktor, sehingga nama lengkap untuk tipe
ini adalah moving-bed fixed-flame. Reaktor moving bed cocok untuk biomas yang
mudah bergerak ke bawah oleh gaya gravitasi misalnya serpih / cebis kayu (wood
chips), kayu potong kecil, tongkol jagung, tempurung kelapa, dan sebagainya.
Tipe reaktor moving bed yang saat ini beroperasi terdiri dari 2 macam yaitu down-
draft (alir bawah) atau co-current dan up-draft (alir atas) atau counter-current.
Penamaan alir bawah atau atas tersebut adalah berdasar aliran masuknya udara
dan keluarnya gas di dalam reaktor. Karena kandungan tarnya tinggi, reaktor tipe
up-draft hanya cocok untuk memasok gas untuk tungku dan tidak cocok untuk
memasok bahan bakar untuk motor bakar dalam. Untuk memperoleh bahan bakar
bagi motor bakar dalam, reaktor yang cocok adalah tipe down-draft, karena
kandungan tarnya rendah sehingga lebih mudah dan murah untuk
membersihkannya.
PEMBAHASAN
Gambar 9. Siklon
4. Blower
5. Burner
Proses pembuatan tabung reaktor gasifikasi berawal dari proses
pengelasan pelat baja berukuran 785x770x2 mm sehingga membentuk silinder
berongga. Kemudian sebuah silinder yang lebih besar dibuat dari pelat baja
berukuran 1036x770x2 mm. Silinder yang lebih besar ini kemudian dilubangi di
tiga tempat dengan jarak 60o. Tiga buah pipa sepanjang 160 mm berdiameter luar
55 mm dengan ketebalan 3 mm dilas pada tiga lubang yang telah dibuat pada
silinder. Ketiga pipa ini dijadikan sebagai penyangga reaktor. Langkah
selanjutnya adalah melakukan proses pengecoran untuk membentuk insulasi
reaktor gasifikasi. Hal ini dilakukan dengan meletakkan silinder kecil di dalam
silinder yang lebih besar sehingga membentuk annulus. Ruang annulus dan pipa
yang telah dilas kemudian dituangi campuran semen, abu sekam dan air.
Campuran tersebut kemudian dibiarkan mengering dan mengeras. Setelah tabung
reaktor selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah pembuatan ruang arang hasil
gasifikasi. Sebuah pelat berbentuk cincin berukuran diameter dalam 330 mm,
diameter luar 430 mm dan ketebalan 10 mm dilas pada silinder luar tabung
reaktor. Dibawah cincin tersebut sebuah pelat dengan ketebalan 2 mm dilas pada
lingkaran terluar cincin hingga membentuk tabung dengan ketinggian 400 mm.
Sebagai saluran keluar gas hasil gasifikasi, tabung tersebut dilubangi dan sebuah
pipa dengan diameter dalam 2 inchi dilas pada lubang yang telah dibuat. Untuk
memudahkan proses pembuangan arang, bagian dasar reaktor dibuat mengecil
hingga membentuk kerucut. Proses selanjutnya adalah memasang siklon yang
telah dibuat pada pipa tempat keluarnya gas gasifikasi. Pada bagian atas siklon
dipasang blower untuk mengisap gas dari hasil gasifikasi. Kemudian pada blower
juga dipasang dudukan yang sesuai untuk burner agar mempermudah proses
pengelasan.